Makalah Filsafat-Filsafat Dan Agama

download Makalah Filsafat-Filsafat Dan Agama

of 23

description

Uploader : Agung CP

Transcript of Makalah Filsafat-Filsafat Dan Agama

1

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDewasa ini peran agama seakan terlihat berjarak jauh dengan perilaku masyarakat penganutnya, di negara yang dihuni komunitas yangn bisa dikatakan taat beragama seperti Indonesia, mengapa tindakan-tindakan negatif lebih dominan mencuat kepermukaan dibandingkan tindakan positif. Seperti halnya saja kasus korupsi tetap saja merajalela bahkan membudaya, ketidakdisiplinan menjadi gaya hidup yang sulit dirubah, pengedar dan pemakai narkoba seakan-akan tidak pernah habis diberantas, tidak jerakah atas snaksi hukum yang mengancam, bahkan pada lihat di televisi bermunculan wajah-wajah baru, tidak kenal apapun statusnya, mulai dari preman, ibu rumahtangga, kalangan artis hingga kakek yang sudah berusia senja yang seharusnya pada usia seperti itu memperbanyak amal sebagai bekal diakhirat nanti. Karena makin meningkatnya kasus negatif, nampaknya media elektronik juga menjadikan sebuah tindakan negatif sebagai sebuah program khusus dalam pemberitaan karena lebih menjual dan menarik perhatian para penonton, berita mengenai kriminal merupakan informasi yang bisa terjadi kapan saja dimana saja, selama masih ada niat, waktu dan kondisi yang tepat bagi sipelaku untuk melakukan aksinya. Kita lihat pada saluran televisi swasta nasional kita, ada sebuah program berita yang khsus menyiarkan kasus-kasus kriminal saja, dari durasi awal sampai akhir, mulai kasus pelecehan seksual hingga pembunuhan dengan sadis pemotongan mayar seorang manusia (kanibal) yang tidak berprikemanusian. Pemicunya terkadang hanya maslah sepele yaknitidakbisa mengontrol rasa cemburu yang berlebih, akhirnya terbesit bisikan setan untuk menghabisi nyawa pasangannya dengan berbagai cara, setelah membunuh, sipelaku tersadar apa yang telah diperbuatnya, karena tidak ingin dipenjara maka sipelku bingung bagaimana menghilangkan jejak, kemudian membuang mayat tersebut ke sungai yang

1

2 sebelumnya dipotong-potong terlebih dahulu supaya biladitemukan warga mayatnya tidak dapat dikenali, tapi dengan berjalannya waktu perbuatan jahat pasti akan dicurigai dan terungkap siapa pelaku sebenarnya karena tim penyidik sudah semakin profesonal, lihat saja pada kasus ryan di Jombang, Jawa Timur yang sudah membunuh belasan nyawa pada akhirnya juga terungkap, sepintar-pintarnya monyet meloncat pasti akan jatuh jua. Oleh karena itu sekian banyak masalah kriminal yang kita saksikan dimasyarakat mar kita memahami apa selebarnya yang kurang dalam hidup ini, intinya adalah mari kita lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknyadan memahami apa peran dan fungsi agama tersebut dalam kehidupan. Dalam bahasa Indonesia agama berasal dari bahasa Sansakerta yang artinya tidak kacau, diambil dari dua sukus kara a berarti tidak dan gama berarti kacau. Secara lengkap agama ialah peraturan yang mengatur manusia agar tidak kacau. Menurut maknanya, kara agama dapat disamakan dengan kata relegion (Inggris), relegie (belanda), dan dalam bahasa Arab dengan kata Dien. Tetapi pada dasarnya agama bukanlah hanya sekedar huruf huruf yang terangkai menjadi sebuah kata agama memiliki sejarah perkembangan,ciri atau karakteristik ,unsure unsure, fungsi, serta memiliki beberapa hubungan dengan aspek kehidupan dunia lainnya diantaranya adalah filsafat.

