Makalah (Pelaku Dosa Besar)

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaku dosa besar dalam perspektif aliran Kalam terdapat berbagai macam aliran-aliran yang menyebutkan hukuman terhadap pelaku dosa besar tersebut. Persoalan Kalam pertama kali muncul adalah persiapan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Persoalan ini kemudian menjadi perbincangan aliran-aliran Kalam dengan konotasi yang leih umum, yakni status Pelaku Dosa Besar. Kerangka berpikir yang digunakan tiap-tiap aliran ternyata mewarnai pandangan mereka tentang status pelaku dosa besar tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam bentuk Makalah dengan judul “Pelaku Dosa Besar Dalam Perspektif Aliran Kalam”. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : i

Transcript of Makalah (Pelaku Dosa Besar)

Page 1: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaku dosa besar dalam perspektif aliran Kalam terdapat berbagai

macam aliran-aliran yang menyebutkan hukuman terhadap pelaku dosa besar

tersebut.

Persoalan Kalam pertama kali muncul adalah persiapan siapa yang

kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam

dan siapa yang masih tetap dalam Islam.

Persoalan ini kemudian menjadi perbincangan aliran-aliran Kalam

dengan konotasi yang leih umum, yakni status Pelaku Dosa Besar. Kerangka

berpikir yang digunakan tiap-tiap aliran ternyata mewarnai pandangan mereka

tentang status pelaku dosa besar tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk

membahasnya dalam bentuk Makalah dengan judul “Pelaku Dosa Besar

Dalam Perspektif Aliran Kalam”.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ilmu Kalam Jurusan

PAI, STIT YAPTIP Simpang Empat

2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan pelaku dosa besar dalam perspektif aliran kalam.

i

Page 2: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Khawarij

Ciri yang menonjol dari aliran khwarij adalah waktu ekstrimitas dalam

memutuskan persoalan-persoalan kalam. Tak heran aliran ini memiliki

pandangan ekstrim pula tentang status pelaku dosa besar. Mereka memandang

bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim, yakni, Ali,

Mu’awiyah, Amr bin Al-Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir, berdasarkan

Firman Allah pada Surat Al-Maidah ayat 44 :1

Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah :44)

Semua pelaku dosa besar (murtabb al-kabirah), menurut semua sub

sekte khawarij, kecuali najda adalah kafir dan akan disiksa di negara

selamanya. Subsekte Khawarij yang sangat ekstrim, Azariqah menggunakan

istilah yang lebih mengerikan dari kafir yaitu musrik.

Mereka memandang musrik bagi siapa saja yang tidak mau bergabung

dengan barisan mereka adapun pelaku dosa besar dalam pandangan mereka

telah beralih status keimanannya menjadi kafir millah (agama). Dan itu berarti

ia telah keluar dari Islam, mereka kekal di neraka bersama orang-orang kafir

lainnya

Hukum kafir ini mereka luaskan artinya sehingga termasuk orang yang

berbuat dosa besar, berbuat zina, membunuh sesama manusia tanpa sebab dan

dosa-dosa besar lainnya menyebabkan pelakunya telah keluarga dari Islam.

Lain halnya dengan pandangan sub sekte Azaqirah, mereka

menganggap kafir tidak saja kepada orang-orang yang telah melakukan

perbuatan hina seperti membunuh, berzina dan sebagainya, tetapi juga

1 W. Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, Terjemahan Umar Basalam, (Jakarta : P3M, 1987), h. 6-7

i

Page 3: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

terhadap semua orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Bahkan

orang Islam yang sepaham dengna mereka, tetapi tidak mau berhijrah ke

dalam lingkungan mereka juga dipandang kafir, bahkan musryik. Dengan kata

lain, orang Azaqirah sendiri yang tinggal di luar lingkungan mereka dan tidak

mau pindah ke daerah kekuasaan mereka dipandang musryik.

Pendapat yang berbeda dikemukakan sub sekte An-Najdat, mereka

berpendapat bahwa orang berdosa besar menjadi kafir dan kekal di dalam

neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan golongannya.

Adapun pengikutnya, jika mengerjakan dosa besar tetapi mendapat siksaan di

neraka, tetapi pada akhirnya akan masuk surga juga.

Sementara itu subsekte As-Sufriah, membagi doda besar dalam dua

bagian yaitu dosa yang ada sanksinya di dunia seperti membunuh dan berzina,

dosa yang tak ada sanksinya di dunia seperti tidak mengamalkan salat dan

puasa. Ornag yang berdosa kategori pertama tidak dipandang kafir, sedangkan

yang melaksankaan dosa kategori kedua dipandang kafir.2

B. Aliran Murji’ah

Pandangan aliran Murji’ah tentang status pelaku dosa besar dapat

ditelusuri dari defenisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Tiap-tiap sektek

Murji’ah berbeda pendapat dalam merumuskan defenisi iman itu sehingga

pandangan tiap-tiap subsekte tentang status pelaku dosa besar pun berbeda-

beda pula.

Sub sekte Murji’ah yang ekstrim adalah mereka yang berpadangan

bahwa keimanan terletak di dalam kalbu. Adapun ucapan dan perbuatan tidak

selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam kalbu, oleh karena

itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah

agama tidak berarti telah menggeser atau merusak keimanannya, bahkan

keimanannya masih sempurna di mata Tuhan.

Adapun Murjiah moderat ialah mereka yang berpendapat bahwa

pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun di siksa di neraka, ia tidak 2 Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta : UI.

