Makalah Agama Islam

download Makalah Agama Islam

of 18

description

menuntut ilmu

Transcript of Makalah Agama Islam

Rabu, 09 September 2015

ADAB MENUNTUT ILMU

Kelompok 2Anggota1. Dayanti NovalianiJ3P1150172. Ina HajahJ3P1150343. Nanda FinisaJ3P1150224. Rahmatiaqmara HazirohJ3P1150245. Ratu Nurendah J3P115015

PARAMEDIK VETERINERPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Adab Menuntut Ilmu. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Kokom Firdaus selaku Dosen mata kuliah Pnedidikan Agama Islam IPB yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai adab dalam menuntut ilmi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bogor, 09 September 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIslam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk merusak bumi, bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana akhlak dalam menuntut ilmu sebagai seorang muslim?2. Bagaimana metode yang baik dalam menuntut ilmu?3. Bagaimana tentang adab dalam menuntut ilmu?4. Bagaimana deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan1. Memberikan penjelasan tentang pengertian ilmu dan tujuan ilmu.2. Memberikan penjelasan tentang metode yang baik dalam menuntut ilmu.3. Memberikan penjelasan tentang adab dalam menuntut ilmu.4. Memberikan deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian IlmuSecara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/Jahil, sedang secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat yang secara sempurna. Secara istilah Syari pengertian ilmu yaitu, ilmu yang sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw.Ibnu Munir berkata : Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan pembenar niat, sedangkan amal tidak akan di terima kecuali dengan niat yang benar.Dalam pengertian lain Ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa yang bisa didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan kesuksesan, kunci untuk menjawab pertanyaan dan masalah di dunia . . .Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat disimpulkan bahwa, ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

2.2 Pengertian Menuntut IlmuMenuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuanMuadz bin Jabbal berkata : Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.Waktu untuk menuntut ilmu tidak terbatas pada usia masuk sekolah dasar atau Madrasah Ibidaiyah sampai keperguruan tinggi, tetapi masa untuk menuntut ilmu ialah sejak manusia di lahirkan dan berakhir pada saat manusia meninggal dunia, orang barat menyebtnya Long Life Education pendidikan seumur hidup. Orang yang menuntut ilmu akan diberikan pahala yang sangat besa, seperti sabda Rosullah yang terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan lain-lain dari shabat Abu Hurairah yang artinya :Barangsiapa berjalan di suatu tempat guna menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Syurga.a. Tujuan Menuntut IlmuTujuan menuntut ilmu bukanlah bermatlamat ilmu semata-mata tetapi ia merupakan wasilah (jalan) untuk memahami dan menguasainya bagi melaksanakan ubudiyyah kepada Allah S.W.T. Tujuan menuntut ilmu juga adalah untuk melaksanakan petunjuk Allah S.W.T. sebab itulah menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim.Antara lain tujuan menuntut ilmu ialah untuk membina kekuatan ummah Islam dan untuk mencari kemaslahatan masyarakat manusia. Membina kekuatan umat merupakan salah satu tanggungjawab para penuntut kerana merekalah bakal pemimpin di masa depan. Oleh yang demikian, kemaslahatan ummah banyak bergantung kepada pemimpin dan kepimpinannya.b. Menuntut Ilmu adalah Ibadah yang AgungDi antara ibadah yang agung dan utama adalah menuntut ilmu syari. Adapun ilmu syari adalah firman-firman Allah dan sabda-sabda Rasul-Nya.Sesungguhnya menuntut ilmu merupakan di antara amalan pendekatan diri kepada Allah yang paling utama yang seorang hamba dapat mendekatkan diri dengan amalan tersebut kepada Rabbnya, dan termasuk ketaatan yang paling baik yang akan mengangkat kedudukan seorang muslim dan meninggikan derajatnya di sisi Allah Taala.Dan sungguh Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar berilmu dan belajar, tafakkur (memikirkan ayat-ayat-Nya yang syariyyah yaitu Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah dan ayat-ayat-Nya yang kauniyyah yaitu alam semesta ini), tadabbur (memikirkan akibat-akibat dari amalan-amalan yang dikerjakannya); dan memperingatkan dari kebodohan dan mengikuti hawa nafsu; serta menerangkan bahwasanya ilmu yang akan memberikan manfaat bagi pemiliknya pada hari kiamat adalah ilmu yang seorang hamba mengikhlashkan padanya untuk penolongnya yaitu Allah; dan dia mengharap untuk mendapatkan ridha-Nya di dalam menuntut ilmu tersebut, serta beradab dengan adab Islam dan berakhlak dengan akhlaknya pemimpin manusia yaitu Rasulullah yang akhlaknya adalah Al-Qur`an.

