MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
-
Upload
nanda0rdinary -
Category
Education
-
view
103 -
download
4
Transcript of MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang
menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat
subseluler, baik pada industri maupun lingkungan. Organisme hidup yang
dimanfaatkan antara lain ialah bakteri, khamir, alga, sel tumbuhan dan sel hewan.
Penerapan bioteknologi akan berhasil jika dilakukan pengintegrasian beberapa
disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan
teknik kimia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 27).
Bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak
dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak
sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau
berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah
salah satu contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting suatu
mikroorganisme guna memenuhi kebutuhannya.
Bioteknologi yang diterapkan pada jaman dahulu berbeda jika dibandingkan
dengan keadaan yang sekarang. Bioteknologi pada jaman dahulu dilakukan dengan
cara yang relatif sederhana dan dalam suasana tidak steril. Sebelum munculnya
jaman minyak bumi banyak senyawa industri yang penting seperti etanol, asam
asetat, butanol, aseton dan asam organik dihasilkan dengan menggunakan metode
fermentasi yang terbuka terhadap lingkungan. Untuk membatasi mikroorganisme
yang menjadi kontaminan dilakukan dengan memanipulasi lingkungan ekologinya
secara hati-hati. Pada saat itu belum dikenal teknik sterilisasi. Bahan-bahan
desinfektan juga belum diketahui.
Bioteknologi moderen menggunakan cara-cara yang lebih canggih. Sekitar
tahun 1940 kultivasi mikroorganisme secara steril telah dilakukan. Proses biologis
tertentu suatu mikroorganisme dapat dijaga supaya tidak terkontaminasi media dan
bioreaktor terlebih dahulu serta menggunakan perlengkapan yang dapat mencegah
kontaminan yang masuk.
1
1.2 Rumusan Masalah
Pengertian bioteknologi?
Bagaimana perkembangan bioteknologi?
Bagaimana manfaat bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia?
Bagaimana dampak positif dan negatif bioteknologi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata bioteknologi pertama muncul sekitar tahun 1979. Pada saat itu E.F.
Hutton mendapatkan hak paten untuk kata bioteknologi. Istilah tersebut digunakan
sebagai penjelasan atas suatu masalah yang berkaitan dengan rekayasa genetika atau
genetic engineering. Selain itu, juga seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang makin pesat menuntut terpenuhinya segala kebutuhan manusia
yang bermuara pada tingkat perbaikan kesejahteraannya. Seperti halnya yang
terdapat dalam pengetahuan biologi, istilah bioteknologi mengacu pada suatu bentuk
interaksi antara biologi dengan teknologi yang mencakup semua jenis produksi
melalui proses transformasi biologis.
Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan
memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya, misalnya bakteri
dan kapang. Selain itu, bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan
yang dikembangbiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri. Penggunaan
mikroorganisme tersebut secara terarah dan terkontrol, yang merupakan aplikasi
terpadu antara biokimia, mikrobiologi, dan teknologi kimia. Manfaat yang dirasakan
manusia dari kegiatan tersebut antara lain dalam bidang industri, kesehatan,
pertanian, dan peternakan. Khususnya penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan
rekayasa kimia secara terpadu mempunyai tujuan untuk mencapai penerapan
teknologi dari kemampuan mikroba dan sel kultur jaringan. Dalam bioteknologi
bidang-bidang ilmu yang harus dipelajari antara lain biologi sel, biokimia, fisiologi,
mikrobiologi, genetika, dan biorekayasa.
Istilah bioteknologi merupakan teknologi yang menggunakan bahan hayati
atau sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Definisi tersebut merupakan definisi dari
bioteknologi secara tradisional atau konvensional. Adapun definisi bioteknologi
modern menyatakan bahwa istilah bioteknologi merupakan teknologi yang
menggunakan bahan hayati yang telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan
barang atau jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia.
Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah
penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk
3
menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari
struktur kimiawi organisme. Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik
dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama
bioteknologi sebagai berikut :
a. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
b. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
c. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Berbagai kebutuhan manusia telah terpenuhi dengan adanya bioteknologi
tersebut, di antaranya penyediaan berbagai jenis makanan, seperti tempe, brem, keju,
roti, kecap, dan berbagai jenis minuman, seperti anggur, sake, bir, yogurt, dan
vitamin. Selain dalam bidang pangan tersebut, bioteknologi juga diterapkan dalam
bidang kesehatan (misalnya untuk menghasilkan obatobatan), di bidang pertanian
(misalnya untuk menghasilkan pupuk, untuk mendapatkan bibit tanaman yang
bervarietas unggul dan tahan hama), dan di bidang yang lainnya.
