Makalah Bahasa Indonesia.doc

25
Makalah Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Dosen Pembimbing : Noni Andriyani, S.S, M.Pd Disusun Oleh kelompok 3 : 1. Muhammad Al Hafizh 133210003 2.Syahrizal 133210169 3. Andria Eka Putra 133210407 Kelas 1D 1

description

ini makalah yang bagus

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia.doc

Makalah Bahasa Indonesia

Ragam Bahasa

Dosen Pembimbing : Noni Andriyani, S.S, M.Pd

Disusun Oleh kelompok 3 :

1. Muhammad Al Hafizh

133210003

2. Syahrizal

133210169

3. Andria Eka Putra

133210407

Kelas 1D

Teknik Perminyakan

Universitas Islam Riau

T.A 2013 / 2014

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Pekanbaru, September

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTA ISIii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 LATAR BELAKANG1

1.2 RUMUSAN MASALAH1

1.3 TUJUAN1

BAB II ISI3

2.1 PENTING ATAU TIDAKNYA BAHASA INDONESIA3

2.2 PENGERTIAN RAGAM BAHASA5

2.3 RAGAM LISAN DAN TULIS5

2.4 RAGAM BAKU DAN TIDAK BAKU7

2.5 RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN8

2.6 RAGAM SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL82.7 RAGAM RESMI9

2.8 RAGAM USAHA102.9 RAGAM SANTAI10

2.10 RAGAM AKRAB102.11 BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR10BAB III PENUTUP123.1 KESIMPULAN12

3.2 SARAN12DAFTAR PUSTAKA13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunyapada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah penting atau tidaknya bahasa Indonesia ?

2. Apa pengertian ragam bahasa ?

3. Apa yang dimaksud dengan ragam lisan dan tulis ?

4. Apa yang dimaksud dengan ragam baku dan tidak baku ?

5. Apa yang dimaksud dengan ragam baku tulis dan baku lisan ?6. Apa yang dimaksud dengan ragam sosial dan ragam fungsional ?7. Apa yang dimaksud ragam resmi?

8. Apa yang dimaksud ragam usaha?

9. Apa yang dimaksud ragam santai?

10. Apa yang dimaksud ragam akrab?11. Bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar ?1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penting atau tidaknya bahasa Indonesia

2. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa

3. Untuk mengetahui maksud ragam lisan dan tulis

4. Untuk mengetahui maksud ragam baku dan tidak baku

5. Untuk mengetahui maksud ragam baku tulis dan baku lisan

6. Untuk mengetahui maksud ragam sosial dan ragam fungsional7. Untuk mengetahui maksud ragam resmi

8. Untuk mengetahui maksud ragam usaha

9. Untuk mengetahui maksud ragam santai

10. Untuk mengetahui maksud ragam akrab11. Untuk mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar

BAB IIISI

2.1 Penting atau Tidaknya Bahasa Indonesia

Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, sustra, dan budaya.

a. Dipandang dari jumlah penutur

Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seorang adalah bahasa daerah (bahasa ibu). Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak-kanak).

Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada orang-orang yang lahir dari orang tua yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang berbeda, sebagian orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar belakang bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia dengan bahasa ibu , bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah bahasa bahasa ibu. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Data ini akan membuktikan bahwa penutur bahasa Indonesia adalah 240 juta orang (2008) ditambah dengan penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.b. Dipandang dari Luas Penyebarannya

Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu.

Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.

Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 240 juta lebih tersebar dari sabang sampai merauke dan beberapa Negara di dunia. Luas penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa universitas di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia. Keadaan daerah penyebarannya ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.c. Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra

Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa itu. Kalau kita mencoba memandang bahasa daerah, seperti bahasa Kerinci, kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat dipakai sebagai susastra, budaya, dan ilmu.Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra Kerinci telah masyarakat ke segenap pelosok daerah Kerinci. Dengan demikian, bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.

Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai pula walaupun hanye dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi, berpantun, dan sebagainya.Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya. Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Kerinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu.

Ketiga hal diatas sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.

2.2 Pengertian Ragam BahasaRagam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosio linguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

2.3 Ragam Lisan dan TulisBahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakainya ini dan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam-macam ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta likungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa ini pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.Tidak dapat kita mungkiri, bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis.

Ragam lisan dan ragam tulis berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut

1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanyak orang kedua atau teman berbicara.

2. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Hal ini karena ragam lisan dapat dibantu oleh gerak, mimic, pandangan, anggukan, atau intonasi. Sedangkan dalam ragam tulis fungsi-fungsi gramatikal harus nyata.3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja, dan tidak dapat dipahami oleh orang yang berada di luar ruangan. Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi,ruang, dan waktu. Suatu tulisan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup tahun 2008 dan seterusnya.4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.

Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.a. Ragam Lisan

1. Penggunaan Bentuk Kata

Kendaraan yang ditumpanginnya nabrak pohon mahoni.

Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu

2. Penggunaan Kosakata

Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.

Mereka lagi bikin denah buat pameran entar

3. Penggunaan Struktur Kalimat

Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.

Dalam Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

b. Ragam Tulis1. Penggunaan Bentuk Kata Kendaraan yang ditumpanginnya menabrak pohon mahoni. Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.2. Penggunaan Kosakata Saya sudah memberi tahu mereka tetang hal itu. Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.3. Penggunaan Struktur Kalimat

Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.

Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

2.4 Ragam Baku dan Tidak Bakua. Ragam Baku

Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya

Ragam baku memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

1. Mantap

Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa.

