Makalah Alkaloid
-
Upload
meilinda-asri-swantari -
Category
Documents
-
view
1.256 -
download
24
Transcript of Makalah Alkaloid
ALKALOID
1. ALKALOID PURIN
Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung 6 cincin pirimidin yang bergabung
dengan 5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapi derivatnya signifikan secara
biologis. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit sekunder dan turunannya berupa
santin. Tiga contoh yang paling dikenal antara lain kafein (1,3,7-trimetilsantin), teofilin (1,3-
dimetilasantin) dan teobromin (3,7-dimetilsantin) (Evans, 2009).
Minuman seperti teh dan kopi sama-sama memiliki efek stimulan pada bahannya.
Kafein menstimulasi susunan saraf pusat dan memiliki efek diuretik lemah, sedangkan
teobromin memiliki efek yang berkebalikan dengan kafein. Teofilin pada umumnya memliki
struktur yang sama dengan kafein dan teobromin. Teofilin memiliki efek diuretik yang lebih
daripada kafein dan sangat efektif untuk merelaksasi otot tak sadar (Evans, 2009).
1. KAFEIN
Kafein adalah salah satu dari alkaloid purin yang memiliki rumus kimia (1,3,7-
trimetilsantin). Kafein, kofein, atau dein terdapat dalam biji kopi dan daun teh. Kristal kafein
berbentuk jarum-jarum, berwarna putih tidak berbau dan berasa pahit. Pada bidang farmasi,
kafein merangsang sistem saraf pusat dan kekuatan jantung. Khasiat lainnya sebagai diuretik
lemah. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan menyebabkan peningkatan kewaspadaan,
kecepatan dan kejelasan alur pikiran, peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih
baik (Sumardjo,2006).
Kafein ditemukan pertama kali oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand
Runge pada tahun 1819. Beliau memberikan nama kaffein untuk senyawa berupa kopi
(Kakhia, 2012).
Gambar 1 Struktur Kimia dari Kafein (Kakhia, 2012)
1
BIOSINTESIS
Pada dasarnya jalur biosintesis terdiri dari empat proses yang terdiri dari tiga proses
metilasi dan satu proses reaksi nukleosid. Kerangka dari senyawa santin diturunkan dari
nukleosid purin. Proses awal dari biosintesis kafein adalah proses metilasi dari xanthosine
oleh SAM yang tergantung pada enzim N-metiltransferase. Jalur umum dalam biosntesis
kafein adalah 7-methylxanthosine → 7-metilsantin → teobromin → kafein. Jalur biosintesis
pada dasarnya ini sama dengan bentuk alkaloid purin lainnya, seperti pada mate (Ilex
paraguariensis) dan kakao (Theobroma cacao) (Ashihara et al, 2008).
Gambar 2 Tahapan Biosintesis dari Kafein (Ashihara et al. 2008)
2. TEOBROMIN
Teobromin adalah molekul alkaloid yang dikenal juga sebagai metilsantin. Secara
alami, metilsantin terdapat pada enam puluh spesies tanaman yang berbeda dan termasuk
kafein (terutama pada kopi) dan teofilin (metilsantin primer dalam teh). Teobromin adalah
metilsantin utama yang ditemukan pada pohon kakao (Theobroma cacao) (Amit et al, 2010).
Senyawa ini diperoleh dari biji-biji coklat dan isolasi dari biji-biji tersebut dengan cara
ekstraksi. Coklat Kristal teobromin berwarna putih, rasanya pahit dan mencair pada 3570C.
Teobromin sukar larut dalam air dan pelarut-pelarut organik yang umum. Garam-garam
teobromin umumnya dapat larut dalam air (Sumardjo,2006).
Gambar 3 Struktur Kimia dari Teobromin (Amit et al, 2010)
2
Teobromin mempengaruhi sistem tubuh manusia mirip dengan kafein, tetapi pada efek
yang lebih kecil. Teobromin bersifat diuretik ringan, stimulan ringan, dan melemaskan otot-
otot halus pada bronkus. Dalam tubuh manusia, tingkat teobromin yang dirasakan adalah
antara 6-10 jam setelah dikonsumsi. Karena kemampuannya untuk melebarkan pembuluh
darah, teobromin juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (Amit et al, 2010).
BIOSINTESIS
Biosintesis dari teobromin dilakukan dengan tiga cara, antara lain :
a) AMP → IMP → XMP → xanthosine → 7-methylxanthosine → 7-metilsantin →
teobromin.
b) GMP → guanosin → xanthosine → 7-methylxanthosine → 7-metilsantin →
teobromin.
c) Santin → 3-metilsantin → teobromin (Ashihara et al, 2008).
