Makalah Idris ...

30
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBERHASILAN SISWA Oleh: Muhammad Idris Hasanuddin. S.Pd.I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan individu berbeda. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa, karena itu pendidikan pada dasarnya merupakan usaha manusia ( pendidik ) untuk dengan penuh tanggungjawab membimbing anak menjadi dewasa. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan siswa tersebut. Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang (anak didik ) mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya, dan itu merupakan salah satu pertanda bahwa orang itu telah belajar, karena belajar adalah suatu

description

yo idris ...yo yo yo ...jadi kenapa mi ...sgdghdfhdgshiuvnheoihefoashfvmlsf

Transcript of Makalah Idris ...

Page 1: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN RELEVANSINYA DENGAN

KEBERHASILAN SISWA

Oleh: Muhammad Idris Hasanuddin. S.Pd.I

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar

menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota

masyarakat dalam lingkungan individu berbeda. Pendidikan tidak hanya mencakup

pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan

kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa, karena itu

pendidikan pada dasarnya merupakan usaha manusia ( pendidik ) untuk dengan

penuh tanggungjawab membimbing anak menjadi dewasa. Usaha sadar tersebut

dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para

siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat

keberhasilan siswa tersebut.

Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang (anak didik ) mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan atau sikapnya, dan itu merupakan salah satu pertanda bahwa orang itu

telah belajar, karena belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya dan proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan, interaksi atau hubungan

timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya

proses belajar mengajar. Interaksi dalam terjadinya proses belajar mengajar

mempunyai arti yang luas tidak sekedar hubungan guru dan siswa, tetapi berupa

interaksi edukatif dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi

pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Page 2: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Interaksi edukatif dapat berlangsung, baik dilingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat. Namun interaksi yang penulis maksud di sini adalah interaksi

edukatif yang berlangsung secara khusus dengan ketentuan-ketentuan tertentu di

lingkungan sekolah lazim disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar

mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan

tugas mengajar disatu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/ subjek belajar)

yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain.1

Namun dalam realitas terkadang proses interaksi tersebut tidak berjalan

secara optimal, misalnya terkadang kita dapatkan di mana seorang guru dalam

menghadapi murid-murid tidak komunikatif, mendominasi kelas dan bersikap

otoriter yang tidak pada tempatnya, siswa pasif dan hanya dijadikan sebagai objek

pelajaran, sehingga siswa cenderung malas dan tidak kreatif, akhirnya terkadang kita

dapati anak yang setelah berakhirnya proses belajar mengajar tidak mengalami

perubahan yang berarti baik dari segi pemahaman maupun perubahan tingkah laku.

Oleh karena itu, dituntut upaya dari para guru untuk mengelola proses interaksi untuk

meningkatkan keberhasilan siswa.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang sedang kita kembangkan

sekarang, maka perlu kiranya diantisipasi tentang bagaimana proses interaksi yang

diterapkan oleh pendidik selama proses itu berlangsung guna menunjang

keberhasilan anak didik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan beberapa

permasalahan yang dijadikan sebagai pokok pembahasan dalam penyusunan

Makalah ini. Masalah tersebut dapat dirinci dan dibatasi sebagai berikut :

1. Bagaimana interaksi belajar mengajar

2. Apakah interaksi belajar mengajar mempunyai pengaruh yang signifikan

dengan keberhasilan siswa.

II. PEMBAHASAN

1 Drs. H. Abu Ahmadi, Drs Joko Tripasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997) h. 118

2

Page 3: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

A. Interaksi Belajar Mengajar

1. Pengertian

Hidup bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk

perhubungan, di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam

hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Proses interaksi itu

mungkin terjadi, karena kenyataan bahwa manusia pada hakekatnya memiliki sifat

sosial yang besar. Setiap proses interaksi terjadi dalam ikatan suatu situasi, tidak di

tempat atau ruang yang hampa. Dengan demikian, maka ada berbagai jenis situasi

yang memberi kekhususan pada proses interaksi, misalnya interaksi belajar mengajar

atau interaksi edukatif. Namun dalam uraian ini akan dibatasi penjelasan mengenai

interaksi belajar mengajar.

