MAKALAH KOMUNITAS FINISH.doc
Transcript of MAKALAH KOMUNITAS FINISH.doc
MAKALAH TUTORIAL
KELOMPOK 6
BLOK KOMUNITAS I
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERIODE 2013/2014
Kelompok 6
Fasilitator : Lilis Setyowati S.Kep
1. NADHILA KUSUMA WARDANI 201110420311001
2. TYAS DAMAYANTI 201110420311004
3. ADITYA NUGRAHA 201110420311014 / KETUA
4. SERILDA KHANSA TEJOKUSUMO 201110420311016
5. TIZA BELLA MARZIA 201110420311019
6. MUHAMMAD YUAN BAKHTIAR 201110420311020
7. HARIS SUHAMDANI 201110420311022
8. SANDY COURNIAWAN A. 201110420311033
9. DEVI BAYU PUSPITASARI 201110420311034
10. HERMAN NOER 201110420311041
11. ANINDITA DWI HAPSARI 201110420311042 / SEKRETARIS
12. RIPA FITRI S. 201110420311044
13. NOVIATUL MUAZZAHRO 201110420311045
14. PRILLIYANA DAMAYANTI 201110420311002
15. RIADA OHOIRENAN 201110420311017
16. FAYIRUS BAHALWAN 201110420311032
LEMBAR PENGESAHAN
Fasilitator
Bu Lilis Setyowati S.Kep
Ketua, Sekretaris,
ADITYA NUGRAHA ANINDITA DWI HAPSARI
LEMBAR KONSULTASI
Tanggal Konsultasi TTD Fasilitator
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah TUTORIAL mata kuliah Komunitas I ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Mahasiswa yang
dalam proses pembelajaran BLOK KOMUNITAS I
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan
kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Malang, 03 April 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
a. Penulisan Kasus
My Family
Saat kunjungan rumah ditemukan keluarga extended family, keluarga mandiri
tingakat II, anak pertama keluarga ini usia 20 tahun. Perawat keluarga dengan
pendekatan family as contex mendapatkan kepala keluarga, Bapak Haris usia 56
tahun menderita DM. Dari hasil penelusuran genogram ditemukan genetik dari
orang tua Bapah Haris, sedangkan dari ekomap Bapak Haris sering ijin dari
kantor. Perawat juga mengidentifikasi kelurga ini memiliki struktur patrilineal
dan matrilokal. Saat ini perilaku kesehatan yang ditunjukan keluarga pada tahap
health seeking behavior. Perawat juga mendapatkan bahwa tugas keluarga
berada pada posisi ke tiga yaitu ketidakmampuan dalam merawat anggota
keluarga yang sakit DM.
b. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
2. Bagaimana konsep dasar pada keperawatan komunitas ?
3. Bagaimana bentuk, struktur, peran dan tugas dari masing-masing keluarga ?
4. Bagaimana peran perawat dalam mangatasi keluarga yang mengalami
penyakit DM ?
5. Kenapa keluarga bapak haris termasuk dalam keluarga mandiri tingakt II ?
6. Kenapa pada kasus dikatakan Extended Family ?
7. Bagaimana tahap perkembangan keluarga pada kasus ?
8. Bagaimana cara perawat melakukan pendekatan Family as contex ?
9. Apa saja interaksi sehat-sakit pada kasus ?
10. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan keluarga ?
11. Apa saja macam-macam perilaku kesehatan pada keluarga ?
12. Bagaimana upaya promosi kesehatan pada kasus ?
13. Bagaimana bentuk dari genogram dan ekomap pada kasus ?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Jawaban Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
a. Defenisi keluarga : Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, atau kelahiran yang bertujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari setiap anggota.
(Asuhan keperawatan keluarga, aplikasi dalam praktik. EGC, 2004)
b. keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan
Logan, 1986).
c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Buku ajar keperawatan pediatrik, 2009).
2. Bagaiamana konsep dasar pada keperawatan komunitas ?
Konsep dasar keperawatan komunitas:
a. Keluarga merupakan unit suatu sistem.
b. Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap
perlindungan dan sosialisasi anggotanya.
c. Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota
keluarga.
d. Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapat tinggal dalam satu
atap.
e. Keluarga bisa memiliki anak atau tidak.
