Makalah Dasar Ilmu Tanah
-
Upload
valentina-purba -
Category
Documents
-
view
381 -
download
0
Transcript of Makalah Dasar Ilmu Tanah
MAKALAH DASAR-DASAR ILMU TANAH
“HUBUNGAN ORGANISME DENGAN PEMBENTUKAN TANAH”
Disusun oleh:
Kelompok : II
Nama Anggota :- Bima Fajar Maulana (240110110069)
- Rifki Adi Pratama (240110110077)
- Rizki Tanda (240110110085)
- Jayanti Mega R (240110110089)
- Gallerie Tjandra (240110110094)
- Valentina Purba (240110110102)
- Chintya L.F (240110110110)
Hari, Tanggal : Senin, 24 September 2012
Dosen : Diyan Yusdiantoro,SP.Msi
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan.Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Tanah, yang disajikan berdasarkan
pembelajaran selama mengikuti kuliah Dasar Ilmu Tanah dan dari berbagai
sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Hubungan Organisme dengan pembentukan
tanah”. Walaupun makalah ini mungkin masih memiliki banyak kekurangan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.
Jatinangor, 24 September 2012
Penyusun
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor
pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif
adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang
mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur.
Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan
energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan
makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima
faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi)
maupun kimia (dekomposisi). Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun
sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk
yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan
berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia
berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan
tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Tanah
dipandang sebagai alat produksi pertanian, karena tanah berfungsi sebagai media
tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan
organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Semua mahkluk hidup,
baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan
tanah. Dalam pembentukan tanah, organisme yang berperan adalah vegetasi,
hewan dan manusia.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari organisme.
- Untuk mengetahui organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah.
- Untuk mengetahui proses pembentukan tanah yang dipengaruhi oleh organisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisme
Organisme adalah semua makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun
tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam
sistem tanah. Semua makhluk hidup atau jasad, baik hidup maupun mati
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Dalam pembentukan tanah,
organisme yang berperan adalah vegetasi, hewan dan manusia. Di antara makhluk
tersebut yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena memiliki kedudukan
tetap untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia umumnya
berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah
karena:
1. Siklus Energi
Sumber energi utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses
fotosintesis menjadi bahan organik
Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menangkap energi
matahari: algae)
Sumber energi yang lain adalah basil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan
Fe
Energi dalam bahan organik dimanfaatkan oleh organisme/mikroorganisme
Organisme dekomposer: milipede dan Mikroorganisme dekomposer: jamur dan
bakteri
Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat
akar: bakteri Azotobacter
2. Siklus Hara
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
1. Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang
sangat besar => memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke
lingkungannya dengan sangat cepat.
2. Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
3. Distribusi keberadaan yang sangat luas
Macam-macam siklus hara penting:
a. Siklus Nitrogen
Pool N terbesar di udara sebagai gas N2
N menjadi tersedia melalui proses fiksasi (kimia maupun mikrobiologis)
(nitrogen fixer: rhizobium dll)
N organik (dalam jaringan makhluk hidup – bentuk protein, asam amino
dan asam nukleat) menjadi N anorganik melalui proses mineralisasi NH4+
== (ammonium) MO dekomposer
NH4+ mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan
Nitrosovibrio
NO2- menjadi NO3+ oleh Nitrobacter dan Nitrococcus NO3- mengalami
Denitrifikasi menjadi
NO2- oleh Pseudomonas, Bacillus dan Alcaligenes N anorganik dapat
diasimilasi oleh mikroorganisme == Imobilisasi
b. Siklus Sulfur
Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan
Bacillus
2H2S + O2 → 2S + 2H2O
2S + 2H2O + 3O2 → 2SO42- + 4H+ S2O32- + H2O + 2O2 → 2SO42- + 2H+
Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio
desulphuricans 2SO42- + 4H2 → S2- + 4H2O
c. Siklus Fosfor
Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat,
fitat atau protein
Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter
aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
3. Pembentukan agregat tanah
Organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic
bahan acids) yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat
Pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh organik
dan berbagai jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama
jamur VAM, algae, cacing, semut, serangga dsb.)
