Makalah LKN TBM Gelaran Ibuku 2014
-
Upload
fairuzul-mumtaz -
Category
Documents
-
view
78 -
download
5
description
Transcript of Makalah LKN TBM Gelaran Ibuku 2014
Lomba Karya Nyata
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Suara Global dari Arsip Masa Lalu Pengelolaan Radio Buku dan Warung Arsip
Oleh Fairuzul Mumtaz
TBM Gelaran Ibuku
Jl. Sewon Indah I, Bantul, Yogyakarta.
Surel: [email protected]
Lembaga Penyelenggara:
Yayasan Indonesia Buku
Jl. Sewon Indah I, Bantul, Yogyakarta.
Surel: [email protected]
www.radiobuku.com
ii
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya Nyata yang saya tulis ini adalah asli, bukan jiplakan dan belum pernah
diikutkan/dipublikasikan dalam forum/kegiatan apapun.
2. Karya nyata ini adalah murni hasil pengalaman saya sebagai pengelola TBM
Gelaran Ibuku.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun dari penyelenggara lomba dalam rangka
pemberian apresiasi Pendidik dan Pengelola KB/TPA/SPS berprestrasi tahun
2014.
Yogyakarta, 05 Mei 2014.
Yang membuat peryataan,
Fairuzul Mumtaz
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, sehingga karya tulis
dengan judul Radio Buku dan Warung Arsip bisa terselesaikan dengan baik.
Dalam mengikuti Jambore PTK PNF (Apresiasi PTK PAUDNI) Tingkat
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 ini penulis maju mewakili kategori
Taman Bacaan Masyarakat.
Sebagai media yang membantu dalam mencerdaskan bangsa, peran TBM
tidak bisa dikatakan sederhana. Oleh sebab itu, TBM yang baik haruslah terus
mengikuti perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi tidak hanya
menguntungkan pengelola, tapi juga sangat membantu dalam mempermudah
masyarakat mencari informasi.
Sebagai gerakan mencerdaskan bangsa Gelaran Ibuku pun terus
memperbaharui layanannya sampai kemudian lahirlah Radio Buku dan Warung
Arsip. Dalam pelayanannya Radio Buku memberikan wawasan tentang buku yang
jangkauannya lebih luas, karena berbasis internet. Tidak hanya bisa didengarkan
oleh masyarakat di wilayah Gelaran Ibuku saja, namun mencakup masyarakat luas
baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, keberadaan Radio Buku juga
sangat membantu bagi pecinta buku yang tidak bisa membaca buku karena buta.
Begitu pula dengan Warung Arsip, perannya sebagai penyedia arsip yang
dibutuhkan kaum akademisi dan praktisi telah memberikan banyak sumbangsih,
terutama dalam hal digitalisasi teks-teks lama yang memiliki nilai historis.
Demikian kata pengantar singkat dari penulis, semoga apa yang disajikan
dalam karya tulis ini dapat diterima baik oleh pembaca, dan juga memberikan
informasi yang positif. Selamat membaca.
Yogyakarta, 05 Mei 2014
Fairuzul Mumtaz
iv
DAFTAR BAGAN
Bagan I. Alur Pemecahan Masalah ~ 5
Bagan II. Alur Prosedur dan Pelaksanaan Kegiatan ~ 6
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ~ i
Pernyataan Keaslian Naskah ~ ii
Kata pengantar ~ iii
Daftar Bagan ~ iv
Daftar Isi ~ v
BAB 1 Pendahuluan ~ 1
A. Latar Belakang ~ 1
B. Permasalahan ~ 3
C. Tujuan ~ 3
D. Strategi Pemecahan Masalah ~ 3
BAB II Pembahasan ~ 6
A. Prosedur Kegiatan ~ 6
1. Perancanaan dan Pelaksanaan Radio Buku ~ 7
a. Perencanaan Radio Buku ~ 7
1) Prosedur Radio Buku ~ 7
2) Perangkat Radio Buku ~ 7
b. Pelaksanaan Radio Buku ~ 8
1) Sistem Interaksi ~ 8
2) Sistem Siaran ~ 9
3) Program On Air ~ 9
c. Evaluasi ~ 10
2. Perancanaan dan Pelaksanaan Warung Arsip ~ 11
a. Perencanaan Warung Arsip ~ 11
1) Prosedur Warung Arsip ~ 11
2) Sumber Arsip ~ 13
b. Pelaksanaan Warung Arsip ~ 13
1) Jalur Pengarsipan ~ 13
2) Tata Cara Belanja Arsip ~ 14
3) Pengiriman Arsip ~ 15
c. Evaluasi ~15
B. Hasil Kegiatan ~ 15
C. Dampak Kegiatan ~ 17
D. Kendala Kegiatan ~ 18
E. Faktor Pendukung Kegiatan ~ 18
F. Alternatif Pengambangan ~ 19
BAB III Penutup ~ 20
A. kesimpulan ~ 20
B. Saran ~ 20
vi
Lampiran
Lomba Karya Nyata
Mendengarkan Buku Menghidupkan Arsip
Pengelolaan Radio Buku dan Warung Arsip
Oleh Fairuzul Mumtaz
TBM Gelaran Ibuku
Jl. Sewon Indah I, Bantul, Yogyakarta.
Surel: [email protected]
Lembaga Penyelenggara:
Yayasan Indonesia Buku
Jl. Sewon Indah I, Bantul, Yogyakarta.
Surel: [email protected]
www.radiobuku.com
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa arsip, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) akan tumbuh lamban.
Kesadaran tentang arsip memang belum sepenuhnya dipahami. Hal ini terindikasi
dari penyimpanan arsip yang tidak tertata dan kadangkala dibuang begitu saja.
Misalnya sebuah koran, lewat dari tanggal terbitnya, koran biasanya dibuang atau
difungsikan lain. Padahal, jika kita memahami pentingnya arsip, koran akan
dianggap sebagai fakta sejarah pada masa selanjutnya.
Kondisi ini belum sepenuhnya disadari dan dipahami oleh pengelola TBM
sebagai pegiat literasi. Tak jarang kita melihat koran tak ditempatkan secara sama
dengan buku, yang sama-sama memberikan informasi dan pengetahuan.
Memahami arti penting arsip ini, TBM Gelaran Ibuku membentuk sayap khusus
yang diberi nama Warung Arsip. Tugasnya jelas, mendokumentasikan atau
mengarsipkan berbagai “teks” yang memiliki nilai historis. Upaya pengarsipan ini
ditempuh dengan jalur digitalisasi sehingga dapat difungsikan, bagikan serta
diproduksi sebagai wacana baru.
Sebelum Warung Arsip, TBM Gelaran Ibuku telah lebih dulu membentuk
sayap penyebaran literasi, yaitu Radio Buku. Secara fungsi, Radio Buku memiliki
kemiripan dengan Warung Arsip. Bedanya, Radio Buku bergerak di lini audio,
yang bisa disebut sebagai audio book.
