Makalah Asi 1
-
Upload
dwi-vinti-ii -
Category
Documents
-
view
399 -
download
3
Transcript of Makalah Asi 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi sebagai makanan alamiah adalah makan terbaik yang dapat diberikan oleh
seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Pemberian ASI merupakan suatu
proses yang almiah dan sangat mengumtungkan bagi bayi. Namun, menciptakan
pemberian ASI sejak hari pertama tidak selalu mudah karena banyak wanita
menghadapi masalah dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi wanita
tidak mau memberikan ASI pada bayinya. (Roesli, 2002; Verney, dkk, 2007) Hal
ini membuat ibu berpikir bayi mereka tidak mau memberikan ASI sehingga ibu
sering mengambil langkah berhenti menyusui dan menggantikannya dengan susu
formula.
Disamping itu, ada juga ibu yang merasa takut dan menghindari menyusui,
akibatnya akan terjadi pembendungan dan statis ASI karena akan mengurangi
isapan bayi pada payudara maka jumlah ASI yang dikeluarkan sedikit (Ayudiah,
2004). Sedangkan di negara berkembang banyak ibu yang merasa cemas dan
menggunakan skala dalam pemberian ASI sehingga kualitas ASI yang dihasilkan
tidak mencukupi kebutuhan bati (Derek, 2005)
Banyak mitos mengenai ASI sering mempengaruhi pengetahuan ibu. Salah
satunya adalah mitos mengenai kualitas ASI yang menyatakan bahwa gangguan
pada indung telor, kerja berat dapat menurunkan suplai air susu, dan seringnya ibu
berolahraga akan mengubah rasa ASI, sehingga kualitas ASI yang dihasilkan
tidak baik (Vayney, dkk.,2007)
Walaupun pemerintah telah menghimbau dan memberikan motivasi
pemberian ASI melalui Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.
450/MENKES/SK/VI/2004 tetapi pemberian ASI di Indonesia masih rendah
dengan alasan kuantitas dan kualitas ASI rendah (DepKes, 2005; Tasya, 2008)
Pernyataan ini dukung dengan adanya Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI, sedangkan data Survei
Sosial Ekonomi Nasional dalam Depkes 2007, cakupan ASI Indonesia pada tahun
2006 hanya 21,2 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan hingga 7 % dan di
jawa tengah tahun 2007 cakupan jumlah ASI mencapai 32,93%. Sedangkan di
Semarang ibu yang memberi ASI sebesar 39.37 % (Dinkes Kota Semarang, 2005)
dan di Jawa Tengah tahun 2005 hanya sekitar 34,63 % (Depkes, 2007).
Sementara target pemerintah cakupan ASI harus mencapai 80 % pada tahun
2010. Menurutnya angka pemberian ASI ini disebabkan rendahnya pengetahuan
para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya
pelayanan konseling laktasi, kurangnya motivasi dari petugas tenaga kesehatan,
persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, ibu bekerja dan
pamasaran susu formula mempengaruhi pemikiran ibu dan para petugas
kesehatan(Depkes, 2005 )
Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI maka ibu menyusui perlu
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI
khususnya pada ibu primigravida supaya mempu mempersiapkan diri untuk
menyusui bayinya dan juga dikarenakan ibu primigravida belum
mempunyaipengalaman dalam memberikan ASI sehingga perlu motivasi
denganmemberikan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas adalah asupan nutrisi ibu, gaya
hidup dan lingkungan dan adanya faktor yang mempengaruhi kualitas ASI adalah
ketentraman jiwa dan pemikiran ibu, pengaruh persalinan dan kebijakan petugas
kesehatan, motivasi keluarga dan perawatan payudara (Roesli, 2000; Arifin, 2004,
Depkes, 2005)
Berdasarkan uraian tersebut dan untuk memenuhi penugasan mata kuliah
Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan maka penulis akan membahas lebih lanjut
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI .
B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari ASI
b. Apa manfaat dari ASI
c. Apa Nilai gizi ASI
d. Apa Faktor-faktor yang memepngaruhi kualitas dan kuantitas ASI
C. Tujuan
a. Dapat menegtahui penegertian ASI
b. Dapat mengetahui manfaat dari ASI
c. Dapat mengetahui nilai gizi dari ASI
d. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas ASI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ASI
ASI adalah satu – satunya makanan bayi yang paling baik, karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang
dalam tahap percepatan tumbuh kembang ( Sanyoto dan Eveline, 2008 ).
