MAKALAH AKHLAK PRIBADI
-
Upload
rizka-puspaning-hanar -
Category
Documents
-
view
238 -
download
43
description
Transcript of MAKALAH AKHLAK PRIBADI
MAKALAH SERTIFIKASI II
AKHLAK PRIBADI
(SIDIQ, ISTIQOMAH, AMANAH, IFFAH)
:;z
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015
2
Disusun oleh : Kelompok 5
Ketua : Mahendra Widya Nugraha ( 1300023197)
Anggota :
1. Masulfah (13000232. Budi (1300023102)3. Rizka Puspaning Hanar (1300023196)4. Kuntum Zahro Wardati (1300023200)5. Dessy Nur Halimah (1300023218)6. Yuni Arum H (1300023233)7. Rizky Nurus Saadah (1300023250)
DAFTAR ISI
Cover dalam................................................................................................................................. i
Daftar isi....................................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................ 1
LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 1
RUMUSAN MASALAH................................................................................................................... 1
TUJUAN........................................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................... 2
PENGERTIAN AKHLAK................................................................................................................... 2
MACAM-MACAM AKLHAK........................................................................................................... 3
SIDIQ............................................................................................................................................ 4
AMANAH...................................................................................................................................... 6
IFFAH............................................................................................................................................ 7
ISTIQOMAH.................................................................................................................................. 7
BAB III.......................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN................................................................................................................................ 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan dalam mencapai kesuksesan secara pribadi pada sebagian besar umat Islam, bisa
disebabkan adanya dua penyakit akhlak yaitu: pertama, Qolbun Maridh yaitu orang yang sulit
melakukan sesuatu secara jujur. Orang yang demikian, apabila melihat orang sukses timbul iri dan
dengki, melihat teman memperoleh rejeki banyak timbul resah dan benci, dan apabila melihat orang
yang mempunyai kelebihan akan berusaha menyelidiki aib dan menyebarkan kekurangannya. Kedua
Qolbun Mayyit yaitu orang yang menolak kebenaran dari Allah dan suka berbuat Zhalim dan
melakukan perbuatan buruk seperti melakukan korupsi,mencuri,berselingkuh dan berzina, menipu
dan gemar membuka aib orang. Kedua penyakit akhlak ini pada dasarnya akan menyebabkan pribadi
umat Islam lemah sehingga ada rasa takut, dan rendah diri yang berlebihan.
Untuk mengembangkan pribadi umat Islam agar sukses, apa yang seharusnya dipelajari,
dimengerti dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari? Umat Islam dan mahasiswa diharapkan
mempelajari dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari tentang akhlak pribadi yang Islami.
Akhlak Islami ini didasarkan pada Al-Quran dan Sunah Rasul, sebagaimana diriwayatkan HR. Ahmad,
Hakim dan Baihaqi yaitu “Sesungguhnya Aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Dan akhlak Rasul, sebagaimana dinyatakan Aisyah dalam HR Muslim adalah “Akhlak Rasulullah SAW
adalah Al-Qur’an”. Jadi untuk memahami akhlak pribadi Islami, maka setiap umat Islam diharapkan
dapat membaca, memahami dan akhirnya melaksanakan apa saja yang menjadi kaidah akhlak yang
sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak
2. Pengaruh Akhlak terhadap Allah dan diri pribadi 3. Apa saja macam akhlak pribadi yang baik
4. Pengertian dari akhlak pribadi dalam sidiq, amanah, istiqomah, iffah
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa itu akhlak
2. Dapat mengetahui Pengaruh Akhlak terhadap Allah dan diri pribadi 3. Dapat memahami dan mengetahui macam-macam akhlak pribadi
4. Dapat mengetahui pengertian dari akhlak pribadi dalam sidiq, amanah, istiqomah, iffah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK PRIBADI
Kata “akhlak’ berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang secara
etimologis berkmakna tabi’at, budi pekerti, adat dan kebiasaan. Akhlak dalam islam adalah
yang menentukan batas antara yang baik dan buruk antara terpuji dan tercela, tetntang
perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin. Yang menentukan itu yang baik dan
buruk tentu bersumber pada al-Qur’an dan as Sunnah, sehingga penilaina baik dan buruknya
akhlak seseorang berdasarkan al-Qur’an dan sunnah.
