makalah blok 6.doc
-
Upload
siska-sopacua -
Category
Documents
-
view
252 -
download
8
Transcript of makalah blok 6.doc
1
Pengaruh Sistem Saraf pada Sistem Sensoris dan Motoris Lengan
Mohammad Harun Bin Wahab
102015202
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta Barat 11510 Indonesia.
Email: [email protected]
AbstrakSistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon sensoris dan motorik yang
cepat dan cermat. Sensasi sensoris atau motorik yang dibawa oleh sistem saraf kepada
otak akan diproses menghasilkan suatu impuls respon yang tepat dan sesuai dengan
reseptor atau sensasi yang dirangsang supaya tubuh manusia dapat mengetahui sensasi
apa yang diterima dan perubahan apakah yang akan terjadi. Cara kerja ini menyebabkan
komunikasi saraf berlangsung cepat dan cermat. Jaringan sasaran saraf bagi sistem saraf
adalah otot-otot dan kelenjar, terutama kelenjar eksokrin. Kegagalan atau terjadinya
gangguan pada sistem saraf ini menyebabkan sasaran ini tidak dapat berfungsi dengan
normal karena impuls respons yang dihasilkan tidak dapat dihantar kepada sasaran
menyebabkan tiada respons yang diberikan.
Kata Kunci: Sistem saraf, respon, sensasi sensoris, komunikasi saraf.
AbstractThe nervous system responsibles for coordinating response of sensory and motor quickly
and carefully. Sensory or motor sensations brought by the nervous system to the brain to
be processed to generate an impulse response which is appropriately targeted to the
receptor or the sensation stimulated so that the human body can know what kind of
sensation accepted and what changes occur. Its work has led to nerve communication
takes place quickly and carefully. Neural target of the nervous system are the muscles
and glands, especially the exocrine glands. Failures or disruptions of the nervous system
causes this target can not function normally because of the resulting impulse response
can not be sent to the target causing no response is given.
Keywords: Nervous system, response, sensory sensastion, nerve communication.
2
Pengenalan
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemprosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau
neuron. Secara umumnya, sistem saraf manusia terbahagi kepada 2 tipe yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas dan motorik
tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf berfungsi untuk menerima informasi
dalam bentuk rangsangan atau stimulus dan memproses informasi yang diterima pada
badan neuron serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.1 Saraf yang
mempersarafi otot tubuh manusia akan berperan dalam setiap gerakan yang akan
dilakukan seperti fleksi dan ekstensi. Justeru, lesi atau gangguan pada saraf ini akan
menhambat otot tersebut untuk berfungsi normal sesuai dengan fungsinya pada waktu
fisiologis.2
Medula Spinalis
Medulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem
saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi
utama medula spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak.3
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat. Terbentang dari foramen magnum
sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau
conus medullaris. Terbentang dibawah cornu terminalis serabut-serabut bukan saraf yang
disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8
pasang saraf servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf
sacral dan 1 pasang saraf coccygeal. Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut
dengan cauda equina. Setiap pasangan saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf
spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meninges dan cairan
cerebrospinalis.1,4
Pleksus Brakhialis
3
Pleksus brakhialis merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra servikalis dan
menuju ke pundak dan tangan. Terdapat lima saraf yang mencakup dalam pleksus
brachialis berupa C5, C6, C7, C8, dan T1.5,6 Plexus brachialis berada dalam region colli
posterior, dibatasi di sebelah caudal oleh clavicula dan terletak di sebelah posterolateral
m. sternocleidomastoideus, berada di sebelah cranial dan dorsal a. subclavia, disilangi
oleh m. omohyoideus venter inferior. Struktur yang berada di superficial adalah m.
platysma myoides, n. supraclavicularis, v. jugularis externa, venter inferior m.