Gambar 4 Biosintesis dari Teobromin (WHO, 2007)
3
3. TEOFILIN
Teofilin ditemukan dalam jumlah kecil di dalam daun teh dan diperoleh dengan cara
ekstraksi. Teofilin mengkristal dengan satu molekul air kristal. Kristal teofilin berwarna putih
dengan titik lebur 2680C. Teofilin sukar larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air
panas dan larutannya bereaksi netral. Kristal teofilin tidak berbau, berasa pahit dan berkhasiat
diuretik (Sumardjo, 2006).
Gambar 5. Struktur Teofilin (Leksana, 2010)
Contoh Tanaman yang Mengandung Alkaloid Purin, diantaranya :
1. KOPI
Gambar 6 Coffea robusta (kiri) dan biji kopi (kanan) (Kakhia, 2012)
Salah satu sumber utama dunia kafein adalah biji kopi yang merupakan benih dari
tanaman Coffea robusta dan varietas lainnya, dan sebagian besar kopi disajikan dalam bentuk
diseduh. Kandungan kafein dalam kopi sangat bervariasi tergantung pada jenis biji kopi dan
metode persiapan yang digunakan. Secara umum, secangkir kopi berkisar dari 40 mg (untuk
arabika dan espresso) sampai sekitar 100 mg untuk secangkir (120 mL) kopi tetes. Pada
umumnya kopi yang melalui proses pemanggangan lebih lama memiliki kafein lebih sedikit
dibandingkan kopi yang dipanggang sebentar karena proses pemanggangan mengurangi kadar
4
dari kafein kopi tersebut. Kopi Arabika biasanya memiliki kandungan kafein yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan kopi robusta. Kopi juga mengandung teofilin, tetapi tidak
terdapat teobromin (Kakhia, 2012).
2. COLA
Daun kola, bissy atau kacang gooroo berasal dari kotiledon kering daun berbagai
spesies dari Cola (Sterculiaceae). Pohon cola ditemukan di Afrika Barat, India Barat, Brasil
dan Jawa. Daun kola mengandung kafein 1-2,5% dan sedikit teobromin, dimana ditemukan
sebagian dengan bentuk bebas dan sebagian lainnya merupakan senyawa. Kola juga
mengandung sekitar 5 – 10% tannoid, sebagian katekol dan epikatekol (Evans, 2009).
Gambar 7. Daun kola (Anonim, 2007)
3. COCOA
Cocoa berasal dari tumbuhan Theobroma cacao (Sterculiaceae), Tingginya sekitar 4 –
6 m. Cocoa ini diproduksi di Amerika Selatan, Amerika Tengah, India Barat, Afrika Barat,,
Ceylon dan Jawa. Cocoa mengandung 0,9 – 3,0% teobromin dan 0,05 - 0,36% kafein, lemak
coklat atau mentega (Evans, 2009).
Gambar 8 Theobroma cacao (Anonim, 2010)
5
Kegunaan cocoa dalam bidang farmasi adalah sebagai penambah nutrisi, stimulan dan
obat diuretik. Sedangkan minyak teobromin digunakan sebagai basis pada suppositoria
(Evans, 2009).
2. Alkaloid Tropan
Tropan merupakan bagian dari alkaloid dan metabolit sekunder yang mengandung
cincin tropan dalam struktur kimianya. Alkaloid memiliki struktur inti bisiklik mengandung
nitrogen yaitu azabisiklo [3,2,1] oktan atau 8-metil-8-azabiziklo [3,2,1] oktan. Alkaloid tropan
ditemukan pada angiospremae yaitu family Solanaceae (Atropa, Brugmansia, datura,
Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythtroxylem), Protaeceae (Bellendena dan Darlingia)
dan Convolvulaceae (Convovulus dan Calystegia). Alkaloid tropan banyak ditemukan pada
tanaman Bruguilera, Phyllanthus dan Cochlearia (Leliqia, dkk, 2006). Alkaloid tropan juga
ditemukan pada beberapa tanaman yang berbeda seperti famili Brassicaceae (Cruciferae),
Olacaceae, dan Rhizophoraceae (The EFSA Journal, 2008)
Mekanisme aksi dari alkaloid tropan memiliki hubungan dengan antagonisme
kompetitif mereka pada reseptor muskarinik asetilkolin, mencegah pengikatan pada
asetilkolin. Menurut spesifisitas dan selektivitas reseptor asetilkolin muskarinergik pada organ
yang berbeda, fungsi otot halus dan sel-sel kelenjar eksokrin, serta denyut jantung, pernapasan
dan fungsi dalam sistem saraf pusat yang termodulasi. (Anonim, )
BIOSINTESIS ALKALOID TROPAN
Karakteristik alkaloid adalah ester dari hydroxytropanes dan berbagai asam (tropic,
tiglic). Biosintesis alkaloid tropan melibatkan fenilalanin sebagai prekorsor pembntukan C6-
C1 dan C6-C3 asam aromatik. Untuk pembentukan C5 asam alifatik seperti asam tiglik atau
6
Gambar 9. Struktur Tropan (Wikipedia, 2009)
2-metil asam butanoat dibutuhkan isoleusin sebagai prekursor. Untuk pembentukan cincin
pirolidin yang merupakan inti tropan dibutuhkan ornitin sebagai prekursor.