4. Kesehatan Tanah
Tanah suppressive terhadap patogen tular tanah umumnya mempunyai
total mikroorganisme yang lebih besar dan tanah yang kondusif
Kompetisi nutrisi
Amuba memakan jamur
Populasi Pseudomonas spp (antagonistic bakteria) atau Trichoderma
tinggi.
Bakteri sangat banyak di tanah karena kemampuannya beradaptasi dan
berkembangbiaknya dengan membelah diri. Ketahanan mikroba tanah terhadap
logam berat juga beragam,tergantung mekanisme yang dikandungnya untuk
menyesuaikan diri terhadap polusi dan tergantung pada kondisi lingkungan tempat
tinggal organisme tersebut tumbuh. Ketahanan mikroba terhadap logam berat
bervariasi dalam kelompok mikroorganisme, genus maupun spesies. Pengaruh
logam terhadap mikroba tersebut terlihat pada beberapa daur kehidupannya. Pada
fungi pengaruh pengaruh tersebut terlihat dalam pembentukan miselium, maupun
perkecambahan spora. Pada khamir berupa peningkatan kegiatan lipolitik,
respirasi(penghambatan sistein). Pada bakteri terlihat pada penurunan dan
perpanjangan laju. Pertumbuhan, penundaan perkembangbiakan dan sebagainya.
Berikut kandungan bakteri pada tanah :
Tanah pasir
320 – 500 ribu sel bakteri/gr tanah
Tanah lempung
360 – 600 ribu sel bakteri/gr tanah
Tanah subur
Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami
tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh
mikro organisme bahan organik tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi.
Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting
dalam pengangkutan tanah. Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui
cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jenis
tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan,
menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.
2.2 Organisme yang berpengaruh dalam pembentukan tanah
Tanah sebagai benda alam mempunyai sifat-sifat yang bervariasi. Sifat
tanah yang berbeda-beda pada berbagai tempat mencerminkan pengaruh dari
berbagai faktor pembentuknya di alam. Organisme yang berpengaruh dalam
pembentukan tanah meliputi hewan (mikroorganisme), tumbuhan, dan manusia.
Organisme merupakan factor pembentuk tanah yang aktif karena organisme faktor
yang bekerja dan menghasilkan energi untuk membentuk tanah.
Jenis Mikroba penyubur tanah lainnya adalah:
1. Azotobacter SP
Berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuhan dan juga
berfungsi sebagai mikroba penambat N (nitrogen) dari udara bebas.
2. Azoospirilium SR
Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh
tanaman.
3. Selulolitik
Menghasilkan enzim selulose yang berguna dalam proses pembusukan bahan
organik.
4. Rill kroba Pelarut Fosfat
Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral Hat tanah menjadi
senyawa yang mudah diserap oleh tanaman, selain itu dapat membantu proses
dekomposisi.
5. Pseudomonas sp dapat menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin
berfungsi juga untuk memecah mata rantai dari zat-zat kimia yang tidak dapat
terurai oleh mikroba lainnya.
6. Nitrosococcus merupakan bakteri yang memilikimetabolisme berbasis oksigen.
Berperan dalam proses penambahan kesuburan tanah (membentuk humus).
