Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat · 2019. 11. 4. · Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Makalah Kalimantan Barat
-
Upload
leginna-ayudithia -
Category
Documents
-
view
1.332 -
download
5
Transcript of Makalah Kalimantan Barat
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Sejarah Arsitektur 1
Semester 2 Tahun Akademik 2010/2011
Disusun oleh :
Farisa Wirawan 052.10.19
Dosen :
S. Handjajanti, Ir, MT
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2011
KATA PENGANTAR
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ….
………………………………………............................................................
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
2
Daftar Isi
………………………………………………………………......................................
........... 3
Daftar
Gambar........................................................................................................... 4
BAB I Pendahuluan
…………………………………………..................................................... 5
BAB II Arsitektur Kalimantan Barat .........
……………………………................................ 8
Daftar Pustaka
………………………………………………………………................................
…….. 20
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tampak muka rumah panjang ….
……………………………………….................... 9
Gambar 2 Tampak depan rumah panjang ….
……………………………............................. 11
Gambar 3 Potongan melintang rumah panjang ….
……………………………………........... 11
Gambar 4 Atap rumah panjang ….
………………………………………................................. 12
Gambar 5 Denah rumah panjang ….
……………………………………….............................. 12
Gambar 6 Berbagai tampak rumah panjang ….
……………………………………….............. 13
Gambar 7 Bagian dalam rumah panjang ….
………………………………………................... 15
Gambar 8 Ornamen….
………………………………………..................................................... 15
Gambar 9 Tangga ….
………………………………………........................................................ 16
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arsitektur merupakan salah satu produk dari kebudayaan. Arsitektur
dari suatu bangsa, suku bangsa, masyarakat, daerah pada suatu masa
seringkali berbeda-beda, baik dalam hal bentuk maupun konsep-konsep yang
melandasinya. Banyak faktor Yang menyebabkan perbedaan ini antara lain
adalah kebudayaan masyarakat atau bangsa itu sendiri.Dari masa ke masa
terlihat bahwa semakin lama manusia semakin memerlukan identitas.
Identitas ini ditujukan bagi dirinya maupun benda-benda yang ada di
sekelilingnya.
Di bidang arsitektur, manusia menciptakan berbagai bentuk, simbol serta
konsep-sonsep bangunan yang beragam yang antara lain adalah untuk memenuhi
kebutuhan akan identitas tadi. Mengenai identitas arsitektur, sebenarnya masih
merupakan Polemik yang tak kunjung habisnya. Mungkin dalam pencarian identitas
tersebut memang tidak akan pernah dicapai kata akhir dikarenakan sifat dari arsitektur
(kebudayaan) itu sendiri yang selalu berubah dan berkembang. Di Indonesia, jati diri
arsitektur masih dalam tahap penelitian dan merupakan hal yang sering
dipermasalahkan.
Demikian pula jati diri arsitektur di daerah-daerah, masih perlu dipertanyakan.
Tidaklah mudah mengemukakan suatu jawaban mengenai bentuk arsitektur yang
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
berciri khas. Tetapi paling tidak diperlukan upaya-upaya menggali dan mengkaji
konsep-konsep dan proses merancang yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
karya arsitektur yang secara utuh memiliki ciri sebagai karya arsitektur Indonesia atau
pun arsitektur daerah.
Merancang suatu bangunan yang dikehendaki dapat mewakili bentuk atau ciri
daerah, misalnya pada gedung pemerintah, haruslah memandang budaya (adat) dan
arsitektur setempat. Ini dapat dicapai dengan menggali sebanyak mungkin unsur-
unsur yang membentuk ciri daerah tersebut.Pada tulisan ini kami mencoba
mengemukakan bebera pa permasalahan, meneliti serta menggali beberapa konsep
perancangan arsitektur tradisional di daerah Kalimantan Barat (Kalbar).
Konsep-konsep tersebut selanjutnya diolah dan digabungkan dengan konsep-
konsep arsitektur moderen. Konsep-konsep ini nantinya akan menjadi landasan
konsepsual perencanaan dan perancangan gedung gedung pemerintah atau bangunan
lainnya di Kalimantan Barat.