Sejak awal berdirinya, Radio Buku memanfaatkan kehadiran internet
secara maksimal. Inilah satu-satunya radio komunitas berbasis internet yang
mengkhususkan diri pada dunia perbukuan. Radio Buku dapat diakses melalui
website www.radiobuku.com.
Radio nirkabel ini mampu menghubungkan pecinta buku di belahan dunia
mana pun. Selain itu, pemilihan terhadap radio karena mendengarkan radio dapat
dilakukan bersamaan dengan mengerjakan berbagai hal lainnya. Berbeda dengan
media lain yang sifatnya harus menyimak dan membaca. Radio Buku menjadi
“corong” bagi Warung Arsip untuk mempublikasikan arsip baru yang dapat
2
diakses secara bebas. Sebagaimana Warung Arsip, arsip audio yang diproduksi
Radio Buku juga dapat diakses dengan sistem yang sama.
Kehadiran dua sayap yang saling mendukung ini telah mendorong TBM
Gelaran Ibuku melakukan penyebaran literasi secara lebih luas, tak hanya sebatas
lokal saja, melainkan global. Penyebaran literasi ini memanfaatkan kehadiran
internet yang kini mulai mengakar di masyarakat Indonesia.
Warung Arsip dapat diakses melalui www.warungarsip.co dan Radio
Buku melalui www.radiobuku.com. Sistem yang digunakan dalam menyebarkan
gerakan literasi TBM Gelaran Ibuku serupa dengan sistem cloud computing.
Sistem ini memudahkan dalam hal pendistribusian arsip yang telah diolah dan
siap diterima oleh masyarakat. Dengan sekali unggah (uploud), bisa diunduh
(download) serta dibagi (share) berulang kali, kapan saja, di mana saja, tanpa
batas fisik, tanpa batas geografis.
Sistem cloud computing ini sekaligus menjawab cara berpikir sebagian
pengelola TBM yang masih manual dalam menggunakan fasilitas internet. Cara
berpikir manual yang dimaksud adalah seperti penggunaan memory card atau
flashdisk untuk mengunggah, mengunduh, membagi sebuah data. Jika sebuah data
hanya ada dalam flashdisk, penggunaannya akan sangat terbatas pada TBM
tertentu saja, belum lagi jika barang kecil itu hilang.
Pertanyaannya, apakah semua orang dapat terhubung dengan internet
setiap waktu? Ya! Jawabannya ditemukan pada “internet dalam genggaman”.
Internet hadir dalam bentuknya yang lebih mungil dan dapat digenggam serta
memiliki berbagai fungsi, yang disebut gadget. Dengan harganya yang variatif,
gadget telah dimiliki oleh nyaris seluruh masyarakat, khususnya pengelola TBM.
Gadget diciptakan dalam lingkup lintas ruang, lintas waktu, serta lintas
usia. Berbagai fitur yang disediakannya mampu membius para penggunanya
untuk segera kecanduan. Bagaimana tidak, di dalamnya kita dapat mengakses
software yang bisa ditemukan dalam komputer, handphone, game konsol, mp3,
video dan lain sebagainya. Dengan demikian, melalui gadget Radio Buku dan
Warung Arsip dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
3
Warung Arsip dan Radio Buku adalah dua sayap TBM Gelaran Ibuku
yang tak lagi hanya berpikir secara lokal saja dengan memobilisasi warga sekitar
RT/RW atau bahkan keluarahan. Namun, telah berpikir global untuk mengajak
masyarakat umum dalam mencintai buku dan membaca. Dengan cara berpikir
global ini, pemanfaatan terhadap teknologi informatika dapat diupayakan secara
maksimal.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas, terdapat berbagai permasalahan yang muncul, di
antaranya adalah:
1. Bagaimana pengelolaan dan pengembangan Radio Buku dalam memanfaatkan
teknologi informatika untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap
buku dan membaca?
2. Bagaimana pengelolaan dan pengembangan Warung Arsip dalam menyediakan
informasi berbasis teknologi informatika?
C. Tujuan
Berbagai aktivitas memiliki beragam tujuan, begitu pula dengan dua
program unggulan TBM Gelaran Ibuku, yakni Warung Arsip dan Radio Buku,
yaitu:
1. Mendeskripsikan pengelolaan dan pengembangan Radio Buku dalam
memanfaatkan teknologi informatika untuk meningkatkan kecintaan
masyarakat terhadap buku dan membaca.
2. Mendeskripsikan pengelolaan dan pengembangan Warung Arsip dalam
menyediakan informasi berbasis teknologi informatika.
D. Strategi Pemecahan Masalah
Dari masalah di atas, strategi yang digunakan oleh TBM Gelaran Ibuku
adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan peran Radio Buku sebagai “corong” TBM. Yaitu dengan cara
mewawancarai berbagai komunitas literasi mengenai program-programnya
4
yang menarik. Hampir semua TBM pernah diwawancarai Radio Buku dalam
berbagai kesempatan. Begitu pula komunitas literasi independen dan kampus.
Tak hanya itu, pengalaman personal juga menarik untuk disimak oleh
pendengar.
2. Membangun jejaring, baik secara offline maupun online. Secara offline, dapat
dilihat dalam “program pendukung minat baca” yang dijelaskan kemudian, dan
secara online dilakukan dengan cara memanfaatkan secara optimal jejaring
sosial atau sosial media.
3. Menambah koleksi yang ada di Warung Arsip sehingga mampu memenuhi
tuntutan pengguna arsip.
4. Mengoptimalkan program pendukung minat baca. Gelaran Ibuku mempunyai
ribuan koleksi buku, 3.000 di antaranya sudah terkatalog dan bisa diakses
secara online di http://radiobuku.com/ipoestaka/. Koleksi umumnya bertema
sejarah, biografi, kawasan, seni sastra, pers, dan referensi. Selain itu juga
tersedia beberapa keranjang khusus untuk menampung buku-buku bacaan anak.
Tidak hanya buku, Gelaran Ibuku juga mempunyai ribuan koleksi koran
nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Koran Tempo,
Republika dan lain-lain sejak tahun 90-an. Majalah Tempo, Jakarta-jakarta,
Kartini, Femina dan lain-lain.
5. Mengoptimalkan seluruh program kerja TBM Gelaran Ibuku. Penjelasan lebih
lanjut mengenai program-program yang telah dan masih berlangsung dapat
dilihat dalam lampiran.