Menurut Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi diartikan sebagai
penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu dengan
tujuan untuk penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang
dibiakkan. Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat sekarang biasa untuk
rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan usaha mengubah atau memanipulasi
bahan atau materi genetik organisme secara invitro dengan menambah, mengganti,
mengurangi, atau memodifikasi gen sehingga didapatkan organisme dengan ciri
kemampuan yang baru. Gen-gen yang digunakan untuk rekayasa genetik dapat
berasal dari organisme sejenis atau organisme yang berbeda jenis tanpa mengenal
batas spesies. Rekayasa genetik dilakukan dengan cara yang disebut teknik
rekombinan DNA. Teknik ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
peralatan yang canggih.
Revolusi bioteknologi yang diawali dengan penemuan struktur heliks molekul
DNA ( asam deoksi ribonukleat ) oleh Watson dan Crick (1953 ) melejit pesat di
pertengahan tahun 1970-an dengan berkembangnya rekayasa genetika.
Perkembangan ini menjadikan bioteknologi sebagai bidang antardisiplin yang
memberi harapan untuk memecahkan problem yang dihadapi umat manusia.
4
Di awal abad 21 ini, bioteknologi telah menjadi salah satu penopang kegiatan
industri terutama di negara maju. Sebaliknya penerapan dan pengembangannya di
negara berkembang masih banyak menghadapi masalah dan dilema. Hal ini karena
bioteknologi memerlukan padat modal dan padat teknologi untuk penelitian dan
penerapannya.
2.1 Empat gelombang Perkembangan Bioteknologi
Dalam perkembangannya, bioteknologi banyak didukung ilmu-ilmu yang
berbasis molekuler seperti biologi molekuler, genetika molekuler, sel, jaringan dan
biokimia. Dukungan yang tak kalah pentingnya yaitu dari sarana komputer yang
memadai (canggih), karena bidang kajian bioteknologi adalah fenomena hayati pada
tingkat molekuler yang memerlukan efisiensi serta akurasi perhitungan-perhitungan
yang rumit. Perkembangan bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi empat
tahapan/ gelombang sebagai berikut :
1. Gelombang pertama. Tahap ini dikenal juga sebagai era pra-pasteur/sederhana,
yang dicirikan oleh pemanfaatan mikroba ( bakteri, kapang, khamir ) untuk
pengawetan dan atau pembuatan makanan/ minuman melalui penggunaan
mikroba secara tradisional. Minuman khas Jepang ( sake ), bir, anggur, keju,
yoghurt, dan pangan tradisional dari Indonesia ( tempe, oncom, kecap )
merupakan contoh hasil proses bioteknologis tradisional. Sampai tahun 1920-an,
penggunaan mikroba juga dikembangkan untuk produksi bahan kimia ( aseton,
butanol, asam sitrat ) dan biomassa. Pada tahun 6000 SM orang-orang Babilonia
telah berhasil membuat bir dengan fermentasi jasad renik. Peristiwa ini
merupakan proses bioteknologi yang tertua. Tiga ribu tahun kemudian, orang-
orang Sumeria mampu mengembangkan pembuatan bir hingga memiliki berbagai
cita rasa (20 macam). Hingga saat sekarang, bioteknologi dapat memberdayakan
jenis-jenis minuman serta tanaman dalam varietas yang beragam.
2. Gelombang kedua. Bioteknologi generasi kedua ini dimulai ketika ditemukan
penisilin oleh Fleming ( 1929 ) dan permulaan pengusahaannya dalam bentuk
industri pada tahun 1944. Bioteknologi ada era ini ( dan sampai sekarang ) yaitu
proses bioteknologi yang berlangsung dalam keadaan tidak steril. Peristiwa ini
merupakan bentuk fermentasi di tempat yang terbuka, sehingga dapat
memungkinkan terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya. Fermentasi
5
adalah suatu proses perombakan dari senyawa yang lebih kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Beberapa jenis
produk yang dihasilkan oleh bioteknologi ini, antara lain etanol, asam asetat,
asam sitrat, asam laktat, dan gliserin. Sekarang proses pembuatan kompos atau
pengolahan limbah juga merupakan contoh jenis bioteknologi fermentasi ini.
Generasi kedua ini juga dikenal sebagai era antibiotika.
3. Gelombang ketiga. Bioteknologi generasi ketiga melejit secara pesat pada paruh
tahun 1970-an dengan diterapkannya rekayasa genetika untuk memanipulasi dan
memperbaiki sifat organisme sebagai “agen” yang berperan penting dalam
bioindustri. Proses bioteknologi ini berlangsung dalam kondisi steril.
