magang baru oktober (1)
-
Upload
yasriliani -
Category
Documents
-
view
669 -
download
7
Transcript of magang baru oktober (1)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi yang serba cangih dimasa kini, dihadapkan pada
persaingan yang ketat, sehingga dalam menyikapinya harus menciptakan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dan professional agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Hal
ini merupakan suatu tantangan yang dapat dilihat bukan saja sebagai suatu kendala namun
merupakan suatu peluang apabila kita mempunyai kemampuan untuk memenfaatkannya
Dimasa lalu rumah sakit dianggap sebagai suatu lembaga social yang menyatakan bahwa
sehat merupakan suatu hak asasi setiap manusia yang tidak boleh dikaitkan dengan
keuntungan, namun pada tahun 1980-an status rumah sakit yang tadinya bersifat social
berubah menjadi social ekonomi yang dimana mulai bersifat profit atau mencari keuntungan,
hal demikian terjadi karena tuntutan masyarakat yang bertujuan untuk perkembangan dan
kemajuan rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan suatu solusi yaitu
yang disebut dengan pemasaran (Suparto)1.
Di Indonesia penerapan pemasaran dalam pengelolaan rumah sakit pada umumnya masih
terbatas, banyak pengelolaan rumah sakit yang belum menyadari tentang pentingnya kegiatan
rumah sakit yang terencana dengan baik dan secara tidak disadari beberapa pihak pengelola
rumah sakit telah melakukan kegiatan pemasaran walaupun belum disadari dengan
manajemen pemasaran yang benar, sehingga hasilnya masih belum optimal. Pemasaran
dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan rumah sakit agar tetap eksis dalam
kompetisi yang begitu ketat dan merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan terus
menerus oleh semua komponen di rumah sakit. Semua orang di rumah sakit harus bisa
bertindak sebagai pemasar bagi rumah sakitnya. Salah satu upaya yang penting dalam
pemasaran suatu rumah sakit adalah bagaimana strategi mempromosikan produk rumah sakit
tersebut dan strategi pemasaran yang merupakan suatu produk untuk mencapai tujuannya dan
juga sebagai alat yang fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki
dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasarannya.
1 Suparto; 1995; 107
2
Untuk itu rumah sakit harus memiliki strategi agar dapat bersaing dan tetap exist.
Menurut Ducan, W.J. Ginter, P. M dan Swayne, L.E rencana strategis adalah serangkaian
proses yang digunakan dalam suatu organisasi untuk memahami situasi dan mengembangkan
tuntutan dalam mengambil keputusan (strategis) untuk organisasi.2
Strategi sendiri merupakan suatu bentuk dari perubahan penentuan posisi suatu organisasi
termasuk lingkungan dan hasil dari perilaku organisasi. Strategi juga merupakan rencana
yang berorientasi ke masa depan yang menuntut manajer dalam mengambil keputusan.
Dalam menghadapi kondisi persaingan yang sangat ketat ini diperlukan strategi bagi
rumah sakit, strategi ini sendiri harus sejalan dengan tujuan rumah sakit agar dapat
membantu menggerakan rumah sakit ke arah yang lebih baik dan lebih tepat yang pada
akhirnya dapat memenangkan persaingan. Saat ini cara yang digunakan untuk menghadapi
pesaing adalah dengan menganalisis makro lingkungan marketing dan kecendrungan pasar,
analisis lain yang digunakan oleh banyak rumah sakit adalah dengan menggunakan analisa
SWOT yaitu suatu alat analisa yang dapat dipakai untuk mengukur kekuatan, kelemahan, dan
melihat adanya peluang dan ancaman terhadap suatu kegiatan dengan melihat lingkungan
internal dan eksternal dari rumah sakit itu sendiri.
Karena itu penulis tertarik untuk dapat melihat stretegi Rumah Sakit Mulya dengan
menggunakan analisa SWOT agar dapat diketahui kekuatan, kelemahan, dan melihat adanya
peluang dan ancaman terhadap Rumah Sakit Mulya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui Strategi Pemasaran Rumah Sakit Mulya dalam menghadapi pesaing.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran tentang lingkungan internal di Rumah Sakit Mulya
b. Mendapatkan gambaran tentang lingkungan eksternal di Rumah Sakit Mulya
c. Mendapatkan gambaran strategi pemasaran di Rumah Sakit Mulya
d. Mendapatkan gambaran dalam pemecahan masalah yang terkait dengan strategi
pemasaran di Rumah Sakit Mulya
2 Ducan, W.J. Ginter, P. M dan Swayne, L.E (1995)
3
C. MANFAAT
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengalaman belajar dan keterampilan dalam
bidang manajemen strategi dan pemasaran rumah sakit.
b. Mendapat gambaran berbagai permasalahan nyata di lapangan, mengasah
kemampuan dalam mengidentifikasi berbagai masalah serta mengkaji untuk
pemecahan masalah.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dan saran untuk pengembangan dan peningkatan upaya
pemasaran di Rumah Sakit Mulya.
