makalah isolasi
-
Upload
husnazahraa -
Category
Documents
-
view
319 -
download
48
description
Transcript of makalah isolasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat
pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi
pasien dan petugas kesehatan. CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution
atau Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang
dirawat maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang
diderita penularanya melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor
Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat
mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui
darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Ruang Isolasi?
2. Apa saja Kategori Isolasi Yang Memerlukan Perhatian ?
3. Bagaimana Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Ruang Isolasi
2. Untuk mengetahui Kategori Isolasi yang Memerlukan Perhatian
3. Untuk mengetahui Prosedur Perawatan Ruang Isolasi
1 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ruang Isolasi
Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi
menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi
selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi
terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang
rentan ( Garner,JS dan Samsons,DT. 1983 dalam Barbara C. Long 1996 )
B. Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian
1. Isolasi ketat
Isolasi ketat dilaksanakan guna mencegah infeksi yang sangat mudah menular
atau tingkat virulensinya sangat tinggi yang bisa menyebar melalui udara dan kontak.
Penyakit-penyakit yang perlu isolasi ketat adalah difteri faring, pes paru-paru, cacar,
varicella, zoster (pada pasien dengan daya tahan tubuh menurun) .Spesifikasi untuk
isolasi ketat sebagai berikut :
a. Menentukan ruang tersendiri ; pintu harus terus tertutup. Pada umumnya pasien
yang infeksi dengan organisme yang sama boleh disatukan
b. Semua orang yang masuk ke kamar harus memakai masker, celemek, dan sarung
tangan
c. Harus mencuci tangan setelah meraba pasien atau alat-alat yang angat tercemar
dsn sebelum menolong pasien lain.
d. Alat-alat yang terkena bahan infeksi harus dibuang atau dimasukkan ke dalam
sebuah kantong yng disertai etiket sebelum dikirim ke tempat dekontaminasi dan
sebelum dilakukan proses
2. Isolasi kontak
Isolasi kontak dilaksanakan guna mencegah infeksi-infeksi yang daya yang tidak
memungkinkan isolasi ketat. Semua penyakit dan kondisi yang termasuk kepada
kategori ini ditularkan terutama karena berdekatan atau kontak langsung. Jadi masker,
celemek, dan sarung tangan dianjurkan dipakai kepada siapa saja yang berhubungan
dekat atau kontak langsung dengan pasien yang menderita infeksi atau koloni yang
termasuk ke dalam kategori infeksi. Untuk penyakit atau kondisi tertentu,
2 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
sesungguhnya ketiga cara pencegahan tersebut tidak perlu dipakai. Contoh, masker
dan sarung tangan umumnya tidak dianjurkan pada bayi dan anak-anak dengan
infeksi virus dari respiratori, celemek tidak dianjurkan pada konjungtivitis gonorhoea
pada bayi yang baru lahir, dan masker tidak dianjurkan pada perawatan pasin dengan
infeksi campuran dari mikro organisme yang resisten, kecuali pneomoni. Penyakit
yang memerlukan isolasi kontak yaitu infeksi akut respiratori pada bayi dan balita,
termasuk parotitis, pilek, bronkhitis, bronkhitis yang disebabkan oleh virus syncytial
respiratori, virus adenoid, virus corona, virus influenza, virus paraininfluenza, virus
hidung. Spesifikasi isolasi kontak sebagai berikut :
a. Menentukan ruang tersendiri. Paa umumnya pasien dengan infeksi organisme
yang sama boleh disekamarkan. Pada waktu terjadi wabah sindroma respiratori
klinis yang sama boleh disatukamarkan.
b. Masker dianjurkan bagi mereka yang mendekati pasien
c. Celemek dipakai bila mungkin akan terkotori
d. Sarung tangan dipakai bila meraba barang-barang yang tercemar.
e. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensial
terkontaminasi sebelum merawat pasien yang lain
f. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan yang terinfeksi harus dibuang
atau dikantongi disertai etiket sebelum dikirim kebagian dekontaminasi dan
diproses kembali. ( Garner,JS dan Samsons,DT. 1983 dalam Barbara C. Long
1996 )
3. Isolasi respiratori
Isolasi respiratori ditunjukkan untuk mencegah penularan penyakit infeksi
terutama untuk jarak dekat mellui udara ( droplet infection) terjadi penularan
langsung atau tidak oleh infeksi-infeksi yang termasuk dalam kategori, tapi tidak
jarang terjadi. Penyakit-peyakit yang memerlukan isolasi respiratori yaitu epiglotis,
haemophilus,influenzae, erithema infectiosum, parotitis, meningitis, pneumonia
mengingicocal, campak, pertussis.
