Makalah Industri Gelas Dan Kaca
-
Upload
salman-muhamad -
Category
Documents
-
view
1.851 -
download
38
Transcript of Makalah Industri Gelas Dan Kaca
i
MAKALAH KIMIA INDUSTRI
PROSES INDUSTRI GELAS DAN KACA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Industri
Anggota
• Muhamad Mahfudin (G44110010)
• Mukhamad Salman (G44110075)
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah Kimia Industri yang berjudul “Industri Kaca” dengan baik tanpa kendala
yang berarti.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya kaya akan SiO2
yang merupakan salah satu bahan utama pembuatan kaca.Namun ironisnya,
potensi yang besar tersebut belum termanfaatkan secara baik jika dilihat dari
aktivitas industri-industri kaca yang ada di indonesia. Industri kaca di indonesia
belum mampu memproduksi produk kaca yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Oleh karena itu, penulis tergerak untuk menyusun makalah ini guna
memberikan gambaran bahwa industri kaca sangat potensial untuk dikembangkan
di Indonesia. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Ibu Prof.Dr.Ir. Tun Tedja Irawadi, MS dan Bapak Drs.
Ahmad Sjahriza yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan
makalah ini. Selain itu, penulis juga sangat mengharapkan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Bogor, 4 Juni 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
I.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
II.1 Proses Produksi pada Industri Gelas dan Kaca .......................................... 3
II.2 Bahan Baku ................................................................................................ 3
II.3 Kandungan Senyawa Produk Kaca ............................................................ 5
II.4 Proses Pembuatan Kaca Skala Industri ...................................................... 6
II.5 Potensi Industri Kaca di Indonesia ............................................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
III.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
III.2 Saran ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan kaca
semakin meningkat. Begitu pula dengan negara kita. Kaca banyak sekali
digunakan oleh umat manusia karena sifatnya yang khas yaitu transparan, tahan
terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik dan lain-lain. Akan tetapi
pengetahuan manusia tentang proses pembuatan kaca dari mulai bahan baku
sampai dengan hasil akhir jarang sekali yang mengetahuinya.
Menilik perkembangan produksi kaca di luar negeri jika dibandingkan
dengan di negara kita sangatlah jauh berbeda, pengetahuan tentng glass
menjadikan industri-industri kaca di sana terpacu untuk melakukan inovasi setiap
saat. industri kaca di indonesia baru mampu memproduksi kaca-kaca plat biasa
(windows glass), tapi coba kita tengok di luar sana, inovasi kaca sangatlah luar
biasa, mulai dari botol minuman sampai kepada layar anti gores pada iPad, layar
LCD, layar LED, dan inovasi-inovasi luar biasa lainnya. Itulah yang menjadi
tantangan bagi negara kita mengapa tidak mampu berinovasi sampai ke sana.
Sehingga jelaslah bahwa pengetahuan akan cara-cara produksi kaca
sangatlah penting, guna menunjang inovasi-inovasi baru mengenai kaca itu
sendiri. Bahkan suatu perusahaan besar kaca dunia Corning Corp. dalam
promosinya telah memikirkan beberapa tahun ke depan bisa jadi semua perkakas
dan aktivitas kita semua berhubungan dengan glass/kaca. mulai dari dinding
rumah, kompor, lemari, pintu, semuanya dari kaca. semua itu tidak mustahil
untuk terjadi, melihat inovasi-inovasi dunia tentang kaca yang setiap hari makin
berkembang.
2
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan baku untuk membuat gelas dan kaca?
2. Bagaimana cara mengolah bahan baku menjadi gelas dan kaca?
3. Bagaimana cara mengolah gelas dan kaca?
4. Apa saja produk yang dihasilkan industri gelas dan kaca?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri gelas dan kaca.
2. Menginformasikan cara pengolahan bahan baku menjadi gelas dan kaca.
3. Menginformasikan jenis-jenis gelas dan kaca yang merupakan produk
industri gelas dan kaca.