Bioteknologi jenis ini merupakan proses-proses biologis atau fermentasi di
tempat yang tertutup sehingga menjaga jangan sampai ada mikroorganisme luar
yang mengontaminasi. Berbagai produk-produk biologis atau farmasi dan
kedokteran yang bernilai tinggi seperti interferon, hormon, dan vaksin diproduksi
berkat rekayasa genetik ini. Beberapa contoh produk hasil bioteknologi ini, antara
lain jenis obat-obat antibiotika (pinisilin, tetrasiklyn,
streptomisiyn, kloromfenikol, dan vitamin B12, giberin, kortison atau steroid
lainnya, asam amino terutama asam glutamat, dan berbagai enzim. Teknologi
hibridoma yang ditemukan Kohler dan Milstein (1975) membuka era ini untuk
produksi antibodi monoklonal. Kekhasan ini menyebabkan tahapan ini juga
dinamai bioteknologi baru.
4. Gelombang keempat/ bioteknologi pada era generasi baru. Gelombang ini
dicirikan dengan perekayasaan struktur enzim ( tiga dimensi ) yang dikaji dalam
bidang protein engineering. Perkembangan proses bioteknologis tidak lepas dari
peran enzim sebagai biokatalis. Pengkajian sifat dan kinetika reaksi enzimatik
dan perkembangan peralatan analisis, seperti kristalografi sinar X dan
spektrofotometer massa yang ditopang oleh rekayasa genetik telah memunginkan
ahli biokimia merekayasa enzim sesuai sifat yang diinginkan. Generasi kempat
ini juga dikenal sebagai era rekayasa enzim / protein. Adapun proses
bioteknologi yang diterapkan pada hasil keilmuan baru (bioteknologi baru).
6
Berbagai hasil keilmuan baru tentang penerapan bioteknologi sebagai berikut.
1) Penelitian tentang enzim, yang mempelajari tentang aktivitas sel-sel dan enzim
yang diatur aktivitasnya. Salah satu contohnya adalah produksi insulin,
interferon, dan antibodi monoklonal.
2) Keilmuan tentang rekayasa genetika. Rekayasa genetik merupakan usaha untuk
mengubah atau memanipulasi bahan/materi genetik suatu organisme secara
invitro melalui penambahan, penggantian, pengurangan, atau modifikasi gen
sehingga diperoleh ciri-ciri dengan kemampuan baru. Penambahan gen dilakukan
dengan teknologi rekombinan DNA atau yang sering disebut kloning gen.
Misalnya, membuat DNA rekombinan yang memiliki program untuk membuat
insulin. Insulin adalah protein yang bertugas mengontrol metabolisme gula darah
dalam tubuh manusia, dan sebagainya. Teknologi ini memberikan kesempatan tak
terbatas bagi terbentuknya kombinasi baru dari gen, yang tentunya tidak akan
terjadi secara alami pada kondisi normal. Rekayasa genetik dimulai sejak
Mendell menemukan faktor yang diturunkan, kemudian sebuah
penelitian terhadap transfer DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lainnya
melalui lingkaran DNA kecil yang disebut plasmid. Plasmid berfungsi sebagai
kendaraan pemindah atau vektor.
3) Teknik kultur jaringan Teknik pengembangbiakan secara vegetatif
pada organisme makin canggih. Hal ini sejak ditemukannya teknik klon, yaitu
produksi suatu organisme dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh sel
tumbuhan atau hewan. Sel tunggal ini merupakan somatik dan bukan
sel kelamin sehingga sel ini mengandung dua perangkat kromosom. Jadi, sel ini
memiliki semua informasi genetik yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
individu yang lengkap pada saat dirangsang untuk tumbuh.
2.2 Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia
Bioteknologi memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia, mulai
dari proses–proses bio yang paling sederhana sampai kepada tingkat yang paling
canggih. Karenanya, manusia yang menggelutinya ditantang untuk memanfaatkan
peluang–peluang itu demi kesejahteraannya. Tetapi, bagaimanapun canggihnya
teknologi sudah barang tentu dapat memunculkan dampak dalam penerapannya.
Maka dengan mengacu pada pengalaman–pengalaman penerapan teknologi
7
pendahulunya, dapatlah digunakan bioteknologi ini secara proporsional dengan
memasukkan norma–norma etik secara moral. Etika diperlukan untuk menentukan
arah perkembangan bioteknologi, serta penerapannya secara teknis, sehingga tujuan
yang menyimpang dan destruktif bagi kemanusiaan dapat dihindarkan.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam, dengan hasil
pertanian yang melimpah, tentunya mempunyai potensi besar sebagai pusat aplikasi
dari bioteknologi dalam skala industri. Perkembangan industri bioteknologi di
Indonesia masih belum diaplikasikan sebagai salah satu industri yang dapat
menghasilkan produk penghasil devisa yang cukup besar. Dengan tantangan
perubahan iklim global dan makin menipisnya sumber minyak bumi, hendaknya
pemerintah dan lembaga penelitian mampu mengambil peluang ini dengan
memanfaatkan bioteknologi dalam penyediaan pangan dan penghasil energi.