Karakter alkaloid yang mengandung inti tropan adalah jika direaksikan dengan asam
nitrat kemudian residu dilarutkan dalam aseton maka akan muncul warna ungu gelap. Hal ini
disebabkan karena munculnya larutan dalam etanol dalam KOH. Reaksi ini dikenal sebagai
reaksi Vitalli Morin.
1. ATROPIN
Atropin, hiosiamin dan hiosin merupakan alkaloid tropan yang berasal dari family
Solanaceae. Dapat juga ditemukan pada tumbuhan contohnya Erythroxylaceae,
Convolvulaceae, Proteaceae, Orchidaceae, Euphorbiaceae, Cruciferae, Rhizophoraceae.
Atropin mengandung alkaloid tropan, yang memiliki sifat antikolinergik dan spasmolitik,
biasanya digunakan sebagai anestesi dan spasmolitik dan dalam operasi mata. Atropin
merupakan metabolit sekunder yang umumnya terkandung dalam family Solanaceae .
(Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).
Mekanisme kerja atropin adalah dengan cara inhibisi reseptor muskarinik pada organ
perifer. Atropine menginhibisi asetikolin berikatan dengan reseptornya secara reversible dan
menimbulkan efek simpatomimetik. (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).
Indikasi terapeutik atropine injeksi adalah untuk pencegahan dan pengobatan blockade
antrioventrikular dan sinus bradikardia, spasmus pada kolik ureter dan anuria. Atropine juga
dapat berperan sebagai antidote terhadap keracunan antikolinesterase, obat yang bersifat
parasimpatomimetik atau mediasi kalinergik. Dalam pre-anestesi, atropine berguna untuk
mencegah gejala yang disebabkan stimulasi vagal. Pada tetes mata, atropine digunakan untuk
7
Gambar 10. Struktur Atropin (Wikipedia, 2010)
mengobatai inflamasi dan menginduksi sikloplegia pada pemeriksaan refraksi mata. (Leliqia,
dkk, 2006)
BIOSINTESIS
Biosintesis atropin mulai dari L-Fenilalanin mengalami transaminasi membentuk asam
phenylpyruvic yang kemudian direduksi menjadi asam fenil-laktat. Koenzim A kemudian
berpasangan dengan asam fenil-laktat dengan tropine membentuk Littorine, yang kemudian
mengalami penataan ulang radikal diawali dengan enzim P450 membentuk aldehida
hyoscyamine dehidrogenase A kemudian aldehid direduksi menjadi sebuah alkohol primer
membentuk (-)-hyoscamine, dan terbentuk atropin. (Dewik, 2009)
Akar dan daun tumbuhan Atropa belladonna (fam Solanaceae) merupakan sumber
dari senyawa ini, digunakan sebagai antispamolitik, antikolinergik, anti asma dan midriatik.
Zat ini merupakan hasil dari hiosiamin selama ekstraksi sehingga tak dapat ditemukan dalam
tanaman. (Dewik, 2009)
8
Gambar 11. Biosintesis Atropan, (Wikipedia, 2009)
Gambar 12. Atropa belladonna (Wikipedia, 2007)
2. Hyoscyamine
Hyoscyamine merupakan alkaloid tropan yang ditemukan dalam jumlah yang
berlimpah. Hyoscyamine merupakan metabolit sekunder yang ditemukan pada tertentu dari
family Solanaceae. Hyoscyamine banyak ditemukan pada Atropa belladonna dibagian berry,
Datura stramonium ditemukan pada bagian daun, akar dan bunga, Datura suaveolens
ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Hyoscyamus niger ditemukan pada bagian daun,
bungan dan biji, Latua pubiflora ditemukan pada bagian berry dan daun, Mandragora
officinarum ditemukan pada bagian akar dan berry, Scopolia carniolica Jacq ditemukan pada
bagian daun dan akar. Hyoscyamine merupakan precursor dari scopolamine (Egmond, 2000).