(Asuhan keperwatan keluarga, aplikasi dalam praktik. EGC, 2004)
3. Bagaimana Bentuk, struktur, peran dan tugas dari masing-masing keluarga ?
a. Bentuk
Keluarga Tradisional
a) Nuclear family : keluarga yang terdiri dari suami istri dan
anak(kandung/angkat)
b) Extended family : keluarga yang terdiri dari keliarga inti
ditambah keluarga lain
c) Commuter family : suami istri yang kerjanya di luar kota
dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur.
d) Dyadic nuclear : keluarga yang tigak punya anak karena
menikah terlambat atau karena mengejar karir atau
pendidikan.
e) Singel Parent : keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak (kandung/angkat) disebabkan karena
perceraian atau kematian
Keluaga Nontradisional
a) Communal family : lebih dari satu keluaga tanpa ada tali
pertalian darah yang hidip serumah
b) Unmarried Parent and Child : suatu pasangan tanpa ada tali
pernikahan dan sudah mempunyai seorang anak.
c) Step Parent family : keluarga dengan orang tua tiri
d) Cohibing Couple : keluarga yang hidup bersama dan sering
berganti-ganti pasangan
b. Struktur
a) Elemen struktur keluarga menurut Friedman
1) Struktur peran keluarga: Menggambarkan peran masing-
masing anggota keluarga baik didalam keluarganya sendiri
maupun peran dilingkungan masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga : Menggambarkan nilai dan
norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga : Menggambarkan bagaimana
cara pola komunikasi diantara orang tua, orang tua dan
anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga.
4) Struktur kekuatan keluarga : Menggamgarkan kemampuan
anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke
arah positif.
b) Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-
masing anggota keluarga memiliki peran dan pungsi
masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan
yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki
peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga
dalam berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena,
tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
3) Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan
masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan
fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah
sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat
anak-anak.
c) Dominasi struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun
melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata
menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b) Matrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun
melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang
yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal : Keberadaan tempat tinggal satu keluarga
yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal : Keberadaan tempat tinggal satu keluarga
yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada
pada pihak suami.
b) Matriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada
pada pihak istri. (Setiawati & Dermawan, 2008)
c. Peran Keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Sehingga Peranan Keluarga
menggambarkan seperangkat perrilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam UU
Kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 5 menyebutkan :”Setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan”. Dari pasal
tersebut jelaslah bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan
memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-
masing yang antara lain adalah :
a) AYAH : Ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyaiperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa
aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b) IBU : Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan
pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga serta sebagai anggota
masyarakat atau kelompok tertentu.
c) ANAK : Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai
dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual
d. Sesuai dengan Fungsi Keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka
keluarga juga mempunyai Tugas dalam Bidang Kesehatan yang harus
dilakukan sebagaimana yang dikemukakan oleh Freeman (1981), yang
antara lain adalah :
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan
memperhatikan segala perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga
yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c) Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang
sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.
Tugas ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga
memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan
pertolongan pertama agar masalah yng lebih parah tidak
terjadi.
d) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga.
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
(Keperawatan kesehatan komunitas, 2009)
4. Bagaimana peran perawat dalam mangatasi keluarga yang mengalami
penyakit DM ?
a) Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga agar
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
b) Koodinator
Koordinasi diperlakukan pada perawatan agar pelayanan semakin
komprehensive dan dapat di capai. Koordinasi juga diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c) Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d) Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e) Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang
disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
f) Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
g) Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
(Perawat sebagai pendidik, 2002)
5. Kenapa keluarga bapak haris termasuk dalam keluarga mandiri tingakt II ?
Keluarga mandiri tingkat II adalah keluarga yang sudah mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya,jadi keluarga bpk haris itu sudah mampu memenuhi
kebutuhan dasar keluarganya seperti:
a) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
(Asuhan keperwatan keluarga, aplikasi dalam praktik. EGC, 2004)