Salah satu mata agenda Konferensi PBB untuk Lingkungan dan
Pembangunan (UNCED) adalah “pengelolaan bioteknologi yang berwawasan
lingkungan”. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bioteknologi dikelilingi oleh
kecemasan sosial dan ekologis.
Kecemasan pertama timbul akibat kenyataan bahwa bioteknologi-
bioteknologi mengutak-atik jalinan kehidupan itu sendiri, dan menuntut
restrukturisasi mendasar pada benak kita, etika kita, beserta berbagai hubungan dan
nilai-nilai lingkungan, sosial dan ekonomi kita. Sementara bioteknologi dalam arti
yang paling luas merupakan kelompok teknologi yang amat tua, biologi-biologi baru
inilah yang menimbulkan berbagai resiko baru dalam bidang sosial, ekologi,
ekonomi dan politik. Bioteknologi baru terdiri dari dua kelompok teknologi utama.
Kelompok pertama, yaitu “rekayasa genetik” merupakan teknik yang berasal
dari kemajuan dalam bidang biologi melokuler, biokimia dan genetika. Kelompok
kedua didasarkan pada prosedur-prosedur seluler yang baru, yang berlandaskan
teknologi kultur jaringan yang lebih tua (Vandana, 1994 : 1).
Peran serta masyarakat dan penentu atau pengambil kebijakan dalam upaya
menjaga dan mengembangkan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan, hal ini
bukan semata-mata ada kepentingan oleh sekelompok orang atau organisasi, namun
lebih jauh untuk menjaga atau mempertahankan keseimbangan ekosistem alami
dengan keragaman organisme dari pergeseran (penjajahan total) akibat arus
8
bioteknologi (rekombinan) yang belum kita ketahui dampaknya untuk masa yang
akan datang terhadap keberlanjutan umat manusia dan alam ini.
Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi
memasuki milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh.
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan
manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain
untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi
pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus
dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran,
logika, moral, agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu
menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK yang sebenarnya.
Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur
perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah mungkin
muncul pertanyaan, apakah benar semakin cerdas otak manusia makin pandai
manusia menemukan kebenaran, makin baikkah perbuatan manusia? Maka,
penguasaan manusia terhadap teknologi hendaklah menuntut perkembangan moral
manusia itu juga. Tanpa landasan moral maka manusia yang sudah beranjak menjadi
ilmuan akan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual
(Suriasumantri, 1999).
1. Bidang Pertanian
Rekayasa genetika dalam bidang pertanian terus dikembangkan. Rekayasa di
bidang pertanian terutama ditunjukkan untuk pembentukan tanaman yang dapat
menambat Nitrogen (N2) dari udara sehingga pemberian pupuk nitrogen tidak perlu.
Selain itu pembentukan tanaman yang tahan terhadap penyakit juga dikembangkan,
misalnya tanaman tembakau yang tahan terhadap infeksi virus mozaik.
Nitrogen ialah unsur yang sangat diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuhan
dan mikroorganisme. Nitrogen dalam tubuh organisme digunakan untuk membentuk
senyawa yang penting seperti protein, ADN dan ARN. Hewan dan manusia
mendapatkan sumber N dari makanannya. Tumbuhan mendapatkan unsur N dengan
jalan mengekstraksi dari tanah. Sumber N yang terdapat dalam tanah makin lama
9
makin menipis, sehingga tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Oleh sebab itu pupuk
nitrogen harus diberikan. Keinginan petani untuk meningkatkan produksi setinggi
mungkin dalam lahan yang terbatas, menyebabkan penggunaan pupuk nitrogen yang
sangat tinggi. Hal ini mendatangkan beberapa kerugian. Industri pupuk nitrogen
harus didirikan. Pendirian industri ini memakan biaya sangat besar. Pembuatan
pupuk nitrogen dalam jumlah besar akan mempercepat penipisan cadangan minyak
bumi. Seperti diketahui, bahwa minyak bumi merupakan bahan baku industri pupuk.
Sebab itu melalui rekayasa genetika dibentuk tanaman yang dapat menambat N2 dari
udara.
