makalah jasa
-
Upload
romy-sahman -
Category
Documents
-
view
219 -
download
5
Transcript of makalah jasa
BAB II
ISI
A. Ruang Lingkup Pemasaran Jasa
Apa itu pemasaran jasa?
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah
pemasaran dan definisi jasa, sebagai berikut:
1. Menurut (William J.Stanton, 1981)
Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah
tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat
dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak
berwujud.
2. Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)
Pemasaran jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan
produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan
nilai tambah (seperti: hiburan, kenikmatan, santai) bersifat tidak berwujud.
3. Menurut Miller dan Layton, 2000)
Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan
keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
Apa itu pemasaran?
Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusiadan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran
adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Kita
memandang manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul.
Kita dapat membedakaan defenisi sosial dengan defenisi manajerial dari
pemasaran. Defenisi sosial menunjukan peran yang dimainkan pemasar di dalam
masyarakat; sebagai contoh, seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran
adalah untuk memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi. Berikut defenisi
sosial yang memenuhi maksud kami; pemasaran adalah suatu proses
kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
B. Gambaran Umum Perekonomian Jasa
Perang dunia II memadai tonggak bersejarah dalam peningkatan yang luar
biasa pada industri jasa. Di akhir masa perang tersebut perubahan-perubahan
sosial dan ekonomi Eropa yang morat marit membawa proyek-proyek investasi
baru besar-besaran, yang menempatkan permintaan baru dalam sektor jasa
finansial. Spesilisasi dalam segala bidang produksi mempunyai arti bahwa bisnis
menjadi lebih bisa dipercayaberdasarkan jasa-jasa yang dikontrakan. Angka
pengeluaran yang meningkat dalam jasa-jasa konsumsi pribadi juga telah
mengesankan, meningkat dari kurang dari 30 persen hingga lebih dari 50 persen
dalam tida puluh tahun terakhir. Para individu menghabiskan proporsi pendapatan
mereka lebih banyak dalam jasa perjalanan, restoran, dan jasa hiburan untuk
menyempurnakan kualitas hidup mereka, pada layanan-layanan telepon, pos dan
komunikasi yang mencerminkan lingkungan yang lebih dinamis dan bergerak
cepat dan pada pembelian jasa mutu kesehatan dan pendidikan yang lebih bagus.
Kompleksitas jasa perbankan, asuransi, investasi, akuntasi, dan hukjum yang
berkembang telah mengarah pada permintaan yang lebih besar terhadap jasa
finansial dan profesional dan masing-masing bidangini. Tren ini menjadi
demikian kuat sebagaimana yang dilukiskan sebagai revolusi industri kedua.
Faktor lebih lanjut dalam ekonomi saat ini adalsh tren yang meningkat bagi
perusahan-perusahaan untuk mensubkontrakkan kepada spesialis penyedia jasa
eksternal bermacam-macam kegiatan yang sebelumnya mereka lakukan sendiri.
Kontrak katering, periklanan, transportasi, layanan-layanan komputer, pelatihan,
rser pasar, dan desain produk merupakan contoh-contoh pekerjaan semacam itu
yang saat ini didelegasikan kepada organisasi-organisasi eksternal. Perusahaan-
perusahaan menjadi semakin terfokus dan menyadari bahwa kecanggihan yang
meningkat dala pasar dan persaingan berarti bahwa kegiatan seperti itu lebih baik
dikerjakan oleh spesialis-spesialis eksternal.
C. Karakteristik Jasa
Meningkatnya minat dalam sektor jasa telah dibarengi dengan
ketidaksepakatan dan perdebatan tentang apa yang membentuk jasa dan apakah
pemasaran jasa merupakan bidang disiplin khusus.
Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur
ketidakberwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan
beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya,
dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi yang mungkin
terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan
dengan produk fisik.
Namun, karena jasa sangat beragam, contoh-contoh jasa yang tidak sesuai
dengan defenisi yang ada biasa dijumpai. Sering kali muncul keragu-raguan
terhadap terminologi dalam bidang ini. Kita memandang sebuah produk sebagai
suatu paket objek atau kepemilikan keseluruhan yang memberikan nilai
tertentunbagi konsumen, sementara barang dan jasa merupakan subkategori yang
menjelaskan dua jenis produk. Namun tidak ada konvensi yang dipakai secara
luas dan bahkan dalam industri jasa yang sama, istilah-istilah seperti produk, jasa,
atau produk jasa bisa dipergunakan silih berganti.
Philip kotler telah membedakan 4 kategori tawaran yang bervariasi dari
barang murni hingga jasa murni:
Barang fisik murni
Seperti sabun, pasta gigi, atau garam.
Barang fisik dengan jasa pelengkap
Untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
Contoh: konsumen.
Jasa utama disertai barang dan jasa minor.
Seperti perjalanan penerbangan kelas satu.
