Makalah pembelajaran inquiry
-
Upload
ryni-svinndal -
Category
Education
-
view
408 -
download
6
Transcript of Makalah pembelajaran inquiry
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan ada beberapa hal yang harus
dilakukan diantaranya adalah strategi pembelajaran dalam mendidik peserta didik.
Strategi pembelajaran sangatlah banyak, namun yang akan kami bahas dalam
makalah ini ialah strategi pembelajaran inquiry
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung akan tetapi peran siswa dalam strategi ini adalah
mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing untuk siswa.
Strategi pembelajaran ini berawal dari asumsi bahwa manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu yang bisa diindra.
Dalam makalah ini yang akan kami bahas ialah pengertian, ciri-ciri,
prinsip-prinsip, langkah-langkah, keunggulan, dan kelemahan dari strategi
pembelajaran inquiry.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inqury?
2. Bagaimana ciri ciri inquiry?
3. Bagaimana prinsip-prinsip inquiry ?
4. Bagaimana langkah-langkah inquiry ?
5. Apa saja komponen pendekatan inquiry?
6. Apa saja jenis pendekatan inquiry?
7. Apa saja tingkatan inquiry ?
8. Apa saja kelemahan dan kelebihan pendekatan inquiry?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari inquiry
2. Mengetahui ciri ciri inquiry
3. Memahami prinsip-prinsi inquiry
4. Mengetahui langkah-langkah inquiry
5. Mengetahui komponen dari pendekatan inquiry
6. Mengetahui jenis pendekatan inquiry
7. Mengetahui tingkatan inquiry
8. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari pendekatan inquiry
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendekatan inquiry
Model inquiry didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan
yang ditemukan orang lain.
Hamalik (2001:63) mengemukakan bahwa pembelajaran berdasarkan
inquiry (inquiry based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa
di mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau
mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan
struktur kelompok yang diharuskan secara jelas.
Strategi pembelajaran inquiry menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Strategi pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inquiry sebagai
pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-
gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
3
Trowbridge & Bybee (1990) menyatakan bahwa model inquiry adalah
sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan
perilaku. Inquiry merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana
belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan
berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce &
Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inquiry adalah salah satu strategi yang
digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inquiry merupakan sebuah
strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk
menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan
prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-
masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge & Bybee (1990) menjelaskan model
inquiry sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan
menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut,
Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inquiry adalah menata
lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan
bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge & Bybee, Amien (1987) dan
Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inquiry adalah suatu perluasan proses
discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan
pada proses discovery, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan
sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inquiry
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inquiry ini
4
siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur,
kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
B. Ciri ciri pendekatan inquiry
Strategi pembelajaran inquiry memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa
dipahami, diantaranya:
1) Strategi inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, strategi pembelajaran ini menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab
antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan strategi
pembelajaran ini.
3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiry siswa tak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir
5
secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi
pembelajaran ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian,
sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran.
C. Prinsip kerja pendekatan inquiry
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inquiry harus berpegang
pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan
berjalan lancar dan sesuai tujuan. Adapun prinsip penggunaan strategi
pembelajaran inquiry :
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi ini adalah pengembangan kemampuan ber-
pikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inquiry selain berorientasi
kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b) Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c) Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inquiry
sangat diperlukan.
d) Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan po-
6
tensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan peng-
gunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-
annya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D. Langkah langkah pendekatan inquiry
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inquiry adalah:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya
dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inquiry, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
7
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh ke dalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inquiry,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-
merlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu,
tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan dalam mengaplikasikannya
karena siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak
apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan
dalam belajar. Jika guru menemukan gejala-gejala seperti ini, maka guru
hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa
untuk belajar dengan memberikan berbagai jenis pertanyaan secara merata
kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pe-
8
ngumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional, yaitu kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi
harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan hal penting dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena
itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data yang relevan.