Sejarah perkembangan arsitektur modern di Kalimantan Barat, khususnya
Pontianak berawal dari zaman pejajahan Belanda di nusantara. Arsitektur modern
sendiri berkembang pada saat revolusi industri dalam kurun waktu 1863-1960an.
Pengaruh arsitektur modern di Kota Pontianak terlihat pada bangunan Kolonial
Belanda di sekitar daerah KOREM atau Alun-alun Kapuas. Gaya dalam arsitektur
modern yang tampak jelas di Pontianak adalah Armsterdam School.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Arsitektur 1 tahun ajaran 2010/2011.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
ini adalah metode studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan
untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat teoritis yang kemudian
data tersebut akan dijadikan dasar atau pedoman. Sumber – sumber yang
dijadikan sebagai studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik
itu buku maupun situs – situs yang di internet.
D. Sistematika
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan latar
belakang, tujuan, metode pengumpulan data, landasan
teori dan sistematika penulisan makalah.
2. BAB II merupakan bagian pembahasan yang menguraikan
masalah yang dibahas berdasarka data dan informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber.
4. BAB III merupakan bagian kesimpulan dan saran
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
BAB II
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
A. Karakteristik Rumah Tradisional Kalimantan Barat
Bentuk-bentuk bangunan di Kalbar pada umumnya dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu: kepala, badan dan kaki. Atap dapat dianalogikan
sebagai kepala, dinding atau badan bangunan sebagai badan, dan pondasi
konstruksi panggung merupakan kaki. Perkembangan arsitektur di Kalimantan
Barat sangat lambat.
Bentuk-bentuk arsitektur di sana umumnya banyak dipengaruhi
bentuk-bentuk dari luar dan merupakan campuran dari berbagai arsitektur
bangunan Melayu, Cina dan Arab. Karakteristik hidup berdampingan secara
akrab dan karakteristik lingkungan alam di sekitarnya terungkap pada pola
perkampungan yang mengelompok padat memanjang sejajar atau tegak lurus
arus sungai dan ada pula yang menyebar sepanjang jalan serta penggunaan
bahan bangunan yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan kayu.
B. Ragam Rumah Tradisional Kalimantan Barat
Di Kalimantan barat, terdapat dua jenis rumah, yaitu rumah panjang
yang asli rumah tradisional Kalimantan Barat, juga rumah Melayu yaitu
arsitektur rumah yahg terpengaruh oleh budaya melayu. Untuk lebih jelasnya,
kami akan menjabarkan satu per satu
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
a. RUMAH PANJANG
Rumah Panjang sering disebut juga sebagai rumah betang.
Rumah panjang adalah salah satu warisan dari suku dayak yang
banyak terdapat di pulau Kalimantan. di Desa Natai Panjang,
Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Propinsi
Kalimantan Barat. Tidak seperti Rumah Betang (rumah yang
melebar), Rumah Panjang Natai Panjang dibuat memanjang
kebelakang. Selain itu berbeda dengan Rumah Betang yang
bisa dihuni sampai 100 kepala keluarga, Rumah Natai Panjang
ini hanya digunakan oleh satu keluarga. Interior nya luas karena
tidak banyak elemen interior di dalamnya.
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 1 – Tampak muka rumah panjang
(i) Karakteristik Rumah Panjang antara lain :
Mempunyai 40-60 pintu untuk 40-60 keluarga
Tiang rumah dibuat 3-5 meter diatas permukaan tanah
Tangga rumah dibuat dari sebatang kayu bulat yang ditakik sebagai
injakan atau jenjangnya
Terbagi menjadi dua bagian memanjang, yakni satu sisi merupakan
ruang tertutup berpetak-petak, yang kedua terbuka sepanjang redang
disebut tanjuk atau jungkat
Memakai ornamen dan ukiran
Rumah itu dibangun dengan konstruksi antara lain dari kayu belian
yang kokoh. Tiang-tiang utamanya berukuran 20 X 40 cm. Tiap bilik
atau lawang (pintu) membutuhkan kurang lebih 24 tiang utama seperti
itu, yang ditunjang dengan puluhan tiang lainnya
(ii) Material – material yang digunakan :
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Atapnya
menggunakan
daun sagu,
nipah & seng
Badan
bangunan
terbuat dari
kayu empedu
dan sebagian
menggunakan
kayu tekam.