Menurut Sardiman A.M. yang disadur oleh Abu Ahmadi dan Joko

Triprasetyo memberikan defenisi interaksi belajar mengajar sebagai berikut:

Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar disatu pihak, dan warga belajar (siswa, anak didik/ subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.2

Winarno Surachman memberikan defenisi Interaksi belajar mengajar sebagai

suatu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan3. Tujuan dalam

melakukan interaksi belajar mengajar tertuang dalam TIK yang merupakan tujuan

yang eksplisit, interaksi belajar mengajar diarahkan agar aktivitas berada pada pihak

anak didik. Hal ini menjadi keharusan, karena memang anak didik menjadi orientasi

dari setiap proses atau langkah kegiatan belajar mengajar.

Defenisi lain dari interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif adalah

sebagai berikut:

Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru(pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem pengajaran. Interaksi belajar mengajar merupakan faktor penting dalam usaha mencapai

2 Drs. Abu Ahmadi, Drs Joko Tripasetyo, lot. cit. 3 Ibid. h.118

3

Page 4: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

terwujudnya situasi belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.4

Dari uraian di atas , maka dapat dipahami bahwa tercapainya tujuan proses

belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan

usaha terciptanya interaksi yang antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta

didik (murid) yang belajar.

2. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar

Berikut ini akan dirumuskan beberapa dasar interaksi belajar mengajar

a. Interaksi bersifat edukatif

Suatu interaksi dikatakan memiliki sifat edukatif bukan semata ditentukan

oleh bentuknya melainkan oleh tujuan interaksi itu sendiri. “Interaksi dikatakan

sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik,

untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya”.5

Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa interaksi

bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya, sesuai cita-

citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara.

b. Interaksi menghasilkan perubahan tingkah laku

Dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku dari siswa sebagai

hasil belajar, dimana siswa sebagai subjek belajar. Siswalah yang terutama

menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar dalam interaksi

c. Peranan guru dalam proses interaksi belajar mengajar

Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar

mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan interaksi belajar mengajar. Adapun

peranan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain:

a) Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi dan

kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar.

4 Drs.B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997) , h. 156

5 Sardiman A.M. , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet. IX; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 8

4

Page 5: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

b) Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan

kepada siswa agar mampu belajar dengan lancar.

c) Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat

agar siswa mau dan giat belajar.

d) Sebagai organisatoris, ialah mengorganisasikan kegiatan

belajar mengajar siswa maupun guru.

e) Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat

memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa.6

Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru dalam interaksi belajar

mengajar sangat dibutuhkan demi sukses dan lancarnya kegiatan belajar mengajar

sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

d. Interaksi sebagai proses belajar mengajar

Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar

mengajar, proses belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda tetapi

membentuk satu kesatuan, dua hal yang menyatukannya adalah interaksi tersebut.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedang mengajar adalah

kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan oleh guru sangat

mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

R. Ibrahim mengemukakan bahwa Dalam interaksi belajar mengajar terjadi

proses pengaruh mempengaruhi bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa tetapi

siswa juga dapat mempengaruhi guru7 Pengaruh mempengaruhi tersebut

tergantung pada strategi ataupun metode serta pendekatan yang digunakan dalam

proses belajar mengajar seperti apabila guru mengajar dengan menggunakan strategi

atau pendekatan exposition peranan lebih aktif dimainkan oleh guru sedang siswa

peranannya lebih pasif. Interaksi dalam hal ini hanya terjadi antara guru dan siswa,

sedangkan proses belajar mengajar yang mengaktifkan siswa seperti belajar inkuiri,

6 Dra. Roestiyah N.K, Masalah Pengajaran (Sebagai Suatu Sistem) (Cet. III; Jakarta: PT Rineka Cipta. 1994) , h.37-38

7 R. Ibrahim, Nana Syaodi S, Perencanaan Pengajaran, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.31

5

Page 6: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

pemecahan masalah, dan lain-lain, siswa berperan lebih aktif. Sehingga dalam hal ini

siswa sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya dengan guru tetapi dengan

manusia-manusia sumber yang lain.

e. Interaksi membutuhkan sarana.

