makalah gametogenesis

download makalah gametogenesis

of 7

Transcript of makalah gametogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur dari oogonia dan berlangsung di dalam ovarium hewan betina. Yatim (1994:80), menyebutkan bahwa seperti halnya pada proses spermatogenesis, proses oogenesis juga memiliki tahapan, yaitu: 1. Proliferasi (perbanyakan) 2. Meiosis 3. Transformasi atau pematangan Sadler (2010:28-30), menjelaskan bahwa pada wanita genetik, setelah tiba di gonad sel germinativum primordial berdeferensiasi menjadi oogonia. Sel-sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitotik, dan pada akhir bulan ketiga sel-sel ini tersusun dalam kelompok-kelompok yang dikelilingi oleh satu lapisan sel epitel gepeng. Sebagian besar oogonia terus membelah dengan mitosis, tetapi sebagian diantaranya terhenti pembelahannya pada tahap profase meiosis I dan membentuk oosit primer, dan selama beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat, dan pada akhir bulan kelima perkembangan prenatal, jumlah total sel germinativum di ovarium mencapai maksimal, diperkirakan 7 juta. Pada waktu ini, sel-sel mulai mati, dan banyak oogonia serta oosit primer menjadi atretik. Pada bulan ketujuh, sebagian besar oogonia telah mengalami degenerasi kecuali beberapa yang terletak dekat dengan permukaan. Semua oosit primer yang bertahap hidup telah masuk ke tahap profase meiosis I, dan sebagian besar diantaranya masing-masing dibungkus oleh satu lapisan sel epitel gepeng. Oosit primer, bersama dengan sel epital gepeng disekitarnya, dikenal sebagai folikel primordial.

Gambar. Folikel Primordial (Sumber:http;//dc160.4shared.com/doc/ )

Menjelang kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase meiosis I, tetapi sel-sel ini tidak melanjutka pembelahan ke tahap metaphase namun masuk ke stadium diploten, suatu tahap istirahat selama profase yang ditandai oleh adanya jala-jala kromatin. Oosit primer tetap tertahan di profase dan tidak menuntaskan pembelahan meiotik pertama mereka sebelum pubertas tercapai. Keadaan ini ditimbulka oleh oocyte maturation inhibition (OMI), suatu peptida kecil yang dikeluarkan oleh sel folikular. Saat pubertas, terbentuk cadangan folikel yang terus tumbuh dan dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan 15 sampai 20 folikel yang terpilih dari cadangan tersebut memulai proses pematangan, melewati tiga stadium: (1) primer atau pre-antral, (2) sekunder atau antral, dan (3) pre-ovulasi (folikel graaf). Stadium antral adalah stadium yang paling lama, sedangkan stadium pre-ovulasi berlangsung selama sekita 37 jam sebelum ovulasi. Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang, tetapi biasanya hanya satu yang mencapai kematangan sempurna. Yang lain berdegenerasi dan menjadi atretik. Ketika folikel sekumder telah matang, lonjakan luteining hormone (LH) akan memicu fase pertumbuhan preevolusi. Meiosis I tertuntaskan sehingga terbentuk dua sel anak dengan ukuran berbeda, masing-masing dengan 23 kromosom berstuktur ganda. Satu sel, oosit sekunder, mendapat sebagian besar sitoplasma; yang lain, badan polar pertama, hampir tidak mendapat sitoplasma sama sekali. Badan polar pertama terletak antar zona pelusida dan membrane oosit sekunder di ruang perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II tetapi terhenti pada tahap metaphase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II diselesaikan hanya jika oosit dibuahi; jika tidak, sel akan mengalami degenerasi sekitar 24 jam setellah ovulasi. Badan polar pertama juga mengalami pembelahan kedua.

Gambar. Proses Oogenesis (Sumber: http://2bp.blogspot.com/)Ovulasi terbagi atas 3 fase yaitu: a. Fase pra-ovulasi Tahap pra-ovulasi aialah jangka waktu antara hari pertama haid sampai saat ovulasi (Suryo;2010:71).Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Sebelumnya, Hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Karena itulah fase pra-ovulasi juga di sebut sebagai fase poliferasi (Betharia, 2004).b. Fase ovulasi Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur yang telah matang dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk di buahi. Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. Dan LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi dan umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14 (Betharia, 2004).

c. Fase pasca-ovulasi Tahap pasca-ovulasi ialah jangka waktu antara ovulasi sampai hari pertama haid berikutnya (Suryo;2010:71). Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya (Betharia, 2004).