5
Bagan 1. Alur Pemecahan Masalah
TBM Gelaran Ibuku
Pengeloaan dan
pengembangan
Radio Buku
Pengeloaan dan
pengembangan
Warung Arsip
Komunitas Literasi Independen dan
Kampus
Jejaring Online dan Offline
Kalokesi Arsip Belanja Arsip
Program Pendukung: - Angkringan Buku - Cine Book Club - Obrolan Senja - Babersku - Katalog Onlie - Belanja Buku Bersama - BoekoeBike - Riset - Penerbitan Buku - Gelaran Ibuku Mengundang
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Kegiatan
Melaksanakan berbagai kegiatan dibutuhkan prosedur agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak melenceng dari tujuan. Prosedur ini
sifatnya lebih sebagai pedoman. Jika di lapangan terjadi suatu hal di luar
perkiraan, maka improvisasi sangat dibututhkan. Begitu pun Radio Buku dan
Warung Arsip, keduanya memiliki prosedur yang perlu dipatuhi proses
kegiatannya.
Bagan II. Alur Prosedur dan Pelaksanaan Kegiatan
Hasil Kegiatan
Dampak Kegiatan
Radio Buku
Gelaran Ibuku
Warung Arsip
4. Evaluasi - Twitter - Website
1. Perencanaan - Konsep - Sumber Arsip
2. Pelaksanaan
- Jalur Pengarsipan
- Tata Cara Belanja Arsip
- Pengiriman Arsip
3. Evaluasi - Soutcast - Twitter - Website
2. Perencanaan - Konsep - Perangkat
1. Pelaksanaan - Sistem Interaksi - Sistem Siaran - Program On Air
7
1. Perencanaan dan Pelaksanaan Radio Buku
Radio Buku adalah radio dunia literasi berbasis internet. Menyandarkan
diri pada ikon globalisasi yang paling fantastik di awal alaf ketiga, Radio
Buku ditujukan untuk generasi baru yang mencintai buku dan merayakan
literasi dengan teknologi dan segenap gaya hidup yang diusungnya.
a. Perencanaan Radio Buku
Tahap Perencanaan merupakan tahap awal di mana semua konsep
dirumuskan dan dilaksanakan. Meskipun demikian, konsep ini hendaknya
bersifat lentur sehingga dapat menyesuaikan keadaan. Berikut adalah
konsep Radio Buku.
1) Konsep Radio Buku
Radio Buku lahir pada April 2011 dari rahim Yayasan
Indonesia Buku. Arsip maupun perpustakaan yang dimiliki Yayasan
Indonesia Buku menjadi sandaran bagi Radio Buku untuk
menjadikannya layak disebut “Radio Arsip Literasi”. Radio ini tak
sekadar menghadirkan narasumber dan berkisah, tapi juga
mengarsipkan secara berkala, teratur, dan rapi suara-suara literasi
lewat Buletin Suara Buku.
Visinya adalah “Memasyarakatkan Buku Lewat Radio”
dengan motto “Mendengarkan Buku”. buku tidak hanya dibaca, tapi
juga bisa didengarkan. Termasuk di dalamnya informasi berita sekitar
buku, harga buku, isi buku, dan kajian-kajian buku kepada seluruh
masyarakat yang tersambungkan dengan internet.
2) Perangkat Radio Buku
Radio online atau live streaming yang mengandalkan jaringan
internet dapat dijangkau dengan biaya murah, namun menghasilkan
frekuensi yang lebih banyak. Hal ini karena sifat internet yang tidak
terbatas pada teritorial.
Untuk bisa memiliki radio online, perangkat keras (hardware)
yang disediakan cukup sederhana, yaitu laptop (komputer) dan
8
microphone. Microphone yang dibutuhkan hanya insidental jika
membutuhkan rekaman suara atau wawancara. Kebutuhan dana untuk
membuat radio online sederhana yaitu Rp. 7.500.000,- hingga Rp.
10.000.000,- disesuaikan dengan spesifikasinya. Sementara dana
studio radio disesuaikan dengan kebutuhan.
Radio Buku menggunakan komputer dengan spesifikasi
Prosessor Dual Core, Hardisk 1 Tera, Ram 4 Gb, Mixer 4 channel,
dan 2 michrophone. Juga memiliki studio dengan ukuran 3x3 meter.
Sementara software, ada tiga macam, yaitu Sambroadcaster, Zara, dan
Winamp. Ketiganya tak digunakan secara bersamaan, namun
bergantian jika salah satunya mengalami trouble.
Untuk menghubungkan software Radio Buku ke layanan
internet, digunakan software Xampp yang telah menampung MySQL
dan Apache. Sementara untuk mengunggah basis data, Radio Buku
memilih Shoutcast.
b. Pelaksaaan Radio Buku
Tahap pelaksanaan ini meliputi berbagai aspek sebagaimana
layaknya sebuah media massa. Seluruh aspek menjadi kesatuan yang harus
ada ketika Radio Buku dioperasikan. Berikut adalah penjelasan aspek-
aspek tersebut.
1) Sistem Interaksi
Pada mulanya, Radio Buku menginduk pada
www.indonesiabuku.com. Namun sejak mengalami pembaharuan
website tahun 2013 menjadi www.radiobuku.com, Radio Buku
berkembang cukup pesat.
Interaksi yang dibangun Radio Buku dengan pendengar
menggunakan media sosial Twitter dengan akun @radiobuku. Dengan
menggunakan media ini, interaksi yang dilakukan berjalan dengan
cepat namun relatif santai. Radio Buku menggunakan “Booklovers”
untuk menyapa pendengarnya. Followers @radiobuku kini telah
9
mencapai 19.450. Artinya, Radio Buku telah menjadi “seleb tweet”
yang diperhitungkan dan diikuti setiap tweetnya.
Dengan interaksi tersebut, rata-rata pendengar cukup banyak,
berkisar antara 50-100 pendengar. Jumlah pendengar bisa diakses
melalui IP Adreess dan port jaringan internet yang digunakan
pendengar.
2) Sistem Siaran
Tak seperti lazimnya radio konvensional, Radio Buku
menyapa pendengar dari pukul 13.00 hingga 22.00 WIB. Dalam
kesehariannya, siaran Radio Buku dan admin akun @radiobuku
dipegang oleh 3 orang, yaitu Fairuzul Mumtaz, Muhidin M. Dahlan,
dan Wipti Eta. Ketiga orang itu tidak disebut sebagai penyiar seperti
halnya radio konvensional, melainkan “admin”.
Secara teknis, admin yang bertugas akan menyusun materi siar
sesuai yang terdapat pada laman http://radiobuku.com/jadwal-siar/.
Admin menyiapkan materi siar hingga Radio Buku tutup. Setelah
materi siar telah lengkap, admin kemudian menyalakan Radio Buku
dan mulai menyapa pendengar dengan 15 tweets wajib. Setiap hari,
pada awal siaran, Radio Buku memperdengarkan Iqro’, Indonesia
Raya, dan Darah Rakyat. Setelahnya disusul dengan lagu-lagu
kampanye baca buku dan kemudian memasuki materi pokok siar.
Pada jam tertentu, juga disediakan ruang permintaan atau request bagi
pendengar, melalui mentions akun @radiobuku.
3) Program On Air
Dengan motto “Mendengarkan Buku”, Radio Buku ingin
merayakan buku dengan cara mendengarkan kisahnya.