Di dalam interaksi belajar mengajar, harus mempertimbangkan alat, sarana

dan media yang akan digunakan. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.8 Dalam hal ini alat utama yang dipakai

dalam interaksi belajar mengajar memegang peranan penting . Media apa yang

digunakan dalam interaksi belajar mengajar tersebut, untuk menciptakan situasi

kondisi interaksi belajar mengajar yang tepat kita harus melihat media apa yang ada

dan dapat digunakan serta tepat dalam menunjang tercapainya tujuan secara efektif

dan efisien

Bila semua dasar-dasar interaksi belajar mengajar tersebut telah

diperhitungkan dalam mendasari pengajaran, maka diharapkan kegiatan dalam

interaksi belajar mengajar dapat berhasil.

3. Faktor-Faktor Interaksi Belajar Mengajar

Sebagaimana diketahui bahwa proses pengajaran pada hakekatnya merupakan

rangkaian kegiatan komunikasi antara subjek didik, guru dan peserta didik.

Komunikasi antara dua subjek ini dipengaruhi oleh berbagi faktor :

a. Faktor tujuan

Interaksi adalah kegiatan yang sadar akan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang

diharapkan setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Dra. Roestiyah N. K mengemukakan setiap guru yang akan mengajarkan satu

unit bahan pelajaran, harus terlebih dahulu merumuskan tujuan instruksional dari

materi yang akan diajarkan itu. Tujuan instruksional itu sebagai pedoman dan

pengarahan bagi jalannya proses mengajar, sehingga menimbulkan interaksi belajar

mengajar yang efektif.9

8 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Cet I;Jakarta: RinekaCipta, 2000), h. 19

9 Dra. Roestiya N.K. , op .cit., h. 46

6

Page 7: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Tujuan instruksional ini yang pertama kali harus dirumuskan. Sebab tanpa

adanya tujuan yang jelas, proses interaksi tidak akan berjalan secara optimal, proses

interaksi ini bertujuan untuk menetapkan isi dari interaksi tersebut serta berfungsi

untuk menetapkan kemanakah tujuan pengajaran itu diarahkan.

b. Faktor bahan/ materi

Setelah tujuan dirumuskan, harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran

yang sesuai dengan kondisi tingkatan murid yang akan menerima pelajaran.

Guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

Penguasaan bahan oleh guru seyogyanya mengarah kepada spesifik atas ilmu atau

kecakapan yang diajarkan.10 Mengingat isi, sifat dan luasnya ilmu maka guru harus

mampu menguraikan ilmu atau kecakapan atau apa-apa yang diajarkannya ke dalam

ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.

Guru juga dituntut memiliki kemampuan mengorganisasikan materi itu,

sehingga dapat menyusun kegiatan belajar mengajar yang efisien dan ruang lingkup

serta skuensa yang sistematis dan logis.

c. Faktor guru dan peserta didik.

Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi pengajaran. Guru

sebagai pihak yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajaran, sedang

peserta didik sebagai pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan

kemanfaatan dari peristiwa pengajaran yang terjadi. Guru sebagai pengarah dan

pembimbing berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedang peserta didik adalah

sebagai yang sedang menuju pada arah tujuan melalui aktifitas dan berinteraksi

langsung dengan ligkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru. Jadi kedua

pihak( guru dan peserta didik) sebagai dua subjek pengajaran sama-sama menempati

status yang penting.

Disamping itu faktor guru dan siswa merupakan unsur yang sangat berperan

dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Salah satunya dengan adanya contact

10 Drs. Ahmad Rohani HM dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 106

7

Page 8: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

hours atau jam-jam bertemu antara guru dan siswa11. Dalam saat itu dapat

dikembangkan komunikasi dua arah, guru dapat menanyai dan mengungkapkan

keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan dan hambatan

yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang

humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa.