omohyoideus, m. scalaneus anterior, dan a. transversa colli.6,7 Plexus brachialis masuk ke
dalam fossa axillaris bersama-sama a. axillaris, pada sisi inferolateral m. pectoralis minor,
di sebelah ventral m. subscapularis, tampak percabangan terminal dari plexus ini.7 Ramus
anterior nervus spinalis C5-C6 bersatu membentuk truncus superior. Truncus medius
hanya dibentuk oleh nervus spinalis C7, dan truncus inferior dibentuk oleh nervus
spinalis C8 dan T1. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang anterior dan cabang dorsal
yang masing-masing mempersarafi bagian anterior dan posterior eksteremitas superior. 3,6
Cabang anterior dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk
fasciculus lateralis, terletak di sebelah lateral arteri axillaris. Cabang anterior dari truncus
inferior membentuk fasciculus medialis, terletak di sebelah medial arteri axillaris. Dan
cabang posterior dari ketiga truncus tersebut membentuk fasciculus posterior, berada di
sebelah posterior a. axillaris.6,7 Ketiga fasciculus plexus brachialis terletak di atas dan
lateral terhadap bagian pertama a. aksillaris ( bagian pertama a. aksillaris terletak dari
pinggir lateral iga 1 sampai batas atas m. pectoralis minor, dan bagian III terletak dari
pinggir bawah m. pectoralis minor sampai pinggir bawah m. teres major). Fasciculus
medialis menyilang di belakang arteri untuk mencapai sisi medial bagian II arteri.
Fasciculus posterior terletak di belakang bagian kedua arteri, dan fasciculus lateralis
terletak bagian II arteri. Jadi fasciculus pleksus membatasi bagian kedua a. axillaris yang
dinyatakan seperti namanya. Sebagian besar cabang fasciculus yang membentuk trunkus
saraf utama ekstremitas superior melanjutkan hubungan dengan bagian kedua a.
aksillaris.7
4
Gambar 1: Komponen-komponen nervus brakhialis antara C4-T1.8
Pleksus brachialis menerima komponen simpatis melalui ganglion stellatum untuk nervus
spinalis C6-7-8, dan melalui ganglion paravertebra T1-T2 untuk nervus spinalis T1-dan
T2. Terdapat enam saraf penting yang keluar dari pleksus brachialis, saraf-saraf tersebut
adalah :5,6,7
1. N. aksillaris merupakan cabang yang besar dari fasciculus posterior. Berada di
sebelah dorsal a. aksillaris. Meninggalkan fossa aksillaris tanpa memberi persarafan
di sisi n. aksillaris berjalan di antara m. subscapularis dan m. teres minor, berada di
sebelah lateral caput longum m. triceps brachii, berjalan melaui fissure aksillaris
lateralis bersama-sama dengan arteri circumflexa humeri posterior, n aksillaris
terletak bersandar pada column chirurgicum humeri.
2. N. radialis merupakan lanjutan langsung fasciculus posterior pleksus brachialis dan
terletak di belakang a. aksillaris. N. radialis adalah cabang terbesar pleksus brachialis.
Sebelum meninggalkan aksilla, saraf ini mempercabangkan saraf untuk caput longum
dan caput medial m. triceps dan n. cutaneus brachii posterior.
5
3. N. musculocutaneus merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada
medulla spinalis segmen C5-C7, mempersarafi m. coracobrachialis, dan
meninggalkan aksilla dengan menembus otot tersebut. Saraf ini meninggalkan tepi
lateral m. biceps brachii, menembus fascia dan melanjutkan diri sebagai n. cutaneus
antebrachii lateralis, yang mempersarafi permukaan lateral region antebrachium.
4. N. medianus dibentuk oleh radiks superior dan fasciculus lateralis dan radiks inferior
dan fasciculus medialis, berada di sebelah lateral a. aksillaris. Menerima serabut-
serabut yang berpusat pada medulla spinalis segmen C5-T1. Sepanjang brachium, n.
medianus berjalan berdampingan dengan a. brachialis, mula-mula di sebelah lateral,
lalu menyilang di sebelah ventralarteri tersebut kira-kira pada pertengahan brachium,
selanjutnya memasuki fossa cubiti dan berada di sebelah medial a brachialis. Nervus
ini tidak member percabangan di daerah brachium. Memasuki daerah antebrachium,
nervus ini berjalan di antara kedua kaput m. pronator teres, berjalan ke distal di
bagian mediana (tengah-tengah) antebrachium, oleh karena itu disebut n. Medianus.
5. N. Ulnaris adalah cabang utama dari fasciculus medialis, berjalan turun antara a.
aksillaris dan v. aksillaris. Pada pertengahan brachium saraf ini berjalan kea rah
dorsal menembusi septum intermusculare mediale, berjalan terus ke caudal dan
berada pada permukaan dorsal epicondylus medialis humeri, yaitu di dalam sulcus
nervi ulnaris. Di tempat ini n. ulnaris ditutupi oleh kulit sehingga dapat dipalpasi. Di
daerah brachium, n ulnaris tidak member percabangan.
