makalah ilmiah (DIARE)
-
Upload
sitiaisyahd -
Category
Documents
-
view
653 -
download
6
Transcript of makalah ilmiah (DIARE)
Control System
Nama : Siti Aisyah DalimuntheNIM : 080100012Semester : 2/GenapFasilitator : Prof. dr. Tamsil Syafiffuddin, Sp.PKelompok : B-1
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Laporan Diskusi Kelompok ini bisa diselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Adapun Laporan Diskusi Kelompok ini merupakan suatu bukti dan hasil telaah
pelaksanaan tutorial pemicu pertama di blok Control System. Di dalam laporan ini,
penulis menguraikan pembahasan berdasarkan studi pustaka terkait Learning Objective
yang dipaparkan dalam kasus. Di antara yang menyangkut kasus yakni yang berkaitan
dengan Central Nervous System atau Sistem Saraf Pusat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Tamsil Syafiffuddin, Sp.P
selaku fasilitator yang telah mengarahkan proses diskusi sehingga diskusi sampai pada
kesimpulan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini. Krtik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan sehingga penulisan laporan diskusi ini dapat lebih baik.
Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI
2
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI .......................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................. 4
PEMBAHASAN
1. Tema Blok .................................................................................. 5
2. Tutor ........................................................................................... 5
3. Data Pelaksanaan ....................................................................... 5
4. Pemicu ........................................................................................ 5
5. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 5
6. Daftar Pertanyaan ....................................................................... 5
7. Jawaban atas Pertanyaan ............................................................6-15
8. Ulasan ......................................................................................... 16
9. Kesimpulan ................................................................................. 16
10. Daftar Pustaka ........................................................................... 17
3
PENDAHULUAN
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi pada tutorial pertama dalam blok
Control System yang didalam pemicu terdapat beberapa hal pokok bahasan diantaranya
yang berkaitan dengan Central Nervous System atau Sistem Saraf Pusat.
Central Nervous system terbagi atas Korteks Srebral dan Medula Spinallis
Entamoeba histolytica adalah protozoa yang terdapat di dalam usus besar dan
bersifat patogen. Berukuran dari 15 hingga 30 µm. Ditemukan di 3 stadium yaitu amoeba
aktif, kista tidak aktif, prekista perantara. Bentuk infektif nya adalah ketika kista matang
yang telah tertelan. Kista berukuran dari 10-20 μm.
ISI LAPORANMAKALAH TUTORIAL PERORANGAN
Blok :Basic Biology of Cell 2
Tutor :
4
dr. Rizalina A. Asnir, Sp.THT
Data pelaksanaan :1. Tanggal tutorial : 22 Oktober 2008 dan 25 Oktober 20082. Pemicu ke-13. Pukul : 13.00-15.304. Ruangan : Ruang Diskusi Kimia 3
Pemicu:Ami, anak perempuan 7 tahun, dibawa ibunya berobat ke puskesmas karena mengalami diare selama 2 hari ini. Dalam sehari dia mengalami lebih dari 4 kali diare, yang didahului oleh rasa tidak enak, dan mengeluh kesakitan di perut bagian bawah. Terakhir kali buang air besar, bercampur lendir dan darah. Pagi ini Ami mulai demam.Bagaimana Ami bisa mengalami keadaan ini?
More Info:Hasil pemeriksaan mikroskopis dari feses segar secara langsung, ditemukan kista Protozoa dengan inti entamoeba, ukuran 5 – 20 m.
