Makalah PAUD II

33
MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA 4–6 TAHUN MELALUI PAUD Tugas Kelompok Mata kuliah ILMU PENDIDIKAN Prodi Pendidikan Teknik Mesin Disusun Oleh: ADZIN K.N (K2512006) BASTI WAHYU K. (K2512023 ) KHOLID YUSUF ERYANDI (K2512048) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 1

Transcript of Makalah PAUD II

MEMBANGUN KARAKTER

ANAK USIA 4–6 TAHUN MELALUI PAUD

Tugas Kelompok Mata kuliah ILMU PENDIDIKAN

Prodi Pendidikan Teknik Mesin

Disusun Oleh:

ADZIN K.N (K2512006)

BASTI WAHYU K. (K2512023 )

KHOLID YUSUF ERYANDI (K2512048)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................... i

I. BAB I PENDAHULUAN................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................. 3

B. Permasalahan................................................................ 4

C. Tujuan........................................................................... 4

II. BAB II TINJAUAN TEORI............................................... 5

A. Pengertian Perilaku 5

B. Pengertian PAUD dan Landasan Teori………………. 7

III. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………. . 10

A. ANALISIS MASALAH

A. Perhatian dan didikan orang tua................................ 10

B. Keadaan Lingkungan………………………………. 10

C. Manfaat Mengikuti PAUD……………………….... 11

B. OBSERVASI PENERAPAN KONSEP DAN TEORI... 12

A. Objek Observasi …………………………………... 12

B. Hasil Observasi ……………………………………. 12

IV. BAB IV PENUTUP............................................................ 17

A. Kesimpulan .................................................................. 17

Daftar Pustaka............................................................................. 18

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesibukan orang tua diluar rumah mengakibatkan anak kurang

diperhatikan dalam masa perkembangannya, baik dari segi

perkembangan intelegensi maupun emosional. Padahal peranan

orang tua di saat usia 4-6 tahun sangat diperlukan sebagai

pembentuk awal kualitas anak untuk menghadapi masa yang akan

datang, usia dini merupakan usia kritis bagi perkembangan anak.

Usia anak 4-6tahun merupakan masa-masa anak bermain dan

berinteraksi bersama teman-temannya, jika tidak diarahkan oleh

orang tua maka akan berakibat kurang maksimalnya anak dalam hal

berkomunikasi dan berinteraksi sebagai pondasi dasar untuk

menciptakan SDM yang berkualitas. Di masa sekarang banyak kita

jumpai diberbagai bidang kehidupan, masyarakat kurang

memperhatikan nilai estetika yang berakibat pada rendahnya

perilaku sopan santun dan perilaku terpuji lainnya, yang sering

terjadi di antara orang dewasa, anak-anak maupun para pelajar,

untuk itu pembangunan sikap dan perilaku serta karakter harus

ditanamkan sejak usia dini agar terbiasa dan menjadi dasar

melakukan tindakan dalam kehidupan sehari-hari .

3

Oleh karena itu, PAUD adalah lembaga yang sangat berguna

untuk pembentukan karakter usia dini, Karena pada masa ini

terdapat fase dimana anak mengalami ketidaksembangan dan

gejolak-gejolak emosi sehingga sulit untuk membentuk sikap-sikap

dan perilaku yang baik sebagai dasar pembentukan awal karakter.

B. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan dalam pendidikan karakter anak usia dini

antara lain:

o Kurangnya perhatian orang tua

o Dukungan keadaan lingkungan yang membentuk anak

o Metode pendidikan yang digunakan

o Intuisi yang mendidik dan pengajarnya.

C. TUJUAN

o Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar

atau akademik disekolah.

o Interfensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat

menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden

potency) yaitu dimensi perkembangen anak (bahasa, intelektual,

emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)

o melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya

gangguan dalam pertumbuhan dan potensi-poternsi yang dimiliki

anak.

4

o Membentuk karakter dasar anak yang mengacu pada etika,spiritual

dan emosional yang baik,tertata dan terarah.