Berhasil dalam artian tidak sekedar tahu dan medapat nilai ujian yang baik, tetapi

akan menyentuh soal sikap mental dan tingkah laku.

d. Faktor metode

Metode merupakan alat yang harus dipilih dan dipergunakan guru dalam

menyampaikan bahan pelajaran (materi). Metode adalah suatu cara kerja yang

sistematis dan umum12 ia berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin

baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi tidak ada satu

metodepun yang dikatakan paling baik dipergunakan bagi semua macam usaha

pencapaian tujuan, baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan berhasilnya metode adalah tujuan

yang akan dicapai.

e. Faktor situasi

Situasi adalah suasana belajar atau suasana pengajaran, termasuk dalam

pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan keadaan peserta didik seperti

semangat belajar, juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas pengajaran yang

berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu

metode

Situasi pengajaran yang kondusif sangat menentukan bahkan menjadi

salah satu indikator terciptanya interaksi pengajaran yang sifatnya edukatif.

B. Keberhasilan Siswa

1. Pengertian keberhasilan

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan

berhasil, bila setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan 11 Sardiman. A. M. Op. cit., h. 14512 Ibid. , h. 116

8

Page 9: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada

kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu

proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila

tujuan instruksional khusus (TIK)nya dapat tercapai13

Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif

setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus (TIK)

yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik

kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan

program remedial bagi siswa yang belum berhasil.

Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahkan pengajaran

dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus

dari bahan tersebut.

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa

Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru

berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan

baik dan sistematis. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi

kegagalan yang ditemui, disebabkan oleh berbagai faktor yang juga sebagai

pendukungnya. Berbagai faktor yang dimaksud adalah tujuan, guru, anak didik

kegiatan pengajaran, alat evaluasi dan bahan evaluasi

Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sarana yang akan dicapai dalam

kegiatan belajar mengajar, kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar

berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tujuan dapat

memberikan arah yang jelas dan pasti ke mana kegiatan pembelajaran akan dibawa

13 Drs. Syiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 119

9

Page 10: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

oleh guru.14 Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran, sedikit

banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang

dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak

didik. Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan.

Tujuan adalah suatu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

mengajar dalam setiap pertemuan kelas.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang

profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik

menjadi orang yang cerdas15

Peranan guru dalam hubungannya dengan murid menurut situasi interaksi

sosial yang dihadapinya, salah satunya yaitu situasi formal, seperti yang dikatakan

oleh S Nasution yakni:

Dalam usaha guru mendidik dan mengajar anak didik dalam kelas guru harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya, artinya ia harus mampu mengendalikan, mengatur dan mengontrol kelakuan anak16

Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari

kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik menjadi

orang yang berilmu pengetahuan berkepribadian.

c. Anak didik

Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang

tuanyalah yang memasukannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu

pengetahuan. Kepercayaan orang tua diterima guru dengan kesadaran dan penuh

keikhlasan dan rasa tanggung jawab

14 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 1715Ibid., h. 12616 Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Sosiologi Pendidikan, (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara), h. 92

10

Page 11: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Anak didik merupakan unsur manusiawi yang diyakini sangat mempengaruhi

kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yakni keberhasilan

belajar mengajar17

Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berbagai hal seperti minat belajar

siswa yang berlainan, hal ini dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.

Biasanya pelajaran yang disenangi, dipelajari oleh anak dengan senang hati pula.

Sebaliknya pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari oleh anak, sehingga

tidak heran bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh anak, akibatnya hasil

ulangan anak itu jelek. Jika demikian proses belajar dikatakan tidak berhasil.

d. Kegiatan pengajaran

Pola umum kegiatan adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak

didik dengan bahan sebagai perantara. Guru yang mengajar anak didik yang belajar.

Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan

belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam ligkungan belajar

yang telah diciptakan oleh guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang guru ambil akan

menghasilkan kegiatan anak yang bermacam-macam. Strategi penggunaan metode

mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.18penggunaan metode

mengajar juga mempengaruhi tinggi rendahnya mutu keberhasilan belajar mengajar.