“Mendengarkan buku” itulah yang dikemas dalam pelbagai program,
antara lain:
a) Katalog Seni: Menampilkan komunitas atau bahasan karya seni
dari pelbagai bidang serta bagaimana kedekatan para
pengusungnya melalui buku bacaan.
10
b) Angkringan Buku: Dialog tentang buku atau isu dunia perbukuan
tertentu. Selain menghadirkan penulis buku, juga individu atau
komunitas pembaca yang membedah isi buku.
c) Buku Pertamaku: Menghadirkan cerita antara individu dengan
keintiman atas buku. Inilah biografi suara yang mengulik kisah
pribadi dan sedalam apa buku-buku memengaruhi kehidupannya.
d) Komunitas: Merekam geliat komunitas literasi. Selain merekam
kisah sukses dan gagalnya, program ini juga menjadi serangkaian
pendokumentasian ruang-ruang yang datang dan pergi dalam dunia
perbukuan di Indonesia, seperti komunitas sastra, lembaga arsip,
penerbit, perpustakaan, organisasi penulis dan pembaca, blogger
buku, TBM, toko buku, dan lain-lain.
e) Program Spot. Di luar catur pilar program di atas, ada program-
program pendukung. Serangkaian program itu misalnya, Kanon
Sastra, Leksikon Penulis, Dongeng Anak, Legenda Musik
Indonesia, Filsafat Kaki Lima, Cerita Bersambung, Musik Indie,
Jurnal Republik, Kronik Indonesia, Kado Buku (Kuis) dan
Informasi Buku.
c. Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur pendengar Radio
Buku diambil dari program bawaan Soutchast. Dengan menuliskan IP dan
Port pada browser, akan muncul data pendengar saat itu. IP dan Port Radio
Buku adalah 103.28.148.18:8254. Indikasi pendengar adalah dengan
melihat IP yang terlihat pada lamat browser. Dalam sehari, rata-rata
pendengar Radio Buku adalah 50 pendengar.
Akun twitter @radiobuku sebagai media komunikasi dengan
pendengar juga dapat dijadikan alat evaluasi. Hingga kini, jumlah follower
Radio Buku adalah 19.450. Rata-rata interaksi yang terjadi adalah 150
interaksi. Interaksi yang tinggi ini juga bisa dilihat dari pengunjung situs
www.radiobuku.com dengan jumlah pengunjung sebanyak 120.453,
hingga April 2014, dan pengunjung terbanyak harian mencapai 1.650
11
orang. Dengan jumlah yang demikian banyak, Radio Buku dapat
dikatakan sebagai referensi dalam pencarian informasi dunia perbukuan.
Hal ini didukung pula oleh sistem interaktif.
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Warung Arsip
Warung Arsip merupakan lini usaha TBM Gelaran Ibuku untuk
mendukung gerak kesehariannya. Arsip tak hanya difungsikan sebagai barang
niaga, melainkan juga dihidupkan menjadi informasi baru dengan beragam
kegiatan riset. Untuk dapat mengakses Warung Arsip, berikut akan dipaparkan
perencanaan dan pelaksanaannya.
a. Perencanaan Warung Arsip
Tahap Perencanaan merupakan tahap awal di mana semua konsep
dirumuskan dan dilaksanakan. Meskipun demikian, konsep ini hendaknya
bersifat lentur sehingga dapat menyesuiakan keadaan. Berikut adalah
konsep Warung Arsip.
1) Prosedur Warung Arsip
Warung merujuk pada makna harfiahnya adalah sebuah
tempat paling kecil di gang-gang yang dimiliki orang-orang kecil
untuk aktivitas ekonomi yang tak kalah kecilnya. Warung itu menjual
kebutuhan sehari-hari masyarakat dalam volume yang sangat terbatas.
Warung Arsip dimaksudkan sama seperti fungsi warung yang
dipahami masyarakat, namun yang ditampilkan di sini adalah benda-
benda literasi yang memiliki nilai historis bagi perjalanan masyarakat
Indonesia, seperti terekam dalam buku, koran, kamera, kaset, maupun
video.
Warung Arsip sebagai showroom ekonomi kecil dan
menengah bagi koleksi-koleksi yang sudah dikumpulkan sejak 3
dekade silam. Kami menyebut aktivitas ekonomi ini sebagai
kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Kegiatan ekonomi
berbasis kewirausahaan sosial dari Warung Arsip ini tak sepenuhnya
usaha ekonomi memperkaya individu atau perusahaan, melainkan
12
keuntungan diolah Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE) untuk: (1)
pemeliharaan artefak arsip dan (2) penyelenggaraan program-program
yang mendukung keberlanjutan seluruh kegiatan literasi.
Jenis benda literasi di Warung Arsip terbagi dua, yaitu: ada
yang ditampilkan gratis dan ada pula yang berbayar. Arsip berbayar
inilah yang menjadi modal arsip untuk memelihara dirinya yang
memang sangat mahal lantaran mendapat pemeliharaan yang sangat
spesial.
Melalui website www.warungarsip.co, masyarakat bisa
mengakses koleksi yang beragam. Masing-masing koleksi
dikelompokan dalam enam “rak warung”, yakni Warung Buku,
Warung Kliping, Warung Foto, Warung Suara, Warung Video, dan
Aksesori. Penyedia arsip tersebut adalah Agijuju, Gelaran Ibuku,
Kuenamama, Merakesumba, ScriptaManent, dan Radio Buku.
Warung Buku: buku-buku yang tersedia di sini bersifat
Limited Edition dan kebanyakan second hand, baik yang berbahasa
asing maupun Indonesia. Jika buku sudah sangat langka, warung
hanya menyediakan versi digitalnya.
Warung Kliping: kliping yang tersedia adalah koleksi sejak
1909 hingga terkini dari pelbagai tema besar; mulai dari politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya, energi, maritim, tokoh, olahraga,
kawasan, buku, dan sebagainya. Ada yang berbentuk berita, esai,
feature, laporan-laporan khusus, bahkan lembar-lembar iklan.
Warung Foto: arsip tentang foto, baik yang terdapat di
halaman koran lama maupun berasal dari fotografer yang berkisah
tentang apa saja, termasuk pemerintahan, tokoh, kehidupan sehari-
hari masyarakat, maupun album foto warga.
Warung Suara: arsip pelbagai suara dari ragam tema:
pembacaan sastra, wawancara diskusi, biografi yang diceritakan
secara lisan, pidato, dan sebagainya.
13
Warung Video: arsip gambar hidup yang diproduksi pelbagai
komunitas di Indonesia. Termasuk di dalamnya film dokumenter,
berita televisi, portofolio organisasi, iklan, maupun karya senirupa.
2) Sumber Arsip
Sumber data Warung Arsip diperoleh dari sumbangan
personal maupun kelompok. Dari keseluruhan arsip yang masuk, akan
dipilih dan dipilah berdasarkan penting dan tidaknya sebuah arsip.