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah cerminan pribadi seseorang yang tampak dalam

berbuat dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan di

sekitarnya. Perilaku merupakan internalisasi nilai-nilai dan yang

diserap oleh sesseorang dalam interaksinya dengan orang diluar

dirinya. Cakupan pengembangan perilaku anak usia dini meliputi

aspek nilai-nilai agama, moral, sosial, dan sosial-emosional. Nilai-

nilai keutamaan itu menurut Megawangi, antara lain meliputi:

1. Nilai kejujuran, dipercaya (trustworthy) meliputi sifat jujur

(honesty).

2. Dan integritas (integrity).

3. Hormat kepada orang lain (treats people with respect)

4. Bertanggung jawab (responsibility)

5. Berlaku adil (fair)

6. Kasih sayang (caring)

7. Menjadi warga Negara yang baik (Good citizen)

6

Prinsip Pengembangan Perilaku

a. Prinsip pengembangan nilai moral

Anak-anak memerlukan bantuan orang dewasa yang bertanggung

jawab terhadap pengasuhan dan pendidikan dalam mempelajari

nilai moral. Bruce (2000) Mengungkapkan bahwa membantu anak

mengembangkan nilai moralnya dapat dilakukan apabila

melakukan hal-hal berikut :

1) Merawat anak dengan penuh kasih sayang

2) Memberikan banyak kesempatan pada anak untuk berdiskusi

dan berorganisasi

3) Menjelskan suatu hal, maka anak perlu dibantu

mengekspresikan pikiran dan perasaannya tentang berbagai

persoalan dan peristiwa yang dihadapinya.

4) Mendukung anak untuk bergabung dengan penuh arti dengan

anak-anak lainnya.

5) Memberikan kesempatan kepada anak untuk beramain bebas

kerena akan mendorong anak melihat segala sesuatu dari sudut

pandang orang lain.

6) Perlu membarikan penghargaan terhadap tingkah laku yang

baik

b. Prinsip Pengembangan nilai agama

Doe Dan Walch (1998) Mengungkapkan bahwa terdapat 10 prinsip

yang hendaknya diterapkan oleh orang tu dan juga guru untuk

7

menumbuhkan nilai-nilai agama pada anak. 10 prinsip tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Ketahuilah bahwa tuhan memperhatikan kita

2) Percaya dan ajarkan bahwa semua kehidipan berhubungan-

bertujuan.

3) Simak apa kata anak.

4) Gunakan kata-kata dengan hati-hati

5) Ijinkan dan berilah dorongan terhadap impian, keinginan, dan

harapan.

6) Berilah sentuhan keajaiban pada hal-hal biasa.

7) Ciptakan peraturan dalam struktur yang luwes

8) Jadilah cermin positif bagi anak.

9) Lepaskan pergulatan yang menekan

10) Jadikan setiap hari sebagai sebuah awal yang baru

c. Prinsip pengembangan sosial-emosional

Prinsip-prinsip pengembangannya yang diadaptasi oleh pendidik

anak usia dini meliputi hal berikut:

1) Sadari perasaan sendiri dan perasaan orang lain.

2) Tunjukan empati dan pahami cara pandang orang lain atur dan

atasi dengan positif gejolak emosional dan perilaku.

3) Berorientasi pada tujuan dan rencana positif.

4) Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan.

8

B. Pengertian dan Landasan Teori PAUD

Undang-undang no. 20 tahun 2003 tetntang system pendidikan

nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmanni dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkambangannya,

masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah

pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia

0-6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan

kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun

non-formal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal

berbentuk taman anak-anak (TK) / Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk

lain yang sederajat yang menggunakan program untuk anak usia 4-6

tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan non-

formal berbentuk taman penitipan anak (TPA) dan bentuk lain yang

sederajat, ia menggunakan program untuk anak usia 0-2 tahun, 2-4

tahun, 4-6 tahun, dan program pengasuahan untuk anak usia 0-6

tahun, kelompok bermain dan bentuk lain yang sederajat,

menggunakan program untuk usia2-4 tahun dan 4-6 tahun.

Menurut R taufiq NM, SE, Mpd, praktisi PAUD PNF dan PF yang

juga pengelola Permata Hati Kids School, Deelanggu, Klaten kondisi

9

sel otak seorang bayi yang baru lahir memiliki kurang lebih 100

milyar sel otak, perkembangan intelektual anak usia 4tahun 50%, pada

usia 8tahun mencapai 80% dan mencapai puncak 100% pada usia

18tahun.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan

dasar arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik

halus dan kasar), kecerdasan (daya fikir, kecerdasan emosi,

kecerdasan spiritual) , sosioemosional (sikap dan perilaku serta

agama) , bahasa dan komunikasi (Maudi, 2009).