Dengan demikian, kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi

keberhasilan belajar mengajar.

e. Bahan dan alat evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat dalam kurikulum yang

sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan, biasanya bahan pelajaran

itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik.

Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan

kegiatan belajar mengajar.

17 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, op. cit.,h. 12918 Ibid . , h. 130

11

Page 12: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Bahan dan alat yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar

adalah test. Tes seringkali diadakan sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan,

keterangan itu kemudian dipakai membuat ramalan mengenai murid.19 Akan tetapi

lebih dari itu tes merupakan pula alat penolong di dalam motivasi murid karenanya,

tes dapat dipandang sebagai alat pembantu mengajar yang baik. Dengan demikian

tes tidak hanya memiliki nilai produktif tetapi juga nilai edukatif. Dalam menjalani

tes sekaligus murid itu belajar apabila alat evaluasi tersebut diadakan sedemikian

rupa sehingga prosedur pelaksanaannya memungkinkan murid itu untuk segera

mengetahui kemajuan dan kelemahannya.

Disamping faktor yang telah disebutkan di atas keberhasilan siswa juga

sangat tergantung pada beberapa aspek dibawah ini.

Adapun aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah

sebagai berikut :

a. Aspek internal; menyangkut seluruh aspek

pribadi siswa, baik yang menyangkut fisik/jasmani maupun yng

menyangkut mental psikisnya.

Adapun yang menyangkut fisik adalah :

1. Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang darah

ataupun ada gangguan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,

tidur, olahraga, rekreasi dan ibadah. Oleh karena itu kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya

2. Faktor cacat tubuh

19 Winarno Surachman. Metodologi Pengajaran Nasional. (CV. Jenmars : Bandung), h. 144

12

Page 13: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan, seperti buta, tuli, patah

kaki dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Siswa yang cacat tubuh, belajarnya juga akan terganggu.20

Adapun yang menyangkut psikis adalah:

1. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk mengahadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.21

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaiknya,

semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin

kecil peluangnya meraih sukses.22

2. Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek

(benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar

yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian

siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka belajar.23

20 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), h. 54

21 Ibid., h. 5622 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet. V; Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 13423 Slameto, loc. cit.

13

Page 14: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Sehingga mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

tersebut.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa

senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

belajar.

4. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih.24 Orang yang berbakat mengetik misalnya akan lebih cepat

dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang yang

kurang/ tidak berbakat di bidang itu. Jadi jelaslah bahwa bakat itu

mempengaruhi belajar siswa

5. Motivasi

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,

akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang

menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya

penggerak/pendorongnya.

24 Tulus Tu’u,S.Th., Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Cet. I; Jakarta: PT Grasindo, 2004), hal. 79

14

Page 15: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, sehingga dapat

mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa tersebut.

6. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

behubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan

dalam proses belajar, karena jika siswa ada kesiapan belajar, maka

hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Aspek eksternal; faktor eksternal siswa terdiri

atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

nonsosial.25

1. Lingkungan sosial

a. Lingkungan sosial sekolah

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu

menunjukkan perilaku yang simpatik dan suri tauladan yang baik,

dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar

siswa.

Salah satu faktor yang paling banyak mempengaruhi

dalam proses belajar mengajar adalah faktor guru itu sendiri.

Suryosubroto mengemukakan faktor-faktor yang melekat pada guru

yang berpengaruh itu sebagai berikut :

1. Kepribadian

2. Penguasaan bahan

3. Penguasaan kelas

25 Muhibbin Syah, op. cit., h. 137

15

Page 16: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

4. Cara guru berbicara

5. Cara menciptakan suasana kelas

6. Memperhatikan prinsip individualitas

7. Akhirnya sebagai seorang guru yang baik, haruslah bersifat

terbuka, mau bekerja sama, tanggap terhadap inovasi, serta mau

dan mampu melaksanakannya eksperimen-eksperimen dalam

kegiatan mengajarnya.26

Oleh karena itu faktor guru dan cara mengajarnya merupakan

faktor yang penting, terutama dalam mengajar di sekolah. Bagaimana

sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang

dimiliki guru dan bagaimana cara mengajarkan pengetahuan itu

kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang

dicapai anak.

b. Lingkungan masyarakat

Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam

masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang

mempunyai kebiasaan yang kurang baik akan berpengaruh terhadap

belajar anak.

c. Lingkungan keluarga

Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, semuanya dapat memberikan dampak baik maupun buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa dalam belajar.

2. Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar

26 B. Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 163

16

Page 17: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa.27

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa banyak hal

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, terdiri dari faktor internal

siswa dan eksternal siswa. Guru yang termasuk faktor eksternal siswa,

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap pencapaian hasil

belajar anak didiknya. Oleh karena itu, seorang guru harus melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dengan kinerja yang tinggi.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya serta setelah

menelaah secara mendalam mengenai tulisan ini, kiranya dapat disimpulkan bahwa :

1. Secara umum interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran sangat menentukan pencapaian prestasi siswa. Pola pembinaan

lingkungan memgang peranan penting dalam membentuk karakter, sikap,

tanggung jawab, dan skill siswa. Dengan membentuk situasi pembelajaran

yang kondusif baik bagi guru dan siswa akan menumbuhkan persepsi positif

tentang proses pendidikan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi belajar mengajar dengan

keberhasilan belajar siswa Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal

balik antara guru(pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem

pengajaran. Interaksi belajar mengajar merupakan faktor penting dalam usaha

mencapai terwujudnya situasi belajar mengajar yang baik dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran

B. Saran-saran

27 Muhibbin Syah, op. cit., h. 217

17

Page 18: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

Penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan pada bagian akhir

makalah ini sebagai berikut :

1. Disarankan kepada para guru agar sering melakukan umpan balik dengan

anak didiknya dalam suasana interaktif dan komunikatif, selama

berlangsungnya proses belajar mengajar, pendidik dan peserta didik harus

senantiasa berinteraksi dan bertukar pikiran dalam suasana dialogis agar

tujuan yang ingin dicapai bisa terwujudkan.

2. Guru adalah orang yang melakukan transfer nilai atau ilmu pengetahuan

terhadap anak didik, maka untuk itu disarankan agar dapat melakukan transfer

nilai dengan baik, seorang guru harus memiliki keterampilan dalam

mengelola interaksi belajar mengajar agar anak didiknya bisa menerima apa

yang disampaikan kepadanya sehingga dapat berhasil dalam studinya.

3. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan kajian yang lebih

mendalam tentang keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi pengaruh

interaksi belajar mengajar, demikian juga dapat ditinjau dari segi lainnya

yang dapat menentukan atau menunjang meningkatnya keberhasilan siswa,

sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan.

18

Page 19: Makalah Idris  xcabczxzbczzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.....

DAFTAR PUSTAKAAmin, Ahsin. Pengelolaan Kelas Dan Interaksi Belajar Mengajar, Cet. III; ujung

pandang: IKIP UP, 1990.

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bandung, CV Pustaka Sari, 1996.

Balai penerbitan, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi Tesis dan Disertasi) ( Edisi Revisi) 1997.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet I;Jakarta: RinekaCipta, 2000.

Faisal, Sanapiah. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1985.

Nasution. S. M.A, Sosiologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1998.

Ibrahim. R, Nana Syaodi S, Perencanaan Pengajaran, Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Roestiyah N.K, Masalah Pengajaran (Sebagai Suatu Sistem). Cet. III; Jakarta: PT Rineka Cipta. 1994.

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Edisi I. Cet. V; Jakarta: Rajawali Pers, 1994.

Soekanto, Soerdjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 1986 .

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet II; Bandung; Sinar Baru, 1989.

Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Cet; Bandung; Sinar Baru, 1989

Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Cet. I; Jakarta: PT Dineka Cipta, 1997.

Surahman Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. CV. Jenmars: Bandung

Rohani, Ahmad. HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1995.

19