Rasulullah Saw merupakan teladan bagi umat manusia dalam mewujudkan akhlak yang
islami, hal ini dipertegas dalam QS.Al-Ahzab. 33:21
“sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan tang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamta dan yang banyak menyebut Allah”
Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di
dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadist. Satu-satunya kata yang
ditemukan semakna, akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum
dalam surat al Qalam ayat 4:
� �ع�ل�ى خلق� ع�ظ�يم �ك� ل �ن و�إ
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al mahmudah) dan ada
akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika berbicara tentang nilai baik buruk maka
muncullah persoalan tentang konsep baik buruk.
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya
dengan insyaf dansadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama,
budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah
mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan
dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan
larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun
secara rohani.
Untuk mengembangkan pribadi umat Islam agar sukses, mereka diharapkan dapat
mempelajari dan melaksanakan atau menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-
hari. Akhlak Islami ini didasarkan pada al-qur’an dan sunnah Rasul, sebagaimana
diriwayatkan HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi yaitu :”Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus ke
dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang baik”.
Adapun yang mempengaruhi Akhlak terhadap Allah dan diri pribadi adalah:
1. Dapat bersikap wara’ atau penuh pertimbangan dalam bertindak.
2. Pandai mensyukuri nikmat Allah, menematkan nikmat Allah sebagai jembatan untuk
semakin mendekatkan diri pada Allah.
3. Sabar dan tawakkal, selalu pasrah berserah diri diiringi berusaha berbuat semaksimal
mungkin.
4. Optimis dan sportif, penuh keyakinan dan harapan dalam menempuh perjalanan hidup.
5. Tawadhu’ atau rendah hati, senantiasa bersikap merendah atas nikmat Allah, betapapun
banyak nikmat Allah yang dia terima tidak menjadikannya angkuh kepada Allah dan orang
lain.
6. Syaja’ah atau berani menegakkan kebenaran, berani dengan penuh perhitungan untuk
menegakkan hokum Allah.
7. Ikhlas dan ridho, ikhlas berarti melakukan ibadah kepada Allah bukan untuk mengharpakan
pahala dan takut akan dosa, namun semua karena Allah. Ridho berarti menerima segala
takdir yang telah berlaku pada dirinya.
3
B. MACAM AKHLAK PRIBADI BAIK
Sifat yang mencerminkan akhlak pribadi yang baik ada bermacam-macam, contohnya
sebagai berikut :
Jujur (Ash-Shidqu)
Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
Malu (Al-Haya')
Rendah hati (At-Tawadlu')
Murah hati (Al-Hilmu)
Sabar (Ash-Shobr)
Dapat dipercaya (amanah)
Menahan diri (iffah)
Teguh (istiqamah)
Dalam pembahasan ini, ada 4 sifat yang akan dijelaskan.
1. Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu berada dalam
keadaan yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hati, benar perkataan dan benar
perbuatan.
Firman Allah SWT :
الن�ب�ي�ين� م�ن� م� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ن�ع�م�� أ ال�ذ�ين� م�ع� أ�ول�ئ�ك� ف� ول� س� الر� و� الل�ه� ي�ط�ع� و�م�ن�
ا يق$ ف� ر� ول�ئ�ك�أ� ن� س� و�ح� ين� ال�ح� الص� و� د�اء� ه� و�الش- ين� د�يق� الص� و�
Artinya: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-
orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS.
An-Nisa’ : 69).
Imam Ghazali menyebutkan ada 6 jenis shidiq yang perlu direalisasikan dalam diri
seorang mu’min agar menjadi mu’min yang sebenarnya, yaitu :
Shidqul Lisan (Benar dalam ucapan)
Ucapan manusia adalah ekspressi yang ada di hatinya. Hati yang baik melahirkan ucapan
yang baik. Sebaliknya hati yang buruk mengeluarkan ucapan yang buruk. Perbaikan ucapan
harus dimulai dari perbaikan hati. Apabila hati baik, ucapan yang keluar menjadi baik dan
4
selanjutnya akan mengikuti oleh prilaku yang baik. Dan prilaku yang baik akan dibalas
dengan ampunan dosa yang dapat membersihkan diri manusia.
