Makalah Postpartum Blues

24

Transcript of Makalah Postpartum Blues

Page 1: Makalah Postpartum Blues
Page 2: Makalah Postpartum Blues

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Melahirkan bayi merupakan suatu peristiwa sangat penting yang

dinantikan oleh sebagian besar perempuan.Dengan berperan sebagai seorang ibu,

seorang perempuan dapat merasakan hidupnya menjadi lebih berarti dan

bermakna. Namun tidak demikian halnya dengan sebagian kecil perempuan yang

justru merasa sedih, jengkel, lelah, ingin marah saja, putus asa dalam menjalani

tugasnya sebagai seorang ibu. Inilah fenomena depresi pasca melahirkan.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1998-

2001, antara lain di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, ternyata ditemukan bahwa

angka kejadiannya 11-30%, suatu jumlah yang tidak sedikit yang tidak mungkin

dibiarkan begitu saja, terlebih bila mengingat pelbagai dampak negatif yang

menyertainya.

Post partum blues atau Maternity blues atau blues sendiri adalah gejala

depresi yang biasanya dialami oleh perempuan pasca persalinan antara hari ke-7

hingga hari ke-14, yang terjadi untuk sementara waktu dan akan hilang dengan

sendirinya tanpa pengobatan.

Mengingat dampaknya terhadap ibu, anak maupun keluarga, masalah ini

memerlukan perhatian dan penanganan. Dengan penerapan manajemen kebidanan

yang dikembangkan oleh Varney diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus

Postpartum blues di Indonesia.

Page 3: Makalah Postpartum Blues

BAB II

ISI

I. Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan

teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dan rangkaian/tahapan yang logis

untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.(Varney, 1997)

Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan diharapkan

lebih kritis dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil

keputusan. Menurut Helen Varney, ia mengembangkan proses manajemen

kebidanan ini menjadi 7 langkah, yaitu:

1. Mengumpulkan semua dat yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara

keseluruhan.

Pada langkah pertama ini mengumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap yang berkaitan dengan kondisi pasien dengan cara anamnesa,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pengkajian merupakan suatu

langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien.

Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang klien dikumpulkan dan

dianalisis untuk mengevaluasi keadaan klien.

2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah.

Pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi. Interpretasi

data terdiri dari diagnosa kebidanan yang mengacu pada diagnosa nomenklatur,

masalah dan yang disertai dengan dasar.

3. Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

Page 4: Makalah Postpartum Blues

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan

asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan potensial

yang akan timbul dari kondisi yang ada/sudah terjadi dan merumuskan tindakan

antisipasi agar masalah potensial itu tidak terjadi.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan. Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data

mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak

segera untuk kepentingan keselamtan jiwa ibu dan anak.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. langkan ini merupakan kelanjutan

penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, pada langkah ini informasi data yang tidak legkap dapat

dilengkapi.

Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada didukung

dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan

sesuai langkah sebelumnya. perencanaan berkaitan dengan diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan.

6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. pelaksanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainyya, apabila

bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya. Pelaksanaan perencanaan bertujuan untuk

mengatasi diagnosa kebidanan, masalah pasien sesuai rencana yang telah

dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara sistematis agar asuhan

kebidanan dapat diberikan dengan baik.

Page 5: Makalah Postpartum Blues

7. Mengevaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam diagnosa dan masalah,serta mengevaluasi apakah diagnose potensial

muncul dan apakah tindakan antisipasi dilakukan. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ditujukan

untuk mengevaluasi hasil tindakan yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan akan bantuan dan evaluasi hasil tidakan untuk mengatasi masalah

yang muncul.

I. Ilustrasi Kasus

Seorang Ibu Ny. A, berusia 36 tahun, merasa cemas dan emosi labil sejak

seminggu setelah melahirkan. Ia juga mengalami letih yang amat tapi tidak bisa

tidur dengan nyenyak, nafsu makan turun, berat badan mulai menyusut. Ini

merupakan persalinan yang ke-5 yang dialaminya, dengan persalinan sebelumnya

berselang 2 tahun. Kondisi tubuh dan kesiapan mentalnya belum pulih benar,

sehingga dia merasa benar-benar letih, menjadi malas menyusui anaknya, merawat

dirinya dan anaknya. Masalah keluarga seperti masalah keuangan, beban

pekerjaan, kondisi lingkungan di pinggiran kota yang kurang mendukung

menambah beban pikiran Ibu. Diagnosa Ny. A mengalami Postpartum blues.

I. Postpartum blues

A. Gambaran umum

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan saat sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu.

Pengawasan dan asuhan post partum masa nifas sangat diperlukan yang

tujuannya adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis, melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

Page 6: Makalah Postpartum Blues

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian immunisasi pada saat bayi sehat, memberikan

pelayanan KB.