Jadi, tidak semua arsip yang masuk secara otomatis akan didigitalkan,
melainkan melalui sistem kurator yang ketat.
b. Pelaksanaan Warung Arsip
Setelah tahap prosedur, maka ditempuh tahap pelaksanaan sebagai
panduan dalam melakukan transaksi. Berikut adalah penjelasannya.
1) Jalur Pengarsipan
Setelah arsip masuk dan dipilah, selanjutnya adalah tahap
pengarsipan. Untuk arsip teks, jika berukuran A4 atau F4 akan discan
dengan mesin scanner pada umumnya. Jika lebih dari ukuran mesin
scanner biasa, arsip akan diletakkan dalam meja arsip lalu discan.
Arsip semacam ini biasanya berukuran A3 atau A2, seperti koran.
Arsip-arsip itu akan menghasilkan file berjenis JPG atau foto.
Arsiparis lalu mengubahnya menjadi bentuk PDF.
Jika arsip yang masuk berupa suara dalam kaset atau piringan
hitam, dilakukan rerecording atau merekam ulang. Setelah tahap
rekam ulang, kemudian memasuki proses mixing untuk
menghilangkan noise yang ada dalam rekaman tersebut.
Jika arsip yang masuk dalam bentuk video, proses selanjutnya
adalah editing (jika diperlukan). Misalnya untuk menyempurnakan
suara-suara yang telah hilang atau gambar yang terputus karena sudah
menjamur.
Setelah tahapan-tahapan di atas telah rampung, semua arsip
yang masuk disimpan dalam 3 (tiga) hardisk atau server berukuran
14
besar yang disimpan di tempat berbeda. Hal ini untuk menghindari
penyimpanan yang hilang atau jika terjadi bencana alam.
Tahap berikutnya adalah memberikan judul dan keterangan
singkat mengenai arsip tersebut. Setelahnya, kemudian diunggah ke
dalam website www.warungarsip.co. Penyiaran terhadap arsip baru
ini disiarkan melalui Radio Buku dan akun twitter @warungarsip dan
@radiobuku.
Arsip yang disediakan semuanya dalam bentuk digital, kecuali
buku-buku yang relatif masih baru. Untuk buku-buku yang kertasnya
sudah lapuk karena usia cetak yang panjang dipastikan kami produksi
kembali secara digital.
Jika tak menemukan arsip yang diinginkan, baik arsip digital
maupun analog (tercetak seperti buku), Warung Arsip akan
mencarikan arsip itu semampunya. Cukup dengan hanya menuliskan
pesan dengan jelas di nomor hotline 087839137459 atau menuliskan
pesan di akun Twitter kami @warungarsip.
2) Tata Cara Belanja Arsip
Untuk mendapatkan arsip di Warung Arsip, dibutuhkan tata
cara untuk agar kegiatan transaksi tercatat dengan baik. Berikut
caranya:
a. Memilih arsip-arsip yang diperlukan di halaman website.
b. Klik "Selesai" di keranjang sisi kanan atas jika belanja sudah
cukup. Atau ingin membatalkan item arsip yang dipilih, klik ikon
“recycle” di keranjang.
c. Ikuti langkah-langkah pengisian nama, nomor kontak, dan alamat
lengkap. Termasuk armada pengiriman yang biasa dipakai.
d. Jika selesai, Warung Arsip menunggu konfirmasi pembayaran
arsip. Setelah bukti pembayaran diterima, arsip pesanan segera
dikirimkan.
15
3) Pengiriman Arsip
Selesia dengan tahap di atas, selanjutnya adalah tugas admin untuk
mengirimkan arsip yang telah dipesan.
a. Arsip yang kami kirimkan akan disimpan dalam bentuk CD
untuk arsip-arsip digital, kecuali buku-buku yang bersifat cetak
(analog) sebagaimana keterangan dalam berkas di website.
b. Jika menginginkan arsip digital dikirim via email, pembayaran
yang sudah ada dianggap sebagai bea internet.
c. Warung Arsip memakai armada pengiriman JNE, Tiki, dan PT
Pos Indonesia.
d. Arsip yang sudah dibeli akan kami informasikan secara berkala
sejak pengepakan hingga pengiriman.
c. Evalusi
Evaluasi Warung Arsip dilihat dari jumlah pengunjung dan
transaksi di situs www.warungarsip.co. Hingga Maret 2014, jumlah
pengunjung telah mencapai 70.295 dengan total transaksi mencapai 400
transaksi. Selain itu, akun twitter @warungarsip memiliki followers
berjumlah 3886, dengan rata-rata 70 interaksi setiap hari.
B. Hasil Kegiatan
Seluruh rangkaian kegiatan di atas berjalan dengan baik hingga sekarang.
Hasilnya pun dapat dilihat sebagai berikut.
1. Hasil Radio Buku
Hasil dari program Radio Buku adalah sebagai berikut.
a. Audio Book. Radio Buku telah menghasilkan pembacaan buku,
khususnya karya sastra yang dapat disebut sebagai audio book. Hingga
kini tercatat tak kurang dari 130 audio book.
b. Arsip Suara. Seluruh siaran Radio Buku diarsipkan dalam bentuk
MP3, sehingga memungkinkan untuk diakses secara offline dan dapat
didengarkan kapan saja. Arsip suara ini beragam jenisnya sesuai
16
dengan program yang ditayangkan dan bisa diakses siapa saja melalui
Warung Arsip.
c. Sebagai media promosi buku baru. Berbagai penerbit telah percaya
pada Radio Buku untuk mempublikasikan buku terbarunya. Di antara
penerbit tersebut adalah Gramedia Pustaka Utama, Grasindo, Serambi,
Bentang Pustaka, Penerbit Mizan, Stiletto Book, Penerbit Diandra, dan
lain sebagainya.
d. Kronik Buku. Setiap hari Minggu, media cetak menginformasikan
adanya buku baru, hal ini direspon Radio Buku dengan
mengkroniknya. Kronik Buku merupakan informasi yang ditunggu
pendengar pada hari Minggu melalui tweets berseri di akun
@radiobuku. Saat ini dalam proses pembukuan Kronik Buku
Indonesia.
2. Hasil Warung Arsip
Hasil dari Warung Arsip adalah sebagai berikut:
a. 1000 lebih arsip telah dipublikasikan dan dapat diakses siapa saja.
b. Menyumbang pada TBM Gelaran Ibuku sebesar Rp. 21.000.000,-
setiap tahun.
c. Memudahkan pencarian data bagi para akademisi dan praktisi dalam
melakukan riset.
d. Menerbitkan buku. Buku yang diterbitan merupakan hasil mengolahan
data sehingga layak disebut sebagai riset ilmiah.
e. Menyelamatkan arsip-arsip bernilai sejarah dari kepunahan dengan
proses digitalisasi.
f. Memiliki meja arsip yang dapat mendigitalisasikan arsip berukuran
kertas A2 atau sebesar kertas media cetak.
g. Arsip yang dikoleksi terdiri dari tahun 1920an hingga masa sekarang.