6. Kenapa pada kasus dikatakan Extended Family ?
Extended family adalah keluarga besar yang terdiri dari beberapa generasi
yang tinggal bersama dalam suatu lingkungan yang disebabkan perceraian
karena umur harapan hidup meningkat dan kehamilan dikalangan remaja
dan setiap anggota keluarga menjalankan peranan dan fungsinya masing –
masing jadi di dalam kasus, bpk haris tidak hanya tinggal sama istri dan
anaknya tetapi bpk haris tinggal bersama keluarga besarnya yangg terdiri
dari ayah dan ibunya bpk haris,saudara – saudaranya bpk haris,saudara bpk
haris yang sudah tinggal sendiri (singgelparent),anak dari saudaranya bpk
haris dan lain – lain. (Keperawatan kesehatan komunitas, 2009)
7. Bagaimana tahap perkembangan keluarga pada kasus ?
DUVALL (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :
1) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
Perkembangan Keluarga pada Tahap idi adalah : Membina hubungan intim
yang memuaskan, Menetapkan tujuan bersama, Membina hubungan
dengan keluarga lain, teman dan kelompok social, Mendiskusikan rencana
memiliki anak (atau KB)., Persiapan menjadi orang tua, Memahami Pre
Natal Care.
2) Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bln (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang kemungkinan akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini adalah : Adaptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran,
interaksi, seksual dan kegiatan2 lainnya, Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, Membagi peran dan tanggung jawab.
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : Pemenuhan
kebutuhan anggota keluarga, Membantu anak bersosialisasi, Beradaptasi
dengan kebutuhan anak pra sekolah, Merencanakan kelahiran/kehamilan
berikutnya, Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga,
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak., Pembagian
tanggung jawab, Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh
kembang anak.
4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 th)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : Membantu
sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, maupun
lingkungan yang lebih lua, Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektualnya, Menyediakan aktivitas untuk anak.
5) Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 th)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : Pengembangan
terhadap remaja dengan memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang
mulai memiliki otonomi. Memelihara komunikasi terbuka, Memelihara
hubungan ntim dalam keluarga.
6) Keluarga dengan Anak Dewasa
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : Mempersiapkan
anak untuk hidup mandiri dan merelakan kepergiannya, Memperluas
keluarga inti
7) Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)
Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah : Mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu
santai., Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, Kekakraban
dengan pasangan.
8) Keluarga Lanjut Usia
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : Penyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, Menefrima kematian
pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian, Mempertahankan
keakraban pasangan dan saling merawat.
8. Bagaimana cara perawat melakukan pendekatan Family as contex ?
Dengan cara perawat berfokus pada pelayanan kesehatan pada tiap individu
pada anggota keluarga, dan keluarga dipandang sebagai area yang penting
dari klien dan oleh karena itu keluarga merupakan dukungan terbesar bagi
klien. Atau dengan kata lain asuhan yang berfokus pada keluarga. Contoh:
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. T (5
thun) dikeluarga Tn. K (56 tahun) dengan gizi buruk. (Duvall dan Logan,
1986).
9. Apa saja interaksi sehat-sakit pada kasus ?
Status sehat/sakit pada anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya. Menurut Gilliss dkk. (1989) keluarga cenderung
menjadi reaktor terhadap masalah kesehatan dan menjadi faktor dalam
menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Menurut Suchulan (1965)
dan Doberty dan Canphell (1988) yang disederhanakan oleh Marilyn M.
Friedman, ada 6 tahap interaksi antara sehat/sakit dan keluarga :
1) Tahap pencegahan sakit dan penurunan resiko
Keluarga dapat memainkan peran vital dalam upaya peningkatan
kesehatan dan penurunan resiko, misalnya mengubah gaya hidup dari
kurang sehat ke arah lebih sehat (berhenti merokok, latihan yang teratur,
mengatur pola makan yang sehat), perawatan pra dan pasca partum,
iunisasi, dan lain-lain.