B. RUMUSAN MASALAHDari latar belakang seperti yang disebutkan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimanakah asal-usul unsure-unsur agama? 2. Bagaimanakah dalam kehidupan umat Islam? 3. Bagaimanakah hubungan antara agama dengan filsafat?

3

BAB II PEMBAHASANA. ASAL USUL AGAMAPada hakekatnya setiap Manusia mendambakan kebahagiaan, baik di-Dunia maupun di-Akhirat, tetapi jalan yang ditempuh untuk mencapai itu dapat sama dan ada pula yang berbeda menurut kepercayaan dan kenyakinannya masing yang melatar belakangi kehidupannya1. Manusia sejak dahulu kala sampai sekarang, masih selalu mencari hakekatnya Illahi, keyakinan dan kepercayaan adanya penguasa Jagad Raya demikian disebut dan dikenal sebagai Agama2. Semula tidak tertulis, karena manusia belum dapat membaca dan menulis, berkembang dan perkembangannya keyakinan dan kepercayaan dari mulut kemulut, kemudian terben-tuklah kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik, kisah-kisah legenda para Dewa, kisah-kisah legenda pahlawan dan kepahlawanan yang dihubungkan dengan Dewa-Dewa dan sebagainya3. Kisah-kisah demikian mempengaruhi ke-hidupan dan pola hidup

masyarakat, kemudian terbentuklah kisah-kisah rakyat yang dihubungkan dengan mitos, mistik, legenda, kisah tradisional relegius dsb. yang diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya sampai akhir jaman tidak akan dapat hilang dan kemudian kisah-kisah tersebut mempunyai otoritas/wibawa4.

1

Ajeng. 2009. Asal-usul agama. Jakarta : http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2069572-asalusul-agama/#ixzz1KQfBC0a5 2 Ibid., 3 Ibid., 4 Ibid.,

3

4 Otoritas atau wibawa itu semua diperoleh karena kisah-kisah tersebut terdapat unsur menakut-nakuti, apabila tidak ditaati perintahnya atau dilanggar larangannya dan akan memperoleh kebahagiaan apabila ditaati perintahnya5. Agama meskipun dilengkapi dengan kitab-kitab suci yang diyakini berasal dari Firman-Firman Allah, namun kisah-kisah mitos, kisah-kisah mistik, kisah-kisah legenda, kisah-kisah kerakyatan, kisah-kisah tradisional relegius dlsb. tetap mewarnai dan masih tetap hidup dikalangan masyarakat, karena mereka merasa semua kitab-kitab suci masih belum dapat menjawab persoalan-persoalan dan tantangan hidup yang mereka hadapi6. Hal tersebut dibuktikan dari kehidupan manusia yang tidak semuanya dalam satu naungan agama, meskipun masing-masing agama menurut keyakinan pemeluknya, dari Illahi7. Kitab - kitab suci terbentuk dan tertulis terkadang sulit untuk dimengerti, hal demikian dapat dimaklumi, karena tulisan dan tertulisnya jauh rentang waktunya dengan kehidupan kita8. Terbentuknya kitab-kitab suci diawali dari masa prasejarah, prailmiah, pralogika, pra-penyatuan pemikiran Barat dengan pemikiran dan tradisi Timur9. Untuk dapat memahami apa makna yang terkandung didalam kitab-kitab suci tersebut diperlukan pengetahuan latar belakang hitorisnya seperti penemuanpenemuan kepurbakala an, penemuan-penemuan para Ahli analisis, para ahli sastra atau perangkat-perangkat yang mengkritisinya, sehingga dapat diperoleh hal-hal yang mendekati pada kebenaran10.

