Makalah pelayanan edukatif

26
MAKALAH ASKEB V (KOMUNITAS) STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS MELALUI PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT DISUSUN OLEH KELOMPOK 2: 1. NUR FITRYANI (1013000230) 2. RENITA RISKY AMELIANI (1013000247) 3. THERESIA SARY ANDREAS (1013000253) 4. ANDIANA KANENDYAH PUTRI(1013000254) 5. ASRI KHOIRUNNISA (1013000256) 6. RUSDHANI MARGIANI (1013000259) 7. FLORIDA O BUNGA (1013000260) 8. MERIZA ZULFA (1013000263) 9. RIZKIA TAUHIDILLAH (1013000266) 10. MASANIA ZEGA (1013000267) 11. MARISA SAFITRI (130420273) 12. CINDI IZA NURJANAH (130420275)

Transcript of Makalah pelayanan edukatif

Page 1: Makalah pelayanan edukatif

MAKALAH ASKEB V (KOMUNITAS)

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS MELALUI PENDEKATAN

EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1. NUR FITRYANI (1013000230)

2. RENITA RISKY AMELIANI (1013000247)

3. THERESIA SARY ANDREAS (1013000253)

4. ANDIANA KANENDYAH PUTRI(1013000254)

5. ASRI KHOIRUNNISA (1013000256)

6. RUSDHANI MARGIANI (1013000259)

7. FLORIDA O BUNGA (1013000260)

8. MERIZA ZULFA (1013000263)

9. RIZKIA TAUHIDILLAH (1013000266)

10. MASANIA ZEGA (1013000267)

11. MARISA SAFITRI (130420273)

12. CINDI IZA NURJANAH (130420275)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

JAKARTA 2015

Page 2: Makalah pelayanan edukatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang bidan dapat saja di tempatkan dimana saja sesuai dengan tempat – tempat yang

membutuhkannya. Bidan dapat di tempatkan pada pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,

mendirikan Praktek sendiri, di Komunitas ( atau yang lebih di kenal Bidan desa). Oleh sebab itu

seorang bidan harus dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan dan lingkungan sekitarnya

(Meilani, 2009). Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan

pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga

“communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok

orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009).

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja

sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa

hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan

memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,

promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis

atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan (Meilani, 2009).

Indonesia adalah salah satu dari 192 negara yang bersepakat untuk bersama-sama

berusaha mencapai 8 (delapan) goal atau obyektif pada tahun 2015 yang dikenal sebagai

Millenium Development Goals (MDGs). Seperti diketahui bersama, 8 (delapan) obyektif yang

dimaksud masing‐masing adalah: (i) menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan; (ii)

memenuhi kebutuhan pendidikan dasar; (iii) mempromosikan kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka kematian anak; (v) meningkatan kualitas

kesehatan ibu; (vi) memberantas HIV/AIDS, malaria, dan beragam penyakit lainnya; (vii)

menjamin keberlanjutan lingkungan hidup; dan (viii) mengembangkan kemitraan global untuk

pembangunan. Tujuan utama dari pencapaian kedelapan obyektif tersebut adalah untuk

memperbaiki kualitas ekonomi dan sosial dari masyarakat miskin yang masih sangat banyak

jumlahnya tersebar di negara‐negara tersebut. Seperti diketahui bersama, tiap‐tiap obyektif

atau goal memiliki sejumlah target dan indikator pencapaiannya masing‐masing, agar dapat

terukur pencapaiannya (KUKPRI-MDgS, 2012)

Page | 2

Page 3: Makalah pelayanan edukatif

Oleh sebab itu, banyaknya peran bidan dalam masyarakat membuat bidan harus dapat

berbicara dan mendekatkan diri pada masyarakat, serta mampu melakukan tindakan untuk

dapat membantu masyarakat serta dapat di terima oleh masyarakat (Enyretna, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat?

2. Bagaimana strategi Bidan dalam pendekatan edukatif kepada masyarakat?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor dalam melaksanakan program pelayanan

kebidanan di komunitas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor dalam melaksanaan program pelayanan

kebidanan di komunitas ditinjau dari pengetahuan.

b. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor dalam melaksanaan program pelayanan

kebidanan di komunitas ditinjau dari pendidikan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Institusi

Dapat menambah bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan masukan bagi

pelaksanaan di bidang ilmiah pada masa yang akan datang.

2. Untuk Tempat Penelitian

Dapat menambah wawasan bagi penelitian dalam mempersiapkan mengolah, menganalisa

dan menginformasikan data temuan.

