Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup Analisis Kerusakan Jembatan Sungai Keruh
-
Upload
asnia-yulinda-utami -
Category
Documents
-
view
39 -
download
6
description
Transcript of Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup Analisis Kerusakan Jembatan Sungai Keruh
Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup
Analisis Kerusakan Jembatan Sungai Keruh
Disusun oleh:
Nama : Asnia Yulinda Utami
NIM : 4311413040
Prodi : Kimia
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan lingkungan merupakan masalah kita bersama. Permasalahan lingkungan
semakin hari semakin banyak terjadi di sekitar kita pada awalnya masalah lingkungan
merupakan masalah yang terjadi secara natural, yaitu tanpa menimbulkan akibat yang berarti
bagi tata lingungan itu sendiri dan dapat pulih atau kembali membaik secara alami pula. Akan
tetapi sekarang masalah lingkungan bukan lagi merupakan sebuah masalah yang bersifat natural
atau alami lagi, dalam hal ini dikarenakan manusia memberikan faktor penyebab yang sangat
besar bagi peristiwa-peristiwa lingkungan.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita perlu mengetahui permasalahan lingkungan di
Indonesia, minimal di daerah sekitar rumah kita. Hal ini dikarenakan supaya kita paham dan
peduli terhadap daerah disekitar kita, agar kita dapat berpikir untuk mencoba mencari solusi yang
sekiranya tepat dalam mengatasi masalah lingkungan di sekitar kita, dengan begitu kita dapat
turut serta dalam memikirkan lingkungan sekitar kita. Dalam menyelesaikan permasalahan
lingkungan tentunya kita harus paham mengenai masalah, penyebab, dan terutama kondisi
fisiknya, oleh karena itu kita harus turun langsung ke lapangan untuk mengetahui secara pasti
kondisinya.
Sehubungan dengan masalah tersebut, penulis menyusun makalah dengan mengambil
tema “Menganalisis Permasalahan Lingkungan disekitar Tempat Tinggal” agar dapat mengetahui
setidaknya satu permasalahan disekitar tempat tinggal penulis dan memikirkan solusi yang tepat
dalam mengatasi masalah tersebut.
Rumusan Masalah
1. Apa permasalahan lingkungan di sekitar tempat tinggal anda ?
2. Apa penyebab permasalan lingkungan tersebut ?
3. Apa saja solusi yang anda tawarkan dalam mengatasi permasalahan lingkungan tersebut ?
Tujuan
1. Mengetahui salah satu permasalahan lingkungan disekitar tempat tinggal kita
2. Mengetahui penyebab dari masalah lingkungan tersebut
3. Memberikan solusi yang sekiranya tepat dalam mengatasi masalah lingkungan tersebut.
BAB II
ISI
1. Permasalahan lingkungan disekitar rumah
Lingkungan dan permasalahan pada umumnya
Masalah lingkungan sudah ada sejak dahulu kala, tetapi dampaknya yang lebih luas
dirasakan mulai pada dasawarsa 1950-an, akibat dari berkembangnya teknologi. Menurut
Soeriaatmadja (1990), suatu penemuan yang sangat besar dampaknya terhadap alam pikiran
manusia pada abad ke 20 ini ialah ketika manusia berhasil pertama kalinya mengarungi luar
dengan pesawat luar angkasa. Dari jendela pesawatpara astronot dapat melihat planet bumi
kita yang dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup. Pandangan lama menganggap
bahwa manusia hidup di tengah-tengah berbagai benua yang terhampar luas tanpa batas dan
dipisahkan oleh samudra yang batasnya tak jelas. Sehingga dengan berhasilnya manusia
mengarungi angkasa luar, manusia juga dapat mengamati kerusakan planet bumi dari atas
bumi.
Kerusakan lingkungan juga mengakibatkan kerusakan kehidupan. Beberapa hal pokok
yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran
lintas batas negara.
