Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

12
MAKALAH PROFESIONALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM Disusun untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah Pembelajaran Kapita Selekta Pendidikan Islam OLEH SITI NUR ALFIAH NPM : 741.12.29.027 PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MA’ARIF KABUPATEN WAY KANAN LAMPUNG

Transcript of Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

Page 1: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

i

MAKALAH

PROFESIONALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah Pembelajaran Kapita Selekta Pendidikan Islam

OLEH

SITI NUR ALFIAH

NPM : 741.12.29.027

PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MA’ARIF

KABUPATEN WAY KANAN

LAMPUNG

Page 2: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia,

dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang

berjudul “Profesionalisme Dalam Pendidikan Islam”. Adapun tujuan pembuatan makalah

ini adalah sebagai salah satu tugas Individu pada mata kuliah “Mata Kuliah Pembelajaran

Kapita Selekta Pendidikan Islam”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang

terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna

dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

Way Kanan, 13-01-2014

Penulis

Page 3: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesionalisme ......................................................................................... 3

B. Pandangan Islam tentang Profesionalisme .................................................................. 4

C. Profesionalisme dalam Pendidikan Islam ................................................................... 5

D. Cara Menerapkan Profesionalisme dalam Sekolah-sekolah Islam ............................. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia keilmuan islam, pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan

manusia, karena dengan pendidikanlah manusia akan bisa eksis dan berjaya di muka bumi

ini. Melalui tindakan-tindakan guru, nasib pendidikan kita bergantung kepadanya. Sementara

itu, diketahui bahwa dewasa ini tugas guru semakin berat. Hal ni terjadi antara lain karena

kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan cara pendang dan pola

hidup masyarakat yang menghendaki strategi pendekatan dalam proses belajar mengajar yang

berbeda-beda, disamping materi pengajaran itu sendiri.

Dengan keadaan perkembangan masyarakat yang sedemikian itu, maka mendidik merupakan

tugas berat dan memerlukan seseorangyang cukup memiliki kemampuan yang sesuai dengan

jabatan tersebut. Mendidik adalah pekerjaan profesional yang tidak dapat diserahkan kepada

sembarang orang, karena hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam kehidupannya, begitu juga terhadap

lembaga pendidikan di mana ia mengabdikan dirinya untuk profesi yang diembannya.

Profesionalitas seorang guru berkaitan dengan upaya penyiapan peserta didik menjadi

manusia yang ulul albab yang nantinya diharapkan bisa mengangkat dunia keilmuan islam

yang selama ini “mandeg” merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi dan harus segera

maju dan dapat mempengaruhi terhadap semua bangsa seperti pada masa kejayaan islam

dahulu kala.

Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pribadi seseorang guru tidaklah mudah, karena

hal tersebut memerlukan proses yang cukup panjang dan biaya yang cukup banyak.

Disamping itu, diperlukan pula penyadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai cita-

cita dari masyarakat terhadap hasil pembelajarannya yang dilakukan bersama muridnya dapat

tercapai, sehingga tercipta kualitas dan mutu out put yang bisa dipertanggung jawabkan

secara intelektual, memiliki keterampilan yang tinggi dan memiliki akhlaqul karimah yang

mapan.

Page 5: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian profesionalisme menurut para ahli?

2. Bagaimanakah pandangan islam tentang profesionalisme?

3. Bagaimana profesionalisme dalam pendidikan islam di era saat ini?

4. Bagaimanakah cara menerapkan profesionalisme dalam sekolah-sekolah yang berbasis

islam?

Page 6: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya riwayat, pekerjaan, pekerjaan tetap,

pencaharian, pekerjaan yang merupakan sumber penghidupan. Menurut bahasa profesi adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran, dsb.) sedang

menurut istilah bahwa profesi adalah merupakan seorang yang menampilkan suatu tugas

yang mempunyai tingkat kesulitan dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan

cukup lama untuk menghasilkan pencapaian pendidikan kemampuan ketrampilan dan

pengetahuan berkadar tinggi.

Profesionalisme menurut Ahmad Tafsir (2004) adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap

pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang

yang memiliki profesi.[1]

Istilah profesionalisme berasal dari profesion. Profession mengandung arti yang sama dengan

kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui

pendidikan atau latihan khusus. Dengan kata lain, profesi dapat diartikan sebagai suatu

bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan kerja tertentu yang

membutuhkannya. Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahliaan tertentu

diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui

pendidikan khusus atau latihan khusus.[2]

Selanjutnya istilah profesionalisme memang juga merupakan bentuk kata kerja dari kata

benda profesi (profesion), hanya saja berikut maknanya selama ini jarang dikemukakan,

terutama pada saat di Indonesia masih banyak orang yang berpendapat bahwa ilmu itu bebas

nilai (seperti keyakinan yang pernah dianut orang barat). Oleh karena itu, profesi adalah

jabatan atau pekerjaan yang diakibatkan oleh penguasaan suatu ilmu bebas nilai yang

mengandung makna seolah-olah seorang profesional tidak bertanggung jawab atas

penggunaan hasil kerjanya karena hal itu menjadi tanggung jawab dan resiko pemesannya.