2. Dinamis

Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai bmakna ganda yaitu orang yang berlangganan dan tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan di sebut pelanggan.3. Cendekia

Ragam baku Bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Hal ini memungkinkan pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak pada jalur formal(sekolah).

b. Ragam Tidak Baku

Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

2.5 Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan

Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu terlihat dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dan masih banyak lagi.Bagaimana dengan masalah ragam baku lisan? Ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan.

2.6 Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial tidak jarang dihubungkan dengan status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional dapat pula berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam sosial yang lain merupakan ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Dalam kennyataannya ragam fungsional menjelma sebagai bahasa Negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti :

a. Ragam Keilmuan atau Teknologikomputer adalah mesin pengolah informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari kembali apabila diperlukan. Komputer dapat juga mengerjakan perhitungan yang rumit dengan kecepatan yang luar biasa. Hanya dalam waktu beberapa detik komputer dapat melaksanakan pekerjaan yang kalau dikerjakan oleh tenaga manusia akan memakan waktu berminggu-minggu

.Di jantung komputer terkecil (yang disebut mikrokomputer) terdapat sebuah komponen elektronik yang dimakan mikroprosesor. Komponen ini terbuat dari keping silikon yang berukuran tidak lebih besar daripada kuku jari kelingking. Sebenarnya, mikroprosesor itu sendiri adalah komputer dan dapat dibangun menjadi berbagai jenis mesin.b. Ragam Kedokteran

Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormone antidiuretic (antidiuretic hormone = ADH) diproduksi oleh kelenjer pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah hormon insulin yang di hasilkan oleh kelenjer pankreas yang berada dibawah hati. Dengan kurangnya zat insulin ini, metabolisme gula tergangu sehinga sebagian tidak bisa di ubah menjadi bahan yang bisa menghasilkan tenaga, atau perubahan tersebut tidak sempurna.c. Ragam Keagamaan

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yang itu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya. Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari besar, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.

2.7 Ragam Resmi (Formal)

ilmiah, dan Variasi ini biasanya digunakan dalam pidato-pidato kenegaraan, rapat-rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, makalah, karya sebagainya. Pola dan kaidah bahasa resmi sudah ditetapkan secara standar dan mantap. Contoh variasi resmi dalam pembicaraan misalnya dalam acara peminangan, kuliah, pembicaraan seseorang dengan dekan di kantornya. Pembicaraan ketika seorang mahasiswa menghadap dosen atau pejabat struktural tertentu di kampus juga merupakan contoh ragam ini. Karakteristik kalimat dalam ragam ini yaitu lebih lengkap dan kompleks, menggunakan pola tata bahasa yang tepat dan juga kosa kata standar atau baku.

2.8 Ragam Usaha (Konsultatif)

Variasi ini lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Jadi, dapat dikatakan bahwa ragam ini merupakan ragam yang paling operasional. Ragam ini tingkatannya berada antara ragam formal dan ragam santai.

2.9 Ragam Santai (Kasual)

Ragam ini merupakan variasi yang biasa digunakan dalam situasi yang tidak resmi seperti berbincang-bincang dengan keluarga ketika berlibur, berolah raga, berekreasi, dan sebagainya. Pada ragam ini banyak digunakan bentuk alegro atau ujaran yang dipendekkan. Unsur kata-kata pembentuknya baik secara morfologis maupun sintaksis banyak diwarnai bahasa daerah.

2.10 Ragam Akrab (Intim)

Variasi bahasa ini digunakan oleh penutur dan petutur yang memiliki hubungan sangat akrab dan dekat seperti dengan anggota keluarga atau sahabat karib. Ragam ini ditandai dengan penggunaann bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek, dan artikulasi tidak jelas. Pembicaraan ini terjadi antarpartisipan yang sudah saling mengerti dan memiliki pengetahuan yang sama.

2.11 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Pengertian benar pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Dibawah ini akan dipaparkan contoh.

Kuda makan rumput

Kalimat ini benar karena telah memenuhi kaidah sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada subjek (kuda), ada prediket (makan), da nada objek (rumput). Kalimat ini juga memenuhi kaidah sebuah kalimat dari segi makna, yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca. Lain halnya dengan kalimat di bawah ini.

Rumput makan kuda

Kalimat ini benar menurut struktur karena ada subjek (rumput), ada prediket (makan), dan ada objek (kuda). Akan tetapi, dari segi makna, kalimat ini tidak benar karena tidak mendukung makna yang baik.

Pengertian baik pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari pilihan kata (diksi). Dalam suatu pertemuan kita dapat memakai kata yang sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata yang akan dipergunakan dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap makna kalimat yang dipaparkan itu. Pada suatu ketika kita menggunakan kata manugasi, tetapi pada waktu lain kita menggunakan kata memerintahkan, meminta bantuan, memercayakan, dan sebagainya.

Sebagai simpulan, yang dimaksud dengan bahasa benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 simpulanSebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, sustra, dan budaya. Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakainya ini dan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan melahirkan sejumlah ragam bahasa.

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Ragam bahasa terdiri dari ragam lisan dan tulis, ragam baku dan ragam tidak baku, ragam baku tulis dan ragam baku lisan, ragam sosial dan ragam fungsional, ragam resmi, ragam usaha, ragam santai, dan ragam akrab3.2 Saran Semoga makalah ini dapat menjadi petunjuk atau pedoman dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia dan semoga makalah ini berguna baik bagi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Zaenal. 1985. Cermat Berbahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

1