Makalah PBL Blok 5(SUNNY)
-
Upload
sunny-tahir -
Category
Documents
-
view
65 -
download
0
description
Transcript of Makalah PBL Blok 5(SUNNY)
Mekanisme Kerja Otot
Disusun oleh:Sunny
102012325F/F9
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp : (021) 5694-20
Pendahuluan
Latar belakang
Dalam melakukan berbagai aktivitas, manusia harus dapat menggerakan ototnya
secara leluasa sehingga dapat bergerak dengan leluasa pula. Otot adalah salah satu bagian
dari tubuh yang sangat penting. Otot mengendalikan segala aktivitas yang akan kita lakukan.
Dengan otot kita dapat melakukan berbagai aktivitas, baik yang ringan seperti berjalan atau
berjabat tangan ataupun yg berat seperti angkat besi.
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utamanya.1
Dengan adanya kontraksi otot maka kita dapat menggerakan tulang kita untuk melakukan
berbagai kegiatan. Otot sendiri terdiri dari 3 macam, yaitu otot polos, otot lurik dan otot
jantung.1 Dalam hal ini, otot yang berperan dalam kontraksi adalah otot lurik atau biasa
dikenal dengan otot rangka.
Hipotesis
Seorang anak laki-laki yang mengalami kejang pada betis kanannya disebabkan
kontraksi otot somatik pada tungkai bawah yang berlebihan.
1
Isi
Skenario
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tengah berlatih renang untuk perlombaan. Tiba-tiba
ia menjerit minta tolong. Seorang penjaga kolam renang datang dan segera menolong anak
tersebut dan membawanya ke tepi kolam. Ternyata ia mengalami kejang pada betis kanannya.
Dengan sigap penjaga kolam memegang kaki kanan si anak dan mendorong telapak kaki
kanannya kearah dorsal selama 2 menit.
Pembahasan
Otot
Otot adalah sebuah jaringan alat gerak aktif dalam tubuh manusia dan hewan yang
dapat menggerakan tulang.2 Otot dapat diklasifikasikan kedalam 3 jenis, yaitu otot polos, otot
rangka/otot lurik dan otot jantung. (Gambar 1)
Gambar 1(Sumber: Campbell et all. 1999)
2
Sistem Muskular
Otot rangka membentuk sekitar 40% dari berat badan total.3 Otot ini bekerja secara
volunteer dan membentuk gerakan untuk menegakkan tubuh. Dengan
memendekan(kontraksi) otot dan memanjangkan(relaksasi) otot memungkinkan otot lain
untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.4 Otot memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kontraktilitas, yaitu serabut otot dapat berkontraksi dan menegang.5
2. Eksitabilitas, dimana serabut otot akan merespons dengan kuat jikan distimulasi
oleh impuls saraf.5
3. Ekstensibilitas, dimana serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang
melebihi panjang otot saat rileks.5
4. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau relaksasi.5
Selain berfungsi untuk menghasilkan gerakan pada tempat otot tersebut melekat dan
pada bagian-bagian internal atau organ tubuh, otot juga berfungsi sebagai penopang tubuh
dan sangat penting untuk mempertahankan postur tubuh. Kontraksi otot secara metabolis juga
akan menghasilkan panas yang akan mempertahankan suhu tubuh yang normal.5
Mekanisme Kerja Otot
Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung
lainnya bergerak kearah ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam disebut origo,
sedangkan yang bergerak disebut insersi.6 Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi dan
kegiatan menarik.6 Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek
sehingga mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot
menjadi lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia tereggang oleh kontraksi otot yang
berlawanan kerjanya(otot antagonis).6
3
Mekanisme Kontraksi Otot Somatik
Gambar 2(Sumber: google.com/image/mekanisme kontraksi otot)
Pada saat ada rangsangan yang diterima di dendrit, rangsangan tersebut diteruskan
dalam bentuk neurotransmitter sepanjang akson ke ujung saraf dan disimpan di dalam
ventrikel. Dalam hal ini, neurotransmitter yang dimaksud berupa asetilkolin. Pada saat
rangsangan sampai di ujung saraf, akson neuron motorik akan membebaskan asetilkolin
sehingga asetilkolin akan berikatan dengan reseptor/saluran di motor end-plate.7
4
Sebagai respons dari pengikatan asetilkolin dengan reseptor maka terbentuk potensial
aksi yang kemudian disalurkan ke seluruh membran permukaan dan turun ke tubulus T sel
otot.6 Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma.7
Ca2+ yang dilepaskan kemudian akan berikatan dengan troponin yang biasa disebut
dengan troponin C. Setelah itu, troponin C akan berikatan dengan tropomiosin dan aktin yang
kemudian akan berikatan dengan kepala miosin yang mengandung ATP. Karena adanya
saling tarik menarik antara aktin dan miosin, maka menyebabkan terjadi sliding atau
kontraksi. ATP lalu akan pecah menjadi ADP + P + energi. Kepala miosin lalu lepas, terjadi
relaksasi dan aktin yang telah berikatan dengan troponin C dan tropomiosin akan berikatan
lagi dengan kepala misosin lain yang masih mempunyai ATP.