7. Nitrosomonas merupakan sebuah bakteri berbentuk batang yang terdiri dari
genus chemoautotrophic. Berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion
nitrat yang dibutuhkan tanaman
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme,
membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal
sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam
yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon
menceritakan mengenai asal dan proses proses fisika, kimia, dan biologi yang
telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swis yang bekerja
di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang
telah mengalami modifikasi/ pelapukan akibat dinamika factor,
iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi)
seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tanah(s) = f (i,0, b, t, w)
Dimana i= iklim, 0= organisme, b=bahan induk, t=topografi dan w=waktu
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai
pengaruh terhadap pembentukan tanah. Dalam pembentukan tanah, organisme
yang berperan aktif adalah tumbuhan, hewan, dan manusia. Di antara makhluk
tersebut yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena memiliki kedudukan
tetap untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia umumnya
berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga
ketahanan agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap
warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman serta terhadap
ketersediaan hara dalam tanah. Beberapa jenis hewan dalam tanah mempunyai
peranan dalam proses peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat diserap
oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Salah satu tanah yang
berasal dari bahan organik adalah Tanah organosol atau tanah gambut mempunyai
ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara
rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa
tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua,
kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
Tanah ini belum dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
Penyebarannya di Sumatera sepanjang pantai Utara, Kalimantan dan Irian
Barat/Papua.
Mikroorganisme yang hidup di dalam tanah berperan penting dalam
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tanah, salah satunya adalah perubahan
bahan organik menjadi subtansi yang akan menyediakan nutrien kepada tumbuhan
yang tumbuh di sekitarnya tanpa adanya mikroorganisme kehidupan di muka
bumi ini akan terhambat. Mikroorganisme yang berperan merubah bahan organik
menjadi subtansi adalah bakteri, cendawan, alagae, protozoa dan virus (Sumarsih,
2003). Mikroorganisme berperan sebagai produsen, konsumen dan redusen. Jasad
produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar
matahari. Mikroba yang berperan sebagi produsen adalah alage dan bakteri
fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan
produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen
menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-
unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-
unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur ( Fungi).
Jumlah dan macam organisme sangat beragam bergantung dari iklim,
suasana fisik-kimia tanah, dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi. Flora
mikro berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia. Selama proses berlangsung,
berbagai unsur hara dibebaskan menjadi mudah tersedia. Organisme juga
memperlancar siklus fosfor Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang
dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Selain itu hewan dan
tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis
dan mengendap di sedimen laut. Sehingga, fosfat banyak terdapat di batu karang
dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap dari air
tanah oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan
tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang
ditanam, cara pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan, menentukan rotasi
tanaman dan lain sebagainya.
2.3 Proses pembentukan tanah oleh organisme
Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan dan
diteruskan dengan proses pengembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas
pelapukan fisik dan pelapukan kimia. Pelapukan fisik berupa penghancuran
batuan secara fisik tanpa merubah susunan kimianya, sedangkan proses
penghancuran secara kimia adalah perubahan susunan kimia bahan. Kedua proses
tersebut biasanya berlangsung bersama-sama dan saling mempengaruhi satu sama
lain sehingga sukar dibedakan hasil pelapukannya.
Bahan-bahan yang merupakan hasil penghancuran secara mekanis dan
kimiawi akan bercampur menjadi satu membentuk lapisan-lapisan bakal tanah di
permukaan kerak bumi dan bahan-bahan ini merupakan subtrat bagi pertumbuhan
jasad renik yang berbentuk bakteri dan ganggang yang menjadi awal dari proses
pembentukan tanah. Bakteri yang hidup dalam tanah memegang peranan penting
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan
kemampuannya mengikat N2 dari udara dan megubah amonium menjadi nitrat.
Termasuk ke dalam golongan ini yang membentuk spora, spora pada bakteri
bukan untuk alat berkembangbiak melainkan alat untuk mempertahankan diri dari
lingkungan yang tidak menyenangkan (Sutedjo, 1996).
Organisme mempengaruhi pembentukan humus, pembentukan profil tanah,
sifat fisika dan kimia tanah. Di samping itu organisme hidup memperlancar
peredaran unsur hara dan membina struktur tanah yang baik dan memperlancar
transfer nitrogn dari atmosfer ke tanah melalui hujan secara tidak langsung dan
fiksasi nitrogen secara langsung. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan
oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri
Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga
memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi
biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein.
Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya
menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+).
Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak
dan senyawa ammonium menjadi nitrit dan nitrat oleh Nitrobacter. Apabila
oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas
nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
Beberapa jenis hewan yang mempengaruhi pembentukan tanah seperti cacing
tanah yang sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasah. Pada waktu malam
hari, cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-
lubangnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah. Sokresin yang
dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah disekitarnya. Sehingga
lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air.