6
Gambar 2: Pensarafan di regio antebrachii dan regio scapulae.6
7
Gambar 3: Pensarafan nervus radialis di daerah punggung lengan atas.6
Indera Somatik
Indera somatik adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensorik dari
tubuh. Sensasi ini berlawanan dengan indera khusus,yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan keseimbangan. Indera somatik dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe fisiologis yaitu:3,9
1. Indera somatik mekanoreseptif, yang meliputi sensasi taktil dan posisi
(proprioseptif) yang dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis
8
berberapa jaringan tubuh.
2. Indera termoreseptif, yang berguna untuk mengetahui atau mendeteksi
peningkatan atau penurunan suhu.
3. Indera rasa nyeri, yang berguna untuk mendeteksi jaringan atau pelepasan
molekul-molekul perantara nyeri.
Indera taktil meliputi indera raba, tekan , getaran, dan gatal, sedangkan indera posisi
meliputi indera posisi statis dan kecepatan pergerakan. Klasifikasi lain sensasi somatik.
Sensasi somatik juga sering dikelompokkan bersama dalam kelas lain yang tidak saling
terpisah satu sama lain, yakni sebagai berikut:9,10
1. Sensasi eksteroreseptif yaitu sensasi yang berasal dari permukaan tubuh atau
stimulasi terhadap struktur permukaan tubuh , misanya kulit dan jaringan
subkutis, serta struktur yang lebih dalam termasuk otot, fasia dan tendon.
2. Sensasi propioseptif yang berhubungan dengan keadan fisik tubuh, meliputi
modalitas sensorik yang disalurkan mencakup perabaan diskriminatif (halus,
terlokalisasi secara jelas), perabaan kasar (lokalisasi kurang jelas), tekanan,
getaran, sensasi posisi, sensasi tendon dan otot, sensasi tekan yang berasal dari
tapak kaki, dan sensasi keseimbangan tubuh, yang umumnya ditentukan sebagai
suatu sensasi “khusus” dari pada suatu sensai somatik.
3. Sensasi viseral yaitu sensasi yang berasal dari rangsangan visera tubuh, secara
khusus istilah ini sering dipakai untuk menyatakan sensasi yang berasal dari organ
dalam (struktur yang berasal dari endoderm).
Deteksi dan Penjalaran Sensasi Taktil
Walaupun sensasi raba, tekan dan getaran seringkali digolongkan secara terpisah,
namun semua sensasi ini dapat dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Terdapat tiga
prinsip yang berbeda diantara ketiganya yaitu:3,9,10
1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil yang
terdapat di kulit.
2. Sensasi tekan, umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada jaringan yang
9
lebih dalam.
3. Sensasi getaran, umumnya disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-
ulang, tapi beberapa dari reseptor yang sama digunakan juga untuk rasa raba dan
tekan, khususnya jenis reseptor yang beradaptasi cepat.
Dari semua jenis reseptor taktil, paling sedikit dikenal lima jenis reseptor
(mekanoreseptor), tapi sebenarnya masih banyak reseptor taktil yang serupa. Beberapa
sifat-sifat khususnya adalah sebagai berikut:1,9
1. Ujung saraf bebas (free nerve endings), yang dapat dijumpai di semua bagian
kulit dan jaringan-jaringan lainya, dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.
Contohnya, kontak dengan cahaya pada kornea mata, yang tidak mengandung
jenis ujung saraf lain kecuali ujung saraf bebas, namun demikian dapat
merasakan sensasi raba dan sensasi tekan.
2. Badan Meissner merupakan juluran saraf bermielin yang dapat merangsang
serabut saraf besar bermielin (jenisAβ). Didalam selaput ini terdapat banyak
percabangan ujung flament saraf. Badan Meissner adalah reseptor berkapsul
yang dapat beradaptasi dan ditemukan di bagian kulit tak berambut (glabrosa)
misalnya ujung jari dan bibir yang merupakan bagian-bagian yang sangat peka
bahkan terhadap ransang sentuh yang paling ringan, serta daerah kulit lain
sehingga orang mampu membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba yang
sangat berkembang. Badan Meissner dapat beradaptasi dalam waktu
seperdetik sesudah dirangsang, yang berarti bahwa reseptor ini terutama sekali
peka terhadap gerakan objek yang sangat sedikit di atas permukaan kulit,
seperti juga terhadap getaran berfrekuensi randah.
