Makalah menjaga citra keperawatan profesional dalam melayani pelayanan keperawatan

22
“ MENJAGA CITRA KEPERAWATAN PROFESSIONAL DALAM MELAYANI PELAYANAN KEPERAWATAN ” Oleh : BARY PRIMA MUHAMMAD ZAKY NAILAL KHARMI SYAF NOVA YARLLINDA SEPNUL ARIF DOSEM PEMBIMBING : SANDRA DEWI AKADEMI KEPERAWATAN PADANG PARIAMAN

description

 

Transcript of Makalah menjaga citra keperawatan profesional dalam melayani pelayanan keperawatan

“ MENJAGA CITRA KEPERAWATAN PROFESSIONAL DALAM MELAYANI PELAYANAN KEPERAWATAN ”

Oleh :

BARY PRIMA

MUHAMMAD ZAKY

NAILAL KHARMI SYAF

NOVA YARLLINDA

SEPNUL ARIF

DOSEM PEMBIMBING :SANDRA DEWI

AKADEMI KEPERAWATAN

PADANG PARIAMAN

2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini

yang berjudul “ Menjaga Citra Keperawatan Professional Dalam Melayani Pelayanan

Keperawatan ”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan

dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak

yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca. penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu kami mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan

terimakasih.

Pariaman. September 2102

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................

DAFTAR ISI................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................

A. Menjaga citra keperawatan professional dalam melayani

pelayanan keperawatan.........................................................

BAB II KONSEP ROLE MODEL DALAM PASIEN............

BAB III KONSEP KEPUTUSAN MORAL DAN TEORI MORAL DALAM KEPERAWATAN.......................................

A. KONSEP ROLE MODEL DALAM PASIEN...............

BAB IV KONSEP TENTANG TANGGUNG JAWAB

PROFESIONAL...........................................................................

BAB V PENUTUP.......................................................................

A. KESIMPULAN................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. MENJAGA CITRA KEPERAWATAN PROFESSIONAL DALAM MELAYANI PELAYANAN KEPERAWATAN

Konsep tentang citra keperawatan profesional dalam Memberi

pelayanan kesehatan Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan

hidup bahkan merupakan suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun

adapula orang yang menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau

kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir

dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat

merupakan suatu profesi yang mulia. 

Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat

klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan

intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat

berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengembang fungsi

dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan

secara holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia

melakukan tugas mulianya tersebut dengan baik! Bagaimanakah citra

perawat ideal di mata masyarakat!

Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka

pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal

ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja

tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat

dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin

meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan

mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena

itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja

merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan

profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra

perawat senantiasa baik di mata masyarakat. Menjadi seorang perawat ideal

bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk membangun citra perawat

ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah

didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak

ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-

kira citra perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi

melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat

seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu

merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat

profesional. Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok

perawat ideal yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional

dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat

profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang

dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan

bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak

aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.

Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang

menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata

mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua

itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata

sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut, sabar,

penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan keperawatan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan

perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien

saat menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat

disayangkan karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata

masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan

jawaban demikian dari masyarakat.

Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan

kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai

perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran

dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah

pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien,

manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh,

dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam

membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan

menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun

citra perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya

ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman

dan peran sebagai komunikator

BAB II

KONSEP ROLE MODEL DALAM PASIEN

Hasil penelitian menunjukkan kekuatan peran perawat merupakan

model sosial dari rentang perilaku adaptif sampai dengan maladaptif.

Perawat menggunakan diri untuk menjadi model yang adaptif dan

perkembangan perilaku. Role model tidak berhubungan dengan kemampuan

total dari norma lokal masyarakat atau kebahagiaan hidup, isi sepenuhnya

dalam kehidupan. Efektifnya peran perawat dapat dilakukan dengan penuh

dan kepuasan kehidupan diri yang tidak didominasi oleh konflik, distres

atau pengingkaran dan juga pendekatan perawat terhadap pasien dalam

kehidupannya dalam mengembangkan kemampuan, harapan dan adaptasi.

Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang

lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong

dengan cara mencintai dari manusia tersebut. Secara benar bahwa seseorang

selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang

dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua

kebutuhan tersebut. Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang

lain. Tidak diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan

kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara praktis

atau pengorbanan diri. Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai

bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk

kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua

profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan

dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran

perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan

struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan

kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan

berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk

perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien

dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan

untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan

pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam

menentukan pertanggungjawaban, resiko, komitmen dan keadilan.

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab

untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan

kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan,

perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan

kemampuan dalam menolong orang lain sumber-sumber yang digunakan

guna dipertanggungjawabkan.

BAB III

KONSEP KEPUTUSAN MORAL DAN TEORI MORAL DALAMKEPERAWATAN

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat

dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat

berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu

pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan

tantangan bagi profesi keperawatan dan dalam mengembangkan

profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas

pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan

basis pada etik dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh

dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk

penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang

muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan

moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar

dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu

menjadi pertimbangan dan dihormati. 