Jasa murni
Seperti mengasuh bayi dan psikoterapi.
Kategori ini mulai membuat jelas mengapa tidak mudah mendefinisikan
ataupun memilah-milah jasa. Jasa amat beragam berdasarkan sejumlah faktor,
termasuk apakah mereka diarahkan pada bisnis atau konsumen individual, apakah
mereka memerlukan kehadiran fisik konsumen, dan apakah mereka bersifat
equipment intensive ataukah poeple intensive (contoh: pengusaha laundry versus
ahli pijat).
Sejauh mana berbeda dengan barang? Sering kali dibantah bahwa jasa
memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk-produk
manufaktur, Empat karakteristik yang sering dijumpai dalam jasa:
Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud.
Heterogenitas
Jasa merupakan variabel non-standar dan sangat bervariasi.
Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikomsumsi pada saat yang bersamaan
dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut.
Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan.
Beberapa penulis telah menunjukkan bahwa karakteristik-karakteristik ini
tidak sepenuhnya membantu menjelaskan seluruh jasa dan bahwa beberapa
produk manufaktur memiliki satu atau lebih dari empat di atas. Beberapa
komentar lebih jasa mengenai karakteristik ini adalah relevan dalam persoalan ini.
Tak diragukan bahwa jasa seperti pendidikan sangat tidak berwujud.
Namun, konsumen sebuah restoran memburu produk yang berwujud, makanan
berkualitas tinggi. Jelasnya, ada suatu kontinum keberwujudan yang beragam dari
yang sangat tidak berwujud hingga yang sangat terwujud (nyata). Keduanya baik
jasa maupun barang berbeda dalam tingkat keberwujudan.
D. Penyataan Misi Jasa
Penelitian relatif kecil telah dilakukan mengenai karakteristik pernyataan misi
dan isinya.dan kesepakatan umum mengenai cara menyusunnya dan apa saja yang
harus termasuk di dalamnya. Namun studi yang telah dilakukan memberikan
panduan bermanfaat dan telah diidentifikasikan ada 9 komponen pernyataan misi
sebagai berikut:
1. Pelanggan – siapa saja mereka?
2. Produk atau jasa – apa produk atau jasa utama perusahaan?
3. Lokasi – dimana perusahaan bersaing?
4. Teknologi – apa teknologi dasar perusahaan?
5. Concern for survival – apa tujuan ekonomis perusahaan?
6. Filosofi – apa keyakinan dasar, nilai, aspirasi, dan prioritas filosofi
perusahaan?
7. Konsep diri – apa kekuatan dan keunggulan kompetitif utama
perusahaan?
8. Perhatian pada citra publik – apa tanggung jawab publik perusahaan
dan citra apa yang diinginkan?
9. Perhatian pada pegawai – apa sikap perusahaan terhadap
karyawannya?
Dalam sebuah studi mengenai pernyataan misi terhadap dua puluh lima
perusahaan jasa dan tiga puluh perusahaan manufaktur, David mendapati bahwa
perusahaan jasa menekankan keunggulan kompetitif yang berbeda dengan
perusahaan lainnya. Dia menyimpul;kan bahwa perusahaan-perusahaan jasa
umumnya memiliki pernyataan misi yang kurang komprehensif dibanding
perusahaan manufaktur. Sebagai contoh, kurang dari 14 persen pernyataan misi
perusahaan jasa menegaskan persoalan seperti teknologi, filosofi, lokasi, dan
konsep diri. Akan tetapi misi perusahaan jasa benar-benar memasukkan fokus
pada orientasi citra publik, dengan 76 persen perusahaan jasa memasukkan
komponen perhatian pada pelanggan, dan 67 persen perusahaan jasa yang
memasukkan komponen perhatian pada citra publik.
Dalam studi ini, yang berasal dari 181 tanggapan yang dikirim ke business
week, 1000 perusahaan top di amerika serikat, 59 persen chief executive yang
memberi tanggapan menunjukan bahwa perusahaan mereka telah
menggembangkan misi formal. Dengan demikian, pengembanggan dan
komunikasi misi yang jelas tampaknya menjadi tugas yang secara umum di
abaikan dalam formulasi bisnis dan strategi pemasaran di antara perusahaan-
perusahaan tersebut.
Observasi kami adalah bahwa relatif kecil sedikit organisasi jasa yang
menyusun misi yang efektif. Ada banyak bukti mengenai mutu pernyataan misi
yang jelek.sebuah studi oleh Byars dan Nell menganalisis 157 pernyataan misi
dari 208 responden yang merupakan para anggota planing forum organisasi
keanggotaan terbesar dunia dalam manajemen perencanaa dan strategik. Studi
tersebut menyimpulkan bahwa kebanyakan pernyataan misi dirumuskan secara
sangat luas sehingga hanya sedikit maknanya.