3. Diskus Merkel (yang dikenal sebagai expanded tip receptor) merupakan
reseptor taktil yang ujungnya meluas atau melebar. Bagian kulit yang
berambut juga mengandug cukup banyak ujung reseptor yang melebar,
walaupun bagian kulit ini hampir sama sekali tak mengandung badam
meissner. Jenis reseptor ini berbeda dengan badan meissner karena jenis
reseptor ini menjalarkan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya
adaptasinya hanya sebagian, dan untuk senjutnya sinyal yang dijalarkan itu
10
lebih lemah namun daya adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini
berperan dalam menjalarkan sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang
dapat terus-menerus menentukan macam perabaan suatu objek pada kulitnya.
4. Ujung organ Ruffini (End-organ Ruffini), dimana ujung saraf berkapsul yang
terletak di kulit dan jarigan yang lebih dalam, ujung organ ruffini bercabang
banyak, ujungnya bermielin. Adaptasi organ ini sangat kecil, sehingga
reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit dan
jaringan yang lebih dalam yang datang terus-menerus, misalnya sinyal panas
dan tekan yang besar dan datang terus-menerus. Reseptor ini juga dapat
dijumpai pada seaput sendi dan membantu menjalarkan sinyal tentang besar
derajat rotasi sendi.
5. Badan Paccini, terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasia tubuh.
Reseptor ini hanya dapat diransang oleh pergerakan jaringan yang cepat
karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu sepersekian ratus detik.
Oleh karena itu, reseptor ini terutama berguna untuk mendeteksi getaran
jaringan atau perubahan mekanis yang cepat pada jaringan.
Jaras Sensoris Untuk Menjalarkan Sinyal Somatik ke Sistem Saraf Pusat
Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh
memasuki medula spinalis melalui saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis (dengan
pengecualian beberapa serabut kecil dengan kepentingan yang masih dipertanyakan yang
memasuki radiks ventaralis). Biarpun begitu, dari titik masuk pada medula spinalis ini
dan kemudian ke otak, sinyal sensorik akan dibawa memalui salah satu dari dua jaras
sensorik bolak balik yaitu sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis dan sistem
anterolateral. Kedua sistem ini akan bersilangan lagi di setinggi thalamus.
Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sesuai dengan namanya, terutama
menjalarkan sinyal dalam kolumna dorsalis medula spinalis dan selanjutnya, setelah
bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan dalam medula akan naik melalui lemniskus
medialis di batang otak menuju talamus. Sebaliknya, sinyal dalam sistem anterolateral,
setelah keluar dari radiks dorsalis substansia grisea medula spinalis, akan menyilang ke
sisi yang berlawanan dan naik melalui substansia alba anterior dan lateral medula spinalis
untuk berakhir pada batang otak disemua ketinggian dan juga di talamus.
11
Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut saraf
besar bermielin yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 30 sampai 110
m/detik, sedangkan sistem anterolateral terdiri atas serabut saraf bermielin yang lebih
kecil yang akan menjalarkan sinyal dengan kecepatan beberapa meter per detik sampai 40
m/detik.
Perbedaan lain antara kedua sistem ini adalah bahwa serabut-serabut saraf dalam
sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi ruang yang sangat
tinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu, sedangkan sistem anterolateral mempunyai
sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil.
Perbedaaan ini akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat
dijalarkan oleh kedua sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus dijalarkan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat terutama akan dijalarkannya oleh sistem
kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sedangkan informasi yang tak perlu dijalarkan
dengan cepat atau dengan tempo yang lama terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral.
Sistem anterolateral mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem
dorsalis, yakni kemampuan untuk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas,
misalnya sensasi nyeri, hangat, dingin dan taktil yang kasar. Jenis-jenis sensasi yang
dapat dijalarkan oleh kedua sistem tersebut antara lain:1,3,9,20
Sistem Kolumna Dorsalis-Lemniskus Medialis
1. Sensasi raba membutuhkan rangsangan dengan derajat lokalisasi tinggi.
2. Sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan intensitas gradiasi yang
halus.
