makalah kecelakaan kerja
-
Upload
nahda-ulmiati-aina -
Category
Documents
-
view
4.770 -
download
311
Transcript of makalah kecelakaan kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera
atau kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka /
cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi
akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan
pekerjaan ). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda tentunyahal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta
kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai
dimana banyak terjadi dilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang
menunjukan bahwa sanya pentingnya sebuah keselamatan dalam bekerja,
sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama sekali di dukung oleh
pemerintah.
Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan,
dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga
pekerjaan dalam membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun
untuk pemerintah) dimana pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap
1
(penutup hidung dan mulut). Mengapa bisa hal tersebut dapat terjadi??? Padahal
bisa dilihat mata pemerintah tidak mungkin sependek yang kita lihat.
B. Rumusan Masalah
Setelah kita membaca latar belakang diatas maka kami tim penulis
memberikan rumusan masalahnya, yakni :
1) Bagaimana pengertian kecelakaan kerja !
2) Menjelaskan jenis – jenis kecelakaan kerja !
3) Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja !
4) Menyebutkan Undang – undang yang mengatur kecelakaan kerja !
5) Menjelaskan bagaimana peranan jamsostek terhadap korban
kecelakaan kerja !
6) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja !
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu
aktivitas dandapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta
benda (Depnaker, 1999:4).
Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian
terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171).
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan
yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat
maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat
adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan
pekerjaan ).
Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta
kerusakan harta benda.
Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu
diperhatikan :
3
a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda
c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur.
Adapun teori – teori penyebab kecelakaan kerja antara lain :
1. Teori Heinrich ( Teori Domino)
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian
kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut
yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak
aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).
2. Teori Multiple Causation
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari
satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan,
kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan
penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Gordon
Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi
antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan
lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan
mempertimbangkan salah satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu,
untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya
4
kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara
terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat
diketahui secara detail.
4. Teori Domino terbaru
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang
mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah
ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan
teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason
Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat
terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat
berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan
kerja,
6. Teori Frank E. Bird Petersen
Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan
modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori
manajemen, yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) :
Manajemen kurang control
Sumber penyebab utama
Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)
Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar )
5
Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda )
B. Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang
terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan
akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk
atau terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi
kemampuan, Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan-bahan
berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab :
• Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik.
• Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air.
• Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin,
alat-alat listrik, dan sebagainya.
• Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia,
dan sebagainya.
• Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)
6
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo),
Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di
permukaan, Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak,
Pengaruh radiasi
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan,
Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk
dalam klsifikasi tersebut.
C. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik
dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok,
yakni:
a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK)
b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK)
Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi
sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat
perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan
lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja
atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni:
a. Faktor Fisik
Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety
condition misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya.
7
b. Faktor Manusia
Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya
karena kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil
penelitian yang ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor
manusia.
D. Undang – Undang Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja diatur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Ayat 1 : Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari
penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit,
hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
BAB III
PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Bagian Kedua
Jaminan Kecelakaan Kerja
Pasal 8
8
(1)Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan
Kecelakaan Kerja.
(2) Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja ialah:
a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima
upah maupun tidak;
b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah
perusahaan;
c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.
Pasal 9
Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
meliputi:
a. biaya pengangkutan;
b. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan;
c. biaya rehabilitasi;
d. santunan berupa uang yang meliputi:
1. santunan sementara tidak mampu bekerja;
2. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya;
3. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.
4. santunan kematian.
Pasal 10
9
(1) Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam
waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.
(2) Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan
Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya
dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia.
(3) Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja
kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
(4) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) ditetapkan oleh Menteri.
E. Peran Jamsostek
Jamsostek adalah singkatan dari jaminan sosial tenaga kerja, dan merupakan
program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan
mekanisme asuransi sosial.
Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta
jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau
oleh pengusaha dan tenaga kerja.
Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas
yaitu perlindungan pada :
10
Peristiwa kecelakaan
Sakit
Hamil
Bersalin
Cacat
Hari tua
Meninggal dunia
Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan K-3 di Indonesia
merupakan wujud komitmen untuk berperan aktif untuk menangani
permasalahan-permasalahan yang timbul dalam upaya mengurangi angka
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Partisipasi PT Jamsostek (Persero)
sudah direalisasikan dalam berbagai bentuk. program jaminan kecelakaan kerja
(JKK), jaminan kematian (JK), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK) mampu memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerja
Apalagi selama ini tenaga kerja relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah
dalam hubungan industrial.
Salah satu risiko dalam pekerjaan yang dihadapi tenaga kerja, di antaranya
kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Dalam hal ini, JKK dan
PAK merupakan risiko-risiko yang harus dihadapi tenaga kerja selama waktu
kerja. Ini menjadi alasan utama mengapa jaminan sosial sangat diperlukan tenaga
kerja.
11
PT Jamsostek (Persero) secara berkala menyelenggarakan seminar tentang
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan dengan
melibatkan pihak perusahaan, praktisi atau pakar K-3, dokter penasihat, pihak
akademisi, pengawas pegawai negeri sipil (PPNS), perwakilan pekerja, dan pihak
terkait lainnya.
Untuk mendorong penerapan sistem manajemen K-3 di perusahaan, PT
Jamsostek (Persero) memberikan bantuan alat-alat pelindung diri alat alat-alat K3.
Selain itu juga bantuan pelaksanaan uji kebisingan melalui pemeriksaan di
perusahaan-perusahaan. PT. Jamsostek juga membantu melakukan penelitian
terkait meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
perusahaan. Meski angka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
meningkat, namun banyak perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen
K-3 secara baik
Dibentuk pula Trauma Centre PT Jamsostek (Persero) yang dimaksudkan
sebagai upaya pelatihan K-3 di perusahaan. Trauma Centre berfungsi untuk
memberikan lokakarya dan pelatihan mengenai K-3 di perusahaan. Ini termasuk
simulasi dan praktik penanganan jika terjadi musibah di perusahaan, seperti
kebakaran, ledakan, keracunan serta praktik memberikan bantuan sementara
dengan P3K dan sebagainya. Trauma Centre juga dibentuk sebagai upaya untuk
penanganan medis secara cepat dan tepat kepada tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja. Dengan ini ini diharapkan dapat menyelamatkan jiwa dan
menekan terjadinya kecacatan atau dampak fatal akibat kecelakaan kerja.
12
F. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari
sudut keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M
yaitu :
a. Manusia.
b. Manajemen ( unsur pengatur ).
c. Material ( bahan-bahan ).
d. Mesin ( peralatan ).
e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :
Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam
melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan
pendekatan kepada ketiga unsur kelompok tersebut, yaitu :
Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :
Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh
keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan
tugasnya.
Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang
relevan dengan pekerjaannya.
Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai
dengan keperluan perusahaan.
13
Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.
Pengawasan dan disiplin yang wajar.
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain :
Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan
kilang, mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.
Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan,
penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara
tepat sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.
Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.
Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian
lingkungan.
Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia.
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan
seluruh level manajemen, antara lain :
Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.
Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung
jawab.
Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi
sistem/prosedur
kerja yang benar.
Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
14
Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja
yang terpadu.
Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.
Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang
ada.
Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalisir
kecelakaan para pekerja sebagai berikut :
Pengendalian teknik
Pengendalian administrative
Menggunakan APD
Berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan
keselamatankerja dalam industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai
hal-halseperti kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi,
pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan
industri, kewajiban-kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan,
pengawasan kesehatan,pertolongan pertama dan pemeriksaan
kesehatan.
b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi,
ataupuntidak resmi.
c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan
yangharus dipatuhi.
15
d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-
ciri daribahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin,
pengujian maskerpernapasan, penyelidikan berbagai metode
pencegahan ledakan gas dan debudan pencarian bahan-bahan yang
paling cocok serta perancangan tali kerekandan alat kerekan lainya
e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari
faktor-faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik
yang amatmerangsang terjadinya kecelakaan.
f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah penyelidikan pola-pola
psikologisyang dapat menyebabkan kecelakaan.
g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,
berapabanyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi
korban, dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang menjadi
penyebab.
Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja
Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi
bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan
cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.
Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun
peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung,
memasang tanda – tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.
16
Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan.
17