Gambaran daerah disekitar tempat tinggal yang menjadi objek pengamatan
Daerah yang menjadi tinjauan penulis dalam mengamati permasalahan lingkunganya
adalah disekitar tempat tinggal penulis yaitu di Bumiayu atau lebih tepatnya objek sasaran
penulis adalah di jembatan sungai keruh. Jembatan sungai keruh yang saya amati adalah
yang berada di Jalan Lingkar Bumiayu yang terletak di kecamatan Bumiayu. Semenjak jalan
utama di kota Bumiayu hanya dibatasi untuk kendaraan kecil, maka otomatis kendaraan
besar jalurnya dipindahkan ke jalan lingkar, sehingga banyak kendaraan besar yang berlalu-
lalang di jalan lingkar. Jembatan ini panjangnya mencapai 80 meter dan merupakan
penghubung Tegal-Brebes-Purwokerto.
Permasalahan yang disoroti
Penulis memilih jembatan sungai keruh sebagai objek pengamatan dalam menyusun
makalah dikarenakan jembatan selalu mengalami kerusakan saat sungai mengalami banjir
terutama saat musim hujan. Berungkali pemerintah melakukan perbaikan, namun hampir
setiap setahun setelahnya selalu rusak kembali. Contohnya pada tahun 2012 jembatan sungai
keruh mengalami jebol pada bagian talud pengaman jembatan dan oprit jembatan sepanjang
15 meter, padahal pada tahun sebelumnya telah terjadi kerusakan yang sama.
Dibawah ini adalah beberapa gambar saat Jembatan Sungai Keruh mengalami
kerusakan saat diterjang banjir pada tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan gambar diatas terlihat kerusakan terjadi pada jembatan sisi pinggir, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa faktor kerusakan ada pada jembatan bagian pinggir yang
mungkin dikarenakan struktur tanah yang telah terkikis. Pada gambar lain memperlihatkann
telah terjadi erosi pada daerah sekitar jembatan.
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainya)
akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain
di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan Informasi yang
penulis peroleh adalah dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi
sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat
kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan
konstruksi/pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah
yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh
lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor
terbesar yang memudahkan terjadinya kerusakan jembatan saat diterjang banjir adalah erosi
yang terjadi pada daerah sekitar jembatan, dan erosi itu sendiri yang kaitanya diakibatkan
oleh aktivitas alam serta karena perbuatan manusia.
2. Penyebab permasalahan lingkungan disekiar tempat tinggal
Penyebab masalah lingkungan hidup secara umum
Banyak hal yang mendasari terjadinya permasalahan lingkungan di Indonesia. Pada
mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa
yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan
akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kemudian secara alami.
Akan tetapi, sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang
semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang sangat
signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Tidak bisa disangkal bahwa
masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor manusia jauh lebih
besar dan rumit dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Manusia dengan berbagai
dimensinya, terutama dengan faktor mobilitas pertumbuhanya, akal pikiran dengan segala
perkembangan aspek-aspek kebudayaanya, dan begitu juga dengan faktor proses masa atau
zaman yang mengubah karakter dan pandangan manusia, merupakan faktor yang lebih tepat
dikaitkan kepada masalah-masalah lingkungan hidup.
Analisis penyebab permasalahan lingkungan
Dengan melihat kondisi lapangan terlihat bahwa disekitar jembatan telah terjadi
banyak erosi, erosi itu sendiri diakibatkan oleh alam dan manusia. Namun berdasarkan
pengamatan yang penulis lakukan, faktor terbesar adanya erosi adalah karena adanya
aktivitas manusia.
