makalah askep imun
-
Upload
masuhaidi-merlung -
Category
Documents
-
view
462 -
download
58
Transcript of makalah askep imun
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 1/35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan terbentuknya sistem imunokompeten penting untuk
melindungi organisme tubuh terhadap invasi dari luar. Karenanya setiap
defisiensi pada salah satu komponen dari sistem imun itu dapat mengganggu
aktivitas sistem pertahanan tubuh. Perubahan patologis pada sistem
imunologi yaitu sindrome imunodefisiensi, dimana Imunodefisiensi itu adalah
keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal.
Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkan oleh
kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakit
utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-
obatan imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada usia
lanjut dan malnutrisi (Kekurangan gii). Immunodefisiensi tampak secara
klinis sebagai kecenderungan yang abnormal untuk menderita infeksi.
Imunodefisiensi perlu dicurigai ada pada penderita yang menderita infeksioleh organisme yang tidak patogen pada individu normal.
Pasien dengan imunodefisiensi mengalami infeksi yang tidak akan
hilang tanpa menggunakan antibiotik dan sering kambuh antara satu atau dua
minggu setelah pemakaian antibiotik selesai. Pasien-pasien ini seringkali
memerlukan berbagai jenis antibiotik tiap tahun untuk tetap sehat. !da
beberapa bentuk imunodefisiensi dan diantaranya sangat parah dan
mengancam kehidupan. "eberapa lebih ringan, tapi cukup penting dalam
menyebabkan infeksi parah yang kambuhan.Peran pera#at dalam memberikan asuhan kepera#atan sangat penting
bagi penderita imunodifesiensi, dalam memberikan asuhan kepera#atan,
pera#at juga harus mengetahui konsep klinis dari imunodifesiensi itu sendiri
agar mempermudah pera#at dalam memberikan asuhan kepera#atan yang
tetap berpedoman pada $!$%! $I& $'& dengan tidak meninggalkan
konsep klinis imunodifesiensi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah. !pa definisi imunodefisiensi
1
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 2/35
*. !pa etiologi imunodefisiensi +. "agaimana patofisiologi imunodefisiensi . "agaimana manifestasi klinis imunodefisiensi . !pa saja Klasifikasi imunodefisiensi
. !pa saja komplikasi pada imunodefisiensi /. !pa saja pemeriksaan penunjang pada imunodefisiensi 0. "agaimana penatalaksanaan imunodefisiensi 1. "agaimana asuhan kepera#atan pasien imunodefisiensi secara teoritis2. "agaimana asuhan kepera#atan pasien imunodefisiensi berdasarkan
kasus C. Tujuan Penulisan
. 3ujuan 4mum5ampu menjelaskan dan melaksanakan asuhan kepera#atan pada pasien
imunodefiensi
*. 3ujuan Khususa. 5ampu menjelaskan konsep klinis imunodefisiensi
b. 5ampu melakukan pengkajian pada pasien yang menderita
imunodefisiensic. 5ampu merumuskan diagnosa kepera#atan pada pasien yang
menderita imunodefisiensid. 5ampu membuat intervensi pada pasien yang menderita
imunodefisiensie. 5ampu melakukan tindakan kepera#atan pada pasien imunodefisiensi
f. 5ampu melakukan evaluasi tindakan kepera#atan pada pasienimunodefisiensi
D. Manfaat Penulisan
. 5ahasis#a dapat mengetahui gambaran teoritis tentang imunodefisiensi*. 5ahasis#a dapat mengetahui gambaran teoritis dan kasus asuhan
kepera#atan imunodefisiensi
2
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 3/35
BAB II
PEMBAHAAN
A. Definisi Imun!"efisiensi
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau
ketiadaan respon imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang
pada umumnya disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta
secara sekunder akibat penyakit utama lain seperti infeksi, pengobatan
kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatan imunosupresan(menekan sistem
kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan malnutrisi (Kekurangan gii).
(6.&.7 4$%789''%, *222)Immunodefisiensi merupakan gangguan fungsi imun yang
disebabkan oleh defek atau defisiensi pada sel-sel fagositik, limfosit ",
limfosit 3 atau komplemen. (:ylvia ! dkk, *22);angguan imunodefisiensi dapat disebabkan oleh defek atau
defisiensi pada sel-sel fagositik, limfosit ", limfosit 3 atau komplemen.
3
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 4/35
;ejala yang spesifik serta beratnya penyakit, usia saat penyakit dimulai dan
prognosis penyakit bergantung pada komponen apa yang terkena dalam
sistem imun dan sampai dimana fungsi imun tersebut terganggu. 3erlepas dari
penyebab yang mendasari kelainan imunodefisiensi, gejala utamanya
mencakup infeksi kronik atau infeksi berat kambuhan, infeksi karena
mikroorganisme yang merupakan flora normal tubuh, respon tubuh yang
buruk terhadap pengobatan infeksi dan diare kronik. Imunodefisiensi dapat
diklasifikasikan sebagai kelainan yang primer atau sekunder dan dapat pula
dipilah berdasarkan komponen yang terkena pada sistem imun tersebut.
(:ylvia ! dkk, *22)
B. Eti!l!giImunodefisiensi dibagi menjadi dua berdasarkan etiologinya yaitu<. Imunodefisiensi Primer
%isebabkan oleh defek genetik dalam sistem imum, mengakibatkan
kegagalan esensial sistem imun untuk berkembang (3ambayong, *222).*. Imunodefisiensi :ekunder
5enurut 4nder#ood (*222) penyebab pada imunodefisiensi
sekunder adalah malnutrisi, keganasan hematologik seperti leukemia,
penderita gagal ginjal kronis, !I%:, dan infeksi virus akut.Kondisi lain yang mengakibatnya terjadinya imunidefisiensi
sekunder yaitu proses penuaan, stress, pengobatan kanker, terapi radiasi,
terapi imunosupresan seperti kortikosteroid serta antibiotika (3ambayong,
*222).