Tujuan Pembelajaran:1. Memahami perbedaan antara bakteri, virus, protoa dan jamur 2. Memahami protozoa (ciri-ciri, klasifikasi,transmisi, patogenesis, taksonomi)3. Memahami mekanisme penyebab diare 4. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan diare 5. Memahami mekanisme demam6. Memahami mekanisme mikroorganisme menginfeksi tubuh manusia
Pertanyaan yang muncul pada curah pendapat:1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, virus, protozoa dan jamur !2. Jelaskan mengenai protozoa (ciri-ciri, klasifikasi, transmisi, patogenesis,
taksonomi) !3. Jelaskan mengenai mekanisme penyebab diare !4. Jelaskan mengenai pencegahan dan pengobatan diare !5. Jelaskan mengenai mekanisme demam !6. Jelaskan mengenai mekanisme mikroorganisme menginfeksi tubuh manusia
(bakteri, virus dan parasit)
Jawaban atas pertanyaan:1. Perbedaan antara bakteri, virus,protozoa, dan jamur
Karakteristik Virus Bakteri Fungi Protozoa/HelminthSel - + + +Diameter 0,02-0,2 1-5 3-10(yeast) 15-25(tropozoit)
5
Asam Nukleat DNA/RNA DNA dan RNA DNA dan RNA DNA dan RNATipe nukleus Tidak ada Prokariotik Eukariotik EukariotikRibosom - + + +Mitokondria - - + +Sumber dari luar Protein
capsid & Lipoprotein envelope
Peptidoglican Cithin Flexible membran
Pergerakan - beberapa - -Metode replikasi Non binary
fissionBinary fission Budding/Mitosis Mitosis
2. Protozoa((ciri-ciri, klasifikasi,transmisi, patogenesis)
Entamoeba Histolytica - Parasit yang sering dijumpai di usus besar manusia -Ditemukan di 3 stadium yaitu :
• Amoeba aktif • Kista tidak aktif • Prekista perantara
-Ukuran,15 hingga 30 µm-Sitoplasmanya granuler -Pergerakan trofozoit dalam bahan segar relatif,cepat dan tidak berarah -Kistanya dijumpai dalam lumen kolon dan dalam tinja cair/padat kista berinti satu,disebabkan oleh pembelahan inti,akan menjadi berinti empat -Bertumbuh dengan optimum dalam keadaan :
Anaerob Suhu 37°C ph 7.0
Klasifikasi Protozoa :
1) Sarcomastigophora a) Mastigophorab) Sarcodina
2) Sporozoa (Apicomplexa)3) Ciliophora
6
1) a) Mastigophora Mempunyai satu atau lebih flagella Ada juga spesies yang mempunyai membran berbentuk gelombang/ombak Intestinal & Genitourinary flagella seperti Giardia Lamblia (8 flagella),
Trichomonas. Flagella protozoa di jaringan dan darah pula misalnya seperti
Trypanosoma (satu flagella), Leishmania.
b) Sarcodina Pergerakan dengan menggunakan pseudopodia. Mempunyai flagella yang diguna ketika reproductive stages. Contohnya Entamoeba Histolytica penyebab dysentery. Amoeba dalam air yang terkontaminasi akan menyerang intestin sang
peminum. Contoh lainnya ialah Endolimax, Iodamoeba, Naegleria dan
Acanthamoeba.
2) Sporozoa Nama lainnya ialah Apicomplexa karena mempunyai cycle kehidupan
yang kompleks termasuk proses reproduksinya secara sexual atau asexual. Kelas Coccidia mengandung parasit manusia seperti Isospora, Taxoplasma
dan Cryptosporidium yaitu penyebab penderitaan diare. Kelas Haematozoa, Plasmodium – penyebab demam malaria. Pnuemocystis carinii penyebab kematian penyakit AIDS.
3) Ciliophora Pergerakan dengan menggunakan cilia. Mempunyai 2 nukleus dalam sel yaitu mikronukleus dan makronukleus
serta terdapat vakoul mengecut. Reproduksi melalui conjugation dan binary fission. Contohnya, Paramesium terkenal dengan conjugate dan pertukaran genetik
material. Oleh itu, Paramesium akan mendapat sifat genetik yang baru. Juga mempunyai Kappa Factors yang diguna untuk memusnahkan
protozoa yang lain, juga menghasilkan Trichocyst yaitu unsur submikroskopik yang beracun.
Transmisi Protozoa Penyebab Diare :
Protozoa dapat dijumpai di tempat-tempat yang berair atau hidup parasit dalam tubuh organisme lain misalnya di dalam usus manusia yaitu Entamoeba Hystolytica dan Giardia Lamblia.
7
Entamoeba Hystolytica masuk kedalam usus manusia melalui makanan yang tidak higienis,misalnya makanan yang di hinggapi lalat atau makanan-makanan yang terbuka.Selain melalui makanan, transmisi Entamoeba Hystolytica dapat juga secara anal.Sedangkan transmisi dari giardia lamblia melalui fecal-oral route.