Hyoscyamine digunakan sebagai parasympatholitics yang berkompetisi dengan
asetikolin. Antikolinergik umumnya digunakan sebagai mydriatics, mengendalikan sekresi air
liur dan asam lambung, Hyoscyamine digunakan untuk mengontrol gejala yang berhubungan
dengan gangguan saluran gastrointestinal (GI). Hyoscyamine bekerja dengan mengurangi
gerakan lambung dan usus dan sekresi cairan lambung, termasuk asam. Hyoscyamine juga
digunakan dalam pengobatan kejang kandung kemih, penyakit ulkus peptikum, divertikulitis,
kolik, iritasi sindrom usus, sistitis, dan pankreatitis. Hyoscyamine juga dapat digunakan untuk
mengobati kondisi jantung tertentu, untuk mengendalikan gejala penyakit Parkinson dan
rhinitis (pilek), dan untuk mengurangi produksi air liur berlebih. (American Society of
Health-System Pharmacists, 2010).
BIOSINTESIS
Cincin tropan yang hadiri dalam bentuk hyoscyamine berasal dari putresin melalui
garam N-methylpyrrolinium, yang menunjukan adanya dua asam amino yaitu ornithine dan
arginin yang terlibat dalam biosintesis putresis dalam jalur alternatif. Dekarboksilasi ornithine
menghasilkan putresin, sedangkan arginin diubah menjadi agmatine untuk menghasilkan
putresin. Selanjutnya metilasi S-adenosyl-metionin (SAM) tergantung pada putresin dikatalis
oleh putresin N-methyltransferase membentuk N-methylputrescine.
Gambar 13.
9
Langkah berikutnya dalam biosintesis memerlukan kondensasi asetat yang sesuai
berasal intermediate dengan N-methylpyrrolinium. Hygrine, sebuah alkaloid yang secara
resmi produk dari kondensasi aseton dengan N-methylpyrrolidine, itu selama bertahun-tahun
dianggap sebagai perantara dalam biosintesis skopolamin, tetapi studi terbaru menunjukkan
hygrine yang tidak terlibat dalam biosintesis cincin tropan. Semua spesies tanaman diteliti
sejauh memiliki dua kegiatan reduktase tropinone ketat stereospesifik, satu (TRI)
memproduksi tropine dan lainnya (TRII) memproduksi pseudotropine tropin. Tropin
diesterifikasi untuk menghasilkan hyoscyamine (Palazon et all, 2008)
Tahap berikutnya dalam biosintesis hyoscyamine, esterifikasi tropine dan asam tropic.
Asam tropik dari hyoscine dan hyoscyamine berasal dari fenilalanin, seperti asam α-hidroksi-
β-fenilpropionat (asam phenyllactic) dari tropane alkaloid Littorine. Incorporations tertentu
diperoleh dengan fenilalanin. Asam tropis dibentuk oleh penataan intra-molekul
phenyllactate. Hiosiamin disentesis dari Littorine dengan proses yang melibatkan penataan
ulang intramolekul dari gugus phenyllactate dari alkaloid.
Gambar 14. fenilalanin ke daerah tropis asam dan α-hidroksi-β-fenilpropionat asam
3. CALYSTEGINES
Calystegines adalah kelompok baru alkaloid polihidroksi dengan kerangka nortropan.
Calystegines adalah alkaloid nortropan terhidroksilasi berasal dari jalur biosintesis tropan
alkaloid. Calystegine adalah inhibitor glycosidase kuat dan terdapat pada sayuran seperti
kentang, tomat, dan kubis. Akumulasi Calystegine dalam kultur akar digambarkan meningkat
dengan ketersediaan karbohidrat. (Richter, 2007)
10
Biosintesis
Biosintesis Calystegines juga berasal dari cincin tropan. Seperti halnya Hyoscyamine,
scopolamine, atropine dan golongan tropan lainya, calystegine juga melalui rangkaian
biosintesis yang sama seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun ketika reduktase
tropione, calystegines terbentuk dari pseudotropine yang merupakan salah satu hasil reduktase
tropione selain tropine (Evans, 978-0-7020-2933-2). Biosintesis Calystegines ditandai dengan
hilangnya kelompok metil pada nitrogen dengan menjadi gugus hidroksil pada heterosiklik.
Tiga sampai lima gugus hidroksil dalam berbagai posisi. (Palazon., et al, 2008)
Gambar 15.
Calystegine berasal dari jalur biosintesis tropane alkaloid (Palazon,2008)
Calystegines terbukti ditemukan pada tanaman Convolvulaceae, Solanaceae dan
Moraceae. Dalam jumlah besar calystegines diproduksi oleh family Solanaceae. Calystegines
ditemukan pada tumbuhan Atropa belladona dalam jumlah besar, selain itu juga ditemukan di
Datura wrightii pada bagian akar dan Datura stramonium pada bagian akar dan daun (Asano.,
et al, 1997). Selain itu dalam beberapa penelitan juga menyebutkan bahwa calystegine
ditemukan pada Hyoscyamus niger bagian daun, bunga dan biji. Calystegia sepium
merupakan salah satu tanaman yang memproduksi calystegine pada bagian daun dan akar,
Convolvulus arvensis pada bagian daun dan akar, Physalis alkekengi pada bagian daun
(Egmond, 2010).