"eberapa penyebab dari immunodefisiensi yang didapat<. Penyakit keturunan dan kelainan metabolisme
a. %iabetes
b. :indroma %o#nc. ;agal ginjal
d. 5alnutrisi
e. Penyakit sel sabit
*. "ahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan
a. Kemoterapi kanker
b. Kortikosteroid
c. 'bat immunosupresan
4
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 5/35
d. 3erapi penyinaran
+. Infeksi
a. &acar air
b. Infeksi sitomegalovirus
c. &ak 6erman (rubella kongenital)
d. Infeksi =I> (!I%:)
e. 5ononukleosis infeksiosa
f. &ak
g. Infeksi bakteri yang berat
h. Infeksi jamur yang berat
i. 3uberkulosis yang berat. Penyakit darah dan kanker
a. !granulositosis
b. :emua jenis kanker
c. !nemia aplastik
d. =istiositosis
e. ?eukemia
f. ?imfomag. 5ielofibrosis
h. 5ieloma
. Pembedahan dan trauma
a. ?uka bakar
b. Pengangkatan limpa
. ?ain-lain
a. :irosis karena alkohol b. =epatitis kronis
c. Penuaan yang normal
d. :arkoidosis
e. ?upus eritematosus sistemik.
C. Pat!fisi!l!gi
. Imunodefisiensi primer
5
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 6/35
5enurut 4nder#ood (*222) imunodefisiensi primer berdasarkan
patogenesisnya dibagi menjadi tiga yaitu<a. &acat pada limfosit-"
&acatnya fungsi lifosit-" diturunkan secara genetik oleh @-linked
resesif. %efek ini menyebabkan pre-sel " mengalami kegagalan
berdiferensiasi menjadi limfosit ". !kibatnya kelenjar limfe tidak
memiliki sentrum germinativum, maka jaringan tidak berisi sel plasma
dan limfoid " tidak terdapat dalam darah (4nder#ood, *222).
%efisiensi sel " yang gagal berdiferensiasi menjadi sel plasma
penghasil Ig! berakibat defisiensi immunoglobulin. b. &acat pada fungsi limfosit-3
3erjadi karna defek genetik yaitu delesi kromosom **A. Padamasa embrio perkembangan lengkung brakial ketida dan keempat
terganggu mengakibatkan tidak terbentuknya sebagian besar timus dan
kelenjar paratiroid. 'leh karena terjadi hipoparatiroid berakibat
menurunnya lifosit yang beredar yaitu limfosit 3 yang berperan untuk
memproduksi immunoglobulin spesifik pada antigen. 5eskipun
immunoglobulin normal tetapi karna tidak adanya aktivitas sel 3
helper maka immunoglobulin spesifik tidak terbentuk (4nder#ood,
*222).c. &acat campuran fungsi limfosit 3 dan "
5utasi genetik pada rantai gamma yang menggandung reseptor I?-
*, I?-, I?-/, I?-1, dan I?- mengakibatkan disfungsi sitotoksin.
8eseptor I?-/ yang terganggu mengakibatkan pematangan limfosit 3
terhambat. ;angguan reseptor I?-* menghambat proliferasi sel 3, ",
dan $K (5cPhee, *22).*. Imunodefisiensi :ekunder
5uncul karna adanya respon terhadap gangguan pada tubuh. "erbagaimacam kondisi dan penyakit yang dapat menurunkan sistem imun seperti
leukemia menyerang sumsum tulang dan malnutrisi menyerang sel
perantara. %efisiensi yang terjadi berupa cacat campuran limfosit 3 dan "
(4nder#ood, *222).
%efisit kekebalan humoral yaitu diperantarai oleh antibodi biasanya
mengganggu pertahanan mela#an bakteri virulen, banyak bakteri seperti ini
6
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 7/35
yang mengkapsul dan merangsang pembentukan nanah. Pejamu yang
mengalami gangguan fungsi anti bodi mudah menderita infeksi berulang
digusi, telinga bagian tengah, selaput otak, sinus paranasal, struktur
bronkopulmonal. Pemeriksaan imunoglobulin serum dengan alat nefolometri
sekarang telah banyak digunakan untuk mengukur kadar Ig;, Ig!, Ig5, dan
Ig% pada serum manusia. 5etode yang digunakan untuk mengevaluasi
antibodi yang sepesifik terhadap anti gen yang di fokuskan pada penentuan
titer anti bodi sebelum dan setelah mengimunisasikan bahan non viabel yang
mengunakan protein (vaksin tetanus taksoit dan influensa) pneumokokal
polisakarida (pneumovaB) dan uji schick pada orang sebelumnya di imunisasi
dengan difteri toksoid dan penentuan antibodi ( Ig5) yang terdapat secaraalamiah pada golongan darah !"' yang tidak ada pada eritrosit subyek
bentuk imunodefisiensi bergantung pada anti body lanjutan yang paling
sering dijumpai adalah kekurangan Ig! selektif, yang terjadi pada dalam 22
sampai222 individu.
Pasien laki laki yang menderita hipogama globulinemia terkait C@
(bruton) memperlihatkan defisiensi selektif fungsi imun humoral yang paling
parah dapat juga di jumpai di beberapa defeksel 3. Imun defisensi humoralterutama menclok pada beberapa penyakit kegaganasan tertentu. :eperti
mioloma multipel dan leukimima limfositik kronik dan perlu dapat perhatian
bila sel sel tumor menginfiltarasi struktur linfotikular .
Dungsi imun yang di perantarai sel tidak memadai pada banyak
penyakit juga sebagai defek primer atau di sebabkan oleh beberapa ganguan
seperti !I%: serkoidosis, penyakit hodgkin, neoplama non hodgkin tertentu
dan uremia . fungsi sel 3 yang relatif benar benar tidak ada terjadi bila timusgagal berkembang (seperti pada sindrom digeorge) dan bayi yang terkena
secara imunologi telah pulih ke fungsi yang adekuat yang tandur jaringan
timus fetus dini. Perhatian yang serius terhadap seorang yang menderita
defisiensi sel 3 yang jelas adalah pada ketidakmampuanya untuk membersikan
sel sel asing termasuk lekosit variabel dari darah lengkap yang di transfusikan.