5 6

Ibid. Kuncoro, Santoso. 1993. Sejarah Perkembangan Agama. Jakarta: http://budisugengyuliawan.blogspot.com/2010/01/makalah-perbedaan-agama-samawi-dan-ardi.html 7 Ibid., 8 Ibid., 9 Ibid., 10 Ibid.,

5 Sebagaimana kisah-kisah didalam Taurat ( Kitab sucinya Yahudi ), merupakan kisah-kisah prasejarah bangsa Israel dan Israel baru menjadi suatu bangsa setelah mereka menduduki dan menguasai tanah Kanaan, kemudian ditulis merupakan suatu rangkaian sejarah tradisional religius dengan menokohkan orangorang tertentu yang ditunjuk Illahi sebagai utusan, sekaligus simbol atau sentral religiusnya11. Tokoh sentral riligius oleh kaumnya ditempatkan pada tempat paling tinggi dan terhormat kedudukannya, dibandingkan dengan manusia-manusia lainnya dan bahkan siap mempertaruhkan nyawanya untuk membela, mempertahankan kehormatan dan ajarannya, tetapi tingkatannya masih dibawah Illahi Sang Maha Pencipta.Karena itu antara satu agama dengan agama lainnya, tidak dapat dipisahkan begitu saja dan saling kait mengkait, meskipun jauh rentang waktunya.Apa lagi kehidupan agama yang masih berdekatan, sebagaimana antara Yahudi dengan Kristen demikian pula antara, Kristen dengan Islam12. Jika diteliti dengan cermat, ketiga-tiganya menceritakan tentang sejarah Bangsa Israel dan Bangsa Arab yang dibumbui dengan pesan-pesan moral dan perbaikan aklaq yang bersumber dari Illahi dan mengaitkan kisah asal usul mereka dengan kisah permulaan alam semesta dan sejarah Manusia dimasa Purbakala. Kisah-kisah tersebut dirangkum dan dirangkai memerlukan waktu berabadabad lamanya. Penyebutan Allah didalam kelima kitab pertama Kitab Suci ( Pentateukh ), disebut dengan Yahwe (YHWH ), kemudian oleh orang Kristen disebut dengan Allah dan yang terakhir dengan TUHAN ALLAH kemudian oleh orang Islam disebut dengan ALLAH . Diawali dari Adam a.s. dan titik tolaknya di Ibrahim a.s. yang sekaligus menyatakan bahwa Bangsa Israel dengan Bangsa Arab masih mempunyai hubungan saudara.Mereka satu ayah dengan ibu yang berbeda, Bangsa

11 12

Ibid., Ibid.,

6 Israel dari Ibu Sarah berputra Ishak dan Bangsa Arab dari Ibu Siti Hajar berputra Ismail. Berkaitan dengan hal seperti yang disebutkan di atas agama memiliki unsure-unsur sebagai berikut13: 1. unsure kepercayaan terhadap kekuatan gaib Kekuatan yang gaib tersebut dapat mengambl bentuk yang bermacam macam.dalam agama primitive kakuatan gaib tersebut dapat menambil bentuk bentuk benda yang memiliki kekuatan misterius (sakti),ruh atau jiwa yang terdapat pada benda benda yang memiliki kekuatan misterius:dewa dewa dan tuhan atau allah dalam istilah yang lebih khusus dalam agama islam 2. unsure kepercayaan terhadap hidup,mati dan hari akhir dalam hal ini kebahagiaan dan kesejahteraan hdup didunia dan diakhirat nanti tergantung kepada hubunan yang baik dengan kekuaatan gaib yang dimaksud.dengan hilangnya hubungan yang baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang. Hubungan baik itu selanjutnya diwujudkan dalam bentuk peribadatan, selalu mengingatnya, melaksanakan segala perintahnya, dan menjauhi larangannya. 3. unsure respon yang bersifat emotional respon tersbut dapat berbentuk rasa takut, seperti yang terdapat pada agama yang primitive, atau perasaan cinta yang terdapat pada agama agama monoteisme. Selanjutnya respon tersebut dapat berbentu penyembahan seperti yang terdapat pada agama agama monoteisme dan pada akhirnya respon tersebut berbentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan. 4. unsure pemahaman adanya hal yang kudus atau suci dalam hal ini adanya pemahaman terhadap yang kudus dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran agama yang bersangkutan, tempat tempat tertentu, peralatan untuk menylenggarakan upacara, dan sebagainya.