Shidqul Niyah dan Irodah (Benar dalam keyakinan dan motivasi)
Nilai perbuatan seseorang tergantung motivasi dan niatnya. Manakala perbuatan yang baik
dilandasi dengan niat yang baik, mangharap ridho Allah maka nilai perbuatan itu menjadi
baik, sebaliknya manakala motivasi dan niatnya buruk sekaligus tampak lahiriahnya kelihatan
baik, seperti apa-apa yang kadang-kadang dilakuakan oleh orang munafik. Nabi
bersabda :“sesungguhnya amal perbuatan manusia tergantung niatnya. Dan amal setiap
orang mendapatkan balasan perbuatan yang tergantung niatnya.”
Shidqul ‘Azmi (Benar dalam Tekad)
Untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar tidak cukup dengan adanya keinginan dan
motivasi, tetapi harus ditopang dengan tekad yang kuat untuk merealisasikan perbuatan
tersebut banyak rintangan, tantangan dan kendalanya. Suksesnya Abu Bakar dalam
memerangi orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat, karena tekadnya yang
luar biasa untuk memerangi orang-orang murtad sekalipun sendirian tanpa dukungan
sahabat-sahabatnya yang lain. Tekad inilah yang kemudian mendapatkan dukungan dan
simpati Umar dan seluruh sahabat yang lain.
Shidqul Wafa’ (Benar dalam kesetiaan)
Wafa (setia) adalah sifat ulul albab, orang-orang suci, orang-orang mu’min dan muttaqin
yang dipuji didalam Al Qur’an. Ulul albab adalah “orang-orang yang setia memenuhi janjinya
kepada Allah dan tidak merusak janji” orang-orang Abror (suci) adalah yang setia
menunaikan nazarnya dan takut akan sesuatu hari (kiamat) yang azabnya tersebar dimana-
mana
Shidqul Amal (Benar dalam Perbuatan)
Risalah manusia adalah untuk beramal, berbuat yang shaleh dan positif. “Dan katakanlah :
“Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat amal
perbuatannya”. (QS. At-Taubah : 105). Amal perbuatan yang benar yang akan menjadi bekal
yang membahagiakan manusia kelak di akhirat.
Shidiq dalam merealisir tingkatan-tingkatan terpuji
Mu’min sejati adalah yang dapat mengembangkan seluruh pontensi dan sifat-sifatnya.
5
ين� اد�ق� و�الص� ان�ت�ات� ال�ق� و� ان�ت�ين� ال�ق� و� ن�ات� ؤ�م� ال�م� و� ن�ين� ال�م�ؤ�م� و� ل�م�ات� ال�م�س� و� ل�م�ين� ال�م�س� إ�ن�
ات� د�ق� ت�ص� ال�م� و� د�ق�ين� ت�ص� ال�م� و� ع�ات� اش� ال�خ� و� ع�ين� اش� ال�خ� و� ات� اب�ر� و�الص� اب�ر�ين� الص� و� ات� اد�ق� الص� و�
ات� الذ�اك�ر� و� ا ك�ث�ير$ الل�ه� الذ�اك�ر�ين� و� اف�ظ�ات� ال�ح� و� م� ه� وج� ر� ف� اف�ظ�ين� ال�ح� و� ائ�م�ات� و�الص� ائ�م�ين� الص� و�
ا ع�ظ�يم$ ا ر$ ج�أ� و� ة$ ر� غ�ف� م� م� ل�ه� الل�ه� ع�د�
أ�
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-
laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab : 35).
Lawan dari shidiq adalah kebohongan(Kizib). Kebohongan yaitu mengatakan sesuatu yang
tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di tambahi sehingga tidak sesuai dengan
kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela. Contoh dari sikap kizib seperti
memfitnah, mengingkar janji, dan masih banyak lagi.
2. Amanah
“Amanah”, artinya dapat dipercaya. Ini berarti para rasul setia menjalani segala
perintah Allah yang diberikan padanya. Allah swt menunjuk para nabi dan rasul untuk
membimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Tugas dan kepercayaan ini harus
diselesaikan sebelum ajal menjemput mereka.