Mengeluarkan kotoran di pemukaan tanah, sehingga membantu pembentukan
tanah. Akan menjadi kacau horison apabila kotoran cacing berada di dalam tanah.
Dan juga apabila jalan cacing terisi oleh material-material lain,hal ini juga akan
mengacaukan horizon tanah.
Semut-semut menyusup ke dalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari
dalam tanah ke permukaan tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa
berupa bukit-bukit kecil di permukaan tanah dan sering pada batang-batang
pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Kotoran rayap yang
menempel itu sudah melapuk. Tikus dan binatang lain menggunakan tanah
sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia dalam proses pembentukan tanah mempengaruhinya dengan
aktivitas-aktivitas seperti penggunaan lahan, cara bercocok tanam, menentukan
jenis tanaman yang ditanam, cara pengolahan atau penggarapan, cara pemanenan,
menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya. Jika system penanaman manusia
yang tidak sesuai dengan lingkungan seperti pada perbukitan tidak menggunakan
system terasering, hal ini akan menyebabkan terjadinya erosi, dimana erosi
tersebut akan mempengaruhi proses penghancuran batuan. Di samping itu pola
penanaman manusia yang harus menyeimbangkan unsur-unsur tanah. Jika
manusia melakukan penanaman jenis tanaman karbohidrat secara terus-menerus,
hal ini akan mengurangi unsur hara tanah dan tingkat kesuburan tanahnya
menurun sehingga diperlukan pola penanaman secara tumpang sari untuk
mengembalikan kesuburan tanah.
Tumbuhan dalam pembentukan tanah melalui akar, daun, dan ranting.
Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting
yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk
dengan bantuan jasad renik atau mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Selain
itu, kandunga unsure-unsur kimia yang terdapat pada tanaman akan berpengaruh
pada sifat-sifat tanah. Contoh: jenis cemara akan member unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon
cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
Organisme mempengaruhi pembentukan tanah dalam hal sebagai berikut,
yaitu:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan
dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh
proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan
menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan
tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi didaerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk
tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah,
sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti
Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara
derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
Dalam perkembangan profil tanah, tumbuhan, dan hewan mengalami
pelapukan sehingga membentuk suatu horizon yang berupa penimbunan bahan
organik berwarna hitam yang dinamakan humus. Horizon ini disebut juga horizon
organik yang sebagian besar terdiri atas bahan organik baik yang masih segar
maupun busuk dan terletak di lapisan paling atas dalam profil tanah.
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan
kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh
makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi
adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut
oleh air.
Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan
dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan
jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan
dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah
berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari
akar-akar dan sisa-sisa rumput.
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur
kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah
pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, Isa. 1990. Klasifikasi Tanah.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Dharmawijaya,isa.1992.Klasifikasi tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada university
Press.
Utomo, Dwiyono. 2010. Geografi Tanah.Malang: Universitas Negeri Malang.
http://zabrah98.multiply.com/journal/item/16/FAKTOR_PEMBENTUK_TANAH Diakses pada tanggal 20 September 2012, pukul 14.00 WIB
http://www.litosferman.co.cc/2010/11/faktor-faktor-pembentuk-tanah.html. Diakses pada tanggal 21 September 2012, pukul 13.00 WIB
http://viogeo.blogspot.com/2012/05/organisme-sebagai-faktor-pembentuk.html. Diakses pada tanggal 22 September 2012, pukul 15.00 WIB
Anonymous,2011.http://databaseartikel.com/pendidikan/tumbuhan- pendidikan/201110977-mengetahui-mikroorganisme-tanah.html
Anonymous.http://id.shvoong.com/exact-sciences/2221445- tanah/#ixzz1d51BIVoW
Anonymous,2010.http://el-andalucy.blogspot.com/2010/12/mikroba-di-tanah.html