Makalah Materi Solid

download Makalah Materi Solid

of 13

description

Makalah Materi Solid

Transcript of Makalah Materi Solid

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

    Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan

    penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

    Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

    maupun pedoman bagi pembaca.

    Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

    pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

    isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

    Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

    saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

    untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

    kesempurnaan makalah ini.

  • 2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar . 1

    Daftar Isi .. 1

    A. Pengertian Tablet .. 3

    B. Jenis-Jenis Tablet 3

    C. Syarat Tablet yang Baik 6

    D. Uji pada Tablet 6

    E. Bahan Tambahan Pembuatan Tablet 7

    F. Metode Pembuatan Tablet 8

    G. Keuntunngan Tablet 9

    H. Pengertian Tablet Effervescent 10

    I. Uji Evaluasi Tablet Effervescent 10

    DAFTAR PUSTAKA . 12

  • 3

    A. Pengertian Tablet

    Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau

    tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan

    sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan

    memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan

    baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan

    tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. (Farmakope Indonesia, Edisi IV,

    1995).

    B. Jenis-Jenis Tablet

    Menurut Parrot (1970), penggolongan obat dapat dibedakan berdasarkan atas :

    1. Berdasarkan Metode Pembuatan

    Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu Tablet

    cetak dan tablet kempa.

    a) Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya

    mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan.

    Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol

    tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem

    pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk

    tablet yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang

    cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering.

    b) Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk

    atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa

    mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan

    lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewrna dan lak (pewarna

    yang diabsorpsikan pada aluminium hidroksida yang tidak larut) yang

    diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.

  • 4

    2. Berdasarkan Distribusi Obat dalam Tubuh

    Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua

    kelompok, yaitu:

    a) bekerja lokal : misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut ,

    ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.

    b) bekerja sistemik : per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan

    menjadi:

    short acting Qangka pendek) : dalam satu hari memerlukan

    beberapa kali menelan obat

    long acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukupmenelan satu

    tablet.

    3. Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut

    Berdasarkan jenis bahan penyalut, tablet dapat dibedakan menjadi:

    a) Tablet salut biasa / salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi

    dalam air mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, ka lsium

    karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom

    akasia atau gelatin.

    b) Tablet salut selaput (film coated tablet), disalut denganhidroksi propil

    metilselulosa, metil selulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan

    campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yangtidak mengandung air

    atau mengandung air.

    c) Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa

    cetakdengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat,

    dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak

    lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis.

    d) Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda,yakni jika

    obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairanlambung atau

    dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik

    yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati

    lambung.

  • 5

    e) Tablet lepas lambat, atau tablet dengan efek diperpanjang, yang dibuat

    sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka

    waktu tertentu setelah obat diberikan.

    4. Berdasarkan Cara Pemakaian

    Berdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:

    a) Tablet biasa / tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan peroral

    dengan cara ditelan, pecah di lambung.

    b) Tablet kunyah. Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah

    dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.

    c) Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat yang

    mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar

    beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-

    lahan dalam mulut.

    d) Tablet larut (effervescent tablet). Contohnya Ca-D- Redoxon, tablet

    efervesen Supradin.

    e) Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan

    berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek

    kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat

    khasiat akan dilepas perlahan-lahan.

    f) Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot

    30 mg, larut dalamair, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air

    untuk injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).

    g) Tablet bukal (buccal tablet), digunakan dengan cara meletakkan tablet

    diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui

    mukosa mulut.

    h) Tablet sublingual, digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah

    lidah sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan

    secara oral.

    i) Tablet vagina (ovula).

  • 6

    C. Syarat Tablet yang Baik

    Syarat-syarat tablet, yaitu :

    Ukuran seragam : diameter tablet 1 -3 kali tebal tablet.

    Bobot seragam : penyimpangan rata-rata untuk tablet dengan berat 300 mg

    atau lebih, ialah 5-10%.

    Waktu hancur / disintegrasi tablet : harus hancur dalam air dalam waktu

    tidak lebih dari 15 menit pada suhu 36 38 C.

    Waktu hancur tablet bersalut gula atau bersalut selaput : harus hancur

    dalam air rentang waktu tidak lebih dari 60 menit.