E. Komponen komponen dalam pendekatan inquiry
Walaupun dalam praktek aplikasi pendekatan inquiry sangat
beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat
disebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ini memiliki lima
komponen yang umum, yaitu:
1. Question. Pembelajarn biasanya dengan sebuah pertanyaan pembuka yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan kekaguman siswa akan suatu
fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan
sebagai pengarah ke pertanyaan ini yang akan dipecahkan oleh siswa.
Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang
harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa
dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis dan
analisis. Jawaban dari pertanyaan ini tidak dapat ditemukan misalnya
dibuku teks, malinkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2. Student engagement. Dalam metode ini keterlibatan aktif siswa merupakan
suatu kaharusan sedangkan peran guru adalah sebagi fasilitator. Siswa
9
bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau
menjawab soal-soal pada akhir bab setiap buku, melainkan dituntut terlibat
dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukan pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari atau alam melakukan sebuah investigasi.
3. Cooperative interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi bekerja
berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetensi. Jawaban dari
permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk
mungkin saja semua jawaban benar.
4. Performance evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa
diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk
produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-
lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5. Variety of resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam
sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster,
wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
F. Jenis Pendekatan Inquiry
a. Inquiry terstruktur, siswa mengikuti dengan tepat instruksi guru untuk
menyelesaikan kegiatan secara langsung dengan sempurna. Petunjuk yang
diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti, misalnya
mengapa air yang mendidih mengeluarkan gelembung udara?
b. Inquiry terbimbing, siswa mengembangkan cara kerja untuk menyelidiki
pertanyaan yang dipilih atau diberikan guru. Dalam hal ini siswa
melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientist.
c. Inquiry bebas, berdasarkan masalah yang diajukan guru, denga konsep
atau teori yang sudah dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk
menentukan kebenarannya.
10
G. Tingkatan inquiry
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inquiry yang meliputi
topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau
rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan
kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan inquiry menjadi lima tingkat
yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur
(structured science experiences), inquiry terbimbing (guided inquiry), inquiry
siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student
research).
Klasifikasi inquiry menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat
kesederhanaan kegiatan siswa dan dikatakan sebaiknya penerapan inquiry
yang berkelanjutan, dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.
1. Traditional hands-on praktikum ( traditional hands-on ) adalah tipe
inquiry yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan
seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus
ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap.
2. Pengalaman sains yang terstruktur. Tipe inquiry berikutnya ialah
pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), yaitu
kegiatan di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan
prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh
siswa.
3. Jenis yang ketiga ialah inquiry terbimbing (guided inquiry), siswa
diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur,
menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri,
sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan
penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
4. Inquiry siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan
sebagai inquiry penuh karena pada tingkatan ini siswa
bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru
hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan.
11
5. Tipe inquiry yang paling kompleks ialah penelitian siswa ( student
research ). Pada tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inquiry menjadi tangungjawab siswa.
Ahli lain yaitu Tomlinson, C. & Callahan, C.M. (1992) menyusun
klasifikasi inquiry lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada
tiga bentuk keterlibatan siswa di dalam inquiry, yaitu: (a) identifikasi masalah,
(b) pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah, dan (c)
identifikasi solusi tentatif terhadap masalah.
G. Keunggulan dan kelemahanStrategi Pembelajaran Inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
3. Strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, yaitu siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai
kelemahan, antara lain adalah :
1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
12
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan, dapat disimpulkan
bahwa inquiry merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk
memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Sehingga
dalam model inquiry, siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet,
objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
Dalam strategi ini terdapat keunggulan dan kelemahan sehingga guru
harus mengerti dan memahami kondisi kelas yang di ajar sebelum memutuskan
untuk menggunakannya sebagai strategi dalam mengajar. Meski demikian,
startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud
Bruce, W.C. & J.K. Bruce. (1992) . Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing Company, Inc.
Cleaf, D.W.V. (1991). Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn and Bacon.
H Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.
Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sund dan Trowbridge. (1973). Science; Study and teaching (Secondary).
Columbus, Ohio : Merrill.
Tomlinson, C., & Callahan, C.M. (1992). Contributions of gifted e ducation to
general education in a time of change.
Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science
Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company
15
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Inquiry …………………………………… 3
B. Ciri-ciri Pembelajaran Inquiry………………………………………. 5
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inquiry ……………………………… 6
D. Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry ……………………………. 7
E. Komponen-Komponen Pembelajaran Inquiry ……………………… 9
F. Jenis-Jenis Pembelajaran Inquiry……………………………………10
G. Tingkatan-Tingkatan Pembelajaran Inquiri…………………………11
H. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiri…………………12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan….……………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
16
KATA PENGANTAR
Tiada kata seindah “Alhamdulillah”, penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga segala
persiapan, pelaksanaan hingga penyusunan makalah ini dapat diwujudkan sebagai
wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Makalah ini berjudul “Pembelajaran Inquiri dan Implementasinya”.
Penulis menyadari bahwa karya ini tidak dapat hadir dan rampung tanpa bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada dosen pengampu mata kuliah “Pembelajaran Inquiry
dan Implementasinya Prof. Dr. Hj. NURHAYATI, M.Pd., atas bantuannya
selama penyusunan makalah ini.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT
senantiasa melindungi dan melimpahkan anugerahNya di setiap aktivitas kita yang
bermanfaat. Amin
Makassar, September 2013
Penyusun
17
Tugas : Kelompok M.K : Strategi Belajar Mengajar BiologiDosen Pengasuh : Prof. Dr.Hj. Nurhayati B., M.Pd
PEMBELAJARAN INQUIRY DAN IMPLEMENTASINYA
Oleh : KELOMPOK 5
SAHRINI RAUF : 13B13014
TAJUDDIN KACANG : 13B13015
ARDIANTO : 13B13018
LILIS PAULUS : 13B13019
18
PERTANYAAN PADA SAAT PRESENTASI
1. Apakah ada solusi untuk mengatasi kelemahan kelemahan untuk
kelancaran metode pembelajaran ini ?
- Kesulitan mengontrol siswa dapat diatasi dengan guru harus aktif
mengajak siswanya berdialog dan berdiskusi, bisa juga menggunakan
laptop untuk memfokuskan perhatian siswa, di samping itu bisa dilakukan
pembagian kelompok misalnya tutor sebaya.
- Kesulitan membagi waktu yang panjang dapat di atasi lebih awal pada
saat pembuatan program tahunan, program semester dan juga RPP
sehingga tidak terjadi kesulitan dalam mengatur waktu pada saat
menerapkannya. Misalnya jika waktunya terlalu kurang, sehingga materi
tidak selesai maka bisa digunakan waktu tambahan pada saat pekan
cadangan untuk menuntaskan pembelajarannya.
- Harus ada indikatornya, dengan memberikan ujian untuk menentukan
siapa yang berhasil dan siapa yang belum berhasil.
2. Dimanakan benang merah antara keterampilan proses dengan pendekatan
inquiry ?
- Benang merahnya adalah keterampilan proses dan pendekatan inquiry
sama-sama menginginkan siswa aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan guru sebaiknya hanya sebagai fasilitator saja. Kemudian
inquiry merupakan salah satu penjabaran dari keterampilan proses.
- Sama sama menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan
efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas
19
menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah
perbuatan (fisik).
3. Pendekatan konstruktivisme dan inquiry dimanakah letak perbedaanya?
- Sebenarnya pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu acuan
dalam pembelajaran inquiry, pendekatan pendekatan yang sudah di bahas
sebelumnya menekankan bahwa siswa aktif dalam proses pembelajaran
dan guru hanya sebagai fasilitator termasuk pada pendekatan
konstruktivisme. Hanya dalam hal ini inquiry lebih menekankan tentang
proses Investigasi yang dilakukan oleh siswa. Investigasi ini difokuskan
untuk memahami konsep-konsep sains dan meningkatkan keterampilan
proses berpikir ilmiah siswa. Pendekatan konstruktivisme masih bersifat
umum yang mewadahi beberapa metode pembelajaran akan tetapi sama
sama meyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses
berpikir secara ilmiah.
4. Apa beda dari metode dan pendekatan ?
- Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dengan kata lain pendekatan adalah konsep
dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
- Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
20