17
C. Dampak Kegiatan
Selain memiliki hasil, kedua sayap TBM Gelaran Ibuku ini juga memiliki
dampak, baik terhadap intern maupun ekstern, masyarakat luas. Dampak tersebut
dapat dilihat dalam penjelasan berikut:
1. Dampak Radio Buku
a. Terbentuknya Komunitas Booklovers. Booklovers merupakan sapaan
pendengar Radio Buku. Sebagai program on air, Radio Buku pernah
mengadakan kopdar (kopi darat) atau temu komunitas sehingga
membentuk sebuah komunitas baru. Hal inilah yang mendasari
terwujudnya pergelaran Booklovers Festival 2014.
b. Donasi Buku. Radio Buku menerima donasi buku dari berbagai
kalangan baik perorangan maupun penerbit. Hal ini mengurangi
pengeluaran belanja buku TBM Gelaran Ibuku. Penerbit yang
mempromosikan bukunya di Radio Buku adalah donator buku tetap
bagi Gelaran Ibuku.
c. Pusat Referensi Buku. Radio Buku telah menjadi tempat bertanya
tentang berbagai buku. Baik buku lama maupun baru, serta ulasan
tentang buku tersebut.
d. Dipercaya berbagai pihak untuk mengisi acara diskusi maupun
pelatihan tentang pengelolaan komunitas maupun pelatihan jurnalistik.
e. Menjadi referensi untuk studi banding dari berbagai kota.
2. Dampak Warung Arsip
a. Menjadi referensi pencarian data sejarah dan budaya.
b. Dipercaya berbagai pihak atau tokoh untuk penyimpan arsip. Di
antaranya adalah Zen Rahmad Sugito, Goerge Junus Aditjondro,
Taufik Rahzen dan lain sebagainya.
c. Dipercaya berbagai pihak untuk mengisi acara diskusi maupun
pelatihan tentang pengelolaan komunitas maupun metode pengarsipan.
d. Menjadi referensi untuk studi banding dari berbagai kota.
18
D. Kendala Kegiatan
Sebagai sebuah komunitas, kendala pembiayaan masih menjadi hal utama.
Sehingga Warung Arsip tidak dapat dengan segera menambah koleksi arsip yang
ada. Untuk selanjutnya, Warung Arsip diharapkan dapat memiliki anggaran untuk
belanja arsip, sehingga tidak selalu menunggu ada yang memberi sumbangan
arsip. Selain itu, kurangnya sumber daya manusia juga turut menghambat kerja
arsip ini. Ditambah lagi dengan alat yang masih sangat sederhana. Untuk itu perlu
rekrutmen tenaga baru dan belanja alat produksi.
Kendala serupa juga dialami oleh Radio Buku. Selain pendanaan untuk
keberlangsungan komunitas, pendanaan untuk personil atau pengurus masih
bersifat relawan dan hanya diberikan uang transport. Hal ini menjadikan pengurus
tidak fokus pada Radio Buku dan Warung Arsip karena harus mencari tambahan
penghasilan pribadi dari luar.
Di masa mendatang, agar Radio Buku dan Warung Arsip dapat
berkembang secara pesat, diperlukan penyediaan server sendiri agar tidak
tergantung pada layanan internet PT. Telkom yang seringkali mengalami
gangguan. Selain itu server akan berfungsi sebagai pusat data yang dimiliki Radio
Buku dan Warung Arsip.
E. Faktor Pendukung Kegiatan
Kendala di atas memang cukup membatasi gerak TBM Gelaran Ibuku.
Namun demikian, terdapat beberapa faktor pendukung sehingga Radio Buku dan
Warung Arsip tetap berjalan sesuai yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan radio yang relatif murah.
2. Pendengar tak harus memiliki radio konvensional.
3. Jangkauan yang lebih luas, tanpa batas wilayah. Selama dapat terhubung
dengan internet, siapa saja bisa mendengarkan.
4. Dapat didengarkan melalui smartphone dan Blackberry. Aplikasi Radio
Buku untuk android dapat diunduh dari Playstore/Googleplay.
19
5. Live streaming mewajibkan materi rekam, sehingga memiliki arsip audio
pada setiap materi siar.
6. Masyarakat sekitar memberikan respon positif.
7. Apresiatif masyarakat luas tinggi.
8. Alat digitalisasi arsip yang memadai.
9. Sumber daya manusia yang mumpuni.
10. Pelaksanaan program off air (keterangan program ini terlampir).
F. Alternatif Pengembangan
Radio Buku telah menjadi program yang berkesinambungan sejak awal
berdirinya. Sebagai program yang dapat dinilai berhasil, Radio Buku memerlukan
alternatif pengembangan sehingga efek dan jangkauannya lebih luas. Alternatif
pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan stasiun televisi
bernama BoekoeTV. Hal ini telah menjadi pertimbangan yang cukup lama dan
baru dimulai saat event Booklovers Festival diselenggarakan, yaitu pada 23 April
hingga 23 Mei 2014.
BooekoeTV dimulai dengan pengambilan gambar atau shooting Book On
Cam oleh Ibu Wiendu Nuryanti, Wamen Kemendikbud Bidang Kebudayaan RI,
dengan orasi buku berjudul “Buku Internasional, Pandangan Indonesia” pada 23
April 2014. Pada tanggal 21 Mei 2014, akan diluncurkan program Book On Cam
yang disebarluaskan melalui Youtube. Jika BoekoeTV dapat terlaksana, maka
akan semakin mudah untuk menyebarkan informasi perbukuan di Indonesia.
Di sisi lain, Radio Buku dapat dicabangkan atau dikembangkan dengan
mendirikan hal serupa di berbagai kota. Dengan demikian, akan lahir Radio Buku
Nasional dengan siaran live streaming secara serentak di berbagai kota. Hal
serupa bisa dilihat seperti Radio Republik Indonesia. Selain dapat mengabarkan
berita literasi lokal, juga menyiarkan laporan nasional. Untuk mendukung hal ini
diperlukan pembuatan server milik sendiri agar dapat dikelola secara mandiri.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radio Buku dengan segala perannya dalam dunia literasi di Indonesia,
dengan menyandarkan diri pada fungsi internet, telah mampu menjadi ruang
publik layar maya sejak kehadirannya tahun 2011. Begitu pula dengan Warung
Arsip, sejak 2013.
Melalui beragam aktivitasnya yang telah disebutkan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Radio Buku telah secara optimal memanfaatkan teknologi informatika
untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap buku serta minat baca.
Melalui berbagai program pendukung, Radio Buku menjadi pusat
informasi dunia literasi di Indonesia, terutama melalui sistem interaksi di
media sosial twitter.