3
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Proses Produksi pada Industri Gelas dan Kaca
Gambar 2 Diagram Alir Proses Produksi Gelas dan Kaca (Austin 2005)
II.2 Bahan Baku
Berbicara tentang kaca, jangkauannya amatlah luas. Contoh dari produk-
produk kaca antara lain kaca jendela, bola lampu, alat-alat laboratorium, alat-alat
makan, lcd, kaca ipad, kaca lembaran, kaca cermin, kaca berwarna dan lain
sebagainya. Tiap produk tersebut dibuat dengan komposisi bahan berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya komponen dari masing-masing produk terdiri dari 3
bahan baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan
Limestone (CaCO3), serta bahan baku tambahan yang akan dijelaskan satu
persatu di pembahasan selanjutnya.
Pasir Kuarsa (SiO2)
Pasir yang digunakan untuk membuat kaca haruslah kuarsa yang hampir
murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi
endapan pasir kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang
gelas pecah belah atau 0,015% untuk kaca optic, sebab kandungan besi ini bersifat
merusak warna kaca pada umumnya.
4
Soda Ash (Na2O)
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber
lainnya adalah bikarbonat, kerak garam, dan natriun nitrat. Fungsi dari Na2O
adalah menurunkan titik lebur bahan-bahan ketika proses peleburan bahan baku.
Secara umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat pembakaran,
menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan
mengoksidasi besi.
Limestone (CaCO3)
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan
gamping bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3). Fungsi utama dari CaCO3
adalah mempercepat proses pendinginan kaca. selain itu saat proses pelelehan
bahan baku CaCO3 juga dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur
peleburan). Selain ketiga bahan baku di atas dalam proses pembuatannya,
digunakan pula beberapa bahan baku tambahan antara lain :
Fledspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O
dapat berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3,
feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah,
murni, dan dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca.
Al2O3 sendiri digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar
juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat
menurunkan titik cair kaca dan memperlambat terjadinya devitrifikasi.
Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron
oksida kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca
lembaran, boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca
pengemas. Ada pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi
lebih rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal.
Kaca ini banyak digunakan sebagai kaca optik. Disamping daya fluksnya yang
kuat, boraks tidak saja bersifat menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga
5
meningkatkan ketahanannya terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan dalam
tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
Kerak garam
Kerak garam (salt cake), sudah lama digunakan sebagai bahan tambahan
pada pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium
sulfat dan barium sulfat, dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak
garam ini diperkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur
tangki. Sulfat ini harus dipakai bersamakarbon agar tereduksi menjadi sulfite.
Arsen trioksida dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-
gelombang dalam kaca. Nitrat, baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk
mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium
nitrat atau karbonat digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan
kaca optik.
Kullet
Kulet (cullet) adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang
rusak, pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai 10%
atau bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku.
Blok refraktori
Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung
dengan kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya. Zirkon,
alumina, mulit (mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia alumina-silika, alumina,
krom-alumina elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
II.3 Kandungan Senyawa Produk Kaca
Dalam %
No SiO2 B2O3 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO NaO
1 71.8 1.4 0.1 8.9 3.3 14.3
2 72.4 0.8 0.4 5.3 3.7 17.4
3 81.0 12.5 2.0 4.5
4 67.2 0.9 9.5
5 100
6
Keterangan :
1. Jendela amerika dan eropa
2. Bola Lampu
3. Pyrex
4. Alat makan minum
5. Silika Murni
Berbagai macam produk yang dihasilkan dari industri kaca yang
membedakan dari masing masing produk ialah komposisi. Misalnya jendela kaca,
bola lampu, dan pyrex. Komposisi jendela di negara tropis dan subtropis berbeda.
Hal ini dikarenan musim yang berbeda dari masing-masing negara. Namun, hal
yang tepenting terdapat silikat, kalsium dan natrium oksida. Komponen lainnya
yaitu berupa senyawa tambahan. Untuk membuat suatu bahan kaca yang tahan
panas dapat ditambahakan B2O3. Seperti dalam bola lambu dan alat laboratorium.
Hal yang menarik dari kaca yaitu adanya warna. Warna pada kaca
membuat telihat lebih indah, elegant, dan menambah harga jualnya. Pewarnaan
dihasilkan oleh penyerapan langsung dari cahaya yang dipantulkan melalu cahaya.