Kecakapan anak akan optimal bila semua potensinya dikembangkan

yaitu, daya fikir, daya serap, dan emosi ( eillent, 2005 )

10

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS MASALAH

A. Peranan orang tua

Orang tua sangat berperan penting dalam pengembangan anak

terutama pada penanaman pendidikan dan karakter pada rentang usia

dini. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan

masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik

bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan

dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua

kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si

anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada

akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,

penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya

karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika

dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya

dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa

menjadi seorang public speaker dikarenakan ia minder atau malu.

Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau

mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif

maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan

11

B. Keadaan Lingkungan

Lingkungan yang mendukung terbentuknya karakter anak terdiri dari 3

lapis yaitu:

o Lingkungan Fisik, yang terdiri dari obyek, materi dan ruang.

Lingkungan fisik yang berbeda akan mempengaruhi anak.

Misalnya anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan obyek

yang serba mewah, alat mainan yang bervariasi serta ruang gerak

yang luas, akan lebih memungkinkan untuk berkembang secara

optimal bila dibandingkan dengan mereka yang serba

kekurangan dan tinggal dirumah yang sempit.

o Lingkungan yang bersifat aktifitas, terdiri dari kegiatan, bermain,

kebiasaan sehari-hari dan upacara yang bersifat keagamaan.

Misalnya, anak yang beraktifitas sehari-hari diisi dengan

kegiatan yang bermakna misalnya bermain bersama dengan ibu,

hasilnya akan lebih berkualitas dibandingakan bila anak bermain

sendiri.

o Berbagai orang yang ada disekitar anak dapat dibedakan dan

usia, jenis kelamin, pekerjaanm status kesehatan dan tingkat

pendidikannya. Lingkungan anak akan lebih baik bila orang-

orang yang ada disekitarnya berpendidikan dibandingkan bila

lingkungannya jauh dari orang yang tidak pernah mengikuti

pendidikan formal.

12

C. Intuisi, guru pengajar dan Metode Pengembangan anak usia

dini

Intuisi (TK,RA,KB,SPS dan sejenisnya) dan metode pembelajaran

sangat penting dalam pendidikan anak usia dini agar maksud dan

tujuan pembelajaran dappat tersampaikan dan tepat sasaran untuk

selanjutnya di terapkan pada kehidupan sehari-hari.

Model Pembelajaran PAUD ada 4,yaitu :

o Model kelas berpusat

o Model keterampilan hidup

o Model BCCT ( Beyond centre circle time)

Disebut juga pendekatan sentra dan lingkaran. Pendekatan ini

menekankan bermain sebagai metode belajar anak dengan

menggunakan alat peraga edukasi (APE) buatan pabrik atau dari

alam sekitar, dalam kegiatan ini pendidik bertugas untuk

menetapkan sentra-sentra, sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, karena itu ia perlu memahami konsep kecerdasan

majemuk atau multilple inrtelligence.

o Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak

13

B. Observasi Penerapan Konsep dan Teori.

1. Objek Observasi

a. Nama Intuisi : Kelompok Bermain CERIA

b. Alamat : Ngembong, RT02/RW02, Keloran,

Selogiri, Wonogiri 57652

c. Penanggung Jawab : 1. Ernawati S.P

atau Guru 2. Sri Rahayu

d. Sampel : 15 Siswa PAUD kelompok A usia 4-5

tahun

e. Tanggal Observasi : 27 November 2012

2. Hasil Observasi

Media Pembelajaran

A. Ruang Kelas

Keadaan kelas pada KB Ceria telah memenuhi tempat bagian

penting untuk pembelajaran (maudi, 2009) yaitu :

Area selamat datang (Welcoming part)

Area datang masuk dangan mengucapkan salam, bersalaman,

mengambil absen dinding, menyapa orang yang ditemui, tempat

14

diatur dengan baik, sehingga anak secara tidak sengaja melakukan

perilaku dan sikap datang dan bertamu secara sopan.