Reaksi emosional yang biasanya muncul pada perempuan di masa nifas

pasca melahirkan yaitu:

1. ‘maternity blues’ atau ‘post partum blues’ atau ‘blues’

2. Psikois pasca persalinan

3. Depresi pasca persalinan.

B. Definisi

Post partum blues atau Maternity blues atau blues adalah gejala depresi

yang biasanya dialami oleh perempuan pasca persalinan antara hari ke-7 hingga

hari ke-14, yang terjadi untuk sementara waktu dan akan hilang dengan

sendirinya tanpa pengobatan.

Gejala-gejala post partum blues, sebagai berikut :

1. Cemas tanpa sebab

2. Menangis tanpa sebab

3. Tidak percaya diri

4. Tidak sabar

5. Sensitif, mudah tersinggung

6. Merasa kurang menyangi bayinya

7. Berpikir obsesif tentang menjadi seorang ibu yang jahat.

8. Emosi positif berkurang.

9. Tidak memperhatikan penampilan dirinya

10. Kurang menjaga kebersihan dirinya

11. Gejala fisiknya seperti : kesulitan bernafas, keletihan yang amat sangat,

ataupun perasaan yang berdebar-debar.

12. Ibu merasakan kesedihan, kecemasan yang berlebihan

13. Ibu merasa kurang diperhatikan oleh suami ataupun keluarga.

Page 7: Makalah Postpartum Blues

C. Penyebab

Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :

1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.

2. Kelelahan pasca melahirkan, dan sakit akibat operasi.

3. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.

4. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.

5. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan

6. Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun

persoalan lainnya dengan suami.

7. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau

remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.

8. ASI tidak keluar.

9. Tajut kehilangan bayi.

10. Rasa bosan si Ibu.

Dengan kata lain para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi

post partum jika mereka terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja

mengalami peristiwa kehidupan yang menakan.

Post partum blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal,

bikimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat

menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga

mencari bantuan dokter.

Beberapa penelitian mendapatkan bahwa Postpartum blues merupakan

suatu fenomena yang terjadi karena kekurangan akan penghargaan sosial akan

peristiwa persalinan, penghargaan sosial terhadap peran transisi seorang ibu

baru.

D. Penanganan Postpartum blues

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :

Page 8: Makalah Postpartum Blues

1. Dengan cara pendekatan komunikasi teraupetik

Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara

bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :

a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.

b. Dapat memahami dirinya

c. Dapat mendukung tindakan konstruksi

2. Peningkatan support mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan

psikologis yang berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi

setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase, sebagai berikut :

a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus

perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri, pengalaman selama proses

persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini membuat

cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.

b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

persalinan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya

dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu

karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul

percaya diri.

c. Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

E. Pencegahan

Post partum blues dapat dicegah dengan cara :

1. Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga

untuk selalu memperhatikan si ibu

Page 9: Makalah Postpartum Blues

2. Menu makanan yang seimbang

3. Olah raga secara teratur

4. Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan bayinya.

5. Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami

6. Rekreasi

Page 10: Makalah Postpartum Blues

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

DENGAN POST PARTUM BLUES, TERHADAP Ny. “IR” DI BPS BUNDA

DELIMA WATES KEC. GADINGREJO KAB. TANGGAMUS

I. PENGUMPULAN DATA DASAR

A. Identitas/Biodata

Nama Ibu : Ny. IR Nama Suami : Tn. A

Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Buruh Cuci Pekerjaan : Pedagang Asongan

Alamat : Jln. Setia Gg. IV/C Alamat : Jln. Setia Gg. IV/C

Sukaraja Sukaraja

B. Anamnesa

Anamnesa tanggal 8 Januari 2010

1. Keluhan utama

Ibu dengan G6P5A1 post partum 4 hari yang lalu mengatakan merasa

kantuk tapi sulit tidur, merasa letih, ada keinginan untuk marah setiap

dekat dengan bayinya, kadang memukul bayinya tapi menyesal dan

menangis setelah melakukan itu.

2. Riwayat Persalinan saat ini

Anak lahir spontan pada hari senin tanggal 28 Desember 2010 pukul 18.30

WIB , dengan berat badan 2,4 kg, panjang 40 cm, di usia kehamilan 35

minggu. Kesulitan persalinan yang dialami adalah hampir kehabisan air

ketuban.

Page 11: Makalah Postpartum Blues

3. Pola hidup sehari-hari

Selama masa kehamilan ibu kurang mendapatkan nutrisi yang cukup.

Makan 3 kali sehari, nafsu makan sering hilang. Ibu sering mulas dan diare

selama masa kehamilan. Waktu istirahat kurang dan jarang bisa tidur

nyenyak. Aktivitas Ibu di siang hari padat dan melelahkan. Kondisi

lingkungan terdapat banyak sampah, air kadang tidak jernih.