Spesifikasi isolasi respiratori sebagai berikut :
a. Ruang terpisah, tapi pada umumnya yang yang infeksi organisme yang sama
boleh disatukamarkan
b. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien
c. Celemek dan sarung tangan tidak dianjurkan
3 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
d. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi
terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain
e. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau
dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat
dekontaminasi atau diproses kembal.
4. Isolasi tuberculosis (AFB)
Isolasi tuberculosis adalah kategori isolasi pasien-pasien tuberculosis pulmonari
yang pemeriksaan dahak positif atau x-ray thoraknya menduga tuberculosis.
Tuberculosis laring juga termasuk dalam kategori ini. Pada umumnya bayi dan balita
yang menderita tuberculosis tidak memerlukan isolasi karena ereka jarang berbatuk
dan sekresi bronkhialnya sedikit mengandung AFB bila dibandingkan dengan
tuberculosis paru-paru dari orang dewasa. Spesifikasi isolasi tuberculosis :
a. Ruang tersendiri dengan ventilasi khusus, pintu harus selalu tertutup. Pada
umumnya orang yang menderita infeksi yang sama bisa di satukamarkan
b. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien dan untuk pasien itu sendiri.
c. Celemek hanya dianjurkan bila pasien bila mungkin terjadi pencemaran kepada
pasien.
d. Sarung tangan tidak dianjurkan
e. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi
terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain
f. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau
dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat
dekontaminasi atau diproses kembali
5. Kewaspadaan enterik
a. Tujuan : mencegah infeksi yang ditularkan oleh kontak langsung atau tidak
langsung dengan feses.
b. Kondisi penyakit : kolera, hepatitis, gastroenteritis akibat organisme infeksius.
c. Ruangan : ruangan terpisah bila higiene pasien buruk, pasien dengan infeksi oleh
organisme yang sama dapat brada dalam satu ruangan yang sama.
d. Peralatan pelindung :
1) Jubah : diindikasikan bila akan ada pengotoran.
2) Sarung tangn : diindikasikan ketika akan menyentuh bahan infeksius.
3) Masker diperlukan ila pasien batuk-batuk dan tidak menutup mulut
4 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
e. Kewaspadaan : peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh
atau dibuang
6. Kewaspadaan drainase dan sekret
a. Tujuan : mencegah tranmisi organisme lewat kontak dengan bahan nanah atau
drainase dari bagian tubuh yang mengalami infeksi
b. Kondisi penyakit : abses, infeksi luka bakar, luka yang terinfeksi
c. Ruangan : tidak ada indikasi pemisahan ruangan
d. Peralatan pelindung :
1) jubah diperlukan bila akan ada pengotoran dari bahan yang terimfeksi
2) sarung tangan diidikasikan bila akan menyentuh bahan yang terinfeksi
3) masker tidak diindikasikan
4) pelindung mata bila ada resiko tinggi terpapar cipratan
e. kewaspadaan : peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh
dan dibuang
7. Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan tubuh
a. tujuan : mencegah kontak dengan darah atau cairan tubuh yang mengandung
darah.
b. Kondisi penyakit : HIV, hepatitis B, sifilis.
c. Ruangan : ruangan terpisah bila higine pasien buruk.
d. Peralatan pelindung
1) Jubah diindikasikan selama prosedur yang kemungkinan akan
menghasilkan cipratan darah atau cairan tubuh
2) Sarung tangan diindikasikan ketika menyetuh darah atau cairan tubuh yang
mengandung darah, membran mukosa atau kulit semua pasien yang tidak
utuh
3) Masker diindikasikan selama prosedur yang kemungkinan akan
menghasilkan percikan darah.
