Makalah PAUD II
Transcript of Makalah PAUD II
MEMBANGUN KARAKTER
ANAK USIA 4–6 TAHUN MELALUI PAUD
Tugas Kelompok Mata kuliah ILMU PENDIDIKAN
Prodi Pendidikan Teknik Mesin
Disusun Oleh:
ADZIN K.N (K2512006)
BASTI WAHYU K. (K2512023 )
KHOLID YUSUF ERYANDI (K2512048)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi ..................................................................................... i
I. BAB I PENDAHULUAN................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................. 3
B. Permasalahan................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................... 4
II. BAB II TINJAUAN TEORI............................................... 5
A. Pengertian Perilaku 5
B. Pengertian PAUD dan Landasan Teori………………. 7
III. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………. . 10
A. ANALISIS MASALAH
A. Perhatian dan didikan orang tua................................ 10
B. Keadaan Lingkungan………………………………. 10
C. Manfaat Mengikuti PAUD……………………….... 11
B. OBSERVASI PENERAPAN KONSEP DAN TEORI... 12
A. Objek Observasi …………………………………... 12
B. Hasil Observasi ……………………………………. 12
IV. BAB IV PENUTUP............................................................ 17
A. Kesimpulan .................................................................. 17
Daftar Pustaka............................................................................. 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesibukan orang tua diluar rumah mengakibatkan anak kurang
diperhatikan dalam masa perkembangannya, baik dari segi
perkembangan intelegensi maupun emosional. Padahal peranan
orang tua di saat usia 4-6 tahun sangat diperlukan sebagai
pembentuk awal kualitas anak untuk menghadapi masa yang akan
datang, usia dini merupakan usia kritis bagi perkembangan anak.
Usia anak 4-6tahun merupakan masa-masa anak bermain dan
berinteraksi bersama teman-temannya, jika tidak diarahkan oleh
orang tua maka akan berakibat kurang maksimalnya anak dalam hal
berkomunikasi dan berinteraksi sebagai pondasi dasar untuk
menciptakan SDM yang berkualitas. Di masa sekarang banyak kita
jumpai diberbagai bidang kehidupan, masyarakat kurang
memperhatikan nilai estetika yang berakibat pada rendahnya
perilaku sopan santun dan perilaku terpuji lainnya, yang sering
terjadi di antara orang dewasa, anak-anak maupun para pelajar,
untuk itu pembangunan sikap dan perilaku serta karakter harus
ditanamkan sejak usia dini agar terbiasa dan menjadi dasar
melakukan tindakan dalam kehidupan sehari-hari .
3
Oleh karena itu, PAUD adalah lembaga yang sangat berguna
untuk pembentukan karakter usia dini, Karena pada masa ini
terdapat fase dimana anak mengalami ketidaksembangan dan
gejolak-gejolak emosi sehingga sulit untuk membentuk sikap-sikap
dan perilaku yang baik sebagai dasar pembentukan awal karakter.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan dalam pendidikan karakter anak usia dini
antara lain:
o Kurangnya perhatian orang tua
o Dukungan keadaan lingkungan yang membentuk anak
o Metode pendidikan yang digunakan
o Intuisi yang mendidik dan pengajarnya.
C. TUJUAN
o Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
atau akademik disekolah.
o Interfensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat
menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden
potency) yaitu dimensi perkembangen anak (bahasa, intelektual,
emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
o melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya
gangguan dalam pertumbuhan dan potensi-poternsi yang dimiliki
anak.
4
o Membentuk karakter dasar anak yang mengacu pada etika,spiritual
dan emosional yang baik,tertata dan terarah.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah cerminan pribadi seseorang yang tampak dalam
berbuat dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan di
sekitarnya. Perilaku merupakan internalisasi nilai-nilai dan yang
diserap oleh sesseorang dalam interaksinya dengan orang diluar
dirinya. Cakupan pengembangan perilaku anak usia dini meliputi
aspek nilai-nilai agama, moral, sosial, dan sosial-emosional. Nilai-
nilai keutamaan itu menurut Megawangi, antara lain meliputi:
1. Nilai kejujuran, dipercaya (trustworthy) meliputi sifat jujur
(honesty).