3. Bagi Akademik

Bagi Akademik dapat di manfaatkan dan di jadikan sebagai bahan dasar bagi penelitian

selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti dalam kemampuan berfikir dan

menjadi bekal di bidang pelayanan kelak.

Page | 3

Page 4: Makalah pelayanan edukatif

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak

lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya, dll. Sebagian masalah

komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara

aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa

percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki (Diah, 2012).

1. DEFINISI

a. Secara Umum

Rangakaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan

partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan

masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi

dan budaya setempat

b. Secara Khusus

Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses

pemecahan masalah tersebut.

Definisi dari pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu,

kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan

masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat (Meilani,

2009).

2. TUJUAN PENDEKATAN EDUKATIF

Menurut Meilani (2009) Pada saat petugas kesehatan melaksanakan pendekatan edukatif

dalam peran serta masyarakat pastilah mempunyai tujuan. Tujuan pendekatan edukatif antara

lain :

1) Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah

kebidanan komunitas.

2) Mengembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan

masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.

Page | 4

Page 5: Makalah pelayanan edukatif

3. STRATEGI DASAR PENDEKATAN EDUKATIF

1) Mengembangkan Provider

Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang

ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.

Langkah-langkah pengembangan provider :

a. Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat

Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional

atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan

beberapa pejabat yang berpengaruh.

b. Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor di berbagai tingkat administrasi sampai

dengan tingkat desa

Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan

merumuskan kebijakan serta pola secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar,

raker, musyawarah.

c. Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa

Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas atau provider.

Macam data yang dikumpulkan meliputi data umum, data khusus, dan data perilaku.

2) Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau

mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan

partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan alternatif,

melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah-

langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survey mawas diri, perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan (Diah, 2012).

4. BIDAN KOMUNITAS DALAM MASYARAKAT

1) Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada anggota

masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang harus

meningkat terhadap kesehatan untuk kepentingan diri, keluarga dan masyarakat.

Pendidikan mencangkup pendidikan formal, pelatihan dan penyuluhan (Meilani, 2009).

2) Pelatihan

Page | 5

Page 6: Makalah pelayanan edukatif

Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan kepada seseorang atau lebih

guna meningkatkan ketrampilan tertentu. Tujuan pelatihan adalah dihasilkannya

seseorang atau sejumlah orang yang mempunyai keterampilan tertentu (Meilani, 2009).

Untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut, didalam rencana pelatihan

ditentukan tenaga pelatih, sarana dan fasilitas serta pembiayaan pelatihan.

a. Perlatihan Dukun

Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan dukun dalam

melayani ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang dilahirkan sesuai dengan

persyaratan kesehatan. Kurikulum dukun mencangkup sebagai berikut :

1. Struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum

2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil

3. Pertolongan persalinan

4. Asuhan ibu nifas

5. Asuhan pada bayi baru lahir

6. Bekerja secara aseptic

7. Penyuluhan

8. Penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan bayi

9. Cara merujuk pasien

10. Peralatan dukun

b. Pelatihan kader kesehatan desa

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang melakukan kegiatan progam kesehatan

desa.

a) Tujuan pelatihan : Tujuan pelatihan kader adalah agar kader mampu

memahami dan mampu berperan dalam pelaksanaan program-program

kesehatan terutama progam KB kesehatan.

b) Kriteria : Kriteria kader adalah diterima dan dipilih oleh masyarakat serta

bersedia dan sanggup menjadi kader kesehatan.

c) Penyelenggara pelatihan : Penyelenggara pelatihan adalah puskesmas dengan

tim pelatih yang terdiri dari :

1. Pimpinan puskesmas

2. Staf puskesmas (antara lain bidan)

3. Petugas sektor-sektor lain tingkat kecamatan yang berkaitan

(BKKBN, Bangdes, pertanian, agama).

Page | 6

Page 7: Makalah pelayanan edukatif

c. Kursus Ibu

d. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan terutama berkaitan

dengan kehamilan dan persalinan, dilakukan melalui kursus ibu. Tujuan untuk

memberikan kursus ibu adalah untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang

masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Secara khusus

tujuan kursus ibu adalah memberi pengetahuan ibu tentang:

a. Hygiene program menuju hidup sehat

b. Kesehatan ibu untuk kepentingan janin

c. Jalannya persalinan

d. Persiapan menyusui bayi kelak

e. Keluarga berencana

2) Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar, pemberian informasi

atau nasehat yang ditujukan kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup

sehat.

Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam membina, memelihara perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam

upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Metode dalam penyuluhan :

1) Ceramah

2) Dialog

Alat bantu penyuluhan:

1) Kartu (“Flash cart”)

Page | 7

Page 8: Makalah pelayanan edukatif

2) “FLIPCHART”

PERAN SERTA MASYARAKAT

A. PENGERTIAN

Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya

kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana,

prasarana serta bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.

Peran serta masyarakat adalah proses untuk :

1. Menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab individu, keluarga terhadap kesehatan /

kesejahteraan dirinya, keluarganya dan masyarakat

2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan, sehingga

individu / keluarga tumbuh menjadi perintis pembangunan (agent of development) yang dilandasi

semangat gotong royong

B. TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang kesehatan

Tujuan Khusus

a.Meningkatnya kemampuan pemimpin, pemuda, dan tokoh masyarakat dalam merintis dan

menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat

b. Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan

upaya kesehatan

c.Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun

dan mengelola dana / sarana masyarakat untuk upaya kesehatan

C. SASARAN

Page | 8

Page 9: Makalah pelayanan edukatif

1. Tokoh masyarakat (tokoh formal, tokoh adat, tokoh agama dan sebagainya)

2. Keluarga dan dasa wisma (persepuluhan keluarga)

3. Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan (generasi muda, wanita, angkatan kerja

dan lain-lain)

4. Organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyelenggarakan upaya

kesehatan, antara lain : organisasi profesi, pengobatan tradisional, lembaga swadaya masyarakat

(LSM), dan sebagainya

5. Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus (tarnsmigran dan sebagainya)

D. KEBIJAKSANAAN POKOK DAN STRATEGI PENINGKATAN PSM

1. Kebijaksanaan pokok

a. Dilakukan melalui berbagai jalur :

mengutamakan organisasi kemasyarakatan yang ada menerapkan teknologi komunikasi, informasi,

motivasi (KIM)

b. Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan terhadap

pemimpin/pemuda/tokoh dalam organisasi kemasyarakatan.

c. Pemberian kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak kepada organisasi

kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan mendaya gunakan

sumberdaya masyarakat sendiri

d. Peningkatan para penyelenggara upaya kesehatan dalam menerapkan (KIM) dan menggalang (PSM)

untuk pembangunan kesehatan

2. Strategi Peningkatan PSM

a.Mematangkan kesiapan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan dengan

menerapkan Komunikasi Informasi dan Motivasi (KIM) dalam rangka menumbuhkan “public opinion”

yang positif yang dilakukan melalui pendekatan kepada :

- individu

- keluarga (diberikan dengan pendekatan perorangan)

- kelompok persepuluhan

- organisasi / kelembagaan masyarakat, dan

-masyarakat umum (dilakukan melalui penggunaan media elektronik, media cetak dan tradisional)

b.Mewujudkan pemimpin dan perintis pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan

pendekatan :

formal : melalui LKMD / PKK dan perangkatnya

informal : melalui organisasi kemasyarakatan

Page | 9

Page 10: Makalah pelayanan edukatif

kelompok masyarakat : (organisasi / kelompok keagamaan,

kewanitaan, kepemudaan, ketenaga kerjaan, ekonomi, pendidikan, peminatan,

profesi)

c.Mengenal, mengajak, memberi kesempatan dan melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan

untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya di

semua tingkat

d. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan kelanjutan bagi para penyelenggara upaya

kesehatan guna mendalami dan mengamalkan pendekatan masyarakat yang berhasil guna dan

berdaya guna.

E. LANGKAH PENGEMBANGAN DAN KEGIATAN MENGEMBANGKAN PSM Langkah Pengembangan

PSM Umum :

a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pemimpin wilayah, lintas sektor dan berbagai

organisasi kesehatan yang dilaksanakan melalui dialog, seminar, lokakarya dalam rangka KIM,

dengan memnfaatkan media masa dan sistem informasi kesehatan.

b. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi atau sarasehan kepemim- pinan di

bidang kesehatan

c. Persiapan masyarakat melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber

daya yang dimilikinya.

Kegiatan Mengembangkan PSM Umum :

a. Pendekatan kepada tokoh masyarakat

b. Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatan (diagnosa masalah kesehatan)

c. Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

(penetapan resep pemecahan masalah oleh masyarakat dan latihan kader)

d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kadernya yang telah terlatih

(tindakan terapi oleh masyarakat)

e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan kesehatan oleh masyarakat

f. Pengenalan sosio- budaya masyarakat setempat

F. KERANGKA TEORI PERAN SERTA MASYARAKAT

Page | 10

Page 11: Makalah pelayanan edukatif

1. Faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

a. Perilaku individu

Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat pengetahuan, sikap mental, tingkat

kebutuhan individu, tingkat keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang

ada.

1) Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu. Makin tinggi pendidikan /

pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan

keluarganya.

Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan

persepsi dengan persepsi pihak provider kesehatan (tenaga kesehatan).

Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh keyakinan dalam hal masalah

kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu proses (KIM) yang mantap.

Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang tahap- tahapnya adalah :

- pengenalan (awarenes)

- peminatan (interest)

- penilaian (evaluation)

- percobaan (trial)

- penerimaan (adoption)

2) Sikap mental

Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan, perasaan dan keinginan (mind, feeling and

mood) seseorang sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta pada akhinya perbuatan

yang diwujudkannya.

Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa bayi/anak dan berkembang pula

dari pendidikan serta pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan/masyarakatnya.

Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para pemberi pelayanan sebagai “Prime

Mover” akan dapat membentuk strategi perekayasaan manusia dan sosial..

3) Tingkat kebutuhan individu

Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri individu, MASLOW mengatakan bahwa

pada diri manusia terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk berperilaku.

Page | 11

Page 12: Makalah pelayanan edukatif

Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu hirarki tertentu berdasarkan kuat

lemahnya MOTIVASI. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam untuk

menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi tercapainya sasaran.

Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang perilaku berperan serta yang dikehendaki dapat

memenuhi kebutuhan poko anggota masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang dianut,

maka peran serta tersebut dapat berkembang.

Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan muncul dengan mudah apabila

kebutuhan pokok anggota masyarakat tersebut tidak dipenuhi.

4) Tingkat keterikatan kelompok

Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama, terorganisi dalam suatu sistem

sosial atau ikatan. Sesuai dengan kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat

berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi, pendidikan, hukum, dll.

Organisasi / institusi bentukan dari sistem sosial tersebut bervariasi besarnya dan profil sosial

ekonominya, serta tingkatannya, mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat

desa, kota dan nasional.

5) Tingkat kemampuan sumber daya

perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya terutama sarana untuk pemenuhan

kebutuhan baik yang dimiliki olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat

b. Perilaku masyarakat

Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan

agama

1) Keadaan dan struktur politik ; sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku

masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat. Kestabilan dan kesepakatan

politik, perangkat-perangkat lunak juga hukum yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal

penting dalam menunjang perwujudan kearah itu.

2) Keadaan ekonomi ; sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta masyarakat,

mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat

untuk berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan

3) Aspek sosial-budaya ; turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta

masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana tata nilai budaya masyarakat

indonesia tertentu belum lagi memungkinkan terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk

berperan serta dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan.

4) Aspek pendidikan ; tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin

tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya.

Page | 12

Page 13: Makalah pelayanan edukatif

5) Aspek Agama ; ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi

perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya

perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.

2. Bentuk-Bentuk / Tingkat-Tingkat Dalam Partisipasi Masyarakat (PSM)

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat

memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa

partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu :

1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan

2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif

3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru

4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran

5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab

Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara maju yang berpaham

demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di negara-negara sedang berkembang yang pola

budayanya umumnya paternalistik, tingkat partisipasi masyarakatnya adalah nomor 1 s/d nomor 4

(terutama nomor 1 s/d 3).

Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat gotong-royong

masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satu-satunya faktor penentu yang

mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu merupakan hal yang kompleks dan

sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya.

3. Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat

Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor yang bisa

membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah :

a. Faktor pendorong di masyarakat

Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak nenek

moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong-royong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

di masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari nilai-nilai budaya yang menyangkut

hubungan antar manusia. Semangat ini mendorong timbulnya partisipasi masyarakat

Page | 13

Page 14: Makalah pelayanan edukatif

b. Faktor pendorong di pihak provider

Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya kesadaran di lingkungan

provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat

kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu

keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong pihak

provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat.

4. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat

a. Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat

1) Persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan

yang dihadapi

2) Susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-beda

pula

3) Pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya

4) Adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak dimasyarakat

5) Sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah

6) Adanya berbagai macam kesenjangan sosial

7) Kemiskinan

b. Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider

1) Terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif

2) Pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan situasi

3) Birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak provider terhadap

perkembangan masyarakat

4) Persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat

5. Keuntungan Partisipasi Masyarakat

a. Bagi masyarakat

Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka :

1) Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat,

tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata.

2) Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial maupun

secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam

merencanakan pemecahannya

Page | 14

Page 15: Makalah pelayanan edukatif

3) Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan daripada upaya

kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama.

4) Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang kesehatan akan

mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar

swadaya.

b. Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider)

1) Dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan potensi

masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan, dan membantu memecahkan masalah

keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya, maupun

fasilitas.

2) Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan

3) Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggung jawab

dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga hal ini memperlancar

munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah.

4) Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan pemerintah

5) Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi partisipasi

masyarakat dalam pembangunan di bidang lain

6) Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat dan pihak

penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat denganmasyarakat sendiri, hingga

tercipta kesamaan berbagai pengertian dan pandangan tentang masalah dan cara pendekatannya.

Kinerja petugas memiliki empat komponen yang saling terkait:

1. Membangun hubungan. Pendekatan Kinerja petugas dimulai dengan identifikasi dan analisa praktik

baik dalam Penguatan Sistem Kesehatan sebagai dasar bukti perencanaan dan pelaksanaan program

bersama. Pada saat yang bersamaan, Kinerja petugas akan bekerja untuk membangun hubungan

kerja fungsional dengan seluruh tingkatan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan

dalam masyarakat sipil, misal pemuka agama dan tokoh adat. Kinerja petugas akan bekerjasama

dengan institusi lokal utama, dinas kesehatan kabupaten, Badan perencanaan daerah (Bappeda),

dan Dewan perwakilan rakyat daerah provinsi (DPRP) dan Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD).

Page | 15

Page 16: Makalah pelayanan edukatif

2. Peningkatan kepemimpinan dan kapasitas manajemen pemberian pelayanan kesehatan. Ini

merupakan bagian dari program Kinerja petugas untuk memberikan pelatihan manajemen eksekutif

dan mentoring bagi pegawai negeri sipil di dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas. Komponen

ini juga akan mensasar anggota DPRP dan DPRD untuk memastikan bahwa mereka memahami isu

kesehatan dan mampu melakukan advokasi perubahan kebijakan dan alokasi sumber daya yang

lebih efektif untuk pemberian pelayanan kesehatan yang lebih baik.

3. Meningkatkan pemahaman warga negara tentang hak kesehatan mereka. Kinerja petugas akan

bekerja untuk mendorong warga negara mengetahui hak kesehatan mereka dan mampu meminta

pelaksanaan pelayanan kesehatan yang lebih baik di bidang KIA, HIV/AIDS, dan TB. Pemahaman

warga negara tentang hak kesehatan mereka yang lebih baik dan kontekstualisasi praktik baik dalam

konteks budaya lokal akan membantu meningkatkan hubungan dengan penyedia pelayanan

kesehatan. Pesan-pesan kesehatan akan dibuat melalui penelitian antropologi dan diskusi dengan

pemuka agama dan tokoh adat.

4. Keterlibatan forum lintas pemangku kepentingan (MSF). Kinerja petugas akan membentuk MSF

untuk meningkatkan kemitraan antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, pemuka

agama dan tokoh adat, serta warga negara untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Arti Pentingnya PSM

1. Dalam Pembangunan Kesehatan:

a. Merupakan unsure mutlak dalam pembinaan kesehatan

b. Kemampuan hidup sehat hanya dapat dicapai melalui peranan individu atau masyarakat

c. Kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan sebagai

kunci keberhasilan pembinaan kesehatan

2. Dapat Dikaji dari Tercantumnya dalam Dokumen Resmi, seperti:

a. GBHN 1993

b. UU No 23 tahun 1992

c. SKN

Tolak Ukur Keberhasilan PSM

1. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan masyarakat

2. Meningkatnya pengorganisasian kesehatan oleh masyarakat

Page | 16

Page 17: Makalah pelayanan edukatif

3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mengelola dana untuk kesehatan

4. Meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap program kesehatan

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Definisi dari pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu rangkaian kegiatan yang

dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok,

masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan

mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat (Meilani, 2009). Tujuan

pendekatan edukatif antara lain :

1) Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan

komunitas.

2) Mengembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan masalah yang

dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.

2. Saran

Dalam melakukan strategi pendekatan edukatif diharapkan bidan berupaya untuk memberikan

pengetahuan kepada anggota masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang harus meningkat terhadap kesehatan untuk kepentingan diri, keluarga dan masyarakat

serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk masyarakat

diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan edukatif yang telah diberikan oleh bidan agar

mendapatkan keuntungan yang positif sehingga masyarakat mampu mengaplikasikan kegiatan

tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercapainya masyarakat sehat dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 17

Page 18: Makalah pelayanan edukatif

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak,

Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.

Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.

UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Page | 18

Page 19: Makalah pelayanan edukatif

Page | 19