13

Nata,abudin.1998.Metodologi Studi Islam.jakarta : raja grafindo persada hal 14-15

7 Pada dasarnya agama ada dua macam yaitu agama langit atau samawi dan agama bumi atau agama ardhi. ciri ciri kedua jenis agama diatas yaitu14: 1. Agama Langit atau Agama Samawi Agama samawi/wahyu disebut juga agama langit yang artinya agama yang diterima oleh manusia dari allah sang pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh rasul-nya kepada umat manusia. Adapun ciri-ciri agama samawi sebagai berikut : 1. Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat ditentukan dari tidak ada menjadi ada. 2. Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari tuhan) 3. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya,dan bukan tumbuh dari masyarakat,melainkan diturunkan kepada masyarakat. 4. Disampaikan oleh manusia yang dipilih allah sebagai utusan-nya. 5. Ajarannya serba tetap,walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia. 6. Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid). 7. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan 2. Agama Ardhy/ Agama Bumi Suatu faham yang berasal dari suatu tradisi, adat istiadat yang harus dilestarikan.Adapun ciri-ciri agama ardly/bumi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animisme. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya. Tidak disampaikan oleh utusan tuhan (rasul) Umumnya tidak memiliki kitab suci. Ajarannya dapat berubah-ubah ,sesuai dengan akal perubahan akal pikiran penganutnya. 6. Kebenaran ajarannya tidak universal,yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan.

14

Sugeng,yuliawan budi.2010. perbedaan agama samawi dan ardhi.jakarta: http://budisugengyuliawan.blogspot.com/

8 B. AGAMA DALAM KEHIDUPAN UMAT ISLAM 1. Fungsi Agama. Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah15:

Karena agama merupakan sumber moral Karena agama merupakan petunjuk kebenaran Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka. Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak

berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78 Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apaapa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya. Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu16: Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.

Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan

15

Putri,sumarni.2000.fungsi agama.bandung:http://id.shvoong.com/humanities/religionstudies/2069572-ciri-ciri-agama/#ixzz1KQLSuMx716

Ibid.,

9 Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran17. a. Fungsi Agama Kepada Manusia Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah18: a) manusia. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT b) Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini. c) Memberi rasa eitaan kepada sesuatu kelompok manusia

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

17 18

Ibid., Zulkarnain.1999.fungsi agama bagi kehidupan.bandung: dewon.wordpress.com/2007/11/04/kategori-20/ Tembolok - Mirip

10

d)

Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan social. Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat. b. Fungsi Integratif Agama Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggotaanggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompokkelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat19. c. Fungsi Disintegratif Agama. Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang

mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain20.19 20

Ibid., Ibid.

11

2.

Agama Islam dalam Segala aspek Kehidupan Manusia21 a. Dalam Bidang Agama Dalam bidang agama Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis Madjid adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau di ingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya tengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan. Disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan. Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama. b. Dalam Bidang Ibadah Dalam yuridprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh ada kreatifitas, sebab yang menciptakan atau membentuk suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bidah yang di kutuk nabi sebagai kesesatan. Ketentuan ibadah demikian termasuk salah satu bidang ajaran Islam dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankan dengan penuh ketundukan pada Tuhan sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya. c. Dalam Bidang Akidah Karakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murnibaik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib di sembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh di berikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyirik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Akidah dalam islam selanjutnya harus berpenagruh ke dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga baerbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.

d. Bidang Ilmu dan Kebuadayaan Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebuadayaan bersikap terbuka, akomodif, tetapi juga selektif untuk menerima berbagai masukan dari lua, tetapi bersamaan dengan itu jugaselektif, yakni tidak begitu21