Jantung hati kelas (the heart of the classroom)

Bagian kelas tempat guru melakukan pembelajaran yang dalam

konsep BCCT sangat tepat diterapkan, bagian ini merupakan

tempat berkumpul dan terpusatnya anak-anak kepada para

pengajar dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

Tempat kegiatan (activities funsionalism part)

BAgian-bagian tempat yang mengelilini hati dari kelas yang

merupakan tempat anak-anak beraktifitas. Misal belajar

menggunakan dinding –Dimensi diatas ( Learnig on the wall) atau

mengerjakan aktifitas dilantai (dimensi bawah), disii terdapat

peraga-peraga edukasi yang menarik bagi anak-anak seperti

huruf-huruf mainan gambar-gambar hewan, gambar-gambar

perilaku terpuji dan tercela dalam kelas, dll.

Kegiartan Diluar (Outdoor atau play ground)

Tempat menunjang kegiatan bermain dan pendidikan diluar

ruangan sehingga pengetahuan dan gerak anak didunia luar

menjadi bebas dan leluasa dan terkontrol. Contoh : kebun untuk

bertanam dan merawat bunga dll

15

B. Sarana Bermain atau Alat Peraga Edukasi (APE)

Sarana bermain mengandung unsur pendidikan, sebagai penunjang

pembangunan karakter seperti perosotan melatih anak untuk bersikap

sabar dalam hal mengantri dll.

C. Metode Pembelajaran

Kelompok bermain CERIA menggunakan konsep BCCT

(Beyond centre circle time) anak dengan dikelompokkan seperti

lingkaran kemudian perhatian diarahkan pada pembimbing dengan

berbagai pembelajaran secara tidak langsung melalui lagu-lagu yang

dinyanyikan dan gambar-gambar yang menunjukkan perilaku baik dan

buruk serta berbagai sistem pembelajaran yang lainnya.

D. Lingkup Pengembangan dan pembangunan karakter

Nilai Agama dan Moral

Indikator Kegiatan Siswa

a.Mengenal Tuhan melalui agama

yang dianutnya

Berdo’a sebelum dan sesudah,

mengawali belajar dengan

membaca syahadat, Al-Fatihah

beserta artinya serta mengenal

Sang Pencipta melalui ciptaannya

(tanaman)

b. Menirukan gerakan beribadah Sikap berdoa, tertib

16

c. Mengucapkan do’a sebelum dan

sesudah melakukan suatu kegiatan

Berdoa sebelum dan sesudah

belajar, berdoa sebelum dan

sesudah belajar

d.Mengenal perilaku sopan, baik

maupun buruk

Membiasakan menerima, memberi

dengan tangan kanan, makan

sambil duduk tenang

e.Membiasakan diri berperilaku

baik

bersikap ramah, meminjakan

mainannya kepada teman,

mengalah pada teman

f .mengucapkan salam dan

membalas salam

Masuk kelas, setelah bersalaman

dan salign mengucapkan salam

kepada teman dan Guru lalu

mengisi absen

Sosial Emosional

Indikator Kegiatan Siswa

Menunjukkan sikap mandiri dalam

memilih kegiatan

Memilih permainan bersifat

mendidik secara tidak langsung

akan memilih permainan yang

sesuai dengan permainan yang

diminatinya

Mau berbagi, menolong dan

membantu teman

Berbagi makanan dengan

temannya, mendorongkan sepeda

teman

Menunjukkan Antusiasme Memperhatikan penjelasan guru

17

dengan cara merespon arahan

Mengendalikan perasaan

Mentaati peraturan yang berlaku

dalam suatu permainan

Antri bergantian dalam berjungkat-

jungkit

Menjaga diri dari lingkungannya Tertib, duduk tenang saat

pembelajaran berlangsung

Menghargai orang lain Bertukar bahas bola mainan buatan

masing-masing anak.

Proses pembelajaran

1. Salam,berdoa bersama,membaca syahadat dan Al Fatihah bersama

2. Absensi, saling mengenal antar teman

3. Mengucapkan dan menanyakan keadaan (kabar) teman dengan

nyanyian

4. Membuat Bola dari Kertas

Dibagi menjadi 2 kelompok, kegiatan:

bola dengan meremas kertas koran dan di isolasi kemudian bermain

dengan bola buatan dia sendiri.