2. Warung Arsip telah optimal menyediakan informasi melalui arsip yang
didigitalisasikan dengan pemanfaatan teknologi informatika. Warung
Arsip menjadi referensi untuk mencari data-data sejarah, berupa koran,
majalah, dan lain sebagainya.
B. Rekomendasi
Dari kendala-kendala yang dihadapi, rekomendasi yang disampaikan
adalah:
1. Pemberian bantuan secara rutin sehingga para pengelola dapat fokus pada
kerja kreatif dan menambahkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
2. Penambahan sumber daya manusia.
3. Penyediaan server mandiri.
4. Membentuk program yang sama di berbagai TBM lainnya, agar
pergerakan penyebaran informasi buku berjalan dalam lingkup lokal dan
global.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROGRAM GELARAN IBUKU
Gelaran Ibuku terletak di Jero Beteng (Dalam Benteng) Keraton Yogyakarta,
tepatnya di Jl. Patehan Wetan No. 03, Keraton Yogyakarta. Resmi menjadi Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) pada tanggal 23 April 2009 di bawah naungan Yayasan
Indonesia Buku yang berdiri pada tanggal 23 April 2006.
Buka 12 jam setiap hari Selasa sampai Minggu dari Jam 10.00 – 22.00 WIB.
Fasilitas pendukung di area TBM di antaranya internet gratis (Wifi), warung
angkringan, tempat shalat, MCK, juga studio Radio Buku untuk siaran dan rekaman.
Gelaran Ibuku mempunyai ribuan koleksi buku, 2.500 di antaranya sudah
terkatalog dan bisa diakses secara online di www.indonesiabuku.com/katalog. Koleksi
umumnya bertema sejarah, biografi, kawasan, seni sastra, pers, dan referensi, juga
tersedia beberapa keranjang khusus untuk menampung buku-buku bacaan anak.
Selain Buku, Gelaran Ibuku juga mempunyai ribuan koleksi koran nasional
seperti Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Koran Tempo, Republika dan lain-lain
sejak tahun 90-an. Majalah Tempo, Jakarta-jakarta, Kartini, Femina dan lain-lain.
Sistem keanggotaan berlaku selama 20 tahun. Untuk warga Patehan tidak
dikenakan biaya, hanya mengganti ongkos cetak kartu saja. Sedang untuk orang luar
dikenakan biaya Rp. 100.000 sebagai jaminan.
1. Angkringan Buku
Angkringan adalah sejenis warung makan dengan bentuk gerobak kayu
beratap terpal plastik berwarna khas, biru atau oranye mencolok. Angkringan
beroperasi mulai sore hingga malam hari. Namun kini ada juga yang buka pagi atau
siang hari. Pada malam hari angkringan mengandalkan penerangan tradisional lampu
senthir dibantu terangnya lampu jalan.
Selain menjajakan makanan khasnya, Angkringan Buku juga menyediakan
buku kecil yang harganya sekelas angkringan, yakni berkisar Rp 1.500 – Rp 2.000.
Untuk tahap awal, diterbitkan 20 judul buku kecil. Ini adalah salah satu upaya
menyiasati harga buku yang rata-rata tidak terjangkau oleh warga menengah ke
bawah.
Di Angkringan Buku juga disediakan buku koleksi Gelaran Ibuku yang ditukar
guling secara berkala. Warga yang datang atau nongkrong di angkringan bisa
membaca atau berinternet gratis karena di angkringan juga tersedia layanan WiFi.
Selain kampanye literasi, Angkringan Buku telah memberikan keuntungan ekonomi
untuk membantu pembiayaan operasional Gelaran Ibuku.
2. Cine Book Club
Gelaran Ibuku mengadakan acara nonton bareng secara rutin setiap hari Sabtu
pukul 19.00 WIB sampai selesai. Film-film yang diputar adalah film yang bertema
buku dan proses kreatif. Namun pada hari-hari tertentu diputar film sesuai dengan
momentum.
3. Obrolan Senja
Obrolan Senja rutin menggelar diskusi setiap bulan sekali pukul 16.00 WIB
sampai selesai. Objek diskusi adalah draft naskah baik itu draf novel, kumpulan puisi,
kumpulan cerpen atau tema-tema lain yang dipersiapkan menjadi sebuah buku oleh
penyusunnya. Kegiatan ini bertujuan memberikan masukan atau saran agar buku yang
akan diterbitkan dan disajikan ke publik kelak memiliki kualitas yang lebih baik.
4. Belajar Bersama Menulis Sejarah Kampung (Babersku)
Babersku adalah akronim dari Belajar Bersama Menulis Sejarah Kampung,
sebuah konsep belajar bersama yang melibatkan warga kampung sebagai subjek yang
aktif. Babersku mencakup keseluruhan proses mulai dari pembekalan, penggalian
data, pengolahan data menjadi tulisan serta menyusunnya menjadi sebuah buku.
Warga yang diajak dalam Babersku adalah remaja/angkatan muda.
Kenapa remaja? Karena usia remaja adalah usia produktif dan potensial untuk
berkarya. Apakah bisa? Tentu saja bisa asalkan didampingi dengan intens dan
tekun. Di sinilah peran TBM sebagai fasilitator yang tidak sekadar
menumbuhkan minat baca tetapi sekaligus mengkader warganya menjadi kader
yang sadar buku. Mereka diajak tidak hanya membaca buku tetapi berpropses
bersama tahap demi tahap bagaimana menulis dan membuat buku.
Angkatan muda kampung yang direkrut dalam Babersku didampingi oleh
fasilitator TBM akan mengail lebih dalam dan lebih jauh apa yang sesungguhnya
terjadi di Kampung, mulai dari sejarah masa lalu yang bisa diingat warganya,
kekuatan sosial, simpul-simpul budaya, hingga potensi ekonomi seperti makanan
maupun obat-obaatan.
Babersku merupakan upaya agar masyarakat lebih mengenal diri serta
lingkungan di mana mereka tinggal. Bahwa mereka juga punya cerita dan suara
yang berhak didengar sebagaimana orang-orang besar. Dengan menuliskan
sendiri hal ikhwal kampung di mana mereka berada, mereka juga berproses
untuk tidak sekedar menjadi konsumen gagasan tapi juga menjadi produsen
yang melahirkan gagasan.
Dari program ini, telah lahir sebuah buku tentang sejarah kampung
berjudul Ngeteh di Patehan. Buku mendapat sambutan hangat dari masyarakat
Yogyakarta, terlihat dari liputan media yang cukup intens selema beberapa bulan
setelah buku ini terbit.
5. Katalog Online
Program katalog merupakan program wajib yang harus ada seluruh perpustakaan.
Tanpa katalog, pencarian buku akan mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu
yang lama. Katalog yang digunakan dalam Gelaran Ibuku tidak seperti umumnya di
perpustakaan, yaitu membagi buku dalam tiga kategori; Bahasa, Bangsa, Tanah Air.