(4nder#ood,*222)
7
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 8/35
#$C
=I>E!I%: anemia aplastik
5enginfeksi sel yg mempunyai molekul &' kegagalan sumsung tulang-
memproduksi sel darah
(limfosit 3, monosit) granulosit
5engikat molekul &5emiliki sel target F memproduksi virus
:el limfosit 3 hancur
Imunitas tubuh menurun (imunodefisiensi)
>irulensi mikroorganisme (virus)
sistem pencernaan "akteri mengkapsul
infeksi jamur 5erangsang pembentukan nanah
peradangan mulut peristaltik sulit menelan, mual diare kronik
intake kurang cairan output
bibir kering
D. Manifestasi %linis5enurut :proat,dkk (*22) manifestasi klinis pada tiap penginfeksi berbeda
yaitu<. Infeksi jamur memberikan gambaran klinis infeksi candida albicans pada
mukosa membrane, rambut, kulit, dan kuku.*. Infeksi parasit memberikan gambaran klinis pneumonia dan kista &$:+. Infeksi virus memberikan gambaran klinis berupa infeksi saluran
pernafasan, encephalitis, dan ulser.. Infeksi "akteri memeberikan ganbaran klinis berupa infeksi oran internal
seperti paru-paru.
8
Resik! infeksi
kekurangan
&!lume
'airan
%eti"akseim(angan
nutrisi kurang "ari
ke(utuhan tu(uh
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 9/35
. 5anifestasi 'rala. =airy ?eukoplakia
?esi oral ini berupa bercak putih hyperkeratosis yang menyerupai
bludru pada batas lateral lidah (5itchell, *221). b. Kandidiasis 'ral
3erdapat pada rongga mulut ber#arna putih kelabu yang mengandung
jamur didalam eksudat fibrinosupuratif (5itchell, *221)
E. %lasifikasi Imun!"ifesiensi
. Imunodefisiensi Primer Imunodefisiensi primer merupakan kelainan langka yang
penyebabnya bersifat genetik dan terutama ditemukan pada bayi serta
anak-anak kecil.gejala biasanya timbul pada a#al kehidupan setelah
perlindungan oleh antibodi maternal menurun.tanpa terapi, bayi dan anak-
anak yang menderita kelainan ini jarang dapat bertahan hidup sampai usia
de#asa. Kelainan ini dapat mengenai satu atau lebih komponen pada
sistem imun. (sylvia ! dkk,*22)Gang termasuk dalam imunodifesiensi primer adalah sebagai berikut
a. %isfungsi Dagositik Kelainan pada sel-sel fagositik akan bermanifestasi dalam
bentuk peningkatan insidensi infeksi bakterial. %i samping infeksi
bakterial, penderita sindrom hiperimunoglobulinemia 7 (=I7)
yang dahulunya dikenal sebagai sindrom 6ob akan menderita pula
infeksi oleh &andida dan virus herpes simpleks atau herpes oster.
Penderita sindrom ini akan terkena furunkolosis rekuren, abses
kulit, dermatitis ekematoid kronik, bronkitis, pneumonia, otitis
media kronik dan sinusitis. :el-sel darah putih tidak mampu
menghasilkan respons inflamasi terhadap infeksi kulitH keadaan
ini mengakibatkan abses dingin yang letaknya dalam dan kurangmenunjukkan tanda-tanda serta gejala klasik inflamasi (yaitu,
kemerahan, panas dan nyeri).(sylvia ! dkk,*22) b. %efisiensi :el-"
!da dua tipe kelainan ba#aan defisiensi sel-". 3ipe yang
pertama terjadi karena kurangnya diferensiasi prekursor sel-"
menjadi sel-" matur yang mengakibatkan kurangnya sel plasma
dan tidak tampaknya pusat-pusat germinal dari semua jaringan
limfoid. Denomena ini menyebabkan defisiensi total produksi
9
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 10/35
antibodi terhadap bakteri, virus dan mikroorganisme patogen lain
yang menginvasi tubuh penderitanya. "ayi yang lahir dengan
kelainan ini akan menderita infeksi berat yang terjadi segera
setelah bayi tersebut dilahirkan. :indrom ini dinamakan seB-
linked agammaglobulinemia (penyakit "ruton) karena semua
jenis antibodi menghilang dari dalam plasma pasien. (:ylvia
!,*22)c. %efisiensi sel-3
=ilangnya fungsi sel-3 biasanya disertai dengan hilangnya
sebagian aktivitas sel-" karena peranan regulasi yang
dilaksanakan oleh sel-3 dalam sistem imun. :tatus sel-3 dapat
dievaluasi le#at hitung limfosit darah tepi. ?imfosipenia dapat
menandakan defisit sel-3. :el-3 merupakan hingga 0 dari
total limfosit darah tepi. 7valuasi untuk mengetahui apakah sel 3
mampu memproduksi respons sel-3 dapat dilakukan melalui
pemeriksaan sensitisasi dermal penderitanya atau stimulasi
mesing-masing sel 3 secara in vitro.:indrom %i;eorge atau hipoplasia timus merupakan
defisiensi sel-3 yang terjadi kalau kelenjar tmus tidak dapattumbuh secara normal selama embriogenesis. "ayi yang
dilahirkan dengan sindrom %i;eorge akan menderita
hipoparatiroidisme yang mengakibatkan hipokalsemia yang
resisten terhadap terapi standar, penyakit jantung kongenital,
#ajah yang abnormal dan kemungkinan kelainan renal. "ayi yang
menderita sindrom ini rentan terhadap infeksi kandida, jamur,
protooa dan virus. "ayi-bayi tersebut terutama rentan terhadap penyakit kanak-kanak (cacar air, campak serta rubela)yang
biasanya berat dan mungkin pula fatal.Kandidiasis 5ukokutaneus Kronik dengan atau tanpa
endokrinopati merupaka kelainan yang berkaitan dengan defek
selektif pada imunitas sel-3 yang diperkirakan terjadi akibat
pe#arisan autosomal-resesif. Kelainan ini dianggap sebagai
kelainan autoimun dimana kelenjar timus dan kelenjar endokrin
lainnya terlibat dalam proses autoimun. ;ambaran a#al
10
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 11/35
kandidiasis mukotaneus kronik dapat berupa infeksi kandida yang
kronik atau endokrinopati idiopatik. Kelainan ini mengenai laki-
laki maupun #anita penderitanya dapat bertahan hidup sampai
usia dekade kedua atau ketiga. Penyakit kandidiasis
mukokutaneus kronik akan menyebabkan peningkatan morbiditas
karena disfungsi endokrin. 5asalahnya dapat mencakup
hipokalsemia dan tetani yang terjadi sekunder akibat hipofungsi
kelenjar paratiroid. =ipofungsi korteks adrenal (penyakt !ddison)
merupakan penyebab utama kematian pada penderita kelainan ini,
dan hipofungsi korteks adrenal tersebut dapat terjadi mendadak
tanpa ri#ayat gejala apapun.Infeksi kandida kronik pada kulit dan membran mukosa
sulit diobati kendati infeksi sistemik oleh &andida biasanya tidak
terjadi. Penderita infeksi kandida kronik pada kulit dan membran
mukosa kerap kali mengalami masalah psikologis yang berat.