Banyak aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan tanah di sekitar jembatan
contohnya seperti adanya penambangan pasir, pasir batu, dan batu Sungai Keruh yang
banyak dilakukan masyarakat. Aktivitas yang merupakan galian C tersebut telah merusak
sungai dan juga membuat erosi sungai. Apabila aktivitas tersebut terus dilakukan maka
struktur sungai akan berubah dengan berkurangnya pasir dan batu sehingga hal itu akan
membuat aliran air semakin deras, sehingga dasar sungai dan tebing jembatan mudah
terkikis atau mengalami erosi, serta jika dibiarkan lama makan fondasi jembatan tak lagi
sempurna.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan bahwa hampir semua penambangan
batu dan pasir di Sungai Keruh ternyata belum memilki izin. Dari begitu banyak
penambangan hanya ada dua yang telah memiliki izin. Dalam hal ini seharusnya pemerintah
daerah harus lebih tegas dalam menyikapi hal tersebut.
Pada gambar dibawah yang tengah terlihat adanya delta yang telah ditanami
tumbuhan, sehingga adanya delta tersebut telah membagi dua aliran sungai. Adanya delta
membuat aliran sungai sedikit terhambat dan jikalau banjir maka hal tersebut membuat
aliran sungai sedikit terganggu. Delta tersebut tidak semata-mata terbentuk dengan
sendirinya. Banyaknya penambangan yang terletak beberapa ratus meter sebelum jembatan
telah mengakibatkan terjadinya longsor, lalu bebatuan dan ataupun tanah longsoran terbawa
oleh arus air. Tumpukan bebatuan dan tanah longsoran lama-lama akan terkumpul dan akan
membentuk delta.
Manusia dalam hal ini masyarakat sekitar sungai keruh atau pihak-pihak yang
memanfaatkan sungai keruh telah menyalahi prinsip-prinsip etika lingkungan. Masyarakat
kurang menyadari pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya
secara berlebihan tanpa adanya tindakan memperbaiki.
3. Solusi dalam mengatasi permasalahan lingkugan
Solusi yang pemerintah lakukan
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kerusakan jembatan.
Penanganan pertama dari pemerintah melalui dinas pekerjaan umum adalah dengan
melaksanakan pengamanan Abutment Jembatan Sungai Keruh dengan penanganan Bronjong
kawat yang bertujuan untuk mencegah meluasnya longsoran. Namun karena sungai berarus
sangat deras dan membawa material bebatuan besar, maka pemerintah melakukan
penanganan permanen (cyclop dan pasangan batu) yang bertujuan agar diwaktu yang akan
datang tidak terjadi lagi kerusakan jembatan. Akan tetapi dalam pelaksananya terdapat
beberapa kendala yang salah satunya adalah karena derasnya aliran sungai dan membawa
material-material yang dapat merusak jembatan dan bronjong. Dibawah ini adalah gambar
yang menunjukan beberapa bukti penanganan yang telah pemerintah lakukan seperti
membuat bronjong kawat yang sifatnya tidak permanen dan mudah rusak, serta pada bagian
mendekati jembatan bronjongnya dilapisi dengan semen yang sifatnya lebih kuat.
Analisis penanganan dari pemerintah
Dari berbagai cara yang telah dilakukan oleh pemerintah masih terlihat banyak
kekurangan yang terjadi. Seperti contoh pada gambar dibawah ini memperlihatkan upaya
pemerintah dalam menangani kerusakan jembatan kurang maksimal. Pada gambar paling
kiri terlihat masih ada bagian bronjong kawat yang belum terlapisi oleh semen, padahal
apabila bronjong kawat itu terkena air sungai maka kawat akan mudah terkikis dan lama
kelamaan akan mudah lepas sehingga batu yang didalamnya lepas keluar sehingga pada
bagian itu akan bolong dan tebing jembatan akan rapuh kembali serta kemungkinan
kerusakan jembatan akan terjadi lagi. Pada dua gambar lain juga terlihat pemerintah dalam
melakukan masih menggunakan bronjong kawat yang sifatnya tidak permanen.
Tentu saja kita tidak boleh hanya menyalahkan pemerintah, karena keterbatasan
anggaran biaya sehingga pemerintah kurang perfect dalam menangani kerusakan yang
terjadi pada jembatan, namun kita mengharapkan agar pemerintah lebih tegas dalam
menyikapi perbuatan masyarakat sekitar yang telah menyalahi etika lingkungan hidup, serta
sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan seharusnya sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan.