2. Dan integritas (integrity).
3. Hormat kepada orang lain (treats people with respect)
4. Bertanggung jawab (responsibility)
5. Berlaku adil (fair)
6. Kasih sayang (caring)
7. Menjadi warga Negara yang baik (Good citizen)
6
Prinsip Pengembangan Perilaku
a. Prinsip pengembangan nilai moral
Anak-anak memerlukan bantuan orang dewasa yang bertanggung
jawab terhadap pengasuhan dan pendidikan dalam mempelajari
nilai moral. Bruce (2000) Mengungkapkan bahwa membantu anak
mengembangkan nilai moralnya dapat dilakukan apabila
melakukan hal-hal berikut :
1) Merawat anak dengan penuh kasih sayang
2) Memberikan banyak kesempatan pada anak untuk berdiskusi
dan berorganisasi
3) Menjelskan suatu hal, maka anak perlu dibantu
mengekspresikan pikiran dan perasaannya tentang berbagai
persoalan dan peristiwa yang dihadapinya.
4) Mendukung anak untuk bergabung dengan penuh arti dengan
anak-anak lainnya.
5) Memberikan kesempatan kepada anak untuk beramain bebas
kerena akan mendorong anak melihat segala sesuatu dari sudut
pandang orang lain.
6) Perlu membarikan penghargaan terhadap tingkah laku yang
baik
b. Prinsip Pengembangan nilai agama
Doe Dan Walch (1998) Mengungkapkan bahwa terdapat 10 prinsip
yang hendaknya diterapkan oleh orang tu dan juga guru untuk
7
menumbuhkan nilai-nilai agama pada anak. 10 prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Ketahuilah bahwa tuhan memperhatikan kita
2) Percaya dan ajarkan bahwa semua kehidipan berhubungan-
bertujuan.
3) Simak apa kata anak.
4) Gunakan kata-kata dengan hati-hati
5) Ijinkan dan berilah dorongan terhadap impian, keinginan, dan
harapan.
6) Berilah sentuhan keajaiban pada hal-hal biasa.
7) Ciptakan peraturan dalam struktur yang luwes
8) Jadilah cermin positif bagi anak.
9) Lepaskan pergulatan yang menekan
10) Jadikan setiap hari sebagai sebuah awal yang baru
c. Prinsip pengembangan sosial-emosional
Prinsip-prinsip pengembangannya yang diadaptasi oleh pendidik
anak usia dini meliputi hal berikut:
1) Sadari perasaan sendiri dan perasaan orang lain.
2) Tunjukan empati dan pahami cara pandang orang lain atur dan
atasi dengan positif gejolak emosional dan perilaku.
3) Berorientasi pada tujuan dan rencana positif.
4) Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan.
8
B. Pengertian dan Landasan Teori PAUD
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tetntang system pendidikan
nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmanni dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkambangannya,
masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia
0-6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun
non-formal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal
berbentuk taman anak-anak (TK) / Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk
lain yang sederajat yang menggunakan program untuk anak usia 4-6
tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan non-
formal berbentuk taman penitipan anak (TPA) dan bentuk lain yang
sederajat, ia menggunakan program untuk anak usia 0-2 tahun, 2-4
tahun, 4-6 tahun, dan program pengasuahan untuk anak usia 0-6
tahun, kelompok bermain dan bentuk lain yang sederajat,
menggunakan program untuk usia2-4 tahun dan 4-6 tahun.
Menurut R taufiq NM, SE, Mpd, praktisi PAUD PNF dan PF yang
juga pengelola Permata Hati Kids School, Deelanggu, Klaten kondisi
9
sel otak seorang bayi yang baru lahir memiliki kurang lebih 100
milyar sel otak, perkembangan intelektual anak usia 4tahun 50%, pada
usia 8tahun mencapai 80% dan mencapai puncak 100% pada usia
18tahun.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik
halus dan kasar), kecerdasan (daya fikir, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual) , sosioemosional (sikap dan perilaku serta
agama) , bahasa dan komunikasi (Maudi, 2009).