Rasulullah bersabda:
(( �ع� ب ر�� �ذ�ا أ ن� إ ، ك � ف�يك� �ك� ف�ال �ي �ك� م�ا ع�ل �ا م�ن� ف�ات �ي �ة�، ح�ف�ظ: الد&ن م�ان
� ، و�ص�د�ق أ ن ح�د�يث� �يق�ة�، و�حس� ل ف�ة� خ� ف�ي و�ع�
((طع�م�ة�
“Ada empat hal yang jika ada padamu, maka apa saja bagian dunia yang hilang darimu tidak akan
berbahaya bagimu: menjaga amanah, jujur berbicara, baik fisik, dan menjaga makanan.”
Lawannya adalah “khianat”, artinya tidak setia. Khianat adalah sifat munafik yang
dibenci oleh Allah apalagi jika yang dikhianati adalah Allah atau Rasulnya. Dalam firman Allah
: “ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghianati Allah, dan rosul dan juga
janganlah kamu menghianati amanh-amanah yang dipercayakan kepada kamu, sedangkan
kamu mengetahuinya.” ( Qs. Al anfal 8 : 27 )
6
3. Iffah
Secara bahasa, ‘iffah adalah menahan. Adapun secara istilah; menahan diri
sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dengan demikian, seorang yang ‘afif
adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya
cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.
Allah saw berfirman: “Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga
kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33)
Termasuk dalam makna 'iffah adalah menahan diri dari meminta-minta kepada
manusia.
Allah Swt berfirman: "Orang yang tidak tahu menyangka mereka itu adalah orang-orang yang
berkecukupan karena mereka ta’affuf ." (QS. AL Baqarah: 273)
Dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa iffah adalah menahan diri dalam
menjaga kesucian diri dan menhan diri dari perbuatan meminta-minta.
'Iffah merupakan akhlaq paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itulah sifat ini
perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga memiliki kemampuan dan daya tahan
terhadap keinginan-keinginan yang tidak semua harus dituruti karena akan membahayakan
saat telah dewasa. Dari sifat 'iffah inilah akan lahir sifat-sifat mulia seperti: sabar, qana'ah,
jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.
Pentingnya sifat'Iffah ini ditanamkan dalam diri seorang muslim karena ia merupakan
perintah agama yang banyak memberikan kebaikan serta keutamaan bagi seseorang yang
memilikinya, diantara beberapa keutamaan itu adalah:
Meraih pahala yang besar di akhirat
Mendapatkan ketenangan hati dan kenikmatan besar di dunia
Memberi jalan keluar dari kesukaran dan kesulitan
Cara menanamkan dan mendididik sifat 'iffah dalam diri seorang muslim :
Membekali diri dengan ketaqwaan kepada Allah
Membentengi diri dengan rasa malu
Menundukkan pandangan atau ghadhul basher
Menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan fitnah
4. Istiqomah
7
Secara etimologis, istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus.
Dalam terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan
dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan.Perintah
dalam beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah : “ Maka karna itu serulah
( mereka kepada agama itu ) dan istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 ).
Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati, lisan dan
amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah dalam tiga dimensi
tersebut.
Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan selalu berjalan kepada yang lurus
yang cepat alam menghantarkan tujuan. Hal ini tercermin dalam perkataan
dan perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya. Tentulah orang yang
berisitiqomah akan mengalami beberapa ujian dari Allah.
Istiqomah itu mengundang karomah, kemuliaan para kekasih Allah, ciri khasnya ada
dua:
Yakin.
Orang yang istiqomah itu haqqul yakiin, Allah akan menurunkan malaikat yang buahnya
adalah derajat kekasih Allah dalam situasi apapun, sekalipun jiwa taruhannya, dia tenang.
Tenang ini tidak bisa diminta dari orang, tidak bisa dibeli. Tenang itu milik Allah.
“Huwalladzi andzala sakiinah fii qulubil mu’miniin,” Dialah Allah yang menurunkan
sakinah di hati orang yang beriman.
Orang yang dikaruniai ketenangan, jernih dalam segala kondisi itulah Rasulullah, para
sahabat, para ulama yang benar-benar pecinta Allah. Orang yang istiqomah akan tidak ada
takutnya dan tidak sedih dengan dunia berikut isinya.