Tanaman yang dapat menambat N2 dari udara sangat menguntungkan sekali.
N2 yang prosentasenya 80% di udara dapat dimanfaatkan. Penghematan minyak bumi
dapat dilakukan dan pencemaran air tanah oleh nitrat juga dapat dicegah, karena
pemupukan dengan pupuk nitrogen dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan
kadar nitrat di perairan.
2. Bidang Peternakan dan Perikanan
Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:
1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
2) rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler, 3) peningkatan efisiensi dan kualitas
pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan 4) bioteknologi yang berkaitan dengan
bidang veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
3. Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan
obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis.
Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan
penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap
antibiotika konvensional.
Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan
penyakit malaria serta penyakit tidur.
10
Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter
dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi
proses penolakan.
Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan
4. Bidang Pangan
Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan.
Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain
dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan
penampilan lebih menarik. Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu
sendiri dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.
Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama
kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk
dan beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang
pangan khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya,
dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu
sampai pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak
zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-
lain. Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran
yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan meliputi
penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses fermentasi
pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar sebagai bahan
pangan (Lukas dan Isnawati, 1997 : 60).
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-
kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan
destruktif. Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain
dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui “penggantian” gen.
Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya
godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan manusia super
atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
11
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi terhadap
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang telah mengalami
modifikasi secara genetik belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia
karena efek samping resiko genetik atau adanya residu antibiotik pada daging yang
akan termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang, demikian pendapat
sebagian orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan bioteknologi,
produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi kandungan
lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini
sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara
pandang tradisional kita, tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu
pengetahuan secara umum membantu manusia untuk memecahkan masalahnya,
sehingga falsafah Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan bahwa
hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia) berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan
memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri,
sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap
kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun
bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa
yang ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan
penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
2.3 Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif.
Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan
oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang
kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari
Bacillus thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi
alergi pada tubuh manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing
ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antar gen asing dan inang produk
bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
12
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki teknologi yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut
disebabkan karena bioteknologi moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan
oleh negara berkembang. Ketidakadilan misalnya, sangat terasa dalam produk
pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten
yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi
negara maju.
Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan
makhluk hidup baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah melawan kodrat
sehingga masyarakat banyak yang belum dapat menerima. Dengan adanya makhluk
hidup hasil transgenik muncul kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan
lingkungan, sehingga berpendapat bahwa muncul dampak negatif terhadap
lingkungan. Kasus bayi tabung belum ada perangkat hukum yang mengatur. Apalagi
seandainya muncul pengkloningan manusia.
2.4 Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk
keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri
bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus,
bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan juga manusia. Pemilihan donor/resipien gen
bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk
yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.
Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik
menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan
sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan
tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi
dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992
telah disepakati konvensi keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological
Diversity) yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut
mendatanginnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang
menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler,
baik pada industri maupun lingkungan. E.F. Hutton mendapatkan hak paten kata
bioteknologi ini. Definisi bioteknologi modern adalah teknologi yang menggunakan
bahan hayati yang telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau
jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Ciri-ciri
utama bioteknologi adalah adanya agen biologi, adanya pendayagunaan secara
teknologi dan industri, serta produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan
pemurnian.
Perkembangan bioteknologi mengalami 4 tahapan yang disebut gelombang.
Gelombang pertama dikenal sebagai era pra-pasteur/sederhana, Gelombang kedua
dimulai ketika ditemukan penisilin, Gelombang ketiga adalah ketika diterapkannya
rekayasa genetika, Gelombang keempat / bioteknologi pada era generasi baru yaitu
protein engineering. Bioteknologi mempunyai manfaat bagi kehidupan di bidang
pertanian (modifikasi mikroba dan bakteri agar tanaman lebih subur), peternakan dan
perikanan (inseminasi buatan, embrio transfer, transgenik), kesehatan (penemuan
obat-obatan), serta pangan (pemanfaatan mikroorganisme dan fermentasi makanan.
3.2 Saran
Terlepas dari perdebatan mengenai bioteknologi, kita semua telah mengetahui
apa itu bioteknologi beserta manfaat-manfaat. Serta dampak positifnya bagi
kehidupan manusia. Maka, baiklah kita menggunakan dan memanfaatkan
bioteknologi secara bijaksana agar tidak menyalahi kodrat serta merugikan makhluk
hidup lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.elearning.unesa.ac.id/rika-dian-kurniawan/bioteknologi.
http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/kelebihan-biotekhnologi-komfensional.
Pratiwi. D. A., Maryati, Sri., Srikini,Suharno, S. Bambang. 2007. Biologi. Jakarta. Erlangga.
15