11
Manfaat dari Calystegine memiliki khasiat yang hampir sama dengan tropan lainya
seperti antikolinergik, antiemetik, parasympatholytic, anestesi dan banyak tindakan
farmakologis lainnya (Asano et al, 1997). Caystegine B2 dan C1 yang terkandung dalam
murbei bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah dan memiliki aktivitas antioksidan
4. Kokain
Kokain adalah alkaloid tropan yang ditemukan pada famili Erityhtroxylaceae spesies
Erythroxylem coca dan E. novogranatense. Tanaman coca merupakan tumbuhan semak,
cabang-cabangnya berwarna kemerahan, daun oval, bunga pentamer berwarna putih
kekuningan. (Leliqia,dkk, 2006)
Kokain secara tradisional dimanfaatkan untuk menahan lapar dan lelah. Tanaman
kokain telah dikultivasi, dioptimasi dan diproduksi sejak 5000 tahun yang lalu di
pegunungan Andes. E. coca varietas coca merupakan tanaman liar di Peru, Bolivia dan
Andes sedangkan E. Novogranatense ditemukan tumbuh di Columbia dan Venezuela. Pada
tanah kering Peru utara dan Ekuador ditemukan tanaman coca jenis E. novogranatense.
(Leliqia,dkk, 2006)
Komposisi kimia dalam tanaman coca adalah minyak esensial, metil salisilat,
flavonoid, tanin, dan alkaloid. Alkaloid dalam tanaman coca dapat mencapai 0,5-1,5%
bergantung spesies dan geografis. 30-50% alkaloid yang diperoleh berupa ester volatile
sebagai basa bebas yaitu kokain dan sisanya berupa derivat kokain seperti ecgonin (sinamil
kokain), truxilline dan pirolidin (higrin dan kuskohigrin). (Leliqia,dkk, 2006)
Kokain merupakan anestesi lokal. Sebagai anestesi kontak, kokain memblok kanal ion
dalam membran neuronal dan menginterupsi propagasi dari potensial aksi yang berhubungan
dengan pesan sensori. Kokain juga merupakan parasimpatomimetik, bekerja dengan cara
memblok pengambilan kembali dopamin dan noradrenalin pada presinaps neuron dengan cara
berikatan dengan transporter. Stimulasi adrenergik ini menyebabkan hyperthermia, midriasis
12
Gambar 16. Struktur Kokain (US. Department of Justice, 1993 )
dan vasokontriksi. Vasokontriksi ini menyebabkan resistensi meningkat dan meningkatkan
tekanan darah serta denyut jantung. Kokain mempengaruhi system saraf pusat sehingga
pemakai merasakan euphoria, hiperaktif, dan halusinasi. Kokain juga digunakan dalam
minuman ringan tertentu. (Satendra Singh, 2000)
Kokain ketika tercium, terhisap, tertelan, atau digunakan pada selaput lendir akan
diserap dari semua situs paparan menuju intravena. Terjadinya aksi kokain tergantung pada
modus asupannya, misalnya, sekitar 30 menit untuk inhalasi dan 1-2 menit untuk injeksi
intravena. Waktu paruh eliminasi kokain adalah sekitar 40-60 menit, kecuali pada dosis yang
sangat tinggi. Kokain dimetabolisme oleh plasma dan hati, kolinesterase diubah metabolit
yang larut air dan diekskresikan pada urin. Metabolit tersebut di dalam urin berfungsi sebagai
penanda penggunaan kokain yang dapat dideteksi hingga 24-36 jam setelah penggunaan
pertama dari kokain, tergantung pada rute pemberian dan aktivitas kolinesterase. (Satendra
Singh, 2000
BIOSINTESIS
Atom karbon tambahan yang diperlukan untuk sintesis kokain yang berasal dari asetil-
KoA, dengan penambahan dua unit asetil-KoA untuk kation N-metil-1-pirolinum.
Penambahan pertama adalah reaksi Mannich dengan anion enolat dari asetil-KoA yang
bertindak sebagai nukleofil terhadap kation pirolinum. Penambahan kedua terjadi melalui
kondensasi Claisen. Hal ini menghasilkan campuran rasemat dari substitusi kedua pirolidin,
dengan retensi tioester dari kondensasi Claisen. Dalam pembentukan tropinon dari rasemat
etil [2,3-13C2]4(N-metil-2-pirolidinil)-3-oksobutanoat tidak terdapat preferensi untuk kedua
stereoisomer. Dalam biosintesis kokain, hanya enansiomer-(S) dapat mensiklik untuk
membentuk sistem cincin kokain tropan. Stereoselektivitas reaksi ini diteliti lebih lanjut
melalui studi prokiral diskriminasi dari hidrogen metilen. Hal ini disebabkan karena pusat
kiral ekstra di C-2. Proses ini terjadi melalui oksidasi, yang menimbulkan kembali kation
pirolinium dan pembentukan anion enolat, dan reaksi intramokuler Mannich. Sistem cincin
tropan mengalami hidrolisis, metilasi dependen SAM, dan reduksi melalui NADPH untuk
pembentukan methylecgonine. Bagian benzoil yang diperlukan untuk pembentukan kokain
diester disintesis dari fenilalanin melalui asam sinamat. Benzoil-CoA kemudian
menggabungkan dua unit molekulnya untuk membentuk kokain.
