Makalah-Kolostomi Sukma
description
Transcript of Makalah-Kolostomi Sukma
1
MAKALAH
“ PERAWATAN COLONSTOMI ’’
Disusun oleh :
SUKMAWATI
NIM : 315020113078
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
POLEWALI MANDAR
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan, atas berkat dan tuntunan-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Adapun halangan – halangan yang kami
temui, dalam penyusunan tugas ini, namun berkat kerja jeras, tugas ini dapat
diselesaikan walaupun masih ada kekurangan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas.
kami menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan, oleh karena itu
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak agar tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para Mahasiswa agar dapat berguna bagi masa depan.
Polewali, 23 Maret 2015
SUKMAWATI
3
DAFTAR ISI
Halaman judul ......................................................................................................... 1
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
Pendahuluan ........................................................................................................... 4
Pembahasan............................................................................................................. 6
Standart operating procedure ( sop )perawatan kolostomi…….................................... 13
Penutup.................................................................................................................. 20
Daftar pustaka
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991)
Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui dinding
perut untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)
Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk
mengeluarkan feces.
Kolostomi merupakan prosedur pembedahan yang membawa porsio dari
usus besar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Kolostomi adalah
kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk
sementara atau menetap
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan luka kolostomi?
Apa saja jenis-jenis kolostomi ?
Apa perawatan luka kolostomi?
Apa saja sandar operating procedure (SOP ) perawatan kolostomi?
1.3 Tujuan Penulisan
Mendiskripsikan pengertian kolostomi
Mendeskripsikan jenis-jenis kolostomi
Mendeskripsikan perawatan luka kolostomi
Mendeskripsikan sandar operating procedure (SOP ) perawatan kolostomi
5
I.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini terdapat sistematika penulisan. Dalam Bab I
membahas tentang latar belakang , di mana menjadi latar atau dasar pedoman kita
dalam mengetahui materi tentang penyakitperawatan luka kolostomi.
pada Bab II kami membahas lebih dalam lagi mengenai perawatan luka
kolostomi , di mana kita dapat mengetahui definisi kolostomi, anatomi fisiologi
kolostomi, jenis-jenis kolosromi, komplikasi perawatan luka kolostomi dan standart
operating procedure (SOP).
Bab III mencakup kesimpulan, dimana kita menarik kesimpulan secara
keseluruhan mengenai materi perawatan luka kolostomi yang terjadi pada manusia.
Serta pada bab ini memuat saran yang dapat membangun pemahaman kita tentang
materi mengenaiperawatan luka kolostomi
I.5 MANFAAT PENULISAN
Agar mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam mengenai perawatan luka
kolostomi bukan hanya sekedar memenuhi tugas mata kuliah melainkan sebagai
modal ilmu bagi kita mahasiswa keperawatan dalam menjalankan tugas dan
pelayanan kita sebagai perawat yang profesional.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991)
Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui dinding
perut untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)
Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk
mengeluarkan feces.
Kolostomi di lakukan ketika usus besar, rectum & anus tidak mampu
berfungsi secera normal atau membutuhkan istirahat dari fungsi
normalnya.Kolostomi dibuat dengan membuka didinding abdomen (stoma) untuk
pengeluaran feses dari usus besar (colon). Colostomi biasanya di buat setelah kolon
yang mengalami obstruksi direseksi. Kolostomi dapat temporer atau permanen.
Bagian akhir proksimal pada kolon yang sehat di keluarkan dari kulit dinding
abdomen , kemudian di tempatkan kantong kolostomi untuk menampung feses.
7
2.2 Anatomi Fisiologi Colon
Secara embriologik, kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolon
kiri sampai dengan rektum berasal dari usus belakang.Lapisan otot longitudenal
kolon membentuk tiga buah pita, yang disebut tenia, yang lebih pendek dari kolon
itu sendiri sehingga kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus yang disebut
haustra. Kolon tranversum dan kolon sigmoideum terletak intraperitoneal dan
dilengkapi dengan mesenterium.
Dalam perkembangan embriologik kadang terjadi gangguan rotasi usus
embrional sehingga kolon kanan dan sekum mempunyai mesenterium yang lengkap.
Keadaan ini memudahkan terjadinya putaran atau volvulus sebagian besar usus yang
sama halnya dapat terjadi dengan mesenterium yang panjang pada kolon sigmoid
dengan radiksnya yang sempit.
8
Batas antara kolon dan rektum tampak jelas karena pada rektum ketiga tenia
tidak tampak lagi. Batas ini terletak dibawah ketinggian promontorium, kira-kira 15
cm dari anus. Pertemuan ketiga tenia didaerah sekum menunjukkan pangkal
apendiks bila apendiks tidak jelas karena perlengketan.Sekum, kolon asendens, dan
bagian kanan kolon transversum didarahi oelh cabang a.mesenterika superior yaitu
a.ileokolika, a.kiloka dekstra, dan a.kolika media. Kolon tranversum bagian kiri,
kolon desendens, kolon sigmoid dan a.hemoroidalis superior.