Nata,abudin.1998.Metodologi Studi Islam.jakarta : raja grafindo persada hal 77-94

12 saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam. e. Dalam Bidang Pendidikan Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut di atas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. f. Dalam Bidang Sosial Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dilihat dari ajarannya di bidan sosial. Ajaran Islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun, khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasihati, tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Selanjutnya Islam menili bahwa ibadah yang dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama dengan orang lain nilainya lebih tinggi daripada shalat yang di lakukan secara perorangan, dengan perbandingan 27 derajat g. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat di pahami dari konsepsinya dalam bidang kehidupam. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan ehidupan akhir di capai dengan dunia. Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agam harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia. h. Dalam Bidang Kesehatan Ciri khas Islam selanjutnya dapt dilihat dalam konsepnya mengenai kesehatan. Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prisip penjegahan lebihj diutamakan daripada penyembuhan. Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya. i. Dalam Bidang Politik Islam tidak mengajarkan ketaan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yitu ketaatan yang didasarkan pada tolak

13 ukur kebenaran dari tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasulnya maka wajib di taati. Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan rasulnya, boleh di kritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasive. Dan jika cara tersebut juga tidak di hiraukan oleh pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak dipatuhi j. Dalam Bidang Pekerjaan Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari ajarannya mengenai kerja. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Islam memandang kera yang dilakukan adalah kerja professional, yaitu kerja yang didunkung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya. Suatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya tunggulah kehancurannya. Demikian peringatan Nabi Muhammad SAW. k. Islam sebagai Disiplin Ilmu Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman. Menurut peraturan Mentri Agam republic Indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Al-Quran/ tafsir, hadis/ilmu hadis, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hokum islam (fiqh), sejarah da kebudayaan Islam, serta pendidikan Islam. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya. Karakteristik Islam yang demikian ideal itu tampak masih belum seluruhnya di jumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran Islam yang ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan. Hal ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam. C. Hubungan agama dengan filsafat Menurut prof Masroen S.H mengemukakan bahwa filafat yang sejati haruslah berdasarkan agama. Apabila flsafat tidak berdasarkan pada agama dan filsafat hanya semata mata berdasarkan atas akal pikiran saja, filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang memberikan penerangan dan keputusan adalah akal pikiran. Sementara itu, kesanggupan akal pikiran terbatas sehingga filsafat yang hanya berdasarkan hanya pada akal pikiran semata mata akan tidak sanggup member kepuasan pada manusia, terutama dalam rangka pemahamannya terhadap yang ghaib22. Hubungan antara filsafat dan agama dalam sejarah kadang-kadang dekat dan baik, dan kadang-kadang jauh dan buruk. Ada kalanya para agamawan merintis22

Ahmadi, asmoro.1995.filsafat umum.jakarta: raja grafindo persada hal 18

14 perkembangan filsafat. Ada kalanya pula orang beragama merasa terancam oleh pemikiran para filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri kadang-kadang memberi kesan sombong, sok tahu, meremehkan wahyu dan iman sederhana umat23. 1. Hubungan buruk antara filsafat dan agama Selain seperti yang disebutkan diatas tadi kadang-kadang sering terjadi bentrokan antara agama dan filsafat, di mana filosof menjadi korban kepicikan dan kemunafikan orang-orang yang mengatasnamakan agama. Socrates dipaksa minum racun atas tuduhan atheisme padahal ia justru berusaha mengantar kaum muda kota Athena kepada penghayatan keagamaan yang lebih mendalam. Filsafat Ibn Rusyd dianggap menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam, ia ditangkap, diasingkan dan meninggal dalam pembuangan. Abelard (1079-1142) yang mencoba mendamaikan iman dan pengetahuan mengalami berbagai penganiayaan. Thomas Aquinas (1225-1274), filosof dan teolog terbesar Abad Pertengahan, dituduh kafir karena memakai pendekatan Aristoteles (yang diterima para filosof Abad Pertengahan dari Ibn Sina dan Ibn Rusyd). Giordano Bruno dibakar pada tahun 1600 di tengah kota Roma. Sedangkan di zaman moderen tidak jarang seluruh pemikiran filsafat sejak dari Auflklarung dikutuk sebagai anti agama dan atheis24.