    Waktu hancur tablet bersalut enteric : zat penyalut dilarutkan dulu dalam

    HCL 0,06 N selama 3 jam, kemudian tablet dimasukkan ke dalam dapar

    pH 6,8. Tablet harus hancur dalam waktu 60 menit pada suhu 36- 38C

    (Lachman dkk, 1994)

    D. Uji pada Tablet

    Berikut adalah uji pada tablet antara lain :

    1. Uji kekerasan tablet

    Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar dapat

    bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan,

    pengepakan, dan pengapalan. Kekerasan yang cukup dari suatu tablet

    merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan

    kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai

    sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang

    diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada

    umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8

    kg (Parrott, 1970). Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima

    asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi

    biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat

    pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg

    masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu

    hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).

  • 7

    2. Uji Keregasan Tablet

    Uji keregasan tablet (Friabilitas)merupakan uji ketahanan permukaan

    tablet terhadap gesekan yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan

    penyimpanan. Keregasan dapat dievaluasi dengan menggunakan alat uji

    kerapuhan (friability tester).Tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya

    tidak lebih dari 0,8% (Lachman, dkk, 1994). Uji keregasan berhubungan

    dengan kehilangan bobot akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi pada

    permukaan tablet. Keregasan yang tinggi akan mempengaruhi\

    konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.

    3. Uji Waktu Hancur Tablet

    Suatu komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran

    pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam

    cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur juga penting untuk tablet yang

    mengandung bahan obat yang tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi tetapi

    lebih banyak bekerja dalam saluran cerna. Dalam hal ini daya hancur tablet

    memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal

    dalam tubuh. Waktu hancur dapat dipengaruhi oleh bahan

    penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat

    yang digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan

    bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau

    cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur yang sesuai dengan

    persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang

    cepat. Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak

    bersalut salut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979).

    E. Bahan Tambahan Pembuatan Tablet

    Pembuatan TabletUntuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa:

    1) Zat pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya

    digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii

    Carbonat dan zat lain yang cocok.

  • 8

    2) Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat

    merekat. Biasanya digunakan adalah mucilage Gummi Arabica 10 - 20%

    (panas), Solutio Methylcellulosum 5%.

    3) Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam

    perut.Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering,

    Gelatinum,Agar - agar. Natrium Alginat.

    4) Zat pelican, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya

    digunakan Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearanicum.Dalam

    pembutan tablet, zat berkhasiat, zat - zat lain kecuali pelican dibuat granul

    (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet

    dengan baik maka dibuat granul agar mudah mengalir mengisi cetakan

    serta menjaga agar tablet tidak retak. (Voight, 1984)

    F. Metode Pembuatan Tablet

    Metode Pembuatan Tablet dengan pembuatan granul ada 2 macam :

    1. Pembuatan granul dengan cara basah

    Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik - baik, lalu

    dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan

    pewarna. Setelah itu diayak granul, dan dikeringkan dalam almari

    pengenng pada suhu 400-500. Setelah kering diayak lagi untuk

    memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan

    bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.

    2. Pembuatan granul dengan cara kering atau disebut slugging atau pre

    compression.

    Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat

    pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang

    besar (slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu

    diayak, akhirnya dikempa cetak tablet yang dikehendaki dengan mesin

    tablet. Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut

    yang cocok, biasanya berwarna atau tidak. (Wadke, 1980 ).

  • 9

    Persyaratan yang ditempatkan pada sebuah granulat adalah sebagai berikut:

    a) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur

    b) Sedapat mungkin memiliki distribusi butir yang sempit dan mengandung

    bagian berbentuk serbuk lebih dari 10%

    c) Memiliki daya luncur yang baik

    d) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan

    e) Tidak terlampau kering (sisa lembab 3-5 %)

    f) Hancur baik didalam air (Voigt, 1994).

    G. Keuntunngan Tablet

    Menurut (Lachman, dkk, 1994), hal - hal berikut merupakan keuntungan dari

    tablet:

    1) Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan

    terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta

    variabilitas kandungan yang paling rendah

    2) Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling

    rendah.

    3) Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling

    kompak.

    4) Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah

    untuk dikemas serta dikirim.

    5) Pemberian tanda pengenal produk tablet paling mudah dan murah

    6) Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tinggal

    ditenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan

    pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.

    7) Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti

    pelepasan di usus atau produk lepas lambat.

    8) Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk

    diproduksi secara besar-besaran.

    9) Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

    kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

  • 10

    H. Pengertian Tablet Effervescent

    Tablet Effervescent mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat

    yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas

    karbondioksida (Lindberg et al., 1992). Keuntungan dari bentuk sediaan ini

    adalah dalam hal penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung

    dosis obat yang tepat (Lestari dan Natalia 2007). Tablet effervescent juga

    menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu

    memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Lachman et al., 1994).