Pembuluh vena kolon berjalan paralel dengan arterinya. Aliran darah vena
disalurkan melalui v.mesenterika superior untuk kolon asendens dan kolon
transversum dan melalui v.mesenterika inferior untuk kolon desendens, sigmoid, dan
rektum. Keduanya bermuara kedalam v.porta tetapi v.mesenterika inferior melalui
v.lienalis. alran vena dari kanalis analis menuju ke v.kava inferior. Karena itu anak
sebar yang berasal dari keganasan rektum dan anus dapat ditemukan diparu,
sedangkan yang berasal dari kolon ditemukan di hati. Pada batas rektum dan anus
terdapat banyak kolateral arteri dan vena melalui peredaran hemoroidal antara sistem
pembuluh saluran cerna dan sistem arteri dan vena iliaka.
Aliran limfe kolon sejalan dengan aliran darahnya. Hal ini penting diketahui
sehubungan dengan penyebaran keganasan dan kepentingannya dalam reseksi
keganasan kolon. Sumber aliran limf terdapat pada muskularis mikosa. Jadi selama
suatu keganasan kolon belum mencapai lapisan muskularis mukosa kemungkinan
besar belum ada metastasis. Metastasis dari kolon sigmoid ditemukan dikelenjar
regional mesenterium dan retroperitoneal pada a.kolika sinistra, sedangkan dari anus
ditemukan kelenjar regional diregio inguinalis.
Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari n.splanknikus dan
pleksus presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal dari n.vagus.Karena
9
distribusi persarafan usus tengah dan usus belakang, nyeri alih pada kedua bagian
kolon kiri dan kanan berbeda. Lesi pada kolon bagian kanan yang berasal dari usus
tengah terasa mula-mula pada epigastrium atau diatas perut. Nyeri pada apendisitis
akut mula-mula terasa pada epigastrium, kemudian berpindah ke perut kanan bawah.
Nyeri dari lesi pada kolon desendens atau sigmoid yang berasal dari usus belakang
terasa mula-mula dihipogastrium atau dibawah pusat dan nyeri perut.
feses Memasuki rektum (2) dari kolon (1). Ada dua otot utama yang harus dilalui
oleh feses untuk bisa keluar dari tubuh, yaitu muskulus sfingter internal dan
muskulus sfingter eksternal (4). Muskulus sfingter internal yang bersifat involuntary.
Secara otomatis akan terbuka diatas saluran anus untuk memungkinkan feses
melewatinya..muskulus sfingter Eksternal yang bersifat voluntary artinya kita dapat
mengontrol otot tersebut.Hal ini membantu dalam menjaga feses di rektum sampai
kita siap untuk mengeluarkanya. Muskulus sfingter eksternal mendorong feses
keluar dari lubang anus (5) dan rektum rileks. Dorongan tersebut akan menghilang
sampai ada gerakan usus berikutnya
2.3 Jenis-jenis Kolostomi
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
* Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
10
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).
* Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti
semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai
dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi
double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa
mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post
kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak
membesar.
Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan
tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat
beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang
stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat
mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi
luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan
terkontaminasi feses
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong
kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair
mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien
disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya
11
iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang
mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter
ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang
alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong
kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
2.4 Kategori Kolostomi
a. End Stoma :
End stoma/ terminal stoma dapat dibuat secara permanen maupun temporer. Stoma
dengan bentuk tunggal, dilakukan dengan bagian akhir proksimal colon dibuka,
dikeluarkan dan di jahit ke dinding abdomen.
b. Loop Stoma :
Pembentukan stoma dengan menggunakan penyangga/jembatan dari plastic, karet
atau kaca yang diletakkan di bawah colon, untuk membuat usus tetap terbuka
didinding abdomen
c. Double Barrel Stoma :
Pembuatan stoma dari usus bagian distal dan proksimal yang bagian ujungnya di
keluarkan melalui dinding abdomen sehingga membentuk 2 stoma.
d. Mucous Fistula :
Pembentukan stoma dari usus besar atau usus kecil, 1 stoma untuk mengalirkan
faeces yang lainnya untuk mengalirkan mucus.
12
2.5 Tipe Kantong Kolostomi
Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk.
Kantong kolostomi harus ringan dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyai
filter arang yang dapat melepaskan gas secara perlahan dan membantu mengurangi
bau.
A. Jenis kantong ostomi berdasarkan bentuk kantong :
1. Drainable Pounches / Open-ended pouch :
Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari kantong
untuk mengalirkan output. tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan
klem.tipe ini biasanya di gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden
dan kolostomi transversum.
2. Close Pounches/ Close-ended pouch:
Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudia diambil dan dibuang,
kemudian di pasang lagi dengan yang baru. Kantong ini biasanya digunakan
oleh pasien dengan kolostomi desenden dan sigmoid. Output dari jenis
kantong kolostomi ini tidak perlu untuk dialirkan .