3erapi topikal dengan mikonaol pernah dilaporkan dapat
mengendalikan infeksi ini pada sebagian pasien. Pemberian
suntikan amfoterisin " I> memberikan manfaat pada sebagian
pasien kendati pemakaiannya sangat terbatas mengingat
toksisitasnya pada ginjal. 3erapi oral dengan agens klotrimaol
dan ketokonaol dilaporkan juga bermanfaat.(:ylvia !,*22)d. %efisiensi sel-" dan sel-3
!taksia-telangiektasia merupakan kelainan yang mengenai
imunitas sel-3 dan sel-". Kelainan ini diturunkan secara
autosomal-resesif. Pada 2 penderita kelainan ini terdapat
defisiensi selektif Ig!. %efisiensi subkelas Ig! dan Ig;disamping defisiensi Ig7 pernah ditemukan. %efisiensi sel-3
dengan derajat yang bervariasi dapat terlihat dan bertambah parah
bersamaan dengan pertambahan usia penderitanya. Penyakit ini
meliputi sistem neurologik, vaskuler, endokrin dan sistem imun.
!#itan ataksia (geraka otot yang tidak terkoordinasi) dan
telangiektasia (lesi vaskuler akibat pelebaran pembuluh darah)
biasanya terjadi pada usia tahun pertama, kendati banyak pasien
11
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 12/35
yang tetap terbebas dari gejala selama 2 tahun atau lebih.
5orbiditasnya akan meningkat jika terdapat penyakit paru kronik,
retardasi mental serta gejala neurologikH ketidakmampuan fisik
semakin parah ketika pasien mendekati usia dekade kedua. Pasien
yang dapat bertahan hidup dalam #aktu lama akan mengalami
kemunduran fungsi imunologik dan neurologik yang progresif.
:ebagian pasien daJpat mencapai usia dekade kelima.Penyebab kematian pada penderita kelainan ini adalah
infeksi yang menyeluruh dan penyakit kanker limforetikuler atau
epitelial. 3erapinya mencakup penanganan infeksi secara dini
dengan antimikroba, penanganan penyakit paru kronik dengandrainase postural serta fisioterapi, dan penanganan gejala yang
ada lainnya. 3erapi yang lain mencakup transplantasi jaringan
timus janin dan pemberian suntikan gama globulin I>.:indrom $eelof diperkirakan terjadi akibat kelainan
genetik yang berciri resesif. "ayi yang lahir dengan sindrom
$eelof tidak memiliki kelenjar timus dan mengalami
imunodefisiensi sel-" dalam pelbagai derajat dengan disertai oleh
kombinasi kadar imunoglobulin yang meningkat, menurun atau
normal. "ayi dengan sindrom $eelof memiliki penekanan yang
tinggi terhadap infeksi virus, bakteri, jamur, dan protooa. "ayi
yang menderita sindrom ini juga memiliki insidensi penyakit
malignan yang tinggi."aik sel-" maupun sel-3 tidak terdapat pada penyakit
:&I% (severe combined immunodeficiency disease). Pada
penyakit ini sama sekali tidak terdapat imunitas humoral maupunseluler yang disebabkan oleh kelainan genetik yang bersifat
autosomal atau yang berkaitan dengan kromosom @ (B-linked).
Pada sebagian kasus terjadi bentuk-bentuk sporadis penyakit ini.
:indrom 9iscott !ldrich merupakan varian penyakit :&I%
dengan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) disamping
tidak terdapatnya sel 3 dan ".Prognosis defisiensi sel-" dan -3 umunya jelek karena
sebagian besar bayi yang terkena akan mengalami infeksi fatal
12
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 13/35
yang menyeluruh. Pilihan terapi yang masih sedang diselidiki
mencakup transplantasi sumsum tulang, terapi pengganti dengan
suntikan imunoglobulin I>, faktor yang berasal dari timus dan
tranplantasi kelenjar timus. %engan keberhasilan terapi yang
semakin meningkat, maka dari pasien-pasien yang seharusnya
sudah meninggal pada masa bayi ternyata semakin banyak
jumlahnya yang dapat hidup sampai usia de#asa.(:ylvia !,*22)e. %efisiensi sistem komplemen
%engan semakin baiknya teknik pemeriksaan untuk
mengidentifikasi komponen masing-masing komplemen, maka
identifikasi defisiensi pada sistem komplemen juga terus
mengalami peningkatan yang mantap. %efisiensi komponen &* dan
&+ akan mengakibatkan penurunan resistensi terhadap infeksi
bakteri. !ngioneurotik edema disebakan oleh kelainan ba#aan
defisiensi inhibitor enim esterase & yang mela#an pelepasan
mediator dan proses inflamasi. %efisiensi inhibitor ini
mengakibatkan episode edema yang sering pada berbagai bagian
tubuh. Penderita hemoglobulinuria paroksismal nokturnal
mengalami defisiensi decay-accelerating factor (%!D) yang
ditemukan pada eritrosit (sel darah merah). %alam keadaan normal
%!D akan melindungi eritrosit dari kemungkinan lisis
(penguraian). %alam kelainan ini, komponen-komponen &+b akan
bertumpuk pada molekul &8 pada eritrosit, lalu bertindak sebagai
tempat pengikatan untuk komponen yang kerjanya kemudian, dan
mengakibatkan terjadinya lisis. (:ylvia,*22)
*. Imunodefisiensi :ekunder Imunodefisiensi sekunder lebih sering menjumpai dibandingkan
defisiensi primer dan kerapkali terjadi sebagai akibat dari proses penyakit
yang mendasarnya atau akibat dari terapi terhadap penyakit ini. Penyebab
umum imonodefisiensi sekunder adalah malnutrisi, stres kronik, luka
bakar, uremia, diabetes miletus, kelainan autoinum tertentu, kontak dengan
obat-obatan serta at kimia yang imunotoksik. Penyakit !I%: (!cAuired
Immunodeficiency :yndrome) merupakan imonodefisiensi sekunder yang
paling sering ditemukan. Penyakit ini dibahas secara rinci dalam "!" 2.