II. Interprestasi Data Dasar

A. Data

1. Ibu post partum tanggal 07 Agustus 2007 pukul 18.30 WIB

2. Ibu mengatakan merasa kantuk tapi sulit tidur, merasa letih, ada keinginan

untuk marah setiap dekat dengan bayinya, kadang memukul bayinya tapi

menyesal dan menangis setelah melakukan itu.

B. Diagnosa

Ibu G6P5A1, kondisi pasca persalinan dengan Postpartum blues.

A. Masalah

1. Ibu merasakan kantuk yang amat sangat, tapi tidak bisa tidur nyenyak.

2. Ibu cemas dan gelisah

3. Ibu tidak perhatian terhadap bayinya

4. Ibu tidak ada perhatian pada penampilan dirinya

5. Nafsu makan berkurang.

III.Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dasar

Tindakan antisipasi:

A. Menganjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau

keluarga untuk selalu memperhatikan si ibu

Page 12: Makalah Postpartum Blues

B. Memilihkan menu makanan yang seimbang

C. Meminta bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan

bayinya.

D. Menyarankan untuk mengurangi beban pekerjaan ibu.

IV. Kebutuhan

Tindakan segera:

Kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapat therapy

V. Rencana Asuhan

Rencana asuhan yang akan diberikan kepada Ibu dengan kasus postpartum

blues:

1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini

2. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

3. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya personal hygiene

4. Menganjurkan ibu untuk beristirahat

5. Jelaskan pada ibu tentang faktor-faktor yang memperberat depresi.

6. Kolaborasi dengan dokter/psikiater.

VI. Implementasi / Pelaksanaan

1. Menjelaskan bahwa ibu berada dalam masa nifas dengan depresi, yang

ditandai dengan gejala sulit tidur, tidak nafsu makan, cemas, perasaan tidak

berdaya tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, tidak

ada perhatian dengan penampilan, kebersihan dirinya dan bayinya. Hal ini

dapat dicegah dengan ibu merawat diri, makan dengan menu seimbang olah

raga, istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan. Mintalah

bantuan keluarga, teman, tetangga untuk menjaga bayi sementara saat tidur,

rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama bayi dan bersama suami dan

jika dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah.

Page 13: Makalah Postpartum Blues

2. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan

keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang

lain.

3. Menganjurkan tentang perawatan bayi sehari-hari seperti menggendongnya

bila bayi menangis, menyusuinya, mengganti popoknya bila basah, menjaga

bayinya tetap kering, bersih dan hangat, agar ibu merasa lebih dekat dengan

bayinya, menyukainya dan mulai tumbuh kasi sayangnya pada bayinya.

Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu

membutuhkan pengertian emosional, konseling, serta tenggang waktu untuk

lepas sejenak dari kegiatan merawat bayi, bantuan dari keluarga dan teman

sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian masalah.

Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya.

4. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan

usahakanlah kalau siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan

pada keluarga selalu memantau pola istirahat ibu.

5. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat depresi seperti kurangnya

dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan,

jumlah anak dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah

melahirkan.

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi yaitu

psikoterapi dan pengobatan seperti penenangan.

VII. Evaluasi

1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini

2. Kondisi mental dan fisik ibu semakin membaik dengan bertambahnya nafsu

makan Ibu, tapi belum mau membersihkan diri dengan keramas.

3. Adanya dukungan dari pihak keluarga untuk mengatasi masalah ini.

Page 14: Makalah Postpartum Blues

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-

langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan

dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah

kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi

klien.

Manajemen Kebidanan yang dikembangkan oleh Helen Varney ini dapat

diterapkan untuk menangani masalah yang mungkin muncul di daerah pinggiran

kota, seperti kasus Postpartum blues.

Page 15: Makalah Postpartum Blues

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Manajemen Kebidanan.http://www.manajemenkebidanan.com. Di

akses tanggal 19 Januari 2010

Elvira, Sylvia D. 2006. Depresi Pasca Persalinan. Balai Penerbit FKUI:Jakarta.

Estiwidani, Dwana, dkk. 2008. Konsep kebidanan. Fitramaya:Yogyakarta.

Gjerdingen, Dwenda. 2003. The Effectiveness of Various Postpartum Depression Treatments and the Impact of Antidepressant Drugs on Nursing Infants. The Journal of the American Board of Family Practice. 16:372-382

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. EGC:Jakarta.

Varney, Helen, Jan M. Kriebs dan Carolyn L. Gegor. 2002. Buku Saku Bidan. EGC:Jakarta.

Page 16: Makalah Postpartum Blues

MAKALAH

PENERAPAN MANAJEMEN KEBIDANAN UNTUK

MENGATASI MASALAH POSTPARTUM BLUES DI

KOMUNITAS PINGGIRAN KOTA

Oleh :

Siti Erma Fauziana

R0109030

JURUSAN D4 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010