5. Menunjukkaan gambar dan kegiatan :

a. Tema: Tanaman Mengindikasikan bahwa dalam kegiatan

menyiram bunga dan merawat tanaman dengan baik dan benar.

b. Menunjukkan perilaku baik dan buruk.

6. Istirahat

7. Absensi,doa sesudah makan

18

8. Pengulangan Materi

6. ANALISIS OBSERVASI

1. Peranan Orang Tua

Siswa KB CERIA peranan orang tua sangat mendukung. Orang tua

mengantarkan anak ke sekolah,kemudian membimbing anak agar

mengikuti kegitan belajar mengajar dengan baik,saat anak mendapati

masalah (menangis ingin jajan misalnya),karena anak selalu meminta

datang ke ibu/bapaknya,emudian orang tua membantu menenangkan

anaknya dan mengarahkan agar mengikuti pembelajaran lagi.

Kelemahan :

Orang tua tidak dapat meninggalkan anaknya,misalnya untuk

bekerja dan melakukan aktivitas lain yang memerlukan waktu

lama.

Ketergantungan anak terhadap orang tua masih sangat

besar,sehingga anak kurang mandiri.

2. Keadaan lingkungan

KB CERIA menciptakan Lingkungan dan suasana bermain yang

Edukasi, Sosialis dan Menarik bagi siswa sehingga sasaran pendidikan

dapat terpenuhi. Dimana anak di ajak untuk belajar keadaan

lingkungan sekitar yang mengacu pada perilaku dan tindakan baik dan

buruk.

19

3. Intuisi Intuisi, guru pengajar dan Metode Pengembangan anak usia

dini.

KB ceria merupakan lembaga PAUD yang berkonsep dan memiliki

guru-guru yang kompeten dan suka terhadap anak-anak dimana

pendidik dapat mengusai keadaan anak dengan baik.

4. Metode pendidikan yang digunakan

KB ceria menggunakan konsep BCCT sehingga anak dapat terkontrol

dengan baik secara langsung oleh guru. Konsep ini sangat baik

dimana anak dapat dilatih dan dibimbing perilakunya dangan apa

yang diajarkan dan perlihatkan oleh guru selama pembelajaran

berlagsung.

BAB IV

20

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Jadi dari hasil pembahasan dan observasi di KB Ceria mulai

dari BAB I sampai dengan BAB yang terakhir , dapat diambil

kesimpulan bahwa Karakter terpuji anak usia dini dapat terbentuk

melalui pembelajaran di PAUD dengan metode-metode

pengajaran yang diterapkan. Metode tersebut sangat

mempengaruhi sebagaimana besar kecakapan/ kemampuan yang

mencakup nilai-nilai agama dan moral, motorik halus, bahasa

serta sosial-emosional di dalam diri anak, sehingga anak mampu

untuk mengambil pemecahan masalah dikehidupan sehari-harinya.

Pentingnya Pendidikan Karakter di PAUD membentuk akhlak

dasar supaya nantinya dapat menjadikan pondasi awal karakter

yang baik untuk anak agar dapat mengahasilkan generasi-generasi

yang lebih berkarakter baik dan cerdas.

DAFTAR PUSTAKA

21

Himpaudi. 2009. Maudi. Pentingnya konsep multiple intelegen . Edisi III

Semarang: Himpaudi jateng.

. 2010. Ramah otak pada anak. Edisi 06 th. IV Semarang:

Himpaudi Jateng

Kemendiknas. 2011. Pedoman Pembinaan Gugus PEndidikan anak Usia Dini.

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini.

Patdmono Dewo, Sumiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra-sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta dengan kerjasama pusat perbukuan department pendidikan

dan kebudayaan.

Prasetyo, Agung. 2011. Trining of Trainer Peningkatan tutor PAUD

kelompok

bermain: Pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini.

Jawa Tengah: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Rachman, Eileen. 2005. Mengoptimalkan Kecerdasan anak dengan mengasah

EQ

dan SQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

22

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep dasar Pendidikan Anak uisa Dini.

Jakarta: Indeks Permata Puri Media.

23