13
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 14/35
Penderita imonosupresi dan sering disebut sebagai hospes yang terganggu
kekebalanya (immunocompromised host). Intervensi untuk mengatasi
imunodefisiensi sekunder mencakup upaya menghilangkan faktor
penyebab, mengatasi keadaan yang mendasari dan menggunakan perinsip-
perinsip pengendalian infeksi yang nyaman.(:ylvia ! dkk,*22)
). %!m*likasi
Komplikasi yang disebabkan oleh gangguan immunodefisiensi
bervariasi, tergantung pada apa gangguan tertentu yang dimiliki.
"eberapa komplikasi yang sering muncul adalah sebagai berikut
. Infeksi berulang*. ;angguan autoimun
+. Kerusakan jantung, sistem paru-paru, saraf atau saluran
pencernaan
. 5emperlambat pertumbuhan
. Peningkatan risiko kanker
. Kematian dari infeksi serius, seperti meningitis (&or#in
76,*221)+. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui<
. 6umlah sel darah putih
*. Kadar antibodiEimmunoglobulin
+. 6umlah limfosit 3
. Kadar komplemen
H. Penatalaksanaan
. 5edisPenangananya bisa dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui <a. 6umlah sel darah putih
b. Kadar antibodiEimmunoglobulinc. 6umlah limfosit 3d. Kadar komplemen
14
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 15/35
6ika ditemukan pertanda a#al infeksi bakteri, segera diberikan
antibiotik.Kepada penderita sindroma 9iskott-!ldrich dan penderita yang
tidak memiliki limpa diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan
sebelum terjadinya infeksi. 4ntuk mencegah pneumonia seringkali
digunakan trimetoprim-sulfametoksaol.'bat-obat untuk meningkatkan sistem kekebalan (contohnya
levamisol, inosipleks dan hormon thymus) belum berhasil mengobati
penderita yang sel darah putihnya sedikit atau fungsinya tidak optimal.
Peningkatan kadar antibodi dapat dilakukan dengan suntikan atau infus
immun globulin, yang biasanya dilakukan setiap bulan. 4ntuk mengobati
penyakit granulomatosa kronis diberikan suntikan gamma interferon.Prosedur yang masih bersifat eksperimental, yaitu pencangkokan sel-
sel thymus dan sel-sel lemak hati janin, kadang membantu penderita
anomali %i;eorge. Pada penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat
yang disertai kekurangan adenosin deaminase, kadang dilakukan terapi
sulih enim.6ika ditemukan kelainan genetik, maka terapi genetik
memberikan hasil yang menjanjikan.Pencangkokan sumsum tulang kadang bisa mengatasi kelainan sistem
kekebalan kongenital yang berat. Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat, seperti penyakit immunodefisiensi
gabungan yang berat.Kepada penderita yang memiliki kelainan sel darah putih tidak
dilakukan transfusi darah kecuali jika darah donor sebelumnya telah
disinar, karena sel darah putih di dalam darah donor bisa menyerang darah
penderita sehingga terjadi penyakit serius yang bisa berakibat fatal
(penyakit graft-versus-host).
*. Kepera#atanPenatalaksanaan kepera#atan bagi orang yang kekebalannya
terganggu mencakup penilaian yang cermat terhadap status imun masing-
masing. Karena pasien yang kekebalannya terganggu menghadapi reiko
tinggi untuk mengalami infeksi, pengkajian difokuskan pada ri#ayat
infeksi pada masa lalu, khususnya tipe dan frekuensi infeksi < tanda-tanda
dan gejala setiap infeki kulit, respiratorius, gastrointestinal, ataupun
15
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 16/35
urogenetal yang baru saja terjadi dan tingkat pengetahuan pasien terhadap
penyakit dan tindakan untuk mencegah infeksi. Pengkajian juga harus
difokuskan pada status nutrisi, tingkat stress serta keterampilan untuk
mengatasi masalah, penggunaan alkohol, obat-obatan atau tembakau, dan
higiene imun, semua faktor ini akan mempengaruhi fungsi imun. (:ylvia !
dkk, *22)
I. Asuhan %e*era,atan Pa"a Imun!"efisiensi e'ara Te!ritis
:ecara umum asuhan kepera#atan pada imunodefisiensi adalah sebagai
berikut. Pengkajian Dungsi Imun
Penilaian fungsi imun dimulai dari hasil anamnesis ri#ayat kesehatan
pasien dan pemeriksaan fisik. 8i#ayat kesehatan pasien harus
mengandung informasi yang rinci mengenai faktor Cfaktor dimasa lalu
serta sekarang dan berbagai kejadian yang meunjukkan status sistem imun
disamping faktor-faktor dan kejadian yang dapat mempengaruhi fungsi
sistem imun. Daktor-faktor dan kejadian ini mencakup infeksi, kelainan
alergi, kelaina auto imun, penyakit neoplasma, keadaan sakit yang kronis,
ri#ayat pembedahan, imunisasi, penggunaan obat-obatan, transfusi darah
dan hasil pemeriksaan laboratorium serta tes diagnostik lainnya.