13
Erythroxylon coca merupakan tanaman penghasil kokain. Daun koka telah digunakan
di Amerika Selatan sebagai pengunyahan dari zaman yang sangat awal. Mereka sebelumnya
disediakan untuk penggunaan tunggal dari pemimpin pribumi dan Inca. Coca diperkenalkan
ke Eropa sekitar 1688 dan kokain diisolasi pada tahun 1860. Dengan menerapkan alka-loid
dalam operasi mata pada tahun 1884 Carl Koller adalah orang pertama yang memperkenalkan
ke dalam praktek klinis sehingga gemborkan era anestesi modern. (Evans,2006)
5. Scopulamine
Scopolamine adalah bagian dari alkaloid tropane yang paling penting karena memiliki
aktivitas fisiologis yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih sedikit. Permintaan untuk
scopolamine ini diperkirakan sekitar 10 kali lebih besar daripada hyoscyamine dan bentuk
atropin lainnya. Dengan demikian, telah muncul ketertarikan dalam meningkatkan jumlah
scopolamine di dalam produksi tanaman dan vitrokultur. Dalam hal produksi bioteknologi
14
Gambar 17. Biosintesis Cocaine (Wikipedia, 2009 )
Gambar 18. Tanaman Erythroxylon coca ( Stephany Watson, 2011)
scopolamine, dengan meningkatkan jumlah sel tumbuhan dapat menghasilkan senyawa ini.
(Molecules, 2008 )
Biosintesis
Scopolamine adalah alkaloid tropan yang paling relevan secara luas digunakan. Jalur
metabolisme mereka dimulai di putresin, poliamina yang dibagi oleh beberapa jalur metabolik
(misalnya: alkaloid piridin). Peran putresin metil transferase adalah menyerap putresin dari
gugus poliamina, yang merupakan lintas-titik antara metabolisme primer dan sekunder
terhadap jalur alkaloid tropan. Enzim PMT mengkatalisis reaksi dari putresin N-metil putresin
dengan S-adenosyl metionin sebagai donor metil. Bagian terakhir dari jalur biosintesis
alkaloid tropan adalah reaksi enzimatik yang dikatalisis oleh enzim hyoscyamine-6β-
hidroxylase (H6H), 2-oxoglutarate bergantung pada dioksigenase yang mengkatalisis
hidroksilasi yang dari hyoscyamine ke skopolamin dalam dua langkah. Langkah pertama
adalah hidroksilasi hyoscyamine sampai 6β-hydroxyhyoscyamine, reaksi yang memerlukan 2-
oxoglutarate, Fe2 +, molekul oksigen, dan askorbat. Langkah kedua adalah epoksidasi
intermediate 6β-hydroxyhyoscyamine memproduksi 6,7-β-hiosiaminepoksida (skopolamin).
(Alejandra Maria,2010)
15
Gambar 19 . Struktur Scopolamine ( Blokland, 2005)
Gambar. 20. Hyoscine N-butil bromida diperoleh dari hyoscyamine (A) atau atropin (B). Skopolamin adalah produk akhir dalam jalur alkaloid tropane yang
merupakan prekursor dari hyoscyamine. ( Alejandra Maria,2010)
Alkaloid ini biasanya ditemukan pada tanaman dari famili Solanaceae dan
Erythroxylaceae. Scopolamine diproduksi dalam jumlah besar pada tanaman Duboisia spp
dan Datura metel. Sumber utama bahan baku untuk produksi alkaloid tropan di seluruh dunia
adalah daun Duboisia spp, yang mengandung 2-4% dari total alkaloid, dengan lebih dari 60%
scopolamine dan 30% dari hyoscyamine. Budidaya konvensional beberapa varietas yang
dapat menumpuk hingga 6% scopolamine telah didirikan di Australia, Ekuador dan Brasil.
(Molecules, 2008 )
Scopolamine dalam tubuh manusia bertindak sebagai kompetitor asetilkolin pada
reseptor muscarine perifer dan pusat; pelecehan dengan mudah dapat dikenali oleh luas
berkeringat dan air liur. Seperti banyak amina tersier scopolamine menghambat reseptor SSP
dan hasil penyalahgunaan dalam psikosis akut atau delirium.