Kecakapan anak akan optimal bila semua potensinya dikembangkan
yaitu, daya fikir, daya serap, dan emosi ( eillent, 2005 )
10
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS MASALAH
A. Peranan orang tua
Orang tua sangat berperan penting dalam pengembangan anak
terutama pada penanaman pendidikan dan karakter pada rentang usia
dini. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan
masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik
bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan
dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua
kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si
anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada
akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya
karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika
dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya
dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa
menjadi seorang public speaker dikarenakan ia minder atau malu.
Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif
maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan
11
B. Keadaan Lingkungan
Lingkungan yang mendukung terbentuknya karakter anak terdiri dari 3
lapis yaitu:
o Lingkungan Fisik, yang terdiri dari obyek, materi dan ruang.
Lingkungan fisik yang berbeda akan mempengaruhi anak.
Misalnya anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan obyek
yang serba mewah, alat mainan yang bervariasi serta ruang gerak
yang luas, akan lebih memungkinkan untuk berkembang secara
optimal bila dibandingkan dengan mereka yang serba
kekurangan dan tinggal dirumah yang sempit.
o Lingkungan yang bersifat aktifitas, terdiri dari kegiatan, bermain,
kebiasaan sehari-hari dan upacara yang bersifat keagamaan.
Misalnya, anak yang beraktifitas sehari-hari diisi dengan
kegiatan yang bermakna misalnya bermain bersama dengan ibu,
hasilnya akan lebih berkualitas dibandingakan bila anak bermain
sendiri.
o Berbagai orang yang ada disekitar anak dapat dibedakan dan
usia, jenis kelamin, pekerjaanm status kesehatan dan tingkat
pendidikannya. Lingkungan anak akan lebih baik bila orang-
orang yang ada disekitarnya berpendidikan dibandingkan bila
lingkungannya jauh dari orang yang tidak pernah mengikuti
pendidikan formal.
12
C. Intuisi, guru pengajar dan Metode Pengembangan anak usia
dini
Intuisi (TK,RA,KB,SPS dan sejenisnya) dan metode pembelajaran
sangat penting dalam pendidikan anak usia dini agar maksud dan
tujuan pembelajaran dappat tersampaikan dan tepat sasaran untuk
selanjutnya di terapkan pada kehidupan sehari-hari.
Model Pembelajaran PAUD ada 4,yaitu :
o Model kelas berpusat
o Model keterampilan hidup
o Model BCCT ( Beyond centre circle time)
Disebut juga pendekatan sentra dan lingkaran. Pendekatan ini
menekankan bermain sebagai metode belajar anak dengan
menggunakan alat peraga edukasi (APE) buatan pabrik atau dari
alam sekitar, dalam kegiatan ini pendidik bertugas untuk
menetapkan sentra-sentra, sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, karena itu ia perlu memahami konsep kecerdasan
majemuk atau multilple inrtelligence.
o Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak
13
B. Observasi Penerapan Konsep dan Teori.
1. Objek Observasi
a. Nama Intuisi : Kelompok Bermain CERIA
b. Alamat : Ngembong, RT02/RW02, Keloran,
Selogiri, Wonogiri 57652
c. Penanggung Jawab : 1. Ernawati S.P
atau Guru 2. Sri Rahayu
d. Sampel : 15 Siswa PAUD kelompok A usia 4-5
tahun
e. Tanggal Observasi : 27 November 2012
2. Hasil Observasi
Media Pembelajaran
A. Ruang Kelas
Keadaan kelas pada KB Ceria telah memenuhi tempat bagian
penting untuk pembelajaran (maudi, 2009) yaitu :
Area selamat datang (Welcoming part)
Area datang masuk dangan mengucapkan salam, bersalaman,
mengambil absen dinding, menyapa orang yang ditemui, tempat
14
diatur dengan baik, sehingga anak secara tidak sengaja melakukan
perilaku dan sikap datang dan bertamu secara sopan.