    I. Uji Evaluasi Tablet Effervescent

    1) Evaluasi sifat alir granul

    Evaluasi sifat alir granul yang dilakukan meliputi uji waktu alir dan

    penetapan sudut diam. Uji waktu alir dilakukan 172 Formulasi Sediaan

    Tablet Effervescent.(Khoerul Anwar) dengan menimbang 100 gram

    granul, dimasukkan ke dalam corong yang ujung tangkainya ditutup.

    Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis.

    Waktu alir granul dihitung (Voigt, 1984).

    2) Penetapan sudut diam granul

    Penetapan sudut diam granul dilakukan dengan memasukkan 100 gram

    granul secara perlahan-lahan melalui lubang bagian atas corong, sementara

    bagian bawah ditutup. Setelah semua serbuk dimasukkan, penutup dibuka

    dan serbuk dibiarkan keluar. Tinggi kerucut dan diameternya diukur

    sehingga dapat diketahui sudut diamnya (Banker and Anderson, 1986).

    3) Evaluasi sifat fisik tablet

    Tablet yang dihasilkan diuji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan

    waktu larutnya.Keseragaman bobot tablet diuji sesuai dengan Farmakope

    Indonesia (Anonim, 1979).

    a) Uji kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan tablet pada

    hardness tester dengan posisi vertikal. Sekrup diputar pada ujung yang

    lain sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal

    dengan skala pada skala nol (0). Pemutaran dihentikan sampai tablet

  • 11

    pecah dan diperhatikan skalanya. Percobaan dilakukan untuk masing-

    masing 20 tablet dan dihitung rata-ratanya (Voigt, 1984).

    b) Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan membebasdebukan 20 tablet

    kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester. Alat

    dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per menit.

    Setelah itu, tablet dibebasdebukan lagi dan ditimbang (Voigt, 1984).

    Kerapuhan dinyatakan sebagai % sesuai dengan persamaan 1. 173

    Sains dan Terapan Kimia,Vol.4, No. 2 (Juli 2010), 168-178

    Kerapuhan = (M1 M2). 100% ............................ ( 1)

    M1

    Keterangan: M1= berat tablet awal M2= berat tablet setelah perlakuan

    c) Uji waktu hancur dilakukan dengan memasukkan sebuah tablet

    effervescent ke dalam aquades dengan volume 200 ml. Waktu hancur

    dihitung dengan stop watchmulai tablet effervescenttercelup sampai semua

    tablet hancur dan larut.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Anief, M. (2000).Ilmu Meracik Obat. Cetakan ke-9.Gadjah Mada University

    Press.Yogyakarta. Ansel.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.

    Edisi IV. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

    Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia, Jakarta, xxx, 7

    Banker, S.G., and Anderson, R.N, 1986, Tablet, in Lachman, L., Lieberman,

    H. A., and Kanig, J. L., The Theory And Practice Of Industrial

    Pharmacy, 3rd Ed., Lea and Febiger, Philadelphia, 644, 654, 685, 698-

    701, 703-704, 712

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope

    Indonesia.Edisi III.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope

    Indonesia.Edisi IV.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Ikatan Apoteker

    Indonesia. (2010). Informasi Spesialite Obat. Volume 25. Ikatan

    Apoteker Indonesia.Jakarta.

    Lachman, L., Liebermen, H., dan Kanig, J.(1994). Teori dan Praktek

    Farmasi Industri. Edisi III. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

    Lestari, A.B.S., dan Natalia, L., 2007, Optimasi Natrium Sitrat dan Asam

    Fumarat Sebagai Sumber Asam Dalam Pembuatan Granul

    Effervescent Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

    Secara Granulasi Basah, Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 21-28 178

    ormulasi Sediaan Tablet Effervescent...(Khoerul Anwar)

    Lindberg, N., Engfors, H., Ericsson, T., 1992, Effervescent Pharmaceutical

    in Swarbrick, J., Boylan, J.C., (Eds.), Encyclopedia of Pharmaceutical

    Technology, vol. 5, Mercel Dekker inc., New York, 45-71

    Parrot, E. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.

    Burgess Publishing Company. United States of America.

  • 13

    Rhoihana, D. (2008). Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet

    Metronidazol Produk Generik dan Produk Dagang. Universitas

    Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

    Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, Cetakan ke-2,

    diterjemahkan oleh S.N. Soewandi, Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta, , 179, 202-203, 223, 571

    Wadke, H.A., and Jacobson, H., 1980, Preformulation Theory in Lieberman,

    H.A., Lachman, L., Eds.), Pharmaceutical Dosage Form: Tablet Vol.

    1, Mercel Dekker Inc., New York, 45