Jika sudah tidak ada potensial aksi lokal, maka Ca2+ akan secara aktif diserap kembali
oleh retikulum sarkoplasma.7 Dengan Ca2+ tidak lagi terikat ke troponin, tropomiosin bergeser
kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan aktin; kontraksi berakhir dan aktin secara
pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula.7
Kejang Otot(Kram)
Kejang otot(Kram) merupakan suatu kontraksi yang hebat dari sekelompok otot.8
Penyebab utama dari kejang otot adalah kontraksi otot yang tidak terkontrol, sehingga
menyebabkan otot keras dan tegang sehingga terasa nyeri. Penyebab lainnya bisa karena
letih, yang biasanya terjadi pada malam hari saat sedang tidur. Dapat pula karena dingin
sewaktu berenang dan panas, misalnya seorang atlit yang bertanding di udara yang panas. 9
Saraf yang mengalami inflamasi juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kontraksi
otot yang terus menerus.10
Pada skenario, terhadap anak laki-laki yang mengalami kejang tersebut, penjaga
kolam memegang kaki kanan anak tersebut dan mendorong telapak kaki kanannya kearah
dorsal selama 2 menit. Hal ini dilakukan agar pada otot yang mendapatkan rangsang yang
berlebihan akan terjadi relaksasi. Otot yang mengalami rangsangan yang berlebihan akan
berkontraksi secara terus menerus yang menyebabkan kejang otot. Dengan upaya mendorong
telapak kaki ke arah dorsal, akan menyebabkan refleks regang membalik sehingga terjadi
relaksasi.
5
Sumber Energi/ATP
Dalam proses kontraksi, troponin C dan tropomiosin pada aktin akan berikatan
dengan miosin yang memiliki ATP. ATP disini merupakan sumber energi pada proses
kontraksi. Setelah kepala troponin C dan tropomiosin berikatan dengan kepala miosin yang
mempunyai ATP, maka ATP akan dipecah oleh enzim ATPase menjadi ADP, fosfat dan
energi. Energi hasil pemecahan ATP inilah yang digunakan dalam proses sliding atau
kontraksi.11 Namun, meskipun diketahui dalam proses kontraksi digunakan ATP sebagai
sumber energinya, para ahli dan peneliti belum menemukan mekanisme bagaimana energi
yang dibebaskan dari ATP disimpan dan digunakan untuk berkontraksi.7
Gambar 3(Sumber: google.com/image/mekanisme kontraksi otot)
Faktor Pemicu
Serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara kooperatif
untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi. Dengan kata lain, kita dapat
mengubah-ubah kekuatan kontraksi tergantung dari beban yang kita angkat. 7 Beban yang kita
angkat akan merangsang terjadinya kontraksi, baik itu kontraksi yang kuat atau yang lemah.
Dalam hal ini, rangsangan berperan sebagai pemicu terjadinya kontraksi.
Rangsang sendiri dibagi menjadi 3, yaitu rangsang bawah ambang, rangsang ambang
dan juga rangsang atas ambang. Rangsang bawah ambang dalam mekanismenya tidak cukup
kuat untuk memicu otot untuk berkontraksi, namun pada rangsang ambang dan rangsang atas
ambang mampu untuk memicu tejadinya kontraksi.