Jantung hati kelas (the heart of the classroom)
Bagian kelas tempat guru melakukan pembelajaran yang dalam
konsep BCCT sangat tepat diterapkan, bagian ini merupakan
tempat berkumpul dan terpusatnya anak-anak kepada para
pengajar dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.
Tempat kegiatan (activities funsionalism part)
BAgian-bagian tempat yang mengelilini hati dari kelas yang
merupakan tempat anak-anak beraktifitas. Misal belajar
menggunakan dinding –Dimensi diatas ( Learnig on the wall) atau
mengerjakan aktifitas dilantai (dimensi bawah), disii terdapat
peraga-peraga edukasi yang menarik bagi anak-anak seperti
huruf-huruf mainan gambar-gambar hewan, gambar-gambar
perilaku terpuji dan tercela dalam kelas, dll.
Kegiartan Diluar (Outdoor atau play ground)
Tempat menunjang kegiatan bermain dan pendidikan diluar
ruangan sehingga pengetahuan dan gerak anak didunia luar
menjadi bebas dan leluasa dan terkontrol. Contoh : kebun untuk
bertanam dan merawat bunga dll
15
B. Sarana Bermain atau Alat Peraga Edukasi (APE)
Sarana bermain mengandung unsur pendidikan, sebagai penunjang
pembangunan karakter seperti perosotan melatih anak untuk bersikap
sabar dalam hal mengantri dll.
C. Metode Pembelajaran
Kelompok bermain CERIA menggunakan konsep BCCT
(Beyond centre circle time) anak dengan dikelompokkan seperti
lingkaran kemudian perhatian diarahkan pada pembimbing dengan
berbagai pembelajaran secara tidak langsung melalui lagu-lagu yang
dinyanyikan dan gambar-gambar yang menunjukkan perilaku baik dan
buruk serta berbagai sistem pembelajaran yang lainnya.
D. Lingkup Pengembangan dan pembangunan karakter
Nilai Agama dan Moral
Indikator Kegiatan Siswa
a.Mengenal Tuhan melalui agama
yang dianutnya
Berdo’a sebelum dan sesudah,
mengawali belajar dengan
membaca syahadat, Al-Fatihah
beserta artinya serta mengenal
Sang Pencipta melalui ciptaannya
(tanaman)
b. Menirukan gerakan beribadah Sikap berdoa, tertib
16
c. Mengucapkan do’a sebelum dan
sesudah melakukan suatu kegiatan
Berdoa sebelum dan sesudah
belajar, berdoa sebelum dan
sesudah belajar
d.Mengenal perilaku sopan, baik
maupun buruk
Membiasakan menerima, memberi
dengan tangan kanan, makan
sambil duduk tenang
e.Membiasakan diri berperilaku
baik
bersikap ramah, meminjakan
mainannya kepada teman,
mengalah pada teman
f .mengucapkan salam dan
membalas salam
Masuk kelas, setelah bersalaman
dan salign mengucapkan salam
kepada teman dan Guru lalu
mengisi absen
Sosial Emosional
Indikator Kegiatan Siswa
Menunjukkan sikap mandiri dalam
memilih kegiatan
Memilih permainan bersifat
mendidik secara tidak langsung
akan memilih permainan yang
sesuai dengan permainan yang
diminatinya
Mau berbagi, menolong dan
membantu teman
Berbagi makanan dengan
temannya, mendorongkan sepeda
teman
Menunjukkan Antusiasme Memperhatikan penjelasan guru
17
dengan cara merespon arahan
Mengendalikan perasaan
Mentaati peraturan yang berlaku
dalam suatu permainan
Antri bergantian dalam berjungkat-
jungkit
Menjaga diri dari lingkungannya Tertib, duduk tenang saat
pembelajaran berlangsung
Menghargai orang lain Bertukar bahas bola mainan buatan
masing-masing anak.
Proses pembelajaran
1. Salam,berdoa bersama,membaca syahadat dan Al Fatihah bersama
2. Absensi, saling mengenal antar teman
3. Mengucapkan dan menanyakan keadaan (kabar) teman dengan
nyanyian
4. Membuat Bola dari Kertas
Dibagi menjadi 2 kelompok, kegiatan:
bola dengan meremas kertas koran dan di isolasi kemudian bermain
dengan bola buatan dia sendiri.