3. Sensasi fasik, misalnya sensasi getaran.
4. Sensasi tehadap sinyal gerakan pada kulit.
5. Sensasi posisi tubuh,
6. Sensasi tekan yang berkaitan derajat penentuan intensitas tekanan.
Sistem Anterolateral
1. Rasa nyeri.
2. Sensasi termal, meliputi sensasi hangat dan dingin.
3. Sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menetukan tempat perabaan dan
12
tempat penekananya pada tubuh.
4. Sensasi geli dan gatal.
5. Sensasi seksual.
Jaras Perjalanan Sistem Anterolateral
Serabut-serabut anterolateral medulla spinalis terutama berasal dari kornu dorsalis
lamina I, IV, V, dan VI. Lamina ini merupakan tempat berakhirnya sebagian besar
serabut-serabut saraf sensorik radiks dorsalis setelah memasuki medulla spinalis.
Selanjutnya, serabut-serabut anterolateral akan menyilang tepat pada komisura anterior
medulla spinalis menuju kolumna alba anterior dan lateral sisi yang berlawanan, tempat
serabut-serabut itu akan naik ke otak melalui jalur traktus spinotalamikus anterior dan
traktus spinotalamikus lateral.
Ujung-ujung atas dua traktus spinotalamikus tersebut terutama ada dua: (1) melalui
nuclei retikulas batang otak, dan (2) dalam kedua macam kompleks nuclei talami yang
berbeda, yakni kompleks ventrobasal dan nuclei intralaminar. Pada umumnya, sinyal
taktil akan dijalarkan terutama ke dalam kompleks ventrobasal berakhir pada beberapa
nuclei talami yang sama, tempat sinyak taktil kolumna dorsalis berakhir. Dari sini sinyal
taktil akan dijalarkan ke korteks somatosensorik bersama dengan sinyal-sinyal yang
berasal dari kolumna dorsalis.
Sebaiknya, hanya sebagian sangat kecil sinyal nyeri yang diproyeksikan langsung
pada kompleks ventrobasal talami. Justru sebagian besar sinyal nyeri berakhir di nuclei
retikularis batang otak dan dari sini akan di sebarkan ke nuclei intralaminar talami,
tempat sinyal rasa nyeri akan diolah lebih lanjut.1,3,9,10
Jaras Perjalanan Sistem Lemniskal Medialis
Serabut-serabut saraf yang memasuki kolumna dorsalis akan melewati kolumna naik
menuju medulla dorsalis, tempat serabut-serabut ini akan bersinaps pada nuclei kolumna
dorsalis (nuclei grasilis dan nuclei kuneatus). Dari nuclei tersebut, neuron tingkat kedua
akan segera menyilang ke sisi yang berlawanan batang otak dana akan naik melewati
lemniskus medialis ke thalamus. Dalam jaras yang melewati batang otak ini, setiap
13
lemniskus medialis bergabung dengan serabut-serabut tambahan yang berasal dari
nucleus sensorik utama nervus trigeminal; serabut-serabut ini akan membantu fungsi
sensorik yang sama untuk kepala seperti serabut kolumna dorsalis membantu untuk
tubuh.
Di thalamus serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran sensorik
thalamus, dikenal sebagi kompleks ventrobasal ini, ada penjuluran serabut saraf tingkat
ketiga. Yakni yang terutama menuju girus postsentralis dari korteks serebri yang disebut
srea somatosensorik I, serabut-serabut ini juga menjulur ke area yang lebih kecil pada
korteks parietal lateralis yang disebut area somatosensorik II.1,3,11
Jaras Motorik
Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan
diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks,
ganglia basalis, dan cerebellum. Sistem saraf somatis secara umum melibatkan tiga
tingkat neuron yang disebut neuron descendens. Neuron tingkat satu sistem saraf somatis
berada di sistem saraf pusat tempat impuls tersebut berasal. Neuron tingkat pertama
memiliki badan sel di dalam cortex cerebri atau berada di tempat asal impuls. Neuron
tingkat kedua adalah sebuah neuron internuncial (interneuron) yang terletak di medulla
spinalis. Akson neuron tingkat kedua pendek dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga
di columna grisea anterior.3,11
Tractus Corticospinal
Serabut tractus corticospinal berasal dari sel pyramidal di cortex cerebri. Dua pertiga
serabut ini berasal dari gyrus precentralis dan sepertiga dari gyrus postcentralis. Serabut
desendens tersebut lalu mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus
posterius capsula interna. Pada medulla oblongata tractus corticospinal nampak pada
permukaan ventral yang disebut pyramids. Pada bagian caudal medulla oblongata
tersebut 85% tractus corticospinal menyilang ke sisi kontralateral pada decussatio
pyramidalis sedangkan sisanya tetap pada sisi ipsilateral walaupun akhirnya akan tetap