Zat warna yang digunakan berupa golongan transisi, terutama grup pertama Ti, V,
Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu. Contonya kaca yang ditambahkan berupa garam besi
Fe2+ ataupun Fe3+ dapat berwarna hijau dan coklat. Jika ditambahkan mangan
dalam Mn2O3 bewarna putih mengkilap seperti perak. Jika ditambahkan Copper
dalam Cu2+ bewarna biru bening.
II.4 Proses Pembuatan Kaca Skala Industri
Proses pembuatan kaca secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu fusion
of raw materials, working with molten mass dan annealing.
Fusion of raw materials (Pencampuran bahan baku)
Adalah proses pencampuran semua bahan baku (utama dan tambahn)
dengan komposisi bahan tertentu sesuai produk yang ingin dihasilkan. Proses ini
dilakukan di dalam suatu reaktor suhu tinggi (1000 0C-1500 0C), karena disini
akan diubah bahan dari bentuk padatan kedalam bentuk cairan.
Working with molten mass (Bekerja dengan bahan yang meleleh)
7
Adalah tahapan proses selanjutnya setelah fusion of raw materials, disini
bahan cair yang diperolah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan baik manual
ataupun oleh bantuan mesin pencetak.
Annealing (Penyangaian)
Merupakan tahapan proses setelah tahap Working with molten mass, bahan
yang sudah dibentuk kemudian didinginkan secara bertahap dalam suatu alat glass
tempering machine, alat ini bekerja menurunkan suhu secara bertahap sampai
didapatkan bahan berbentuk kaca.
Menurut Austin 2005, proses pembentukan kaca dapat dijelaskan sebagai
berikut
a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki.
Tanur periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat
digunakan secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlah
kecil di mana tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur
ini digunakan terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses
cetak. Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan
atau platina. Sulit sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya
terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana
itu terbuat dari platina. Dalam tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu
dimuat ke satu ujung suatu “tangki” besar yang terbuat dari blok-blok refraktor,
diantaranya ada yang ukuran 38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar
1350 t. kaca itu membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat
berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca “halusan” (fined glass) dikerjakan dari
ujung lain tangki itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga
dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas
kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas blok konstruksi. Karena itu,
perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur tangki kecil disebut
tangki harian (day tank) dan berisi persediaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1
t sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.
Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat
8
ruang berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian
kalornya pada waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke bawah melalui
satu perangkat ruang yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka atau batu
rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar
dari situ, dan isian itu mencapai suhu yang berkisar antar 1500°C didekat tanur
650C di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan
melewatkannya melalui lubang regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan
dicampur dengan gas bahan bakar yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi
menjadi lebih tinggi lagi (dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan
terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit,
aliran campuran udara bahan bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk
tanur dari ujung yang berlawanan melalui isian yang telah mendapat pemanasan
sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih
tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit
demi sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya
menampung ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus
dipertahankan sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan kalor
hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan
untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi,
suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding
dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-
kadang dipasang pipa air pendingin.
Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut (Austin, dkk. 2005) :
1) Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
2) CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
3) Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO
b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
9
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang
sangat singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi,
jelas sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor
stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca
harus disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun
yang dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam
operasi, yaitu:
1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam
dengan jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu
maksimum yang ditentukan.
2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan
sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau tungku
penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang dengan
baik dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.
d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian
yang relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal
sebagai berikut: Pembersiha, Penggosokan, Pemolesan, Pemotongan, Gosok-
semprot dengan pasir, Pemasangan email klasifikasi kualitas, Pengukuran.
II.5 Potensi Industri Kaca di Indonesia
Produk kaca di Indonesia yang paling kompetitif yaitu kaca lembaran,
kaca lembaran merupakan produk unggulan yang kapasitasnya paling besar
dibandingkan produk kaca lainnya. Produk ini sebagian besar digunakan untuk
jendela bangunan, penggunaan lainnya di sektor properti dan pada bidang
otomotif. Produk kaca dalam bidang propersti dan otomitif memiliki pasar yang
cukup bagus saat ini baik ekspor maupun domestik. Penguasaan teknologi
produksi kaca oleh industri kaca di Indonesia tergolong tinggi terutama untuk
produk kaca otomotif.