Patogenesis : Kista matang tertelan Memasuki lambung masih dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan
terhadap asam lambung Turun ke usus halus. Dirongga usus halus dinding kista dicerna lalu keluarlah
bentuk minuta yang masuk ke rongga usus besar. Bentuk minuta berubah menjadi histolitika yang patogen dan hidup di mukosa
usus besar. Dikeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan. Enzim ini adalah suatu
cystein proteinase yang disebut histolisin. Memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang
di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas. Akibatnya terjadi luka yang disebut ulkus ameba. Lesi ini biasanya merupakan ulkus-ulkus kecil yang tersebar di mukosa usus
Dengan peristaltik usus, bentuk histolitika ini dikeluarkan bersama tinja yang bercampur dengan lendir dan darah
3. Mekanisme terjadinya diareA.
Makanan, minum, kontak hewan, produk yang terinfeksi, sensitip terhadap asam lambung.
Terjadinya inflamasi Munculnya sel darah merah dan putih dalam feces
B. Eg: Entamoeba histolytica Masuk melalui kontaminasi makanan atau air
selepas "excystation" di dalam saluran usus kecil, trophozoit invasi jaringan/ mukosa
C. Menyebabkan penyakit diare apabila resistensi tubuh lemah. Bakteri (opportunistic) menyerang jaringan
D. Bakteri masuk Melekat pada usus / mukosa Bakteri akan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin.
8
Lapisan mukosa rusak dan runtuh Keluar pada feces Terjadinya diare
Mikroorganisme penyebab diare:
Bakteri
Organisme Gejala Epidemiologi PatogenesisBacillus cereus Diare Nasi goreng yang
dipanaskan merupakan pembawa yang sering
Enterotoksin terbentuk dalam makanan /usus yang disebabkan oleh b cereus
Clostridium perfingens
Diare berair Klostridium tumbuh pada hidangan daging yang dipanaskan lagi. Bakteri yang termakan dalam jumlah yang banyak
Enterotoksin selama sporulasi di dalam usus menyebabkan hipersekresi.
Eschericia coli (enterotoksigenik)
Diare berair Paling sering menyebabkan “traveller’s diarrhea”
Menghasilkan enterotoksin selama sporulasi di usus menyebabkan hipersekresi
Eschericia coli (enteroinvasif)
Disentri Wbah disentri; penyebab infeksi sporadik yang tidak sering
Invasi radang mukosa kolon;EIEC sangat terkait dengan shigella
Eschericia coli (enterohemoragik)
Diare berair, berdarah
Diare berdarah disebabkan oleh hamburger yang kurang masak pada restoran cepat saji
EHEC menghasilkan toksin vero (toksin seperti shiga). Sering serotipe
Eschericia coli (eenteropatogenik)
Diare berair Penyebab diare pada bayi baru lahir di negara berkembang.
EPEC menempel pada sel epitel mukosa dan menghasilkan perubahan sitosketal;
9
Secara klasik, menyebabkan diare epidemik di tempat perawatan bayi dengan angka mortalitas yang tinggi; saat ini kurang sering di negara maju.
dapat menginvasi sel. Berbeda
Vibrio parahaemolyticus
Diare berair Organisme tumbuh pada makanan dan dalam usus serta menghasilkan toksin atau invasi.
Toksin menyebabkan hipersekresi; vibrio menginvasi epitel; feses dapat berdarah
Vibrio cholarae Diare berair Organisme tumbuh dalam usus dan menghasilkan toksin
Toksin menyebabkan hipersekresi; vibrio menginvasi epitel; feses dapat berdarah
Shigella sp Disentri Organisme tumbuh pada epitel usus superfisial
Organisme menginvasi sel-sel epitel; darah, mukus dan PMN dalam feses. Dosis infektif<10³
Shigella dysenteriae
Disentri, diare berdarah
Menyebabkan wabah di negara berkembang
Menghasilkan sitotoksin dan neurotoksin(poisonous to nerve cells)
Slamonella sp Disentri Organisme tumbuh dalam usus. Tidak menghasilkan toksin.
Infeksi superfisial usus,sedikit invasi.Dosis infektif >10⁵ organisme
Clostridium difficile
Disentri Kolitis pseudomembranosa terkait antibiotik
Menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin ,yang menyebabkan diare dan nekrosis sel epitel
Campylobacter jejuni
Disentri Infeksi melalui jalur oral dan makanan, hewan pemeliharan, organisme tumbuh dalam usus kecil
Invasi membran mukosa. Produksi toksin tidak pasti.