Pondasi
sebagai kaki
bangunan dan lantai menggunakan kayu ulin dengan sistem cerucut.
Tiang-tiang kolom menggunakan kayu ulin/besi/belian
Untuk lantai menggunakan kayu ampadu
Untuk lantai tempat cuci menggunakan kayu ulin
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 2– Tampak depan rumah
panjang
Gambar 3– Potongan melintang rumah panjang
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 4– Atap rumah panjang
Gambar 5– Denah rumah panjang
Gambar 6.1
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 6.2
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 6.3
Gambar 6.4
Gambar 6.1-6.4 – Tampak rumah panjang
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 7 –
Bagian dalam rumah panjang
Gambar 8 – Berbagai ornamen dalam bangunan rumah panjang
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Gambar 9 – Tangga Rumah Panjang
b. RUMAH MELAYU
Wajah atau bentuk bangunan pada suatu daerah mencerminkan bagaimana
daerah tersebut sebenarnya. Sama halnya dengan Kalimantan Barat khususnya Kota
Pontianak, juga dapat dinilai dari segi wujud bangunannya. Pada daerah KOREM atau
Taman Alun Kapuas bangunan yang berada pada sekitar itu memiliki wujud bangunan
kolonial sebab daerah tersebut merupakan tempat ( wilayah ) untuk bangsa kolonial
Belanda diizinkan mendirikan bangunan pada saat pertama kali mereka datang ke kota
Pontianak pada masa penjajahan. Namun hal ini tampak berbeda saat kita memasuki
daerah sekitar Kelurahan Mariana, karena bentuk bangunan disana merupakan bentuk
bangunan tradisional Melayu.
Pada masyarakat suku Melayu Kalbar dikenal beberapa jenis bangunan antara
lain : rumah tinggal dengan berbagai type yaitu rumah kantor kawat, rumah potong
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
godang dan rumah pondok Limas, kemudian rumah ibadah ( masjid ), rumah tempat
musyawarah dan rumah tempat menyimpan.
Pola Perkampungan dan Gubahan Massa
Pola perkampungan suku Melayu ada yang mengelompok padat, memanjang
sejajar sisi sungai dan ada pula yang menyebar sepanjang jalan. Kampung suku
Melayu ini biasanya tidak dibatasi oleh suatu tanda khusus seperti tembok, pagar,
tiarlg atau lainnya. Pola perkampungan di Kalbar sangat erat hubungannya dengan
mata pencaharian penduduk. Umumnya penduduk di daerah ini mempunyai mata
pencaharian yang bermacam-macam seperti bertani, menangkap ikan, menoreh getah,
dan lain-lain.
Oleh sebab itu pola perkampungan bagi nelayan berbeda dengan pola
perkampungan petani. Untuk nelayan yang pekerjaaannya menangkap ikan di laut,
mereka umumnya bertempat tinggal secara berkelompok di suatu daerah pantai
ataupun muara sungai. Sedangkan bagi petani(petani padi, petani kelapa, petani getah)
biasanya mendirikan rumah tinggalnya dekat dengan tempat mereka bekerja. Mereka
mendirikan rumah di salah satu bagian kebun atau ladangnya.Maka dari itu pola
perkampungannya bagi para petani ini secara bertebaran dan meluas, sedangkan bagi
nelayan secara berkelompok.
Orientasi dan Entrance
Umumnya masyarakat di Kalbar tidak begitu mempersoalkan arahnya
pendirian sebuah bangunan. Selain dari menggunakan arah berdasarkan mata angin.