Scopolamine adalah alkaloid yang sebagian besar digunakan dalam pengobatan oleh
aktivitas antikolinergiknya. Antikolinergik umumnya digunakan sebagai mydriatics dan untuk
mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung, memperlambat motilitas usus dan
mencegah muntah. Dapat juga digunakan untuk pengobatan kejang otot, asma, kram usus, dan
diare. Pada orang lanjut usia digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
Gejala awal penyalahgunaan scopolamine termasuk mulut kering, melebar pupil,
kemerahan pada wajah dan leher, tekanan darah dan suhu tubuh tinggi, jantung berdebar.
Gejala ini dapat diikuti oleh halusinasi ekstrim, agitasi, agresi, koma bahkan kematian.
(Palazon, 2008 )
17
Gambar 21 . Tanaman Datura Metel ( Flickr, 2009)
Gambar 22. Tanaman Duboisia spp ( Flickr, 2009)
3. ALKALOID AMINA
Amina adalah senyawa sederhana yang berasal dari amonia (NH3) dengan satu atau
lebih atom hidrogen digantikan oleh atom karbon. Penggantian satu, dua atau tiga atom
hidrogen masing-masing akan menghasilkan amina primer, amina sekunder dan amina tersier.
Asam amino dan alkaloid merupakan derivate dari amina, namun, alkaloid yang mengandung
atom nitrogen hanya terdapat pada amino yang melekat pada cincin benzena (tidak
heterosiklik, Oleh karena itu amina alkaloid yang sering dianggap sebagai 'alkaloid semu').
Prekursor untuk alkaloid amina adalah asam amino aromatik-fenilalanin, tirosin dan triptofan.
(Pengelly, 2004)
1. Ephedrine
Ephedrine memliki struktur yang sederhana, kerangka aromatik berasal dari
fenilalanin, sementara kelompok metil tambahan (CH3) berasal dari metionin. Struktur dasar
terjadi di beberapa bentuk isomer, salah satunya (diastereoisomer) adalah pseudoefedrin.
(Samuelsson 1992)
18
Ephedrine berasal dari herba Ephedra (Ma-huang), Famili Ephedraceae. Digunakan
sebagai sumber alkaloid efedrin dan pseudoefedrin. Species Ephedra diantaranya Ephedra
sinica, E. equisetina E. gerardiana , E. intermedia and E. major. (Pengelly, 2004)
Ephedrine mengandung sekitar 0,5-2,0% alkaloid. Dari total seluruhnya, ephedrine
(dan isomernya) terbentuk dari 30 sampai 90% alkaloid yang juga ada dalam bentuk
Pseudoefedrine. Bagian Akar tanaman juga mengandung sejumlah alkaloid makrosiklik
(ephedradines) dan feruloylhistamine yang memiliki sifat hipotensi. (Evans, 2009)
Biosintesis
Efedrin terbentuk dari penyatuan unit C 6-C 1 dan unit C 2, kemudian diubah menjadi
benzaldehida atau asam benzoat. (J. Am. Chem. Soc., 1993, 115, 2052) digunakan 13 C-2 dan
H sebagai prekursor dalam memberi makan percobaan dengan E. gerardiana yang telah
menunjukkan bahwa gabungan asam benzoat gugus CH3CO asam piruvat untuk membentuk
efedrin dengan alkaloid 1 phenylpropan-1,2-dion dan (S) - (-)-2-amino-1- phenylpropan-1-
one (cathinone) sebagai perantara. Rute ini diilustrasikan pada Gambar dibawah ini . 1-
Phenylpropan-1,2-dion dan cathinone adalah konstituen Catha edulis. (Evans, 2009)
20
Gambar 24. Struktur Ephedrine (Penglley, 2004)
Gambar 25. Biosintesis Ephedrine (Evans, 2006)
Seluruh bagian tanaman dari Ephedra sinica digunakan dalam pengobatan.
Ephedrine merupakan stimulan sistem saraf pusat atau simpatomimetikum dan juga potensial
menstimulasi reseptor α, β1 danβ 2 adrenergik. Efeknya meliputi vasokonstriksi, peningkatan
tekanan darah dan denyut nadi, bronkodilatasi dan diuresis. Dalam penggunaan berlebihan
akan menyebabkan insomnia, takikardia dan pusing. Dalam pengobatan herbal Ephedra
digunakan dalam pengobatan asma dan alergi. Ephedra juga dapat menyembuhkan bronkitis,
emfisema, rhinitis, serta masuk angin dan flu. (Pengelly, 2004)
2. Colchicine
Merupakan alkaloid toksik dan karsinogenik yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan
Colchicum autumnale Famili Lliaceae dan beberapa anggota Famili Colchicaceae lainnya,
seperti Gloriosa superba. Rumus kimianya C22H25NO6.