Ketiganya merupakan unsur dalam sumpah pemuda. Selain buku-buku dalam kategori
tersebut akan dimasukkan dalam kategori umum.
Katalog online Gelaran Ibuku dapat diakses http://radiobuku.com/ipoestaka/. Katalog
ini bisa diakses secara luas. Selain itu, katalog ini telah terintegrasi dengan beberapa
komunitas lainnya, seperti LKiS, IVAA dan lain-lain.
6. BoekoeBike
Jika program perpustakaan keliling cenderung menggunakan mobil ataupun motor,
TBM Gelaran Ibuku menggunakan sepeda. Sepeda yang dimaksud bukanlah sepeda
biasa, melainkan telah dimodifikasi sehingga dapat memuat sekitar 100 eksemplar
buku. BoekoeBike memiliki tiga roda dengan dua roda di belakang, seperti halnya
becak tetap terbalik. Kursi penumpang pada dalam becak ditaruh di belakang sedel
sepeda.
Dengan BoekoeBike, Gelaran Ibuku menyambangi lokasi strategis dan ramai. Lapak
pun dibuka. Tak selang lama, akan banyak orang mengerubung untuk membaca.
Boekoe Bike juga dilengkapi dengan perangkat audio sehingga semakin membuat
pembaca nyaman.
7. Penerbitan Buku
TBM Gelaran Ibuku memiliki dua payung penerbitan: (1) I:BOEKOE
mengambil fokus menerbitkan naskah-naskah “Limited Edition” yang biasanya
diambil dari riset internal dan (2) I:BOECIL dengan fokus pada penerbitan naskah-
naskah ringkas (buku kecil) dengan harga supermurah (1000-2000).
Sampai saat ini, I: BOEKOE dan jaringan kerjanya seperti NAGARA
(Newseum Indonesia), D:BUKU, dan Merakesumba telah menerbitkan sekira 35
judul buku “Limited Edition”. Adapun I:BOECIL dalam peluncuran perdananya
langsung menerbitkan 30 judul.
8. Riset
Sepanjang 2007-2013, Indonesia Buku mengadakan riset-riset besar yang
melibatkan puluhan peserta yang umumnya dari anak-anak muda yang memiliki
minat besar atas dunia kesejarahan dengan beragam tema.
Riset yang sudah diselenggarakan, antara lain: Seabad Pers Kebangsaan
(2007), Kronik Seabad Kebangkitan Indonesia (2008), Almanak Partai Politik
Indonesia (2008), Seratus Sastra Indonesia (2009), Almanak Seni Rupa Jogja 1999-
2009 (2010), dan Sejarah Kampung (2010-2011), Indonesia Juara (2013).
Berbeda dengan riset sebelumnya yang dilakukan secara mandiri, riset terbaru
ini berusaha merangkul beberapa komunitas Rintisan Balai Belajar Bersama, antara
lain Angkringan Buku (Kampung Patehan, Yogyakarta), KH Ahmad Fauzan
(Banjaragung, Bangsri, Jepara), Taruna Bhakti (Pakisbaru, Nawangan, Pacitan), dan
TBM Gelaran Jambu (Jambu, Kayen Kidul, Kediri).
9. Pelatihan Jurnalistik
Pelatihan jurnalistik diadakan dalam upaya pematangan awak Radio Buku
sebagai jurnalis. Materi yang disampaikan tentu saja mengalami banyak perubahan
dan penyesuaian dengan jenis dan materi siar yang dipilih. Pernah diadakan pada 19 –
20 Februari 2011. Pelatihan Jurnalistik yang kedua, diselenggarakan pada Januari
2013. Radio Buku juga sering memberikan pelatihan jurnalistik di berbagai kampus di
Yogyakarta.
Selain itu, Radio Buku telah menerima magang mahasiswa dari berbagai
kampus untuk belajar jurnalistik dan pembuatan radio. Di antaranya adalah
mahasiswa UGM Yogyakarta, Akprind Yogyakarta, Unswagati Cirebon dan lain
sebagainya.
10. Booklovers Festival
Booklovers Festival dirancang untuk menjadi agenda tahunan Radio Buku,
sebagai upaya untuk mempertemukan para pembaca, pecinta, aktivis, pedagang, dan
pegiat buku. Acara ini merupakan perayaan buku yang sangat meriah karena
menghadirkan puluhan agenda dari berbagai komunitas dalam rentang waktu satu
bulan.
Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tanggal 23 April hingga 23 Mei
2014. Agenda yang disiapkan adalah Kenduri Literasi, Pameran Buku Indie, Obrolan
Senja, Wisata Sepeda Buku, Apresiasi Puisi, Apresiasi Sastra, Pembuatan Buku
Gotong Royong, Sarasehan, Musyawarah Buku Indie, Kopdar Komunitas, Bedah
Buku, Book On Camera, Stand Up Comedy, Surat untuk Penulis Idola, dan Harmoni
Musik Puisi. Sementara komunitas yang hadir adalah Gusdurians, 1Buku, 1001Buku,
Bunda Kata, Gubuk Helikopter, TBM Bumi Bersama, TBM Gelaran Taman Air,
Lendabook, Kontemproduk, Assarkem, Rumah Sinema, Akademi Bercerita, Indie
Book Corner, Diandra Creative, Rumah Garuda, Deaf Art Community, Asosiasi
Perajut Jogja, dan Goodreads Indonesia.
Booklovers Festival diselenggarakan secara mandiri dengan membuka donasi
untuk umum melalui website www.bookloversfest.radiobuku.com. Dari total dana Rp.
44.800.000,- telah terkumpul dana Rp. 45.326.000,-. Kekurangan dana donasi ditutupi
dengan kas Yayasan Indonesia Buku.
11. Gelaran Ibuku Mengundang
Gelaran Ibuku Mengundang, mempersilakan komunitas atau perseorangan
untuk mengadakan kegiatan literasi dan buku. Kegiatan dapat berupa bedah buku,
peluncuran buku, diskusi, pelatihan atau seminar, dan lain-lain.
Komunitas yang sudah menggunakan Gelaran Ibuku untuk menggelar
kegiatan literasi, antara lain Komunitas Belajar Menulis, Komunitas YANTRA,
Komunitas SLIMs, Goodreads Indonesia Chp Yogyakarta, dan Apresiasi Sastra atau
APSAS yang menggelar, Komunitas Seni Sarkem, dan lain sebagainya.
Pengunjung dan Transaksi di website www.waqrungarsip.com
Pengunjung website www.radiobuku.com
Proses Pindahan Ke Bale Black BoxJl. Sewon Indah I, Sewon, Bantul
Serangkaian Agenda Booklovers Festival 2014
Serangkaian Kunjungan
Proses Rekaman dan Narasumber Radio Buku
Obrolan Senja
Launching Warung Arsip dan BoekoeBike
Kartu Perpus Gelaran Ibuku dan Buku Hasil Riset
Pelatihan Revitalisasi Arsip
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media
Liputan Media