10
Contoh Perusahan dibidang kaca yaitu PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT
Mulia Glass dan PT Tossa Shakti. PT Asahimas Flat Glass Tbk merupakan
Perusahaan Modal Asing (PMA) yang berdiri pada tahun 1971, dan merupakan
bagian dari Asahi Glass Co.Ltd, yang merupakan salah satu produsen kaca
terbesar di dunia. Kapasitas produksi PT Asahimas Flatt Glass saat ini adalah
sebesar 570.000 ton per tahun untuk kaca datar, 4,5 juta m3 kaca pengaman dan
2,4 juta m3 untuk kaca cermin. Dengan kapasitas sebesar ini Asahimas
merupakan salah satu industri kaca terbesar di Asia Tenggara.
PT Mulia Glass merupkan anak perusahaan dari PT Mulia Keramik Indah
yang didirikan pada tahun 1989 dan memproduksi berbagai jenis kaca antara lain
Float glass, glass container, safety glass dan glass block. Saat ini Mulia Glass
memproduksi float glass sebanyak 612.500 ton/ tahun, kemudian glass container
140.000 ton per tahun, glass blok 45.000 ton per tahun dan safety glass 120.000
set. Produksi float glass Mulia Glass telah diekspor ke lebih dari 50 negara, dan
volumenya ekspornya telah mencapai 65% dari total produksinya. Sementara itu
produksi yang lain yaitu glass container lebih banyak dipasarkan untuk kebutuhan
domestik sebagai kemasan consumer goods dan industri obat-obatan.
PT Tossa Shakti didirikan pada tahun 1984. Pemain ini memproduksi kaca
bening (float glass) dengan kapasitas 900 metrik ton/ hari, dan kaca berwarna
(tinted float glass) yakni hijau, biru, dan kuning dengan kapasitas 70 metrik ton/
hari. Kapasitas tanurnya mencapai 70 ton per hari. Mesin produksi Tossa
menggunakan beberapa teknologi dari sejtumlah provider berbeda. Teknologi raw
material system, elecronic batching system, automatically menggunakan teknologi
Siemens PLC, sementara teknologi tanur dan forming-nya dari China. Proses
annealing mengunakan mesin Bottero (Italia), dan Rurex (Jerman), serta CNUD
(Belgia).
Berdasarkan tiga perusahaan diatas, industri kaca di Indonesia sangat
berpotensi untuk tumbuh menjadi pasar yang menguntungkan. Begitu banyaknya
jenis-jenis properti dan kendaraan di Indonesia membuat permintaan produk kaca
tinggi. Dari segmen ekonomi industry ini sangat menguntungkan.
11
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang terdiri dari 3
bahan baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan
Limestone (CaCO3), serta bahan baku tambahan yang mulanya di proses pada
reaktor suhu tinggi (10000C-15000C). Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara
umum:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Produk-produk yang berbasis kaca/gelas antara lain layar LCD, kaca
berwarna, kaca antipeluru, fiberglass, kaca keramik, kaca antigores, lambu
bohlam, alat-alat laboratorium, plat kaca, kaca jendala, dan lain sebagainya.
III.2 Saran
Materi kimia industri tentang industri kaca mesti dikaji secara lebih
mendalam agar semakin banyak mahasiswa yang memahami tentang proses
pembuatan kaca. dengan semakin baiknya pemahaman mahasiswa akan proses
pembuatan kaca ini akan memberikan semangat baru kepada mahasiswa untuk
berinovasi sehingga lahirlah inovasi-inovasi cemerlang tentang kaca di beberapa
tahun ke depan dan produk kaca indonesia dapat bersaing di tataran dunia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Austin GT. 2005. Shreve's Chemical Process Industries, 5th ed. New York:
McGraw-Hill Book Co.
Badan Standar Indonesia (BSN). 2005. Kaca Lembaran SNI 15-0047-2005.
Jakarta(ID): BSN.
Indonesian Commercial Letter. 2010. Industri Kaca lembaran September 2010
[terhubung berkala]http://www.datacon.co.id/index1ind.html. diakses pada 4
Juni 2013.
Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Miessler G L, Terr D A. 1987. Inorganic Chemistry third edition. Minnesota:
Pearson Education International
Weeny R Mc. 2007. Book 5 Atom, Molecules, Matter – the stuff of Chemisty. Pisa:
University of Pisa