2.3 Pentingnya Adab dalam Menuntut IlmuAdab dalam menuntut ilmu itu penting. Oleh karena itulah, perhatian Rasulullah dalam mengajarkan adab kepada para shahabatnya tidaklah mengurangi perhatian beliau dalam mengajarkan ilmu kepada mereka, demikian juga perhatian beliau dalam mendidik dan mensucikan / membersihkan jiwa-jiwa mereka tidaklah mengurangi perhatian beliau dalam menjelaskan dan menerangkan hukum-hukum Islam kepada mereka.

Maka bisa disimpulkan bahwa ilmu tanpa disertai adab tidak akan bermanfaat dan ilmu yang tidak disertai dengan jiwa yang bersih dan suci sungguh akan menghujat pemiliknya pada hari kiamat, pada hari tidak akan bermanfaat harta maupun anak-anak kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat / lurus.Dan dari sini muncullah perhatiannya Salafush shalih dengan mendidik para penuntut ilmu dan membersihkan jiwa-jiwa mereka serta mengobati penyakit-penyakit hati mereka, sehingga mereka (salafush shalih) memberikan adab kepada para penuntut ilmu sebelum memberikan ilmu itu sendiri, dan mengawasi keadaan-keadaan mereka layaknya seorang dokter yang mengobati pasien, maka dia akan mencari seluruh obat yang bermanfaat untuk pasiennya tersebut sampai dia bangkit dari kelemahannya dan sembuh dari sakitnya.Dan tidaklah mengherankan apabila kita mendapatkan berpuluh-puluh tulisan yang telah ditulis oleh para ulama yang mulia ini yang membicarakan akhlak-akhlak seorang penuntut ilmu dan adab-adabnya, serta metode mendidik para pelajar dan memberikan adab kepada mereka, sehingga keluarlah melalui tangan-tangan mereka generasi-generasi yang diberkahi yang membawa ilmu yang disertai dengan pengamalan dan penerapan adab-adabnya, di mana mereka menerapkan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga terbentuklah masa depan Islam yang dianggap sebagai kebanggaan ummat, dan semakin jelaslah kewibawaan para ulama dan kedudukan mereka, melebihi kedudukan para penguasa, dan jadilah kemuliaan ilmu dan ulama sebagai sifat yang jelas dan nampak di tengah-tengah masyarakat muslimin.2.3.1 Adab-adab Seorang Penuntut IlmuDi antara adab-adab yang mendasar yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu adalah sebagai berikut:1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmuDalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah Taala dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah:5)Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulallah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang menuntut ilmu syari yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat. (HR. Ahmad)

2. Rajin berdoa kepada Allah Taala, memohon ilmu yang bermanfaatHendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Taala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepadaNya.Rasulallah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Taala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat, ilmu kalam ilmu hukum sekuler, dan lainnya.

3. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmuDalam menuntut ilmu syari diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam barsabda, Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya. (HR. Al-Baihaqi)

4. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah TaalaSeseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Taala.

5. Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmuSombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.Imam Mujahid mengatakan,

Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong (HR. Bukhari secara muallaq)

6. Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guruAllah Taala berfirman, sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS. Az-Zumar: 17-18)

7. Diam ketika pelajaran disampaikanKetika belajar dan mengkaji ilmu syari tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syari yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Taala berfirman, dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Araaf: 204)

8. Berusaha memahami ilmu syari yang disampaikanKiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

9. Menghafalkan ilmu syari yang disampaikanRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya (HR. At-Tirmidzi).Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Taala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

10. Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisanKetika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin penting, fawaa-id (faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para sahabat serta ulama, atau berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ikatlah ilmu dengan tulisan (HR. Ibnu Abdil Barr)

11. Mengamalkan ilmu syari yang telah dipelajariMenuntut ilmu syari bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri. (HR Ath-Thabrani)

12. Berusaha mendakwahkan ilmuObjek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat kita, Allah Taala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahriim: 6).Hal yang harus diperhatikan oleh penuntut ilmu, apabila dakwah mengajak manusia ke jalan Allah merupakan kedudukan yang mulia dan utama bagi seorang hamba, maka hal itu tidak akan terlaksana kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, seorang dapat berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah. Bahkan demi sempurnannya dakwah, ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang maksimal. Syarat dakwah:Aqidah yang benar, seorang yang berdakwah harus meyakini kebenaran aqidah Salaf tentang Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma dan Shifat, serta semua yang berkaitan dengan masalah aqidah dan iman.Manhajnya benar, memahami Al-quran dan As-sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih.Beramal dengan benar, semata-mata ikhlas karena Allah dan ittiba (mengikuti) contoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tidak mengadakan bidah, baik dalam itiqad (keyakinan), perbuatan, atau perkataan.Adab-adab ini merupakan senjata yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu syari dan harus diterapkan dalam kehidupannya agar ilmunya membuahkan hasil berupa pembersihan terhadap jiwa dan keistiqomahan dalam akhlak serta penerimaan di tengah-tengah manusia, sehingga manusia mengikuti dan meneladani mereka.