4) Pelindung mata diindikasikan jika diperkirakan akan ada cipratan atau
semburan.
e. Kewaspadaan
1) Buang atau bungkus dan beri label peralatan yang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh.
2) Desifeksi dan sterilisasi peralatan.
5 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
3) Hindari tusukan jarum.
4) Buang jarum yang sudah digunakan ke dalam wadah yahan tusukan.
5) Bersihan tumpahan darah segera dengan larutan sedimen hipoklarit atau
pemutih.
8. Perawatan pasien yang mengalami imunosupresi berat
a. Tujuan : melindungi pasien dengan imunitas dan kekebalan yang rendah agar
jangan sampai terjangkit organisme infeksius
b. Kondisi penyakit : leukimia, linfoma, anemia, anemia aplastik
c. Ruangan : ruangan terpisah
d. Peralatan pelindung
1) Jubah diperlukan
2) Sarung tangan diperlukan
3) Masker diperlukan untuk semua personil yang akan melakukan kontak
dengan asien
e. Kewaspadaan : gunakan sarung tangan steril untuk luka terbuka atau luka bakar.
C. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi
1. Tujuan
a. Menghindari penyebaran dan penularan penyakit
b. Memudahkan perawatan
c. Memberikan ketenangan dan rasa aman bagi klien
2. Dilakukan pada
a. Klien yang mengidap penyakit menular
b. Klien yang dicurigai mengidap penyakit menular
c. Klien yang gelisah atau mengganggu pasien lain
d. Klien yang memerlukan perawatan khusus
e. Klien yang sedang sakratul maut
3. Persiapan alat
Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada klien
(misalnya, alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, lat-alat untuk
mengganti sprai tempat tidur)
4. Prosedur pelaksanaan
a) Perhatikan insturuksi dokter untuk memastikan jenis isolasi yang dibeikan sesuai
dengan penyakit klien.
6 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
R/ jenis toleransi akan mengelompokan jenis pakaian pelindung yang digunakan
dan kewaspadaan yang harus ditakuti
b) Perhatikan kebijakan dan menual prosedur atau kebijakan pengawasan infeksi
institusi sebagai kewaspdaan yang harus diikuti.
R/ setiap institusi memerlukan pedoman yang bervariasi
c) Telaah hasil pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis mikroorganisme
yang menyebabkan klien diisolasi.
R/ Memungkinkan anda untuk mengetahui mikroorganisme apa yang menginfeksi
klien dalam media apa mikroorganisme tersebut diidentifikasi(misalnya sputum,
darah, luka). Informasi ini memudahakan anda untuk melakukan tindakan
kewaspadaan yang tepat ketika mengalam i eksudat terinfeksi atau drainase
d) Pertahankan jenis tindakan perawatan atau prosedur yang akan dilakukan
diruangan klien.
R/ Membantu anda mengantisipasi kebutuhan terhadap ala-alat, waktu yang anda
sesuaikan ketika diruangan, dan mengoordinasikan aktivitas anda
e) Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
R/ Mencegah tuntutan untuk bolak balik keruangan beberapa kali yang
meningkatkan resiko infeksi
f) Cuci tangan
R/ Mengurangi transmisi mikroorganisme
g) Kenakan skort, masker dan sarung tangan dengan tepat
1) Kenakan skort, pastikan skort ini menutup semua bagian luar pakaian. Tarik
lengan sampai kepergelangan tangan, ikat dengan aman pada leher dan
pinggul
Pakaian pelindung masker dan sarung tangan mencegah teransmisi organisme
perawat dan melindungi perawat dari kontak dengan patogen infeksi
2) Kenakan sarung tangan sekali pakai. Jika digunakan dengan skort masukan
tepi skort kedalam lipatan sarung tangan
3) Gunakan masker bedah sekitar mulut da hidung, ikat dengan kuat.