Salmonella thypi Demam Manusia satu- Menginvasi mukosa
10
enterik satunya reservoir untuk S.thypi
usus dan memperbanyak diri dalam makrofag di dalam kelenjar limfe usus, masuk kelenjar limfe mesenterium, lalu ke darah dan kemudian menyebar
Yersinia enterohistolitica
Demam enterik
Transmisi fecal-oral. Ditularkan melalui makanan. Hewan terinfeksi
Adenitis mesenterik atau gastroenteritis. Kadang-kadang bakterimia. Toksin kadang-kadang dihasilkan.
Virus
Organisme Gejala Epidemiologi PatogenesisRotavirus Diare berair Virus merupakan
penyebab utama penyakit diare pada bayi dan anak kecil di seluruh dunia
Menginduksi perubahan histopatologi pada sel dan mukosa usus
Parasit
Organisme Gejala Epidemiologi PatogenesisGiardia lamblia Diare berair Parasit usus yang
paling sering diidentifikasi. Patogen yang sering pada wabah diare yang disebarkan melalui air.
Infeksi parasit dengan sel mukosa dan respon imun pasien kurang dipahami dan rumit.
Entamoeba hystolytica
Disentri Prevalansi tertinggi di negara berkembang. 10% populasi dunia dapat terinfeksi
Menginvasi mukosa kolon dan melisis sel, termasuk leukosit.
4. Pencegahan dan Pengobatan diareA. Pencegahan
11
Jangan mengkonsumsi:Makanan / air mentah/setangah matang Minuman kemasan yang telah dibuka Es dari air mentah Buah yang tidak dikupas, Produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi Makanan yang tidak disajikan segera setelah dimasak, Makanan dari pinggir jalan Kerang-kerangan.
Jangan menggosok gigi dengan air mentah.
B. Pengobatan Aspek Rehidrasi dan Refeeding àCukup cairan
Oral rehydration salts (ORS), Air minum dengan cracers, Sup, juice, larutan gula garam.
Aspek Medikamentosa Diare berlanjut à obat non antimikroba
Aspek edukasiKeluarga penderita diberi pengarahan tentang diare, tanda-tanda dehidrasi, pencegahan diare serta pemberian nutrisi pada penderita selama perawatan.Selain itu disarankan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan, air minum dimasak , persiapan alat makan dan minum yang bersih, pengelohan dan penyajian makanan yang bersih, serta menjaga kesehatan lingkungan di rumah.
5. Mekanisme demam
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh sebagai akibat dari infeksi atau peradangan. Sebagai respon terhadap invasi mikroba., sel-sel darah putih mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen yang memiliki banyak efek untuk melawan infeksi dan juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yg bekerja di hipotalamus.Penurunan demam secara alamiah tidak
12
diketahui, namun diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan pengeluaran pirogen atau pengurangan sintesis prostaglandin. Apabila titik patokan hipotalamus dipulihkan ke normal, suhu 38,9ºC (sebagai contoh) terlalu tinggi. Mekanisme respon panas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh. Terjadi vasodilatasi kulit yang diikuti oleh berkeringat. Orang yang bersangkutan merasa panas dan membuka semua pelindung tubuh tambahan. Pengaktifan mekanisme pengeluaran panas oleh hipotalamus ini menurunkan suhu ke normal.
secara diagram:
+
13
Infeksi atau peradanganInfeksi atau peradangan
NeutrofilNeutrofil
mengeluarkan
+
6. Mekanisme mikroorganisme menginfeksi tubuh manusia
Mekanisme bakteri menginfeksi tubuh:
Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri harus melekat atau menempel pada sel penjamu, biasanya sel epitel. Setelah menempati tempat infeksi primer, bakteri-bakteri memperbanyak diri dan menyebar secara langsung ke aliran darah melalui jaringan atau sistem limfatik. Infeksi tersebut (bakterimia) dapat bersifat sementara atau persisten. Bakterimia memungkinkan bakteri menyebar luas dalam tubuh dan mencapai jaringan yang cocok untuk multiplikasinya.