Pengkajian fisik pasien mencakup palpasi nodus limfatikus dan
pemeriksaan kulit, membran mukosa dan sistem respiratorius,
gastrointestinal, urogenital, kardiovaskuler serta neurosensorik. (:ylvia !
dkk, *22)*. %iagnosa Kepera#atan
%iagnosa kepera#atan yang sering muncul dalam gangguan
imunodifesiensi adalah
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairanaktif
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksiac. 8esiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
sekunder. (:ylvia ! dkk, *22)
+. $ursing &are Plan
N! DIA+N$A N$C NIC A%TI-ITA
16
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 17/35
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan kehilangan
cairan aktif
Dluid balance =ydration
$utrional status < foodand fluid intake
Kriteria hasil. 5empertahankan urine
output sesuai dengan
usia dan "", "6 urine
normal, =3 normal*. 3ekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas
normal+. 3idak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
• Dluid
management• =ypovolemia
management• Kolaborasi
pemberian
transfusi darah
Dluid management. 3imbang popokE
pembalut jikadiperlukan
*. Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat+. 5onitor status hidrasi. 5onitor vital sign. 5onitor asukan
makananE cairan dan
hitung intake kalori
harian. Kolaborasi pemberian
cairan I>/. 5onitor status nutrisi0. %orong masukan oral1. "erikan penggantian
nesogatrik sesuai
output2. %orong keluarga
untuk membantu
pasien makan. 3a#arkan snack *. Kolaborasi dengan
dokter +. !tur kemungkinan
transfusi. Persiapan untuk
transfusi.
=ypovolemia management. 5onitor tingkat =b
dan =t*. 5onitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
17
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 18/35
+. 5onitor "". %orong untuk
penambahan intake
oral. Pemberian cairan I>
monitor adanya gejala
kelebihan volume
cairan. 5onitor adanya tanda
gagal ginjal*. Ketidakseimbanga
n nutrisi kurangdari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan anoreksia
$utritional status < food
and fluid intake
$utrional status <
nutrient intake
9eight control
Kritria hasil
. !danya peningkatan berat
badan
*. "ebrat badan ideal
sesuai tinggi badan
+. 5ampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
. 3idak ada tanda-
tanda malnutrisi
. 5enunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
• 5anajemen
nutrisi• 5onitor nutrisi• Kolaborasi
dengan ahli gii
untuk
menentukan
diet yang
dibutuhkan
pasien
5anajemen nutrisi
. Kaji adanya
alergi makanan*. Kolaborasi
dengan ahli gii untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien+. !njurkan
pasien untuk
meningkatkan intake
De. !njurkan
untuk meningkatkan
protein dan vitamin &. "erikan
substansi gula. Gakinkan
diet yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi/. "erikan
makanan yang terpilih0. !jarkan
18
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 19/35
menelan
. 3idak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
bagaimana membuat
catatan makanan harian1. 5onitor
jumlah nutrisi dankandungan kalori
2. "erikan
infomasi tentang
kebutuhan nutrisi. Kaji
kemampuan pasien
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
5onitor nutrisi
. ""
dalam batas normal*. 5on
itor adanya penurunan
berat badan+. 5on
itor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan. 5on
itor lingkungan dan
selera makan. 6ad
#alkan pengobatan dan
tindakan selama tidak
jam makan. 5on
itor turgor kulit/. 5on
itor kadar albumin,
19
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 20/35
protein,hb,ht0. 5on
itor tumbuh kembang1. 5on
itor pucat,kemerahan
dan kekringan
konjungtiva
+ 8esiko infeksi
berhubungan
dengan ketidak
adekuatan
pertahanan
sekunder
Immune status
Kno#ledge < infection
control
8isk control
Kriteria hasil
. Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
*. 5endeskripsikan proses
penularan penyakit,
faktor yang
mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaannya
+. 5enunjukkankemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
. 5enunjukkan perilaku
hidup sehat
• Infection
control• Infection
protection•Kolaborasi
dengan
pemberian
obat untuk
mencegahE
mengobati
infeksi(antibiotik,anti
virus,anti fungi
dll)
Infection control. "ersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain*. "atasi pengunjung+. Instruksikan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjun dan
meninggalkan
ruangan
. ;unakan sabunantimikroba untuk
mencuci tangan. &uci tangan sebelum
dan susudah tindakan
kepera#atan. 3ingkatkan intake
nutrisi
/. "erikan terapiantibiotik bila perlu
Infection protection. 5onitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal*. 5onitor hitung
granulosit, 9"&
+. 5onitor kerentanan
20
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 21/35
terhadap infeksi. Pertahankan teknik
asepsis pada pada
pegunjung yang beresiko
. Inspeksi kulit dan
membran mukosa. Inspeksi kondisi luka E
insisi bedah/. %orong masukan
cairan0. %orong istirahat
1. !jarkan carameghindari infeksi
2. ?aporkan
kecuriginfeksi. ?aporkan kultur positif
($!$%! $I& $'& 6I?I% *, *2+)
. Asuhan %e*era,atan Pa"a Imun!"efisiensi Ber"asarkan %asus
3n 9 (+ th) dira#at di ruang 5edikal "edah karena diare sudah sebulantak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat kedokter. Pekerjaan 3n 9 supir
truk dan dia baru saja menikah * tahun yang lalu. 3n 9 mengatakan bah#a
dia diare cair kurang lebih BEhari dan "" menurun / kg dalam sebulan
serta saria#an mulut tak kunjung sembuh meskipun telah berobat sehingga
tak nafsu makan,klien juga mengeluh sesak nafas. =asil foto thoraB
ditemukan pleural eseffusion kanan, hasil laboratorium berikut< =b grE%l,
leukosit *2.222E4l, trombosit 2.222E4l, ?7% +2 mm, $a 10 mmolE?, K *,0mmolE ?, &l 2 mmolE?, proteitn +,, &% (L).=asil pemeriksaan fisik
tanda-tanda vital didapatkan 3% *2E02 mm=g, $ *2 BEmenit, 88 *0
BEmenit, : +1 o&,dari hasil pemeriksaan fisik klien tampak lemah,konjungtiva
anemis, sclera ikterik, paru-paru< ronchi LEL ,terdapat tarikan dinding
dada,fremitus dada melemah, turgor kulit jelek, bising usus hiperaktif 2BEi,
"" M +2 kg, 3" M / cm.
21
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 22/35
. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggung ja#ab
Identitas pasien Identitas penanggung ja#ab
$ama < 3n. 9
4mur < + th
!gama < islam6enis kelamin < laki-laki
!lamat < 6l.Patimura
:uku E bangsa < melayuEindonesia
Pekerjaan < sopir
Pendidikan < :5!