h) Masuki ruangan klien. Atur bahan dan peralatan. Jika peralatan tidak akan
dibuang dari ruangan untuk penggunaan ulang bungkus dengan handuk bersih
R/ Mencegah kontaminasi alat
i) Kaji tanda-tanda vital
7 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
1) Letakan kertas disamping tempat tidur. Letakan sehelai kertas tambahan
diatasnya
Membantu menghindari kontak badan bersih pada lingkungan terkontaminasi
diruangan iaolasi
2) Letakan jam diatas handuk agar mudah dilihat
3) Jika peralatan masih sidalam ruangan, lanjutkan pengkajian tanda-tanda vital
dengan prosedur rutin. Hindari kontak stetoskop atau menset tekanan darah
dari bahan terinfeksi
4) Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada selembar kertas
5) Jika stetoskop akan digunakan ulan, bersihkan diafragma atau bell dengan
alkohol. Simpan ditempat yang bersih.
j) Berikan obat.
1) Berikan obat oral dalam pembungkusa atau mangkuk
Bahan-bahan ditangani dengan baik dan dibuang uantuk meminimilkan
pemindahan mikroorganisme
2) Buang pembungkus atau mangkuk kedalam wadah plastik
3) Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan
4) Buang sput kedalam wadah khusus
k) Dorong higiene
1) Hindari jangan sampai skort menjadi basah
2) Bantu klien melepaskan skort, buang dalam kantong linen khusus
3) Lepaskan linen dari tempat tidur, jka terlalu kotor hindari kontak dengan gaun
anda. Buang dalam kantonh linen khusus
4) Pasang kembali linen tempat tidur yang bersih
5) Ganti sarung tangan jika terlalu kotor dan diperlukan perawatan khusus
l) Kumpulkan spesimen
1) Letakan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang baik dengan
penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran selama pengiriman
2) Letakan wadah spesimen pada kertas dikamar mandi klien
3) Kumpulkan spesimen yang diperlukan dengan teknik yamn tepat. Pindahkan
spesimen kewadah dengan meminimalkan kontak pada tangan menggunakan
sarung tangan dengan permukaan luar wadah
4) Perikssa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan permukaan
bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah kekantong plastik bersih
8 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
5) Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kirim kelaboratorium
m) Buang kantong linen dan sampah jika sudah penuh
1) Gunakan kantong khusus untuk menampung alat kotor jika alat tersebut tahan
dan kuat terhadap kelembaban
2) Ikat kan tong dengan kuat pada bagian atas
n) Sediakan kembali peralatan yang dibutuhkan diruangan dengan meminta orang
lain memindahkan peralatan tersebut dari pintu
o) Tinggalkan ruangan isolasi
1) Lepaskan ikatan skort padapergelangan. Lepaskan sarung tangan dengan
menggengam ujung salah satu sarung tangan dan tarik, balikan sarung tangan
bagian luar. Lalu dengan tangan yang tidak bersarung tangan, sususpkan
tangan kebagian pergelangan tangan yang masih bersarung tangan, tarik
bagian dalam keluar
2) Lepaskan ikatan atau tarik masker dari telinga anda dan buang dalam wadah
3) Lepaskan ikatan skort pada leher, dan biarkan skort jatuh dari bahu. Lepaskan
tangan dari lengan skort. Pegang skort bagian dalam pada bahu dan lipat dari
dalam keluar, taruh pada kantong cucian
4) Cuci tangan anda
5) Keluarkan kembali jam tangan dan stetoskop, hati-hati untuk tidak
menyentuhnya. Catat tanda-tanda vital.
6) Beri tahu klien kapan anda datang kembali keruangan. Tanyakan apakah anda
memerlukan alat perawatan pribadi
7) Tinggalkan ruangan tutup pintu dengan baik
p) Catat tanda-tanda vital dan prosedur lain sesuai pedoman untuk setiap
keterampilan pada catatan perawat
9 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi
menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang
terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang
atau binatang yang rentan. Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian :Isolasi ketat,
Isolasi kontak, Isolasi respiratori, Kewaspadaan enterik, Isolasi tuberculosis (AFB),
Kewaspadaan drainase dan sekret, Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan
tubuh, Perawatan pasien yang mengalami imunosupresi berat.