Solusi yang dapat penulis tawarkan
Dalam menangani kerusakan jembatan seharusnya pondasi dibuat lebih kuat lagi,
karena lebih baik melakukan penanganan besar-besaran sekali dengan biaya besar tapi
kokoh daripada melakukan penanganan berulang-ulang tapi rusak kembali sehingga justru
akan membuang uang. Pembebasan lahan disekitar jembatan dari pertanian juga mungkin
perlu dilakukan dengan menggantinya dengan ditanami tanaman yang memiliki akar yang
mampu mengikat air dan tanah. Opsi lain adalah dengan membangun sengkedan disekitar
jembatan sungai keruh untuk mengurangi terjadinya erosi.
Selain melakukan penanganan akan lebih baik lagi apabila melakukan pencegahan
sedini mungkin agar tidak terjadi kerusakan lagi. Contohnya adalah dengan melakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar Jembatan Sungai Keruh dan pihak-pihak yang terkait
dalam pemanfaatan sungai keruh. Dengan memberikan pengetahuan akan pentingnya
menjaga lingkungan dan menjelaskan dampak buruk yang akan terjadi apabila tidak
merawatnya dapat memberikan modal awal kepada masyarakat untuk peduli kepada
lingkungan. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengawasan untuk daerah
pinggir sungai keruh, karena dampaknya tidak hanya pada jembatan tetapi daerah lain yang
berada dipinggir sungai keruh juga tanahnya selalu mengalami erosi dan berkurang setiap
tahunya, hal ini jika dibiarkan bertahun-tahun akan sangat membahayakan pemukiman
masyarakat sekitar.
Cara tersebut diatas hendaknya dilakukan secara serentak oleh seluruh masyarakat
bumiayu terutama sekitar sungai keruh dan pihak-pihak yang memanfaatkan sungai keruh
serta dengan bantuan pengawasan dari pemerintah, sehingga akan tercipta keseimbangan
ekosistem dan insya Allah tidak akan terjadi lagi kerusakan lingkungan dengan kesadaran
bersama akan pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup manusia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jembatan Sungai Keruh selalu mengalami kerusakan saat sungai banjir terutama saat
musim hujan, dan berungkali pemerintah melakukan perbaikan namun hampir setiap
setahun setelahnya selalu rusak kembali.
2. Manusia dalam hal ini masyarakat sekitar sungai keruh atau pihak-pihak yang
memanfaatkan sungai keruh telah menyalahi prinsip-prinsip etika lingkungan.
Masyarakat kurang menyadari pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan
sumber daya secara berlebihan tanpa adanya tindakan memperbaiki.
3. Solusi permasalahan hendaknya dilakukan secara serentak oleh seluruh masyarakat
bumiayu terutama sekitar sungai keruh dan pihak-pihak yang memanfaatkan sungai
keruh serta dengan bantuan pengawasan dari pemerintah, sehingga akan tercipta
keseimbangan ekosistem dan insya Allah tidak akan terjadi lagi kerusakan lingkungan
dengan kesadaran bersama akan pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup
manusia
Saran
1. Masyarakat pada umumnya dan masyarakat sekitar Sungai Keruh pada khususnya
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip etika lingkungan dalam kehidupan sehari-
hari agar tercipta keseimbangan ekosistem.
2. Pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan lingkungan dan bertindak tegas
apabila ada masyarakat yang yang merusak lingkungan.
3. Dibutuhkan kesadaran bersama akan pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup
manusia agar tidak terjadi lagi kerusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahim S.E, 1995. Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pengendalian Erosi Tanah. UNSRI. Palembang.
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi, 2013. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Imam, Supardi, 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung. PT Alumni.
http://www.pu.go.id/saran/kumpulan_saran_terjawab/2012/320
Lampiran
Gambar-gambar yang diambil saat penulis melakukan observasi di Jembatan Sungai
Keruh, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.