Press, 1986), h. 14-15

i

Page 4: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

kekal didalamnya, bergantung pada ukuran dosa yang dilakukan, masih terbuk

kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya hingga ia bebas dari

siksaan neraka.3

C. Aliran Mu’tazilah

Kemunculan aliran Mu’tazilah adalah pemikiran teologi Islam diawali

oleh masalah yang hampir sama dengan kedua aliran yang telah di jelaskan di

atas, yaitu mengenai status pelaku dosa besar, apakah masih beriman atau

telah kafir.

Perbedaannya, bila Khawarij mengafirkan pelaku dosa besar dan

Murjiah memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidka

menentukan status dan perdikat yang pasti bagi pelaku dosa besar, apakah ia

tetap mukmin atau kafir, kecuali dengan sebutan yang sangat terkenal yaitu al

manzilah bain al-manzilatatin. Setiap pelaku dosa besar, menurut Mu’tazilah

berada di posisi tengah di natara posisi mukmin dan posisi kafir.

Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan sebagai dosa besar,

aliran Mu’tazilah merumuskan secara lebih konseptual ketimbang aliran

Khawarij. Yang dimaksud dengan dosa besar menurut pandangan Mu’tazilah

adalah segala perbuatan yang ancamananya disebutkan secara tegas dalam

nas, sedangkan dosa kecil adalah sebaliknya yaitu segala ketidakpatuhan yang

ancamannya tidak tegas dalam nas. Tampaknya Mu’tazilah menjadikan

ancaman sebagai kriteria dasar bagi dosa besar maupun dosa kecil.

D. Aliran Asy’ariyah

Terhadap pelaku dosa besar agaknya Al-Asy’ari sebagai wakil Ahl As-

Sunnah, tidak mengkafirkan orang yang sujud ke Baitullah, walaupun

merlakukan dosa besar seperti berzina dan mencuir. Menurutnya, mereka tetap

sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun

berbuat dosa besar.

3 Ibid., h. 26-28

i

Page 5: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa

hal ini dibolehkan (halal) dan tidak meyakini keharamannya, ia dipandang

telah kafir. 4

Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar apabila ia

meninggal dan tidak sempat bertobat, maka menurut Al-Asy’ari, hal ini

bergantung pada kebijakan Tuhan Yang Maha Berkehendak Mutlak. Tuhan

dapat saja mengampuni dosanya atau pelaku dosa besar itu mendapat syafaat

dari Nabi SAW, sehingga terbebas dari siksaan neraka atau kebalikannya,

yaitu Tuhan memberikan siksaan neraka sesuai dengan ukuran dosa yang

dilakukannya.

Meskipun begitu ia tidak akan kekal di neraka seperti orang-orang

kafir lainnya. Setelah penyiksaan terhadap dirinya selesai, ia akan dimasukkan

ke dalam surta. Dari paparan singkat jelaslah bahwa Asy’ariyah sesungguhnya

mengambil posisi yang sama dengan Murji’ah, khususnya dalam pernyataan

yang tidak mengkafirkan pelaku dosa besar.

4 Al-Asy’ari, Al Ibanah an Ushud ad-Diyannah, (At-Tiba’ah Al-Misriyyah, tt), h. 10

i

Page 6: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan di atas maka dapatlah diambil

kesimpulan mengenai pandangan-pandanga aliran-aliran terhadap pelaku dosa

besar yang meliputi : Semua pelaku dosa besar (murtabb al-kabirah),

menurut semua sub sekte khawarij, kecuali najda adalah kafir dan akan disiksa

di negara selamanya. Subsekte Khawarij yang sangat ekstrim, Azariqah

menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir yaitu musrik.

Pandangan aliran Murji’ah tentang status pelaku dosa besar dapat

ditelusuri dari defenisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Tiap-tiap sekte

Murji’ah berbeda pendapat dalam merumuskan defenisi iman itu sehingga

pandangan tiap-tiap subsekte tentang status pelaku dosa besar pun berbeda-

beda pula.

Dosa besar menurut pandangan Mu’tazilah adalah segala perbuatan

yang ancamananya disebutkan secara tegas dalam nas, sedangkan dosa kecil

adalah sebaliknya yaitu segala ketidakpatuhan yang ancamannya tidak tegas

dalam nas.

Terhadap pelaku dosa besar agaknya Al-Asy’ari sebagai wakil Ahl As-

Sunnah, tidak mengkafirkan orang yang sujud ke Baitullah, walaupun

melakukan dosa besar seperti berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka tetap

sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun

berbuat dosa besar.

B. Saran

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis akhirnya makalah ini

selesai dan penulis menyadari bahwa masih banyak kesenjangan dalam

penulisan makalah ini, dan disini penulis menerima masukan yang berupa

kritikan dan saran yang sifatnya membangun/memperbaiki makalah ini.

i

Page 7: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al-Asy’ari, Al Ibanah an Ushud ad-Diyannah, At-Tiba’ah Al-Misriyyah, tt

Nasution, Harun, Teologi Islam; Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta : UI. Press, 1986

Watt, W. Montgomery, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, Terjemahan Umar Basalam, Jakarta : P3M, 1987

i

Page 8: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah

pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.

Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya

Muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita

semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik,

namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna

kesempurnaan makalah ini

Simpang Empat, Maret 2011

Penulis

(Kelompok VII )

i

Page 9: Makalah (Pelaku Dosa Besar)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Aliran Khawarij....................................................................... 2

B. Aliran Murji’ah........................................................................ 3

C. Aliran Mu’tazilah..................................................................... 4

D. Aliran Asy’ariyah.................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 6

B. Saran.......................................................................................... 6

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i