bersinaps pada neuron tingkat tiga pada sisi kontralateral pada medulla spinalis. Tractus
corticospinalis yang menyilang pada ducassatio akan membentuk tractus corticospinal
lateral dan yang tidak menyilang akan membentuk tractus corticospinal anterior.10
14
Gambar 4: Jaras Motorik.1
15
Mekanisme Kerja Neurotransmitter
Bagian yang menghubungkan satu neuron dengan neuron yang lain disebut
sinaps. Sinaps ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinaps dan post sinaps. Neurotransmitter
adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk
menghantarkan impuls dari suatu neuron ke neuron lain. Ketika impuls mencapai bagian
sinapsis, maka gerbang kalsium akan terbuka dan ion-ion kalsium akan masuk ke dalam
presinaps. Ion kalsium ini akan merangsang vesikel di dalam presinaps untuk
mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar, neurotransmitter akan
menuju ke bagian postsinaps dan akan menempel pada reseptornya sehingga gerbang ion
akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion tersebut, maka ion
yang ada diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadi impuls pada saraf selanjutnya.
Berikut beberapa neurotransmitter :6,11
1. Asetilkolin
Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf-saraf parasinapsis dan
saraf preganglionik.
2. Norepinefrin
Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf-saraf simpatis.
Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal.
3. Serotonin
Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai
penghambat nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.
4. Dopamine
Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin.
Dopamine biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi dan
khawatir
5. GABA ( Gamma Amino Butiric Acid)
Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran
impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang
bermuatan negatif sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negatif. Dengan
demikian impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf. 6
16
Kesimpulan
Medula spinalis adalah salah satu bahagian dari sistem saraf pusat yang penting
untuk mekanisme fungsi sensoris dan motoris tubuh manusia. Struktur ini bersama otak
akan mengawal dan menerima impuls saraf dari pelbagai bahagian untuk diolah dan
diproses untuk menghasilkan efektor. Saraf yang berhubungan dengan medulla spinalis
seperti pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakralis adalah sangat penting untuk
pergerakan ekstrimenitas tubuh manusia. Justeru, lesi dan gangguan pada pensarafan ini
akan menghambat fungsi normal saraf untuk membawa impuls kepada otot-otot dan dari
reseptor-reseptor yang ada pada regio yang bersangkutan. Kegagalan otot-otot pada regio
yang bersangkutan untuk berfungsi secara normal akan menghambat seseorang untuk
beraktivitas dengan lebih banyak. Gangguan pada pensarafan pada reseptor juga akan
menghalang seseorang untuk respon terhadap rangsangan yang diberikan sesuai dengan
mekanisme kerja neurotransmitter walaupun dalam keadaan sadar.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Human and physiology. 7th Edition. Canada: Lengage learning; 2007.
2. Mutaqqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.
3. Kasim Y. I, Salim D, Winata H, Sumadikarya I. K. Neuroscience. Jakarta: FK
UKRIDA; 2015.
4. Corwin J.E. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
5. Foster M. Traumatic brachial plexus injuries. United state: Emedicine; 2011. p. 1-4.
6. Putz R, Pasbt R. Upper limb. In: Atlas of human anatomy. Volume 1. Germany:
Elsivier Inc; 2006. p 215-44.
7. Snell R, Ekstremitas superior. Dalam: Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran,
J. Oswari, Editor. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 1998. h. 132-253.
8. Moore K, Agur A. Essential Clinical Anatomy. 3rd Edition. Baltimore: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
9. Sherwood L. The peripheral nervous system: afferent division; special senses. In: Human
physiology: from cells to system. 9th Edition.Canada: Lengage learning; 2013. p 182-4.
17
10. Hall J. E, Guyton C. Guyton and hall textbook of medical physiology. Philadelphia:
Elsivier Inc; 2016.
11. Khurana I. Nervous system. In: Medical physiology for ungergraduate student. India:
Elsevier Inc; 2012. p 800-14.
12. Guyton C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. h.145-6.