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang
paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai
usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004).
Kolustrum ialah ASI yang pertama kali, berwarna kekuningan,dan kaya zat
antibody seperti : faktor bifidus, SIgA, IgM, IgG, faktor antistafilokokus,
laktoferin, laktoperoksidase, interferon, lisozim, protein pengikat B12, limfosit,
makrofag, faktor lipid, asam lemak, monogliserida, dan komplemen yang terdiri
dari C3 dan C4.
Sedangkan ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya
tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan –
keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi
berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi
peningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yang
menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli,
2005).
B. Manfaat ASI
ASI sebagai makanan bayi yang berasal dari seorang ibu mempunyai banyak
manfaat. Pemberian ASI berpengaruh baik terhadap status gizi bayi dan
perkembangan otak, mencegah kegemukan mencegah infeksi dan mengurangi
resiko terhadap alergi serta menurunkan morbiditas. (Worthington-Robert dan
Rodwel William,2000; dan Shila et al,2006).
Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.
Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk
segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap
2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi
bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa tambahan makanan lain
merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan
pertama. Sesudah 6 bulan, beberapa bulan makanan lain harus ditambahkan pada
bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama setidaknya 1 tahun
pertama kehidupan anak (Sulistyawati, 2009).
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim penernaan. Beberapa manfaat ASI
sebagai berikut :
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk
bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan
komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko
infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal
terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi
ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat
semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan
makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat
penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat
dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI
lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak
yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah
ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker
rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada
ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak
perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa
berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu
formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya,
ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan
lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga,
menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak
perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005 ).
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada
sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki
kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI
merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 ).
Menurut Utami Roesli (2000), Ada beberapa manfaat pemberian ASI bagi bayi
dan bagi ibu. Manfaat ASI bagi bayi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia 6 bulan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-
kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi
terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernafasan.
3. Melindungi anak dari serangan alergi.
4. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi ASI ekslusif potensial lebih pandai.
5. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
6. Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7. Mengurangi risiko terkena penyakit kenci ng ma nis, kanker pada anak,
dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
8. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI ekslusif akan lebih
cepat bisa jalan.
9. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,
kematangan spiritual, dan hubungan social yang baik.
Demikianlah, pemberian ASI ekslusif akan memenuhi kebutuhan awal
bayi untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, kepandaian emosional,
spiritual maupun sosialisasinya. Itu sebabnya, akan sangat mudah menjadi sumber
daya manusia yang tangguh berkualitas.
Adapun manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah :
1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
2. Mengurangi terjadinya Anemia.
3. Menjarangkan Kehamilan.
4. Mengecilkan Rahim.
5. Lebih Cepat Melangsingkan kembali.
6. Mengurangi Kemungkinan Menderita Kanker.
7. Lebih Ekonomis dan Murah.
8. Tidak Merepotkan dan Hemat Waktu.
Adapun manfaat kolustrum sebagai berikut :
1. Faktor bifidus adalah faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus,
bakteri yang dianggap mampu mengganggu kolonisasi bakteri
pathogen di dalam saluran cerna.
2. SIgA ( Secretory immunoglobulin A ) dianggap mampu mengikat
protein asing bermolekul besar, seperti virus, bakteri, dan zat toksik.
3. Laktoferin merupakan pengikat zat besi agar tidak dapat digunakan
oleh bakteri untuk bertumbuh-kembang.
4. Lisozim ialah enzim yang bekerja menghancurkan bakteri dengan
jalan merobek dinding sel, yang secara tidak langsung meningkatkan
keefektifan antibody.
5. Leukosit sebagian berfungsi mencegah entrokolitis netrotikan,
penyakit mematikan yang lazim menjangkiti bayi berberat badan lahir
rendah.
6. Makrofag selain mensekresi SIgA dan interferon,juag berfungsi untuk
memangsa organisme lain.
7. Komplemen, laktoperoksidase, dan faktor antistreptokokus
merupakan faktor pertahanan yang membantu menurunkan infeksi.