Biji Colchicine adalah biji matang dan kering dari tanaman Colchicum autumnale.
Bijinya mengandung 0,8% Colchicine. Colchicine berbentuk serbuk amorf berwarna kuning
pucat yang berubah warna menjadi gelap jika terpapar sinar matahari. (Leliqia,dkk, 2006)
21
Gambar 26. Tanaman Ephedra sinica (Losito, 2009)
Gambar 27. Batang Tanaman Ephedra sinica (Losito, 2009)
Gambar 28. Struktur Colchicine (Wikipedia, 2006)
Biosintesis
Biosintesis colchicine melibatkan prekursor asam amino fenilalanin dan tirosin.
Pemberian Colchicum autumnale dengan radioaktif asam amino, tirosin-2-C14, menyebabkan
sebagian masuk dalam sistem cincin colchicine. Induksi penyerapan radioaktif fenilalanin-2-
C14 oleh Colchicum byzantinum (tanaman lain dari famiili Colchicaceae), mengakibatkan
efisiensi penyerapan dengan colchicine. (Leete, 1963) Percobaan pemberiaan radioaktif pada
Colchicum autumnale mengungkapkan bahwa Colchicine dapat disintesis dari (S)-
Autumnaline. Jalur biosynthesis terjadi terutama melalui para-para phenolic coupling
reaction yang melibatkan isoandrocymbine. Molekul yang dihasilkan mengalami O-metilasi
diarahkan oleh S-adenosylmethionine (SAM). Proses oksidasi yaitu pembelahan cincin
siklopropana mengarah pada pembentukan cincin tropolone dikandung oleh N
formyldemecolcine. N-formyldemecolcine menghidrolisis kemudian menghasilkan molekul
demecolcine, yang juga berjalan melalui demethylation oksidatif yang menghasilkan
deacetylcolchicine. Molekul colchicine muncul akhirnya setelah penambahan asetil-Koenzim
A ke deacetylcolchicine. (Maier,1997)
23
Gambar 29 Biosintesis Colchicine (Wikipedia, 2009)
Colchicine berguna sebagai antineoplasmik, stimulan Sistem Saraf Pusat, pengobatan
asam urat, dengan menghambat migrasi leukosit dan mereduksi asam laktat yang dihasilkan
leukosit sehingga mengurangi deposit asam urat, dan Colchicine digunakan untuk pengobatan
gout. (Pengelly, 2004). Colchicine meringankan penyakit gout dengan menekan aksi inflamasi
yang muncul akibat serangan leukosit pada endapat Kristal urat pada cairan sinovial.
Keefektifan Colchicine mengarah pada kemampuannya memodifikasi fungsi
polymorphonuclear neuthrophil (PMN) yang berperan untuk menurunkan respon inflamasi
yang dinduksi kristal urat tersebut. (Melmon, 1992)
3. Mescaline
Diperoleh dari sejenis tumbuhan cactus Lophophora williamsii (fam : Cactaceae)
dikenal dengan nama Peyote.
24
Gambar 30. Tanaman Colchicum autumnale (Anonim, 2007)
Gambar 31. Struktur Mescaline ( Wikipedia,2009)
Biosintesis
Mescaline disentesis dari tirosin atau fenilalanin terhidroksilasi. Dalam Lophophora
williamsii, dopamin mengkonversi menjadi mescaline dalam jalur biosintesis yang melibatkan
Mo-metilasi dan hidroksilasi aromatik. (Dewick, 2009)
Tirosin dan fenilalanin berfungsi sebagai prekursor metabolisme untuk sintesis
mescaline. Tirosin melalui proses dekarboksilasi dengan tirosin dekarboksilase akan
menghasilkan tyramine dan kemudian menjalani oksidasi pada karbon 3 oleh hidroksilase
monophenol atau menjadi hidroksilasi pertama oleh tirosin hidroksilase untuk membentuk L-
DOPA dan dekarboksilasi oleh DOPA dekarboksilase. Ini membuat dopamin mengalami
metilasi oleh catechol-O-methyltransferase (COMT) oleh S-adenosyl metionin (SAM. Hasil
ini kemudian dioksidasi lagi oleh enzim hidroksilase. Alkohol di substituen alkil mengalami
metilasi final di 4 karbon oleh guaiakol-O-methyltransferase.Metilasi akhir ini hasil langkah
dalam produksi mescaline. (Dewick, 2009)
Fenilalanin berfungsi sebagai prekursor dengan terlebih dahulu diubah menjadi L-
tirosin hidroksilase oleh asam L-amino. Setelah dikonversi, itu mengikuti jalur yang sama
seperti dijelaskan di atas. (Dewick, 2009)
25
Gambar 32. Biosintesis Mescaline (Dewick, 2009)