10 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long.1996. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Annamma Jacob,dkk.2014.Crinical Nursing Procedures. Jakarta : EGC
Ester,Monica,dkk. 2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta : EGC,
Anne Griffin Perry,dkk. 2005.Keterampilan dan Prosedur Dasar ed-5.Jakarta : EGC,
Ns.Eni Kusyati,S.Kep,dkk. 2006.Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.Jakarta : EGC,
11 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
LAMPIRAN
CHECKLIST MENCUCI TANGAN
NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Definisi :
Mencuci tangan adalah prosedur awal dan penutup yang dilakukan perawat
dalam memberikan tindakan keperawatan.
Tujuan :
1) Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan.
2) Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit/tangan.
Persiapan alat dan bahan :
1) Air mengalir
2) Handuk
3) Sabun
4) Sikat
5) Larutan desinfektan (lisol atau savlon)
Tahap pre interaksi
Cuci tangan
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1) Mencuci tangan biasa
Prosedur kerja
a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan).
b) Basahi jari tangan, lengan bawah hingga siku dengan air, kemudian
lakukan penyabunan dan di sikat bila perlu.
c) Setelah disabun bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan
12 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
dengan handuk atau lap kering yang bersih.
2) Tekhnik mencuci tangan dengan desinfektan
Prosedur kerja
a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan).
b) Basahi jari tangan, lengaan bawah hingga siku dengan aair, kemudian
dengan larutan desinfektan (lisol atau savlon) disikat bila perlu.
c) Setelah diberi larutan bilas dengan air bersih yang mengalir dan
keringkan dengan handuk atau lap kering.
3) Tekhnik mencuci tangan steril
a) Lepaskan semua aksesori di tangan (seperti cincin atau jam tangan)
b) Basahi jari tangan, lengan hingga siku dengan air, kemudian alirkan
sabun (2-5 ml) ke tangab dan gosokkan tangan serta lengan sampai 5
cm di atas siku kemudian sikat ujung jari, tangan, lengan, dan kuku
tangan sebanyak kurang lebih 15 kali gosokan, telapak tangan 10 kali
gosokan hingga siku.
c) Bilas dengan air bersih yang mengalir.
d) Setelah selesai tangan, dibilas dan tetap diarahkan keatas.
e) Gunakan sarung tangan steril.
Tahap terminasi
Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
13 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
CHECKLIST MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN
NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Definisi :
Menggunakan sarung tangan adalah salah satu car untuk mengurangi
resiko transmisi pathogen yang dapat ditularkan melalu darah.
Tujuan :
Mencegah terjadinya penularan kuman.
wPersiapan alat dan bahan :
1) Sarung tangan steril bila digunakan untuk prosedur steril.
2) Sarung tangan tidak steril bila digunakan untuk tindakan tidak steril.
3) Bedak untuk ditaburkan ke tangan.
Tahap pre interaksi
1) Cuci tangan
2) Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
5. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
6. Memperkenalkan nama perawat
7. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
8. Menjelaskan tentang kverahasiaan
Tahap Kerja
1) Cuci tangan secara menyeluruh.
2) Taburkan bedak ke tangan sebelum memasang sarung tangan.
3) Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari tangan yang sesuai,
pastikan ibu jari dan jari-jari lain tepat pada posisinya.
4) Ulangi lagi pada tangan kiri.
5) Setelah terpasang kedua tangan cakupkan
Tahap terminasi
Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
Tahap Evaluasi
14 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
15 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI
CHECKLIST MENGGUNAKAN MASKER
NAMA : ……………………………………NIM : …………………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Definisi :
Penggunaan masker menggunakan tindakan pengamanan dengan
menutup hidung, mulut dengan menggunakan alat masker.
Tujuan :
Mencegah atau mengurangi transmisi droplet udara mikroorganisme
saat merawat klien.
Persiapan alat dan bahan :
Masker
Tahap pre interaksi
3) Cuci tangan
4) Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
9. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
10. Memperkenalkan nama perawat
11. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
12. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
a. Prosedur kerja
1) Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker.
2) Pegang kedua tali masker.
3) Ikat kedua tali pada kepala dan bagian bawah ikat pada bawah
dagu.
Tahap terminasi
Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
16 | PERAWATAN KLIEN DIRUANG ISOLASI