a. Hadist-Hadist tentang kewajiban menuntut ilmuCarilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.segala sesuatu yang ada jalannya dan jalan menuju surga adalah ilmu(hr.dailany) orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu,dimana kalau dibutuhkan(orang)dia membawa manfaat /memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya.(HR.baihaqi)Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri cina. Menuntut ilmu adalah wajib bagi tiap-tiap muslim

b. Hukum Menuntut IlmuApabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad saw :Artinya : Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. (HR. Ibn Abdulbari).Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemashlahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dangan aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.Nabi Muhammad saw.bersabda:Artinya : Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula.(HR.Bukhari dan Muslim)Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah swt.Oleh karena itu, ilmu-ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu bahasa arab, ilmu sains seperti perubatan, kejuruteraan, ilmu perundangan dan sebagainya adalah termasuk dalam ilmu yg tidak diwajibkan untuk dituntuti tetapi tidaklah dikatakan tidak perlu kerana ia adalah daripada ilmu fardhu kifayah. Begitu juga dengan ilmu berkaitan tarekat ia adalah sunat dipelajari tetapi perlu difahami bahawa yg paling aula (utama) ialah mempelajari ilmu fardhu ain terlebih dahulu. Tidak mempelajari ilmu fardhu ain adalah suatu dosa kerana ia adalah perkara yg wajib bagi kita untuk dilaksanakan dan mempelajari ilmu selainnya tiadalah menjadi dosa jika tidak dituntuti, walau bagaimanapun mempelajarinya amat digalakkan Ilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah-perintah syara. Hukum wajibnya perintah menuntut ilmu itu adakalanya wajib ain dan adakalnya wajib kifayah. Sedang ilmu yang wajib kifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya. Ilmu yang wajib ain dipelajari oleh mukallaf yaitu yang perlu diketahui untuk meluruskan aqidah yang wajib dipercayai oleh seluruh muslimin, dan yang perlu di ketahui untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang difardhukan atasnya, seperti shalat, puasa, zakat dan haji.

2.4 Metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmuDi bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan.2. Selalu minta restu dan ridho orangtua.3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.Jikalau sudah memiliki ilmu maka kita diwajibkan untuk mengamalkannya karena ini merupakan sebuah syarat dari kesempurnaan kita dalam menuntut ilmu dan salah satu amalan yang tidak terputus sampai kita mati adalah ilmu yang bermanfaat. Sebagai mana nabi kita Muhammad saw bersabda: : Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim ).

2.5 Adab Menuntut IlmuA. Adab murid kepada guru menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru jujur dan setia bersama guru bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya selalu berusaha menyenangkan hati guru memanggil guru dengan panggilan yang disukainya berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda penghormatan kepada mereka tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya tidak terbahak-bahak di depan guru tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru selalu duduk dalam sikap sopan berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guruKeberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhialluanhu berkata, aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf . Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu. Subhanallah begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.

B. Adab murid kepada sesama murid menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan bebas dari kesombongan ( amar maruf nahi munkar ) selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan mereka tidak menyakiti hati sesama murid hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan mereka lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama muridC. Adab murid kepada pelajaran niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab ) meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu ) membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran atau ilmu

2.6 Deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.2. tidak berbuat maksiat3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1 Kesimpulan Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.Dalam menuntut ilmu metode yang paling baik dilakukan yaitu,diawali dengan niat,ada restu dari orang tua,ikhtiar,bersungguh-sungguh,dan tawakal kepada Allah SWT.Dalam menuntut ilmu kita perlu memperhatikan adab yang baik dan benar agar ilmu yang kita dapat bisa bermanfaat dan sesuai dengan syariat islam.Orang yang akan memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu ialah orang yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya

3.2 SaranSetelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan mengamalkan adab-adab dalam menuntut ilmu yang baik dan benar agar ilmu yang sudah didapatkan bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Hadisaputra, ihsan .1981.Anjuran untuk Menuntut Ilmu Pengetahuan Pendidikan dan Pengalamannya. Surabaya ; Al IkhlasNawawi, Imam. 1999. Riyadhus Shalihin. Jakarta: Pustaka AminJawas Yazid bin Abdul Qadir Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2013 cet. 7