A. MORAL DALAM KEPERAWATAN

Moral merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang

perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan

dengan perilaku. Teori moral merupakan aplikasi atau penerapan tentang

filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan

konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam

kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai.

B. TEORI MORAL DALAM KEPERAWATAN

Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan

mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik. Adapun beberapa

pendapat yang dimaksud dengan moral

1. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena).

Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak.

Akhlak dan budi pekerti

Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap

bersemangat, berani, disiplin, dll.

2. Ensiklopedia Pendidikan (Prof. Dr. Soeganda Poerbacaraka). 

Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corak-

corak, maksud-¬maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau

perbuatan-perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk,

benar/salah.

Lawannya moral

Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik/benar itu lebih daripada

yang buruk/salah.

Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan

moral sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua

orang, sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran

agama yang dikehendaki di bidang moral.

Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pada

ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.

Bagi kits umat beragama, tentu moral keagamaan yang harus dianut

dan bukannya moral sekuler.

Karma etik berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai filsafat

moral, etik mencari jawaban untuk menentukan serta

mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa

yang benar atau salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat

dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi

pedoman bagi tindakan manusia. Dan moral diartikan mengenai

apa yang dinialinya seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat

diartikan pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh

karma itu etik profesi sebaiknya jugs berbentuk normative yang

dianutnya. Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk

pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat

penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum adat dan

profesional.

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”

melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi

moral/etika esensial dalam praktek keperawatan profesional.

Perkumpulan ini mengidentifikasikan 5 nilai-nilai moral dalam

keperawatan, yaitu:

1) Suatu peristiwa atau kejadian, seorang perawat memberikan

kepuasan termasuk pelayanan, dan kepedulian.

2) Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama

termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga

diri dan toleransi

3) Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih

kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta

kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

4) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan

penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai

individu termasuk pelayanan kesehatan, kebaikan, penuh

terhadap kepercayaan.

5) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-

prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas,

dorongan dan keadilan serta kewajaran.

Di dalam keperawatan diperlukan nilai-nilai dan perilaku

kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat

frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada

pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan

yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasien kurang

memperhatikan status kesehatannya.  Pertama-tama yang

dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasien

untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.

Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut:

Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses

di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali

dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering

lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang

menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia

juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai

pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk

mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi

kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada

keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis.

BAB IV

KONSEP TENTANG TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL

Tanggung jawab merupakan kewajiban, ini mengarah kepada

kewajiban yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara

professional. Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang

fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat serta

hasil yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya.

Perawat yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk

tindakan klinis keperawatan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang

ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang

berkualitas tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung

jawab adalah memahami secara jelas tentang “uraian tugas dan

spesifikasinya” serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau

yang disepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung jawab yang

dilandasi oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas

yang dibebankan kepadanya.

Untuk mempertahankannya, perawat hendaknya mampu dan selalu

melakukan introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed),

merencanakan pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha

meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat

mengidentifikasi elemen-elemen kritis untuk meningkatkan dan

mengembangkan kinerja klinis mereka, guna memenuhi kepuasan pasien

dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respon dan

perkembangan pasien dengan lengkap dan benar merupakan salah satu

tanggung jawab perawat dalam melaksanakan tugasnya. Adapun tanggung

jawab perawat dalam menjalankan tugas adalah, Akontabilitas adalah

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan, dimana “tindakan” yang

dilakukan merupakan satu aturan profesional. Oleh karena itu pertanggung

jawaban atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi

itu sendiri. 

Pada tingkat pelaksana sebagai perawat harus memiliki kewenangan

dan otonomi (kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan

yang akan mereka lakukan. Manajer ruangan bertanggung jawab atas

keputusannya terhadap pelaksanaan tugas-tugasnya, termasuk menyeleksi

staf, terutama mengarah pada kemampuan kinerja mereka masing-masing.

Selanjutnya, setiap perawat sebagai anggota tim bertanggung jawab

terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. 

Oleh karena itu, setiap perawat harus paham terhadap pertanggung

jawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya. Kepala ruangan wajib

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari stafnya. Perawat

professional harus dapat mempertanggung jawabkan tindakan yang

dilakukan dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan atau kebidanan

kepada pasien. Kepekaan diperlukan terhadap hasil setiap tindakan yang

dilakukannya, karena berhubungan dengan tanggung jawab, pendelegasian,

kewajiban dan kredibilitas profesinya

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan keperawatan adalah profesi yang terus mengalami

perubahan, fungsinya lebih luas, baik sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli,

pendidik, maupun peneliti keperawatan. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana

tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin

keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,

manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan. Dengan model kepemimpinan yang

efektif ini, diharapkan di masa yang akan datang profesi keperawatan bisa

diterima dengan citra yang baik di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang

dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang

berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Anomin, Konsep Tentang Citra Keperawatan Dalam Memberi Pelayanan

Kesehatan, Nuansa Aulia, Bandung, 2006

C.S.T Kansil, Konsep Role Model Dalam Pasien, Jakarta, Pradnya Paramita,

2003, cet.2,