2) Tahap gejala penyakit yang dialami oleh keluarga
Setelah gejala diketahui, diinterpretasikan keparahannya, penyebabnya,
dan urgensinya, beberapa masalah dapat ditentukan. Dalam berbagai
studi Litman (1974) disimpulkan bahwa keputusan tentang kesehatan
keluarga dan tindakan penanggulanangannya banyak ditentukan oleh ibu,
yaitu 67%, sedangkan ayah hanya 15,7%. Tidak sedikit masalah
kesehatan yang ditemukan pada keluarga yang kacau/tertekan
3) Tahap mencari perawatan
Apabila keluarga telah menyatakan anggota keluarganya sakit dan
membutuhkan pertolongan, setiap orang mulai mencari informasi tentang
penyembuhan, kesehatan, dan validasi profesional lainnya. Setelah
informasi terkumpul keluarga melakukan perundingan untuk mencari
penyembuhan/perawatan di klinik, rumah sakit, di rumah, dan lain-lain.
4) Tahap kontak keluarga dengan institusi kesehatan
Setelah ada keputusan untuk mencari perawatan, dilakukan kontak
dengan institusi kesehatan baik profesional atau nonprofesional sesuai
dengan tingkat kemampuan, misalnya kontak langsung dengan
peskesmas, rumah sakit, praktik dokter swasta, paranormal/dukun, dan
lain-lain.
5) Tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien
Setelah pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah tentu
ia menyerahkan beberapa hak istimewanya dan keputusannya kepada
orang lain dan menerima peran baru sebagai pasien ia harus mengikuti
aturan atau nasehat dari tenaga profesional yang merawatnya dengan
harapan agar cepat sembuh. Oleh karena itu terjadi respons dari pihak
keluarga dan pasien terhadap perubahan tersebut
6) Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
Adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota
keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem
keluarga, khususnya pada sektor perannya dan pelaksana fungsi keluarga.
Untuk mengatsi hal tersebut, pasien/ keluarga harus mengadakan
penyesuaian atau adaptasi. Besarnya daya adaptasi yang di perlukan
dipengaruhi oleh keseriusan penyakitnya dan sentralitas pasien dalam
unit keluarga (Sursman & Salter 1963). Apabila keadaan serius (sangat
tidak mampu/semakin buruk) atau pasien tersebut orang penting dalam
keluarga, pengaruh kondisinya pada keluarga semakin besar.
10. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga (Dasar-dasar
keperawatan masyarakat, oleh Drs.Asrul Effendi 1998)
a) Lingkungan : Pada saat sekarang ini sudah menjadi perbincangan oleh
para ahli kesehatan masyarakat bahwa unsur yang paling berpengaruh
di dalam perubahan status kesehatan adalah faktor lingkungan akan
tetapi kelompok disiplin ilmu perilaku membantah bahwa faktor utama
yang mempengaruhi status kesehatan adalah prilaku individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b) Prilaku : perbincangan dua kelompok ahli tersebut, ahli prilaku
memberikan contoh bahwa lingkungan akan menjadi rusak akibat
prilaku yang tak terpuji misalkan membuang sampah bukan pada
tempat yang telah disediakan, dimana-mana terdapat sampah baik
organik maupun non organik dikarenakan ulah manusia bukan ulah
lingkungan itu sendiri. Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami
bahwa antara lingkungan dengan prilaku merupakan dua unsur
penting di dalam penataan lingkungan sehingga baik prilaku maupun
lingkungan itu sendiri dapat memjadi perhatian kita bersama, apalagi
kesehatan adalah modal bangsa, investasi masa depan yang lebih baik
dan hak azasi yang harus dimiliki oleh setiap orang.
c) Pelayanan kesehatan : Selain faktor lingkungan dan prilaku, status
kesehatan juga sangat ditentukan oleh pelayanan kesehatan. Untuk
meningkatkan peranan pelayanan kesehatan di dalam meningktakan
status kesehatan saat ini telah di bangun di semua tempat di desa dan
kelurahan sebuah gedung yang sering disebut pos kesehatan desa
(Poskesdes), maaf buka pusat kesehatan desa (puskesdes). Upaya
pengadaan tempat tersebut merupakan upaya bersama pemerintah
dan masyarakat bahkan sedapat mungkin menjadi upaya masyarakat
itu sendiri. Dengan adanya tempat tersebut maka pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat akan menjadi dekat. Pelayanan kesehatan yang
dapat dilakukan di Poskesdes adalah upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit ringan serta pemulihan
setelah sakit. Perlu juga diketahui bahwa yang dimaksud dengan
pengobatan di Poskesdes itu sangat terbatas, bukan semua penyakit
dapat diberikan pengobatan di tempat tersebut. Petugas yang ada di
Poskesdes juga harus mengerti dan memahami tentang hal tersebut
karena pemahaman masyarakat terhapat tempat tersebut,
menyamakan dengan Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Padahal tujuan
utama pelayanan kesehatan yang ada di Poskesdes adalah promosi
kesehatan dan konsultasi hidup sehat jadi yang menjadi sasaran
pengunjung sebenarnya lebih diarahkan ke orang sehat bukan orang
sakit.