Hal itu juga ternyata merupakan pendapat usang, bahkan tidak berlaku lagi.[3]

Page 7: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

4

Sedangkan profesionalisme adalah proses usaha menuju ke arah terpenuhinya persyaratan

suatu jenis model pekerjaan ideal berkemampuan, mendapat perlindungan, memiliki kode

etik profesionalisasi, serta upaya perubahan struktur jabatan sehingga dapat direfleksikan

model profesional sebagai jabatan elit. Sedangkan profesi itu sendiri pada hakekatnya adalah

sikap bijaksana (informed responsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdian yang dilandasi

oleh keahlian, kemauan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi sikap kepribadian tertentu.

B. Pandangan Islam tentang Profesionalisme

Pekerjaan (profesi adalah pekerjaan) menurut islam harus dilakukan karena Allah. “Karena

Allah” maksudnya adalah karena diperintahkan Allah. Jadi, profesi dalam islam harus

dijalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah.[4] Dalam kenyataannya pekerjaan itu

dilakukan untuk orang lain, tetapi niat yang mendasarinya adalah perintah Allah. Dari sini

kita mengetahui bahwa pekerjaaan profesi di dalam islam dilakukan untuk atau sebagai

pengabdian kepada dua objek, yaitu: pengabdian kepada Allah dan sebagai pengabdian atau

dedikasi kepada manusia atau kepada yang lain sebagai objek pekerjaaan itu. Jelas pula

bahwa kriteria “pengabdian” dalam islam lebih kuat dan lebih mendalam dibandingkan

dengan pengabdian dalam kriteria yang diajarkan diatas tadi. Pengabdian dalam islam, selain

demi kemanusiaan, juga dikerjakan demi Tuhan, jadi unsur transenden ini dapat menjadikan

pengalaman profesi dalam islam lebih tinggi nilai pengabdiannya dibandingkan dengan

pengalaman profesi yang tidak didasari oleh keyakian iman kepada Tuhan.

Dalam islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional, dalam arti harus dilakukan

secara benar. Itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang ahli. Rasulullah SAW,

mengatakan bahwa: “ bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka

tunggulah kehancuran”. “Kehancuran” dalam hadits ini dapat diartikan secara terbatas dan

dapat diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahlian, maka yang

“hancur” adalah muridnya. Ini dalam pengertian yang terbatas. Murid-murid itu kelak

mempunyai murid lagi dan murid-murid itu kelak berkarya, kedua-duanya dilakukan dengan

tidak benar (karena telah dididik tidak benar), maka akan timbullah “kehancuran”.

Kehancuran apa? Ya, kehancuran orang-orang yaitu murid-murid itu, dan kehancuran sistem

ini kebenaran karena mereka mengajarkan pengetahuan yang dapat saja tidak benar. Ini

kehancuran dalam arti luas. Maka benarlah apa yang diajarkan Nabi: Setiap pekerjaan

(urusan) harus dilakukan oleh orang yang ahli. “Karena Allah” saja tidaklah cukup untuk

Page 8: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

5

melakukan suatu pekerjaan. Yang mencukupi ialah “karena Allah” dan “keahlian”. Dengan

uraian yang singkat itu jelaslah pandangan islam tentang profesi, bahkan juga pandangan

islam tentang profesionalisme. Islam mementingkan profesionalisme. Akan tetapi, bagaimana

penerapan profesionalisme ini dalam masyarakat islam sekarang, khususnya dalam bidang

pengelolaan sekolah.

C. Profesionalisme dalam Pendidikan Islam

Dalam Islam, setiap pekarjaan harus dilakukan secara profesional. Dalam arti harus dilakukan

dengan benar. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang ahli. Penerapan paham profesionalisme ini

akan menghasilkan efek yang berganda.

Pertama, dengan meningkatkan profesionalisme akan mendapatkan pendidikan yang lebih

bermutu. Penigkatan itu akan dinikmati oleh masyarakat dan pada gilirannya mutu

masyarakat muslim juga akan meningkat.

Kedua, karena mutu yang baik maka peminat memasuki lembaga pendidikan itu juga akan

meningkat. Mahasiswa atau murid akan meningkat jumlahnya. Kesempatan mendidik umat

dalam jumlah besar muncul.

Ketiga, dari mahasiswa atau murid yang banyak itu akan masuk uang yang lebih banyak. Dari

uang yang banyak itu kita dapat menggunakannya sebagian untuk lebih meningkatkan mutu.

Jelaslah, penerapan profesionalisme akan menimbulkan suatu sinergi kearah lebih baik.

Sinergi ini perlu dipahami karena selama ini seringkali pengelola sekolah bingung dari mana

harus dimulai untuk meningkatkan mutu pendidikan.