2. hubungan baik antara agama dan filsafat Pada akhir abad ke-20, situasi mulai jauh berubah. Baik dari pihak filsafat maupun dari pihak agama. Filsafat makin menyadari bahwa pertanyaanpertanyaan manusia paling dasar tentang asal-usul yang sebenarnya, tentang makna kebahagiaan, tentang jalan kebahagiaan, tentang tanggungjawab dasar manusia, tentang makna kehidupan, tentang apakah hidup ini berdasarkan sebuah harapan fundamental atau sebenarnya tanpa arti paling-paling dapat23

yudhim.2001. Hubungan Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama..jakarta: blogspot.com Sejarah Dunia - Tembolok - Mirip

24

Ibid.,

15 dirumuskan serta dibersihkan dari kerancuan-kerancuan, tetapi tidak dapat dijawab25. a. Sumbangsih agama terhadap filsafat. Meskipun dengan lambat agama mulai memahami bahwa sekularisasi yang dirasakan sebagai ancaman malah membuka kesempatan juga. Kalau sekularisasi berarti bahwa apa yang duniawi dibersihkan dari segala kabut adiduniawi, jadi bahwa dunia adalah dunia dan Allah adalah Allah, dan dua-duanya tidak tercampur, maka sekularisasi itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang selalu menjadi keyakinan dasar monotheisme. Sekularisasi lantas hanya berarti bahwa agama tidak lagi dapat mengandalkan kekuasaan duniawi dalam membawa pesannya, dan hal itu justru membantu membersihkan agama dari kecurigaan bahwa agama sebenarnya hanyalah suatu legitimasi bagi sekelompok orang untuk mencari kekuasaan di dunia. Agama dibebaskan kepada hakekatnya yang rohani dan adiduniawi (agama, baru menjadi saksi kekuasaan Allah yang adiduniawi apabila dalam mengamalkan tugasnya tidak memakai sarana-sarana kekuasaan, paksaan dan tekanan duniawi26

b. Filsafat

Sumbangsih filsafat terhadap agama. sekurang-kurangnya dapat menyumbangkan empat

pelayanan pada agama Pertama. Salah satu masalah yang dihadapi oleh setiap agama wahyu adalah masalah interpretasi. Maksudnya, teks wahyu yang merupakan Sabda Allah selalu dan dengan sendirinya terumus dalam bahasa dari dunia. Akan tetapi segenap makna dan arti bahasa manusia tidak pernah seratus persen pasti. Itulah sebabnya kita begitu sering mengalami apa yang disebut salah25 26