:tatus < menikah
$ama < $y.&
4mur < +2 3ahun
!gama < islam6enis kelamin < perempuan
!lamat < 6l.Patimura
:uku E bangsa < melayuEindonesia
Pekerjaan < ibu rumah tangga
Pendidikan < :5!
:tatus < menikah
=ub dgn klien < suami
. 8i#ayat kesehatan. Keluhan utama
klien mengeluh diare dan saria#an dimulut*. 8i#ayat kesehatan sekarang (8K:)
4paya yang telah di lakukan
Klien sudah pernah berobat kedokter namun tak kunjung sembuh
=asil pemeriksaan sementara E sekarang
=asil foto thoraB ditemukan pleural eseffusion kanan, hasillaboratorium berikut< =b grE%l, leukosit *2.222E4l, trombosit
2.222E4l, ?7% +2 mm, $a 10 mmolE?, K *,0 mmolE ?, &l 2
mmolE?, proteitn +,, &% (L).=asil pemeriksaan fisik tanda-tanda vital
didapatkan 3% *2E02 mm=g, $ *2 BEmenit, 88 *0 BEmenit, :
+1 o&,konjungtiva anemis, sclera tak iterik, paru-paru< ronchi LEL dan
#heeing LE-, turgor kulit jelek, bising usus hiperaktif 2BEi.
22
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 23/35
+. 8i#ayat kesehatan dahulu (8K%)
Penyakit dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit apapun
Perlukaan
3idak ada perlukaan ataupun pembedahan
%ira#at di 8:
Klien belum pernah dira#at dirumah sakit
!lergi obat E makanan
3idak ada alergi makanan atau obat
4. 8i#ayat kesehatan keluarga (8KK)tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti klien
. ;enogram
Keterangan< ?aki-laki (hidup) ?aki-laki (meninggal) 9anita (hidup) 9anita (meninggal) Pasien
c. Pola fungsi kesehatan
. Pola manajemen kesehatan C persepsi kesehatan
3ingkat pengetahuan kesehatan E penyakitKlien tidak mengetahui penyebab serta cara mengatasi penyakitnya
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatanKlien sudah pernah berobat ke dokter
*. Pola aktivitas dan latihan
23
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 24/35
:ebelum sakit
!ktifitas 2 * + 5akan N
5andi N"erpakaian N7liminasi N5obilisasi ditempat tidur N"erpindah N!mbulansi N
$aik tangga N
:aat sakit
!ktifitas 2 * +
5akan N5andi N"erpakaian N7liminasi N5obilisasi ditempat tidur N"erpindah N!mbulansi N
$aik tangga NKeterangan <
2 < 5andiri
< %i bantu sebagian* < %i bantu orang lain+ < %i bantu orang dan peralatan < Ketergantungan E tidak mampu
+. Pola istirahat tidur
:ebelum sakit Klien tidur sekitar jamEhari karena klien adalah seorang sopir
:aat sakitKlien juga tidur sekitar jamEhari
. Pola nutrisi dan metabolik
:ebelum sakitKlien makan + kali dalam sehari dengan porsi piring besar
:elama sakitKlien hanya makan * kali sehari dengan porsi piring kecil
. Pola eliminasi
:ebelum sakit"!" kali sehari, "!K sekitar kali sehari
:aat sakit
24
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 25/35
"!" kali sehari,"!K sekitar kali sehari
d. Pemeriksaan fisik
. Penampakan umumKeadaan umum Klien tampak lemah,pucat
Kesadaran &ompos mentis;&: 7ye < >erbal< 5otorik < 3otal M"" kg 3"< /2 cm:kala nyeri +3%<*2E/2.mm=g :uhu < +1O& 88 < *0BEmnt $adi <*.BEmnt
*. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala"entuk kepala bulat, #arna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit
kepala bersih.
b. 5ata:imetris, tidak ada sekret, konjungtiva anemis, sklera ikterik
c. =idung:imetris,tidak ada nyeri tekan
d. 3elinga:imetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen.e. ?eher
3idak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.f. %ada Inspeksi < %ada simetris,terdapat tarikan dinding dada,
penggunaan otot bantu pernapasan. Palpasi < fremitus dada melemah. Perkusi < Paru-paru sonor, jantung dullens. !uskultasi < ditemukan ronchi (L)
g. PerutInspeksi < :imetris.!uskultasi < Peristaltik meningkat 2BEmenit.Palpasi < turgor kulit jelek.Perkusi < =ipertimpani
e. %ata penunjang Pemeriksaan laboratorium didapatkan
25
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 26/35
=b grE%l, leukosit *2.222E4l, trombosit 2.222E4l, ?7% +2 mm,
$a 10 mmolE?, K *,0 mmolE ?, &l 2 mmolE?, proteitn +,, &%
(L)
8ontgent< =asil foto thoraB ditemukan pleural eseffusion kanan
*. !nalisa %ata dan %iagnosa Kepera#atan
N$ DATA ETI$L$+I MAALAH
. %: <•
Klien mengatakandiare lebih dari
BEhari%' <• 3urgor kulit jelek • =asil pemeriksaan
laboratorium =b < grEdl $a < 10 mmolE?