14
Pirogen endogenPirogen endogen
Produksi panas
Pengurangan panas
Produksi panas
Pengurangan panas
ProstaglandinProstaglandin
Suhu tubuh ke titik patokan yang baru=demam
Suhu tubuh ke titik patokan yang baru=demam
Titik patokan hipotalamusTitik patokan hipotalamus
Mengawali “respon dingin”Mengawali “respon dingin”
Mekanisme virus menginfeksi tubuh:
Virus harus menempel dan memasuki sel pada salah satu permukaan tubuh. Kebanyakan virus memasuki penjamu melalui mukosa saluran pernafasan atau pencernaan. Pengecualian utama adalah virus yang dimasukkan ke dalam aliran darah. Virus biasanya bereplikasi di tempat pertama masuk. Banyak virus menyebabkan penyakit di tempat yang jauh dari tempat masuknya. Setelah replikasi primer di tempat masuk, virus tersebut kemudian menyebar dalam penjamu. Mekanisme penyebaran virus bervariasi, tapi yang paling sering adalah melalui aliran darah atau limfatik.
Mekanisme protozoa menginfeksi tubuh:
Kista matang tertelan Memasuki lambung masih dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan
terhadap asam lambung Turun ke usus halus. Dirongga usus halus dinding kista dicerna lalu keluarlah
bentuk minuta yang masuk ke rongga usus besar. Bentuk minuta berubah menjadi histolitika yang patogen dan hidup di mukosa
usus besar. Dikeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan. Enzim ini adalah suatu
cystein proteinase yang disebut histolisin. Memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang
di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas. Akibatnya terjadi luka yang disebut ulkus ameba. Lesi ini biasanya merupakan ulkus-ulkus kecil yang tersebar di mukosa usus
Dengan peristaltik usus, bentuk histolitika ini dikeluarkan bersama tinja yang bercampur dengan lendir dan darah
Ulasan: Ditemukan perbedaan antara buku Jawetz, Melnick, & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran dengan slide kuliah. Pada diktat kuliah tertulis bahwa Clostridium difficile menyebabkan diare tidak berdarah sedangkan pada buku Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran disebutkan bahwa Clostridium difficile menyebabkan diare yang berdarah. Setelah membaca buku-buku lainnya diyakini bahwa slide salah ketik.
Ada beberapa hal masih belum jelas dalam hal ini karena keterbatasan kepustakaan dan kesulitan materi yang masih terbatas. Setelah mendapatkan
15
penjelasan dari narasumber dalam pleno disimpulkan bahwa dalam kasus ini yang harus didalami adalah mengenai mikroorganisme yang mampu menyebabkan diare beserta patogenesis dari mikroorganisme tersebut dalam menyebabkan diare.
Kesimpulan:Pada kasus ini si penderita mengalami disentri karena infeksi oleh kista
entamoeba histolytica.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni A. Adjung. Entamoeaba histolytica. Prof.dr.Srisasi Gandahusada, Drs.H.Henry D.Ilahude DAP&E,Prof.dr.Wita Pribadi,dkk,in Parasitologi kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000; 113-120.
Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse. Patogenesis Infeksi Bakteri. Geo F.Brooks, in Janet S.Butel, Stephen A. Morse, Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.2008; 149-161.
Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse. Patogenesis & Pengendalian Penyakit Virus, in Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse, Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.2008; 404-422.
Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse. Bakteriologi, in Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse, Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.2008; 149-375.Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse. Rotavirus, in Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse, Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.2008; 515-518.
Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse. Mikologi Kedokteran, in Geo F.Brooks, Janet S.Butel, Stephen A. Morse, Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.2008; 635-669.
16
Sherwood, Lauralee. Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu . In Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC 2001; 596-605.
www.metacrawler.com
www.yahoo.com
www.google.com
Junqueira, Luiz Carloz. Susunan Saraf Pusat . In Luiz Carloz Junqueira. Histologi Dasar: Teks dan Atlas edisi 10. Jakarta: EGC 2004; 163-168.
Snell, Richard S. Bagian-Bagian Otak. In Richard S Snell. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran edisi 6. Jakarta: EGC 2006;757-760.
Snell, Richard S. Pendarahan Otak. In Richard S Snell. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran edisi 6. Jakarta: EGC 2006;761-762.
Kumar, Vinay. Cotran, Ramzi S. Robbins, Stanley L. Hemofilia A dan B. In Vinay Kumar, Ramzi S Cotran & Stanley L Robbins. Buku Ajar Patologi Robbins edisi 7 volume 2. Jakarta:EGC 2007; 505
17