6
Otot Tungkai Bawah
Makro
Gambar 4: (a) otot tungkai bawah tampak anterior, (b) otot tungkai bawah tampak lateral, (c) otot tungkai bawah tampak posterior
(Sumber: google.com/image/anatomi otot tungkai bawah)
Secara makro, otot-otot tungkai bawah dibagi atas Mm. Flexor, Mm. Ekstensor dan
Mm. Peronaei. Bagian-bagian penting otot yang terdapat pada tungkai bawah antara lain
adalah:
1. Gastroknemius, merupakan otot utama betis dan berkontraksi untuk menekuk
pergelangan kaki dan menarik tumit ke atas saat berjinjit dan menekuk lutut.
2. Tibialis posterior, merupakan otot utama pemutar telapak kaki kearah dalam.
3. Fleksor digitorum longus, fungsinya adalah untuk menekuk dan memutar telapak
kaki ke dalam, menekuk jari kaki dan membantu jari kaki menggenggam.
4. Fleksor halusius longus, merupakan otot pendorong saat berjalan.
5. Fibular longus, menekuk dan memutar telapak kaki kearah luar.12
7
Mikro
Gambar5(Sumber: google.com/image/struktur otot)
Otot rangka/otot lurik/otot sadar terdiri atas kelompok sel yang sangat panjang
tersusun padat yaitu serat otot. Serat ini dikelompokan dalam gulungan(fasikel). Serat otot
umumnya berukuran panjang 2-3 cm dan berdiameter 0,05 mm dan terdiri atas struktur yang
lebih tipis yaitu miofibril. Miofibril mengandung filamen otot tebal dan tipis yang terbentuk
terutama dari protein aktin dan miosin. Sejumlah besar kapiler memberikan pasokan oksigen
dan glukosa yang dibutuhkan otot untuk dapat berkontraksi.12 Otot terdiri dari beberapa
bagian sebagai berikut:
1. Epimisium, yaitu selubung jaringan yang mengelilingi otot.
2. Perimisium, yaitu selubung jaringan ikat yang membungkus fasikel.
3. Fasikel, yaitu satu gulungan serat(sel otot) yang membentuk otot.
4. Serat otot, yaitu sel otot yang mempunyai banyak inti dengan panjang 30 cm.
5. Sarkolema, yaitu membran plasma yang mengelilingi serat otot.
6. Sarkoplasma, yaitu sitoplasma sel otot yang terdiri dari banyak inti sel.
7. Fibril otot(miofibril), dimana setiap fibril otot terbentuk dari filament aktin dan
miosin.
8. Sarkomer, adalah unit dasar serat otot yang berkontraksi.
8
Penutup
Kesimpulan
Kejang otot adalah suatu kontraksi yang hebat dari sekelompok otot. Kontraksi yang
berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan otot tidak dapat ber-relaksasi dan
menyebabkan nyeri yang berlebihan. Kejang otot dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu
letih, terlalu dingin saat berenang dan terlalu panas saat berada di udara panas. Dalam
skenario yang ada, anak laki-laki usia 15 tahun mengalami kenjang otot pada saat berenang.
Hipotesis terbukti.
Daftar Pustaka
1. Tilong AD. Keajaiban-keajaiban tubuh manusia. Yogyakarta: DIVA press, 2012. Hal. 45-
53.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2002. Hal. 102-4.
3. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2003.
Hal. 75-95.
4. Cambridge Communication Limited. Anatomi fisiologi sistem lokomotor dan
penginderaan. Jakarta: EGC, 2003. Hal. 9.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004. Hal. 119-24.
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC, 2002. Hal. 193-228.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC, 2011. Hal. 276-323.
8. Kurnia H. Kiat jitu tangkal penyakit orang kantoran. Yogyakarta: Best Publisher, 2009.
Hal. 35-6.
9. Mohamad K. Pertolongan pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008. Hal. 45.
10. Oz MC, Roizen MF. You being beautiful: The owner’s manual to inner and outer beauty.
Bandung: Qanita, 2010. Hal. 250.
11. Sherwood L. Human physiology from cell to system. USA: Brookscole, 2010. p. 276-7.
12. Parker S. Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta: Erlangga, 2009. Hal. 58-9.
9