C. Nilai Gizi dari ASI
Seperti halnya gizi pada umumya, ASI mengandung komponen mikro dan
makro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan
lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. ASI hampir 90%nya
terdiri dari air. Volume dan komposisi gizi ASI berbeda untuk setiap ibu
bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga
terlihat pada masa menyusui (colostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI pada
saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang
menyusui juga berbeda. Colostrum yang diproduksi antara hari 1 – 5 menyusui
kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang
berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan mengandung tinggi lemak dan
protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat
seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa
dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi
kadar lemak meningkat. Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi
untuk setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450 – 1200 ml
dengan rerata antara 750 – 850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu
yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah 100 – 200 ml
perhari. ( Hendarto dan Pringgadini, 2008 )
Komposisi ASI antara lain :
1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam ASI dan berfungsi
sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam
ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu sapi
atau susu formula. Angka kejadian diare karena laktosa sangat jarang ditemukan
pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini dikarenakan penyerapan laktosa ASI lebih
baik dibanding laktosa susu sapi maupun laktosa susu formula ( Walker, 2006 ).
2. ProteinKandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada
ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Di dalam ASI senderi
lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi.
Sedangkan casein cenderung lebih susah dicerna oleh usus bayi dan banyak
terdapat pada susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap
dibandingkan susu sapi. Salah satunya adalah taurin, dimana asam amino jenis ini
banyak ditemukan di ASI yang mempunyai peran pada perkembangan otak.
Selain itu ASI juga kaya akan nukleutida dimana nukleutida ini berperan dalam
meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan
bakteri baik yang ada di dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan
meningkatkan daya tahan tubuh ( Walker, 2006 ).
3. Lemak
Kadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi atau
susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini sangat dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega 3 dan omega 6
banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. DHA dan
ARA hanya terdapat dalam ASI yang berperan dalam perkembangan jaringan
saraf dan retina mata. ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh
yang seimbang, yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah
(Hendarto dan Pringgadini,2008 ).
4. Karnitin
Karnitin dalam ASI sangat tiggi dan memiliki fungsi membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh (
Hendarto dan Pringgadini, 2008 ).
5. Vitamin K
Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan
vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai
faktor pembekuan darah ( Walker, 2006 ).
6. Vitamin D
ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian
ASI eksklusif dan ditambah dengan membeiarkan bayi terpapar pada sinar
matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin D ( Walker, 2006 ).
7. Vitamin E
Salah satu keuntungan ASI adalah kandungan vitamin Enya cukup tinggi
terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E adalah
untuk ketahanan dinding sel darah merah ( Hendarto dan Pringgadini, 2008 ).
8. Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain
berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah yang menerangkan
mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh yang baik ( Hendarto dan Pringgadini,
2008 ).
9. Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin larut air terdapat dalam ASI. Seperti vitamin B,
vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI
tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang kurang
gizi. Sehingga perlu tambahan vitamin ini pada ibu yang menyusui (Walker,
2006)
10. Mineral
Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah
diserap dibandingkan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama yang
terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan
jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah.
Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada susu sapi tetapi
penyerapannya lebih besar. Bayi yang mendapat ASI eksklusif beresiko sangat
kecil untuk kekurangan zat besi, walaupun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal
ini dikarenakan Zat besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap daripada
yang terdapat dalam susu sapi. Mineral yang cukup tinggi terdapat dalam ASI
dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang sangat berfungsi
pada saat pertumbuhan anak cepat ( Hendarto dan Pringgadini,2008 ).
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI
Faktor yang mempengaruhi kualitas adalah asupan nutrisi ibu, gaya hidup
dan lingkungan dan adanya faktor yang mempengaruhi kualitas ASI adalah
ketentraman jiwa dan pemikiran ibu, pengaruh persalinan dan kebijakan petugas
kesehatan, motivasi keluarga dan perawatan payudara (Roesli, 2000; Arifin,
2004,Depkes, 2005).
Kualitas ASI dipengaruhi terutama oleh keadaan kesehatan ibu/status gizi ibu
dan makanan ibu sehari-hari. Ibu yang sakit berat dengan gizi kurang bahkan
buruk akan menghasilkan ASI dengan kualitas gizi yang kurang pula. Makanan
ibu yang kaya zat gizi termasuk vitamin akan menghasilkan ASI yang berkualitas.
Sedangkan kuantitas ASI dipengaruhi oleh usia laktasi (menyusui),
kualitas/kuantitas makanan sehari-hari ibu, gangguan emosi pada ibu, gangguan
dalam kontinyuitas menyusui dan pengaruh pemberian makanan lain kepada bayi.
1. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja
dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI
yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan
vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak
kurang lebih 8-12 gelas/hari.
Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui :
a. Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
b. Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kool, sawi dan
daun bawang.
c. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
2. Usia Laktasi
Yang dimaksud usia laktasi adalah pada awal menyusui hanya keluar
produksi awal ASI yang disebut sebagai kolustrum 20-100 cc/kali pada 1-5 hari
pertama, selanjutnya ASI transisi selama 6-10 hari, baru kemudian ASI.
3. Gangguan Emosi
Gangguan emosi mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Ibu yang
mengalami kegelisahan atau keresahan emosional mengakibatkan produksi ASI
menyusut.
4. Kondisi Ibu
Seorang ibu yang bekerja atau mendadak sakit berat beresiko timbulnya
gangguan kesinambungan pemberian ASI. Keadaan ini membuat produksi ASI
akan menyusut bahkan terhenti sama sekali. Hal tersebut karena rangsangan
(stimulus) waktu menyusui akan meningkatkan produksi prolaktin, hormon yang
merangsang pembentukan ASI. Bila stimulus itu terhenti, maka prolaktin juga ikut
terhenti produksinya.
5. Makanan Pendamping ASI (MP ASI)
Pemberian makanan pendamping pada bayi diketahui secara tidak langsung
dapat mengurangi stimulasi untuk produksi ASI, karenanya makanan tsb
diberikan bila diperlukan saja dan memang sudah waktunya (paling cepat usia 4
bulan).
6. Ketenangan jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.
Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
7. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
produksi ASI.
8. Perawatan Payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk
mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon
oxytocin.
9. Anatomis Buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang. Dengan
demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-
zat makan dari pembuluh darah akan berkurang.
10. Fisiologi.
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan
hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan
sekresi air susu.
11. Faktor istirahat.
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
12. Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan
anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.
13. Faktor obat-obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon
prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI.
Apabila hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi
pembentukan dan pengeluaran ASI
Dengan memperhatikan hal hal tadi, bayi dapat diberikan ASI sampai usia 6
bulan (setidaknya sampai usia 4 bulan) selama ibu memperhatikan pembinaan dan
pemeliharaan menyusui yang baik.
Selain itu , Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
1. Kurang sering menyusui atau memerah payudara
2. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
a. Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
b. Teknik perlekatan yang salah
3. Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
4. Jaringan payudara hipoplastik
5. Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat
mencerna ASI
6. Kurangnya gizi ibu
Sementara itu, penyebab kegagalan menyusui adalah :
1. Sikap ibu
Penyebab utama kegagalan menyususi adalah sikap ibu yang tidak
mendukung an tidak sungguh menyususi anaknya.
2. Produksi ASI tiak cukup
Penyebab produksi ASI yidak cuku perlu diselediki penyebabnya oleh
petugas kesehatan, apakah asupan gizi yang kurang, adanya kekhwatiran,
kurang istirahat atau memakan 0bat-obatan kontrasepsi yang menghalang
proses penyusuan
3. Kurangnya pengetahuan ibu
Ibu hendaknya memahami hal-hal yang berkaitan dengan fisiologi
menyususi dan tentang cara-cara untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI:
1. Makanan
2. Usia laktasi
3. Gangguan Emosi
4. Kondisi Ibu
5. Makanan Pendamping ASI (MP ASI)
6. Ketenangan jiwa dan fikiran
7. Penggunaan alat kontrasepsi
8. Perawatan Payudara
9. Anatomis Buah dada
10. Fisiologi.
11. Faktor istirahat.
12. Faktor obat-obatan
B. Saran
Layaknya sifat seorang muslim yang beriman, adalah ia yang mudah
menerima nasehat dan senang serta menambah ilmu. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Atmarita dan T.S. Fallah. 2004. Analisis Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: LIPI
http://umum.kompasiana.com/2009/01/27/asi-eksklusif-sekarang-sampai-6-bulan-lho/
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Gizi Dalam Daur
Kehidupan dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ASI”.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak menghadapi kesulitan dan
hambatan tetapi berkat dorongan dan dukungan dari teman-teman, sehingga
kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu,kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan
para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah
masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang
kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan isi
makalah ini sangat kami harapkan.
Padang, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ASI
B. Manfaat ASI
C. Nilai Gizi ASI
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH ILMU GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ASI
Oleh :
DWI VINTI
KELAS GIZI I-B
Dosen Pembimbing :
Irma Eva Yani,S.Km.M.Kes
PRODI D-III GIZI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2012-2013