3. Valve/tap closure Pounches :
Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary. Dapat
digunakan sampai beberapa hari
B. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong :
1. One-piece:
Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit. Penghalang kulit
mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar stoma dan ditempelkan ke
kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan diganti dengan baru, kantong
kecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit.
13
2. Two-piece:
Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat adesif dan
kantong penampung faeces. Face plate tetap berada dalam tempatnya saat
kantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti dengan kantong baru
kemudian kantong baru dihubungkan ke face plate. Kantong baru tidak perlu
dilengketkan kembali kekulit setiap kali pergantian kantong,cukup di
hubungkan kembali dengan face plate, sehingga sistem ini sangat menolong
untuk pasien dengan kulit sensitive.
C. Jenis kantong berdasarkan warna kantong :
1. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan / bening,
cocok di gunakan untuk post operasi karena dapat mengobservasi kondisi
stoma.
2. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih.
2.6 Komplikasi Kolostomi
1. Obstruksi/penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feces yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari teiadinya
sumbatan, klien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada klien
dengan kolostomi permanent tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar klien
dapat melakukannya secara mandiri dikamar mandi.
2. Infeksi
Kontaminasi feces merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus
14
sangat diperlukan dan tindakkan segera mengganti balutan luka dan mengganti
kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3. Retraksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang lerlalu sempit
dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yang
mengalamI pengerutan
4. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong
stoma yang kurang adequat pada saat pembedahan.
5. Stenosis
Penyernpitan dari kuman stoma yang terjadi karena adanya jaringan parut / scar
pada pertemuan mukosa stoma dan kulit.
6. Pendarahan stoma
2.7 Pendidikan Kepada Klien
Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik
sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi
pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:
Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar
Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
Waktu penggantian kantong kolostomi
Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
15
Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika
apsien sudah dirawat dirumah)
Berobat/ control ke dokter secara teratur
Makanan yang tinggi serat
2.8 Perawatan Luka Kolostomi
A. PENGERTIAN
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
B. TUJUAN
1. Menjaga kebersihan klien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya
C. PERSIAPAN KLIEN.
1. Memberi penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan dll
2. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
3. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup gorden
jendela,
pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga
untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat
kolostomi
klien dll).
16
D. SIKAP PERAWAT SAAT MERAWAT KOLOSTOMI
Tidak menunjukkan rasa jijik
Terampil dan tidak ragu-ragu
Menjalankan komunikasi terapeutik
Menunjukkan sikap empati
Efèktif dan efisien
Menjaga privacy klien.
17
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP )
PERAWATAN KOLOSTOMI.
No Tindakan
TAHAP PRE-INTERAKSI.
1. Mengecek catatan medik
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat :
Kantong kolostomi sesuai kebutuhan
Kapas
Larutan NaCI 0,9 %/ air matang
Bedpan/pispot
Spidol
Gunting (k/p)
Pola ukuran stoma
Stoma powder
Stoma hasive paste
Waslap
Sabun mandi
Air hangat
Sepasang sarung tangan
Kasa kering
Bengkok/piala ginjal
Perlak dan pengalasnya
Kantong plastic
18
Tempat sampah
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
TAHAP KERJA
7. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
8. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden, jendela, pintu
memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga untuk menunggu
diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi klien dll)
9. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
10. Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai letak stoma
11. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien
12. Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air matang
13. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika tipe kantong
kolostomi drainable, buka klem buang feses ke pispot.
14. Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan sangat hati-
hati dan tangan kiri menekan kulit klien.
15. Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik
16. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg menggunakan
waslap
17. Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI 0,9% dengan
sangat hati-hati (hindari perdarahan)
18. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa/tisue.
19. Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma
19
20. Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta disekitar stoma
21. Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong dengan
menggunakan spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang adesif pada kantong
stoma kemudian gunting sesuai ukuran stoma
22. Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan dengan tepat
dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi
23. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/ miring sesuai
kebutuhan kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem kantong kolostomi jika
menggunakan tipe drainable pounch
TAHAP TERMINASI.
24. Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.
25. Merapikan klien dan alat.
26. Melepas sarung tangan dan cuci tangan.
27. Mendokumentasikan : kondisi stoma(bentuk,warna stoma,kelaian stoma) keluaran
stoma(warna,jumlah)
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan di selesaikannya makalah ini penyusun dapat mengenal tentang
decubitus sehingga dapat mencegah dan mengenal gejala awal dari
decubitus
3.2 Saran
Dengan diberikannya tugas makalah ini diharapkan mahasiswi dapat lebih
meningkatkan kedisiplinan dalam belajar dan juga kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:
Waluyo, A.). Jakarta: EGC
Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat
penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care. 20 Mei 2013. http://
www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php