5. Menunjukkaan gambar dan kegiatan :
a. Tema: Tanaman Mengindikasikan bahwa dalam kegiatan
menyiram bunga dan merawat tanaman dengan baik dan benar.
b. Menunjukkan perilaku baik dan buruk.
6. Istirahat
7. Absensi,doa sesudah makan
18
8. Pengulangan Materi
6. ANALISIS OBSERVASI
1. Peranan Orang Tua
Siswa KB CERIA peranan orang tua sangat mendukung. Orang tua
mengantarkan anak ke sekolah,kemudian membimbing anak agar
mengikuti kegitan belajar mengajar dengan baik,saat anak mendapati
masalah (menangis ingin jajan misalnya),karena anak selalu meminta
datang ke ibu/bapaknya,emudian orang tua membantu menenangkan
anaknya dan mengarahkan agar mengikuti pembelajaran lagi.
Kelemahan :
Orang tua tidak dapat meninggalkan anaknya,misalnya untuk
bekerja dan melakukan aktivitas lain yang memerlukan waktu
lama.
Ketergantungan anak terhadap orang tua masih sangat
besar,sehingga anak kurang mandiri.
2. Keadaan lingkungan
KB CERIA menciptakan Lingkungan dan suasana bermain yang
Edukasi, Sosialis dan Menarik bagi siswa sehingga sasaran pendidikan
dapat terpenuhi. Dimana anak di ajak untuk belajar keadaan
lingkungan sekitar yang mengacu pada perilaku dan tindakan baik dan
buruk.
19
3. Intuisi Intuisi, guru pengajar dan Metode Pengembangan anak usia
dini.
KB ceria merupakan lembaga PAUD yang berkonsep dan memiliki
guru-guru yang kompeten dan suka terhadap anak-anak dimana
pendidik dapat mengusai keadaan anak dengan baik.
4. Metode pendidikan yang digunakan
KB ceria menggunakan konsep BCCT sehingga anak dapat terkontrol
dengan baik secara langsung oleh guru. Konsep ini sangat baik
dimana anak dapat dilatih dan dibimbing perilakunya dangan apa
yang diajarkan dan perlihatkan oleh guru selama pembelajaran
berlagsung.
BAB IV
20
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Jadi dari hasil pembahasan dan observasi di KB Ceria mulai
dari BAB I sampai dengan BAB yang terakhir , dapat diambil
kesimpulan bahwa Karakter terpuji anak usia dini dapat terbentuk
melalui pembelajaran di PAUD dengan metode-metode
pengajaran yang diterapkan. Metode tersebut sangat
mempengaruhi sebagaimana besar kecakapan/ kemampuan yang
mencakup nilai-nilai agama dan moral, motorik halus, bahasa
serta sosial-emosional di dalam diri anak, sehingga anak mampu
untuk mengambil pemecahan masalah dikehidupan sehari-harinya.
Pentingnya Pendidikan Karakter di PAUD membentuk akhlak
dasar supaya nantinya dapat menjadikan pondasi awal karakter
yang baik untuk anak agar dapat mengahasilkan generasi-generasi
yang lebih berkarakter baik dan cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
21
Himpaudi. 2009. Maudi. Pentingnya konsep multiple intelegen . Edisi III
Semarang: Himpaudi jateng.
. 2010. Ramah otak pada anak. Edisi 06 th. IV Semarang:
Himpaudi Jateng
Kemendiknas. 2011. Pedoman Pembinaan Gugus PEndidikan anak Usia Dini.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini.
Patdmono Dewo, Sumiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra-sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta dengan kerjasama pusat perbukuan department pendidikan
dan kebudayaan.
Prasetyo, Agung. 2011. Trining of Trainer Peningkatan tutor PAUD
kelompok
bermain: Pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini.
Jawa Tengah: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Rachman, Eileen. 2005. Mengoptimalkan Kecerdasan anak dengan mengasah
EQ
dan SQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
22