Mendapat Keutamaan
“Sesungguhnya orang yang mengatakan, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita. Merekalah orang-orang yang mewarisi surga, kekal didalamnya sebagai balasan apa yang
sudah dilakukan.” (QS Al- Ahqof: 13-14)
Berikut ini merupakan cara-cara agar kita sebagai manusia tetap beristiqomah, yaitu :
Menjiwai syahadat
8
Pelajari ibadah yang paling membuat kita nyaman dan memahami ilmunya dengan
baik
Pelajari dalil (ibadahnya) dengan baik dan amalkan
Tidak bosan bertaubat
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari
Tidak mengumbar aib orang lain
Bersifat saling tolong menolong
Tetap pada pendirian atau keputusan yang telah diyakini
Menutupi aurat
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akhlaq adalah jama’ dari kata “khuluqun” yang secara etimologis berkmakna tabi’at, budi
pekerti, adat dan kebiasaan.
Akhlak dalam islam adalah yang menentukan batas antara yang baik dan buruk antara
terpuji dan tercela, tetntang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin. Yang
menentukan itu yang baik dan buruk tentu bersumber pada al-Qur’an dan as Sunnah,
sehingga penilaina baik dan buruknya akhlak seseorang berdasarkan al-Qur’an dan sunnah.
Seperti yang terdapat pada QS.Al-Ahzab. 33:21,al Qalam ayat 4
2. pengaruhi Akhlak terhadap Allah dan diri pribadi adalah:
Dapat bersikap wara’ atau penuh pertimbangan dalam bertindak.
Pandai mensyukuri nikmat Allah, menematkan nikmat Allah sebagai jembatan untuk
semakin mendekatkan diri pada Allah.
Sabar dan tawakkal, selalu pasrah berserah diri diiringi berusaha berbuat semaksimal
mungkin.
Optimis dan sportif, penuh keyakinan dan harapan dalam menempuh perjalanan hidup.
Tawadhu’ atau rendah hati, senantiasa bersikap merendah atas nikmat Allah, betapapun
banyak nikmat Allah yang dia terima tidak menjadikannya angkuh kepada Allah dan orang
lain.
Syaja’ah atau berani menegakkan kebenaran, berani dengan penuh perhitungan untuk
menegakkan hokum Allah.
Ikhlas dan ridho, ikhlas berarti melakukan ibadah kepada Allah bukan untuk
mengharpakan pahala dan takut akan dosa, namun semua karena Allah. Ridho berarti
menerima segala takdir yang telah berlaku pada dirinya.
3. Macam akhlak pribadi
Jujur (Ash-Shidqu)
Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
Malu (Al-Haya')
Rendah hati (At-Tawadlu')
1
Murah hati (Al-Hilmu)
Sabar (Ash-Shobr)
Dapat dipercaya (amanah)
Menahan diri (iffah)
Teguh (istiqamah)
4. Macam akhlak pribadi yang dipahami
Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu berada dalam
keadaan yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hati, benar
perkataan dan benar perbuatan
Amanah
“Amanah”, artinya dapat dipercaya. Ini berarti para rasul setia menjalani segala perintah
Allah yang diberikan padanya. Allah swt menunjuk para nabi dan rasul untuk
membimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Tugas dan kepercayaan ini harus
diselesaikan sebelum ajal menjemput mereka.
Iffah
Secara bahasa, ‘iffah adalah menahan. Adapun secara istilah; menahan diri sepenuhnya
dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dengan demikian, seorang yang ‘afif adalah
orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya
cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.
Istiqomah
Secara etimologis, istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus.
Dalam terminologi akhlak istiqomah adalah
sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari
Tidak mengumbar aib orang lain
Bersifat saling tolong menolong
Tetap pada pendirian atau keputusan yang telah diyakini
Menutupi aurat
2
DAFTAR PUSTAKA
1. Menejemen waktu: http://asyamjavas.blogspot.com/2011/01/akhlak-pribadi-islami.html
2. Kresna Prima, akhlak pribadi islam: file:///D:/New%20folder%20%282%29/pembukaan.html
3. Hadist: https://alhadistonline.wordpress.com/
http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/kumpulan-al-hadits-sesuai-abjad.html
http://radiopendidikanbu.blogspot.com/2013/04/101-hadits-nabi-muhammad-saw-
tentang.html
3