d) Keturunan: Telah manjadi aturan bahwa semua calon pengantin harus
memeriksakan diri ke dokter atau memiliki keterangan sehat dari
dokter sebelum melangungkan pernikahan agar terbentuk keluarga
yang berkualitas dan terlahir generasi baru yang juga berkualitas.
Pemeriksaan kesehatan bukan untuk menghalangi berlangsung
pernikahan oleh kedua belah pihak akan tetapi merupakan upaya
deteksi dini terhadap keberlangsungan bangsa dengan pencegahan
lebih dini dan informasi lebih dini tentang kehidupan kesehatan
keluarga akan tercapai. Peran pemangku adat dan agama di wilayah
setempat dapat memberikan kontribusi yang sangat besar di dalam hal
ini.
11. Apa saja macam-macam perilaku kesehatan pada keluarga ?
a) Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan keluarga dan adanya
perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga atau orang tua.
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan perawat perlu mengaji hal-hal sebagai berikut :
Sejauh mana keuarga mengerti sifat masalah.
Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan.
Apakah keluarga merasa menyerah dengan masalah yang
dialami.
Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit.
Apakah keluarga mempunyi sikap negative terhadap masalah
kesehatan.
Apakah keuarga dapat mengjakau fasilitas kesehatan yang ada
Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindak dalam mengatasi masalah.
c) Memberi perawatan pada keluarga yang sakit.
Hal-hal yang harus diperhatikan keluarga saat merawat keuarga yang
sakit:
Keadaan penyakit ( sifat, penyebaran, komplikasi, dan
perawatanya).
Sifat dan perkembangan perawatan yng dibutuhkan.
Sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Modifikasi lingkungan (menciptakan suasana lingkungan yang sehat)
Hal-hal yang harus diketahui saat modifikasi lingkungan:
Sumber-sumber keluarga yang dimiliki.
Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
Pentingnya hygiene sanitasi.
Upaya pencengahan penyakit.
Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
Kekompakan antar anggota keluarga.
e) Merujuk pada fasilitas kesehatan
Hal-hal yang harus diketahui saat merujuk ketempat kesehatan:
Keberadaan fasilitas keluarga
Keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan
Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh keluaraga.
(keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam
keperawatan, 2009)
12. Bagaimana upaya promosi kesehatan pada kasus ?
Kegiatan peningkatan kesehatan atau lebih dikenal dengan promosi
kesehatan bisa dimulai dalam keluarga, seperti halnya seorang ayah yang
memberikan contoh dengan tidak merokok, minum-minuman keras
tentunya gaya hidup tersebut akan diikuti oleh anak-anaknya, tetapi jika
kondisi sebaliknya maka yang akan terjadi adalah meningkatnya angka
kesakitan saluran pernapasan pada keluarga tersebut karena kebiasaan
merokok. Contoh lain upaya promosi kesehatan dikeluarga adalah
berolahraga teratur, mengutamakan gizi seimbang pada keluarga,
melakukan imunisasi pada anak sesuai dengan umur.
( Asuhan Keperawatan Keluarga , 2009)
13. Bagaimana bentuk dari genogram dan ekomap pada kasus ?
(Jawaban Terlampir)
BAB III
BAGAN/SKEMA/KONSEP SOLUSI
Ecomap :
HERUFAMILY
Family Ekstended
Health Facility( Healty Seeking Behavior )
Nurse( Family as Contex )
Caring for the Family( posisi ke 3 )
WORKDecision
Netral
Bermasalah