Gambar. Siklus Menstruasi (Sumber: http://intanriani.files.wordpress.com/2009/03/hormones1.jpg?w=570)

Gambar. Ovarium (Sumber: http://www.google.com/)

Gambar. Folikel De Graff (Sumber:http://lh5.ggpht.com/ )

Susunan sel telurOosit sebagai suatu sel mempunyai membran plasma, ooplasma, dan inti. Ketika oosit tumbuh dan berbagai bahan ditimbun di dalam ooplasma, terbentuk suatu pola pada sel telur, salah satu pola organisasi pada sel telur adalah polaritas telur, yaitu dibentuknya dua kutub telur yang berlawanan. Inti telur lebih kurang terletak lebih dekat pada salah satu kutub yang disebut kutub anima. Kutub yang berlawanan disebut kutub vegetatif, pada kutub ini ditimbun yolk sebagai bahan nutrisi bagi perkembangan embrio. Ketika oosit melakukan meiosis, inti mendekati kutub ini,. Hal ini membantu untuk mengenali kutub anima dari kutub vegetatif pada telur yang mempunyai penyebaran yolk yang merata.Berdasarkan jumlah dan penyebaran yolk, telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe telur:

Gambar. Tipe Telur (Sumber: http://1.bp.blogspot.com/)Telur iso-/ homo-/oligolesital. Jumlah yolk relatif sedikit dan tersebar merata di sitoplasma telur. Terdapat pada telur echinodermata, Amphioxus, mamalia.Telur telolesital. Jumlah yolk lebih banyak dan penyebarannya tidak merata. Yolk terkumpul pada daerah vegetatif sehingga di daerah anima relatif lebih banyak terdapat sitoplasma telur. Terdapat pada telur-telur amfibia.Telur megalesital/ telolesital ekstrem. Jumlah yolk sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak ke permukaan telur. Telur tipe ini berukuran besar seperti halnya telur-telur burung, reptilia.Telur sentrolesital. Yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan sitoplasma telur terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh: telur Arthropoda.Lapisan plasma di bawah membran plasma sebagai lapisan korteks telur. Pada membran oosit masak terdapat struktur-struktur khusus yang disebut granula korteks, dengan diameter 0,8 m pada Echinodermata dan 2 m pada katak. Masing-masing granula dikelilingi oleh suatu membran sederhana dan mengandung mukopolisakarida. Granula korteks mempunyai peranan penting pada fertilisasi. Pada lapisan korteks hewan-hewan tertentu terdapat pula granula pigmen (katak).Yolk merupakan makanan cadangan bagi perkembangan beberapa macam embrio. Yolk dapat terdiri atas protein dengan beberapa lipida (protein yolk), macam lainnya terutam mengandung fosfolipida, lemak dan sedikit protein (fatty yolk). Pada hewan vertebrata, yolk dibentuk di hati dan dibawa dalam bentuk terlarut oleh aliran darah ke ovarium. Di ovarium, yolk ditransfer oleh sel folikel ke dalam oosit untuk kemudian dikemas oleh mitokondria menjadi keping-keping yolk.Selaput telurOosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pelindung atau sebagai selaput yang dapat mengenal sperma sejenisnya. Banyak telur membuat selaput khusus di antara permukaan membran selnya dan membran sel folikel. Selaput ini disebut membran vitelin (pada Mollusca, serangga, amfibia, burung) , korion (pada ikan), dan zona pelusida (pada mamalia). Pada telur-telur tertentu, sebagai tambahan masih terdapat selaput lain yang d buat oleh kelenjar-kelenjar saluran telur, yaitu selaput lendir pada katak, putih telur dan cangkang pada telur-telur burung dan reptilia.

Daftar RujukanAnwar, Ruswana. 2005. Morfologi dan Fungsi Ovarium. Jurnal penelitian