K < *,0 mmolE? Protein < +,
Kehilangan cairan aktif %ekurangan &!lume
'airan
*. %: <• Klien mengeluh sesak
nafas
%' <
• 3erdapat tarikan
dinding dada
Penurunan ekspansi paru %eti"akefektifan *!la
nafas
26
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 27/35
• Penggunaan otot
bantu pernafasan
• Dremitus dada
melemah
• %itemukan suara
nafas ronchi
• $adi *2 BE menit
• 88 *0BEmenit
• =asil foto thoraB <
• ditemukan
pleural effusion
kanan eseffusion
kanan+. %: <
• klien mengatakan
tidak nafsu makan• klien mengatakan
mengalami saria#an
selama sebulan dan
tak kunjung sembuh
%' <
• klien tampak lemas• terjadi penurunan
berat badan• bising usus 2 BEi• hipertimpani• "" M +2 kg
3" M / cmI53 M / (kurus)
anoreksia %eti"akseim(angan
nutrisi kurang "ari
ke(utuhan tu(uh
%iagnosa kepera#atan yang muncul berdasarkan kasus adalah
a. Kekurangan volume cairan berhunbungan dengan kehilangan cairan aktif
27
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 28/35
b. Ketidakefektifan pola nafas berhungan dengan penurunan ekspansi paruc. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
+. $ursing &are Plan
N! DIA+N$A N$C NIC A%TI-ITA
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan kehilangan
cairan aktif
Dluid balance =ydration $utrional status < food
and fluid intake
Kriteria hasil. 5empertahankan urine
output sesuai dengan
usia dan "", "6 urine
normal, =3 normal*. 3ekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas
normal+. 3idak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
• Dluid
management• =ypovolemia
management• Kolaborasi
pemberian
transfusi darah
Dluid management. Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat*. 5onitor status hidrasi
+. 5onitor vital sign. 5onitor asukan
makananE cairan dan
hitung intake kalori
harian. Kolaborasi pemberian
cairan I>. 5onitor status nutrisi/. %orong masukan oral
0. %orong keluargauntuk membantu
pasien makan1. 3a#arkan snack 2. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian transfusi. !tur kemungkinan
transfusi*. Persiapan untuk
transfusi.
=ypovolemia management. 5onitor tingkat =b
dan =t*. 5onitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
28
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 29/35
+. 5onitor "". %orong untuk
penambahan intake
oral. Pemberian cairan I>
monitor adanya gejala
kelebihan volume
cairan. 5onitor adanya tanda
gagal ginjal*. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan
dengan penurunan
ekspansi paru
8espiratory status <
ventilation
8espiratory status <
air#ay patency
>ital sign statuss
Kriteria hasil
.5endemonstrasikansuara nafas yang
bersih
*.5enunjukkan jalan
nafas yang paten
+.3anda-tanda vital dalam
batas normal
• !ir#ay
management• >ital sign
monitoring• Kolaborasi
dengan dokter
pemberian
'Bygen therapy
!ir#ay management. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi*. !uskultasi suara
nafas,catat adanya
suara nafas tambahan+. 5onitor respirasi dan
status '*
>ital sign monitoring. 5onitor 3%, nadi, suhu
dan 88 *. &atat adanya fluktasi
tekanan darah+. 5onitor kualitas nadi. 5onitor frekuensi dan
irama pernafasan. 5onitor suara paru
. 5onitor pola pernafasan abnormal
/. Identifikasi penyebab
perubahan tanda-tanda
vital
Kolaborasi pemberian
oBygen therapy. !tur peralatan
oksigenisasi
29
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 30/35
*. 5onitor aliran
oksigen+. 'bservasi adanya
tanda- tandahipoventilasi
. 5onitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenisasi
+ Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan anoreksia
$utritional status < food
and fluid intake
$utrional status <
nutrient intake
9eight control
Kritria hasil
/. !danya
peningkatan berat
badan
0. "ebrat badan ideal
sesuai tinggi badan
1. 5ampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
2. 3idak ada tanda-
tanda malnutrisi
. 5enunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
• 5anajemen
nutrisi• 5onitor nutrisi• Kolaborasi
dengan ahli gii
untuk
menentukan
diet yang
dibutuhkan
pasien
5anajemen nutrisi
. Kaji adanya
alergi makanan*. Kolaborasi
dengan ahli gii untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien+. !njurkan
pasien untuk
meningkatkan intake
De. !njurkan
untuk meningkatkan
protein dan vitamin &. "erikan
substansi gula. Gakinkan
diet yang dimakanmengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi/. "erikan
makanan yang terpilih0. !jarkan
bagaimana membuat
catatan makanan harian
30
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 31/35
*. 3idak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
1. 5onitor
jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
2. "erikaninfomasi tentang
kebutuhan nutrisi. Kaji
kemampuan pasien
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
5onitor nutrisi
. ""
dalam batas normal*. 5on
itor adanya penurunan
berat badan+. 5on
itor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan. 5on
itor lingkungan dan
selera makan. 6ad
#alkan pengobatan dantindakan selama tidak
jam makan. 5on
itor turgor kulit/. 5on
itor kadar albumin,
protein,hb,ht0. 5on
31
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 32/35
itor tumbuh kembang1. 5on
itor pucat,kemerahan
dan kekringankonjungtiva
BAB III
PENUTUP
A. %esim*ulan
Proses kepera#atan adalah serangkaian tindakan sistematis dan
berkesinambungan, asuhan kepera#atan pada sistem imun dimulai dari
proses pengkajian lalu penegakan diagnosa kepera#atan, menyusun
32
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 33/35
rencana tindakan, implementasi dan evaluasi, yang memiliki keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
B. aran
:etelah kami menyelesaikan makalah dengan judul asuhan
kepera#atan pada kasus imunodefisiensi, kami merasa masih banyak
sekali kekurangan karena keterbatasan referensi baik itu dari
etiologi, patofisiologi, lebih khususnya lagi yaitu manajemen
kepera#atannya dari pengkajian sampai dengan intervensi. 'leh karena itu
kami harapkan bagi pembaca dapat mencari referensi lain agar bisa lebih
mengerti mengenai asuhan kepera#atan pada sistem imunologi.
Daftar Pustaka
&or#in, 7.6.,*221, Patofisiologi: Buku Saku,6akarta< Penerbit "uku
Kedokteran7;&.
5cPhee, :.6.,;anong, 9.D.,*22, Patofisiologi Pengantar Menuju Kedokteran
Klinis,6akarta< Penerbit "uku Kedokteran 7;&.
33
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 34/35
5itcheel, 8.$.,*221, Buku Dasar Patologi Penyakit ,6akarta<7;&.
:proat, &.,"urke, ;.,5c;urk, 5.,*22, Essential Human Disease for
Dentists,Philadelpia<7lsevier.
3ambayong, 6.,*222, Patofisiologi untuk Keperawatan,6akarta< Penerbit "uku
Kedokteran 7;&.
4nder#ood, 6.&.7.,*222, Patologi Umum dan Sistematik ,6akarta<Penerbit "uku
Kedikteran 7;&.
:ylvia ! dkk,*22. Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit Edisi
! "olume #$ 6akarta<Penerbit "uku kedokteran 7;&
34
7/23/2019 makalah askep imun
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-imun 35/35