Ibid. Mustafa.1997.filsafat islam.bandung;pustaka setia hal 13

16 paham. Hal itu juga berlaku bagi bahasa wahana wahyu. Hampir pada setiap kalimat ada kemungkinan salah tafsir. Oleh karena itu para penganut agama yang sama pun sering masih cukup berbeda dalam pahamnya tentang isi dan arti wahyu. Dengan kata lain, kita tidak pernah seratus persen merasa pasti bahwa pengertian kita tentang maksud Allah yang terungkap dalam teks wahyu memang tepat, memang itulah maksud Allah27. Kedua, secara spesifik, filsafat selalu dan sudah memberikan pelayanan itu kepada ilmu yang mencoba mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran agama yang berdasarkan wahyu, yaitu ilmu teologi. Maka secara tradisional-dengan sangat tidak disenangi oleh para filosof-filsafat disebut ancilla theologiae (abdi teologi). Teologi dengan sendirinya memerlukan paham-paham dan metode-metode tertentu, dan paham-paham serta metode-metode itu dengan sendirinya diambil dari filsafat. Misalnya, masalah penentuan Allah dan kebebasan manusia (masalah kehendak bebas) hanya dapat dibahas dengan memakai cara berpikir filsafat. Hal yang sama juga berlaku dalam masalah "theodicea", pertanyaan tentang bagaimana Allah yang sekaligus Mahabaik dan Mahakuasa, dapat membiarkan penderitaan dan dosa berlangsung (padahal ia tentu dapat mencegahnya). Begitu pula Christologi (teologi kristiani tentang Yesus Kristus) mempergunakan paham-paham filsafat Yunani dalam usahanya mempersatukan kepercayaan pada hakekat nahi Yesus Kristus dengan kepercayaan bahwa Allah hanyalah satu28. Ketiga, filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalahmasalah baru, artinya masalah-masalah yang pada waktu wahyu diturunkan belum ada dan tidak dibicarakan secara langsung dalam wahyu. Itu terutama relevan dalam bidang moralitas. Misalnya masalah bayi tabung atau pencangkokan ginjal. Bagaimana orang mengambil sikap terhadap dua kemungkinan itu : Boleh atau tidak? Bagaimana dalam hal ini ia mendasarkan diri pada agamanya, padahal dalam Kitab Suci agamanya, dua masalah itu tak pernah dibahas? Jawabannya hanya dapat ditemukan dengan27 28

Ibid.,hal 14 Ibid.,

17 cara menerapkan prinsip-prinsip etika yang termuat dalam konteks lain dalam Kitab Suci pada masalah baru itu. Nah, dalam proses itu diperlukan pertimbangan filsafat moral29. Pelayanan keempat yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama diberikan melalui fungsi kritisnya. Salah satu tugas filsafat adalah kritik ideologi. Maksudnya adalah sebagai berikut. Masyarakat terutama masyarakat pasca tradisional, berada di bawah semburan segala macam pandangan, kepercayaan, agama, aliran, ideologi, dan keyakinan. Semua pandangan itu memiliki satu kesamaan : Mereka mengatakan kepada masyarakat bagaimana ia harus hidup, bersikap dan bertindak. Fiisafat menganalisa claim-claim ideologi itu secara kritis, mempertanyakan dasarnya, memperlihatkan implikasinya, membuka kedok kepentingan yang barangkali ada di belakangnya30.

BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Pada dasarnya agama memiliki sejarah asal usul yang panjang yang pada intinya berasal dari kebutuhan manusia akan agama serta keingintahuan mereka tentang hakikat dirinya serta hakikat agama. Agama memiliki beberapa unsure yaitu unsure kepercayaan terhadap kekuatan gaib. unsure kepercayaan terhadap hidup,mati dan hari akhir. unsure respon yang bersifat emotional. unsure pemahaman adanya hal yang kudus atau suci

29 30

Djamil,fathurahman.1997.filsafat hokum islam.jakarta:logos wacana ilmu hal 99 Ibid.

18 Pada dasarnya agama ada dua macam yaitu agama langit atau samawi dan agama bumi atau agama ardhi Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah.Karena agama merupakan sumber moral. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka. Agama sangat penting dalam segala aspek kehidupn umat islam di antaranya dalam bidang agama,bidang ibadah, bidang aqidah, bidang ilmu dan kebudayaan, bidang pendidikan, bidang social, dalam bidang kehidupan ekonomi, bidang kesehatan, bidang politik, bidang pekerjaan, dan islam sebagai disiplin ilmu. Agama dan filsafat memiliki hubungan yang erat antara satu dan lainny filafat yang sejati haruslah berdasarkan agama. Apabila flsafat tidak berdasarkan pada agama dan filsafat hanya semata mata berdasarkan atas akal pikiran saja, filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang memberikan penerangan dan keputusan adalah akal pikiran. Sementara itu, kesanggupan akal pikiran terbatas sehingga filsafat yang hanya berdasarkan hanya pada akal pikiran semata mata. 18 B. SARAN Berdasarkan beberapa penjelasan seperti yang telah disebutkan diatas seharusnya kita memiliki pandangan yang positif dalam menyikapi agama maupun filsafat. Agama bukanlah hanya sekedar kata yang terdiri dari beberapa huruf belaka tetapi agama memiliki makna yang luas serta pengertian yang mendalam. Semoga dengan mengetahui sedikit hal baik itu tentang filsafat maupun agama kita dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