Masyarakat biasanya lebih suka menggunakan nama-nama arah seperti hilir, hulu, ke
muara, ke pantai, ke darat, ke seberang dan lain-lainnya. Selain itu umumnya
seseorang mendirikan rumah tempat tinggal berderet-deret menghadap jalan ataupun
berderet-deret menghadap arah memanjangnya tepi sungai. Jalan-jalan di daerah ini
biasanya dibuat sejajar atau tegak lurus sungai. Sedangkan arah sungai atau pun jalan
itu sendiri tidak menentu.
Walaupun tidak ada suatu ketentuan mengenai arah bangunan ini. masyarakat
setempat mempunyai suatu harapan. bahwa rumah tempat tinggal sebaiknya
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
menghadap arah matahari terbit. Bila arah ini tidak mungkin. diusahakan arah rumah
tersebut memungkinkan adanya sinar matahari masuk ke dalam ruangan. seperti
ruangan tamu kamar tidur dan lain-lain.
Pola-pola sirkulasi pada arsitektur tradisional relatif masih sederhana. Hal ini
disebabkan antara lain oleh jenis kegiatan yang masih sediki£. Pola-pola sirkulasi
umumnya berbentuk linear dan terbuka. Pola sirkulasi pada keraton umunya
berbentuk lurus, tegak lurus jalan, dan tegak lurus sungai, bersifat formal. Jalan tanah,
jalan kayu sebagai tempat bersirkulasi berbentuk datar. Pada bagian pinggir sungai
atau daerah yang sering terkena banjir jalan-jalan menggunakan konstruksi panggung.
Jembatan kayu terdapat pada jalur sirkulasi yang melalui parit-parit. Pada
Keraton Kerjaan Mempawah, akses menuju bangunan berpola lurus dan dikiri kanan
jalan didirikan tiang-tiang pendek berukir berfungsi untuk mempertegas jalur
pencapaian. Sirkulasi umumnya berupa jalantanah yang diperkeras, jalan rumput, dan
jalan kayu.
Sumbu
Suatu komposisi arsitektur tradisional dapat memanfaatkan simetri untuk
mengorganisasi bentuk bentuk dan ruang ruangnya dalam dua cara, yaitu seluruh
organisasi bangunan dapat dibuat simetri atau suatu kondisi simetris dapat terjadi
hanya pada bagian tertentu dari bangunan dan mengorganisir suatu pola tak teratur
dari bentuk bentuk dan ruang ruang ruang terhadapnya.
Walaupun masih sederhana, tisak semua bangunan arsitektur tradisional di
Kalbar berbentuk simetris tetapi ada juga yang berbentuk asimetris. Pada umumnya
bentuk bangunan ini dikategorikan memiliki simetri bilateral, yaitu suatu susunan
yang seimbang dari unsur- unsur yang sama terhadap suatu sumbu yang sama. Pola -
pola simetri radial seringkali ditemukan pada ornamen -ornamen ( hiasan ) yang
berpola geometrik.
Hierarki
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1
Hirarkhi mengacu kepada pengertian perbedaan-perbedaan dan derajat kepen
tingan dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dan peran-peran fungsional, formal dan
simbolis yang dimainkan di dalam organisasinya .Hirarkhi pada arsitektur tradisional
Kalbar dapat ditemui pada penggunaan ukuran yang luar biasa, bentuk bentuk unik
dan lokasi strategis.
Proporsi dan Skala
Sistem proporsi pada bangunan arsitektur tradisional Kalbar umumnya dapat
dikelompokkan pada penggunaan proporsi anthromorpis, yaitu yang didasarkan pada
dimensi-dimensi proporsi-proporsi tubuh manusia. Sistem proporsi yang ada di sana
umumnya banyak ditentukan oleh dimensi-dimensi kayu komponen
struktur/konstruksi. Pada bangunan kraton biasanya menggunakan skala monumental.
Sedangkan bangunan rumah-rumah adat menggunakan skala manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.wikipedia.org
ARSITEKTUR KALIMANTAN BARAT
SEJARAH ARSITEKTUR 1