D. Cara Menerapkan Profesionalisme dalam Sekolah-sekolah Islam

Tidak ada orang, juga orang islam non islam, yang menghendaki sekolah islam mutunya

rendah. Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan agaknya dapat

diikuti sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut ini:

Pertama, adanya profesionalisme pada tingkatan yayasan. Biasanya sekolah berada di bawah

pengelolaan dan tanggung jawab yayasan. Yayasan tidak hanya mengurus sekolah, kadang-

kadang yayasan juga membuat kegiatan lain, yaitu sebuah yayasan mengurus rumah sakit,

Page 9: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

6

rumah anak-anak yatim, koperasi sekolah, dan lain-lain. Dalam hal ini, pengurus yayasan

cukup memenuhi syarat satu saja yaitu rasa pengabdian yang besar kepada masyarakat. Oleh

karena itu, ia senang berbuat untuk masyarakat. Dalam hal seperti ini maka yayasan harus

menudaskan seseorang yang profesional untuk setiap bidang garapan. Untuk mengelola

sekolah harus ada paling sedikit satu orang yang memiliki profesi pendidikan (tegasnya

sekolah) yang duduk pada tingkat yayasan. Orang ini sebaiknya tidak merangkap jabatan

sebagai salah seorang seorang pengurus yayasan dan kepala sekolah, cukup mengurusi

sekolah saja. Mengapa demikian? Karena ia harus memikirkan perkembangan sekolah, dari

suatu sekolah menjadi banyak sekolah. Jadi, pikirannya tidak boleh hanya tertuju pada satu

sekolah. Hubungan kerjanya lebih banyak dengan pengurus lengkap yayasan dan dengan

masyarakat, sekolah hanya salah satu titik saja dalam pemikirannya dan pemikirannya akan

lebih luas, tidak terlibat dalam persoalan-persoalan rutin yang biasanya selalu ada setiap

sekolah.

Kedua, menerapkan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah. Dalam hal ini yang

benar-benar harus diperhatikan oleh pengurus yayasan ialah memilih yayasan kepala sekolah

yang benar-benar profesional, dengan keahliannya itu ia dapat meningkatkan mutu tenaga

guru. Akan tetapi, bila katakanlah guru-guru profesional, tetapi kepala sekolah tidak

profesional, yang akan terjadi adalah bentrokan kebijakan.

Ketiga, penerapan profesionalisme pada tingkat tenaga pengajar. Ini harus dimulai dalam

penerimaan tenaga guru. Kadang-kadang ada yayasan dan kepala sekolah yang berpendapat

bahwa untuk sementara terima saja asal ada yang melamar nanti, bila sekolah ini sudah stabil,

kita ganti guru yang tidak profesionalisme itu. Kebijakan yang sangat keliru. Kenyataannya

ialah memecat guru tidaklah semudah itu.

Keempat, profesionalisasi tenaga tata usaha sekolah. Kebutuhan pegawai tata usaha untuk

suatu sekolah sesungguhnya tidak banyak. Banyaknya pegawai tata usaha tidak menjamin

beresnya tata usaha sekolah yang menjamin adalah tingkat profesionalisme yang tinggi.

Apalagi pada zaman sekarang ini tatkala peralatan bantu seperti komputer sudah semakin

canggih. Perencanaan ketatausahaan sekolah seluruhnya adalah tugas kepala sekolah,

mencakup jumlahnya dan bidang tugasnya. Tidak dibuat teori baku tentang jumlah dan tugas

tata usaha sekolah. Ini disebabkan oleh kondisi dan program sekolah tidak sama. Yang dapat

diteorikan ialah bahwa tata usaha sekolah harus mampu memberikan pelayanan selengkap-

lengkapnya terhadap kepala sekolah, guru, murid, orang tua murid. Maka, tugas tata usaha

Page 10: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

7

sekolah adalah melakukan semua tugas yang diperintahkan oleh kepala sekolah, yang mana

kepala sekolah harus orang yang profesional.

Hambatan utama untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan sekolah ialah

kekurangan biaya, demikian pendapat umum di kalangan pengelola sekolah islam. Oleh

karena itu, sekolah islam banyak yang rendah mutunya. Pendapat ini umum dianut dan

kelihatannya banyak sekali orang yang percaya pada pendapat seperti itu.[5]

Page 11: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesionalisme menurut Ahmad Tafsir (2004) adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap

pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional.

Pekerjaan (profesi adalah pekerjaan) menurut islam harus dilakukan karena Allah. “Karena

Allah” maksudnya adalah karena diperintahkan Allah. Jadi, profesi dalam islam harus

dijalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah.

Dalam Islam, setiap pekarjaan harus dilakukan secara profesional. Dalam arti harus dilakukan

dengan benar. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang ahli. Penerapan paham profesionalisme ini

akan menghasilkan efek yang berganda, yaitu:

1. Dengan meningkatkan profesionalisme akan mendapatkan pendidikan yang lebih

bermutu

2. Dari mahasiswa atau murid yang banyak itu akan masuk uang yang lebih banyak

3. Karena mutu yang baik maka peminat memasuki lembaga pendidikan itu juga akan

meningkat

Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan agaknya dapat diikuti

sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut ini:

1. Adanya profesionalisme pada tingkatan yayasan

2. Menerapkan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah

3. Penerapan profesionalisme pada tingkat tenaga pengajar

4. Profesionalisasi tenaga tata usaha sekolah

Page 12: Makalah kapita selekta profesionalisme dalam pendidikan islam

9

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muzayyin Arifin, M. Ed.. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Feisal Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.