19

FILSAFAT DAN AGAMAMAKALAH FILSAFAT UMUM

20

Dosen : Hariya Toni,S.Sos. I., M.A Kelompok II: Agung Christi Prayoga Elisa Rahma Daniasari Ryan Mayandi Widodo Rahayu

Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Curup2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur terucap kepada pencipta alam semesta, pemilik jiwa raga seluruh mahluk di alam semesta, pemilik dan pemberi akal bagi manusia, pencipta manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di muka bumi ini ; Allah swt. Tuhan yang Maha kaya lagi Maha bijaksana. Sholawat teriring salam semoga tercurah selalu kepada baginda besar Nabi Muhammad saw. yang telah menjadi wasilah syariat Islam dan the new imagination for humanities in the world, teriring pula kepada para keluarga dan para shohabat. Amiin Ya rabbal Alamin.

21 Makalah ini berjudul AGAMA DAN FILSAFAT Berisi beberapa penjelasan diantaranya asal usul dan unsure unsure agama, agama dalam kehidupan umat islam, serta hubungna antara agama dan filsafat. Kami sadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangannya, karena melihat factor pembelajaran untuk mencapai pemahaman dan penguasaan suatu materi ilmu pengetahuan sangatlah memerlukan waktu yang lama Long Time For Education. Untuk itu kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari semua pihak, tiada lain untuk pencapaian suatu hasil karya yang lebih maksimal dan tentunya moga juga lebih bermanfaat untuk kami khususnya dan untuk pembaca umumnya. Semoga Allah senantiasa menunjukan jalan yang lurus, sehingga kita dapat selalu berjalan dalam agama dan syariat-NYA Amin. Walafwu Minkum.

DAFTAR ISI i

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.........................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. B. Latar belakang 1 Rumusan masalah...2

BAB II PEMBAHASAN.3

22 A. B. C. Asal usul agama..3 Agama dalam kehidupan umat islam8 Hubungan filsafat dan agama13

BAB III PENUTUP18 A. B. Kesimpulan18 Saran..19

Daftar pustaka...20

20

DAFTAR PUSTAKAii Ajeng. 2009. Asal-usul agama. Jakarta : http://id.shvoong.com/humanities/religionstudies/2069572-asal-usul-agama/#ixzz1KQfBC0a5 Kuncoro, Santoso. 1993. Sejarah Perkembangan Agama. Jakarta: http://budisugengyuliawan.blogspot.com/2010/01/makalah-perbedaan-agamasamawi-dan-ardi.html Nata,abudin.1998.Metodologi Studi Islam.jakarta : raja grafindo persada hal 14-15 Sugeng,yuliawan budi.2010. perbedaan agama samawi dan ardhi.jakarta: http://budisugengyuliawan.blogspot.com/ Putri,sumarni.2000.fungsi agama.bandung:http://id.shvoong.com/humanities/religionstudies/2069572-ciri-ciri-agama/#ixzz1KQLSuMx7

23 Zulkarnain.1999.fungsi agama bagi kehidupan.bandung: dewon.wordpress.com/2007/11/04/kategori-20/ - Tembolok - Mirip Ahmadi, asmoro.1995.filsafat umum.jakarta: raja grafindo persada hal 18 yudhim.2001. Hubungan Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama..jakarta: blogspot.com Sejarah Dunia - Tembolok - Mirip Mustafa.1997.filsafat islam.bandung;pustaka setia hal 13 Djamil,fathurahman.1997.filsafat hokum islam.jakarta:logos wacana ilmu hal 99