3. Manfaat Bagi Fakultas
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
pemasaran rumah sakit.
4
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
A. KERANGKA TEORI
1. Strategi
Definisi Strategi
Menurut Ducan, W.J. Ginter, P. M dan Swayne, L.E rencana strategis adalah
serangkaian proses yang digunakan dalam suatu organisasi untuk memahami situasi dan
mengembangkan tuntutan dalam mengambil keputusan (strategis) untuk organisasi.3
Menurut Gerry Johnson dan Kevan Scholes (Exploring Corporate Strategy)
strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan
keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk
mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan
(stakeholder).4
Menurut David, p (2004) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan
joint venture.5
Menurut Saladin (2003) strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan,yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.6
Dari uraian yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi itu
adalah proses penyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan untuk
membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategi dan keuangan
perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka
menyediakan customer yang terbaik.
3 Ducan, W.J. Ginter, P. M dan Swayne, L.E, Manajemen Strategik (1995)4 Gerry Johnson dan Kevan Scholes (Exploring Corporate Strategy)5 David, p (2004)6 Saladin, Konsep pemasaran ( Jakarta : 2003), halm. 6
5
2. Pemasaran
Definisi Pemasaran
Menurut Stanton pemasaran merupakan keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang actual maupun yang potensial.7
Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain.8
Menurut Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. 9
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu
perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan
konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar
kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu.
3. Lingkup Pemasaran
a. Fungsi Pemasaran
Menurut Kotler fungsi pemasaran adalah analisa peluang pasar meneliti dan memilih
pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran dan
mengorganisasi serta mengawasi usaha pemasaran.10
b. Konsep Pemasaran
7 Stanton, manajemen pemasaran(1995)8 Philip Kotler dan Amstrong9 Philip Kotler (Marketing)10 Kotler, pengertian pemasaran (1995)
6
Dalam konsep pemasaran dikatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
c. Kegiatan Pemasaran Di Rumah Sakit
Dalam kegiatan pemasaran di rumah sakit adalah suatu proses pertukaran yang
melibatkan pengelola rumah sakit untuuk mengetahui keinginan calon pasien atau
penderita, menentukan
kelompok calon pasien atau penderita yang paling sesuai untuk rumah sakitnya
(sasaran konsumen), menghasilkan produk jasa kesehatan yang benar-benar
dibutuhkan oleh kelompok tersebut dengan pembebanan biaya yang terjangkau.
Menginformasikan bagaimana tatacara atau prosedur agar produk tersebut dapat
sampai ke penderita atau konsumen yang membutuhkan secara cepat, tepat dan
nyaman, menentukan harga dan memberikan pelayanan atau perawatan kesehatan
yang berlanjut. Sehingga kegiatan pemasaran di rumah sakit dapat dikelompokan
sebagai berikut :
1. Riset konsumen
2. Pengembangan produk jasa kesehatan disesuaikan dengan kebutukan pasien atau
konsumen
3. Komunikasi dengan pasien atau konsumen
4. Penetapan harga
d. Manfaat Pemasaran
Menurut kotler & Clark menfaat pemasaran dalam waktu yang akan datang antara
lain :11
1. Rumah sakit akan lebih sensitive dan memahami kebutuhan masyarakat tentang
kesehatan.
11 Kotler & Clark(1995)
7
2. Rumah Sakit akan lebih memfokuskan produk-produk maupun jasa pelayanan
kesehatan untuk konsumen dan berusaha memenuhi keinginan semaksimal
mungkin melebihi competitor lain.
3. Rumah Sakit akan meninggalkan kegiatan pelayanan yang tidak mampu bersaing.
4. Rumah Sakit akan lebih mempu menghasilkan sesuatu yang baru guna melayani
konsumen.
5. Rumah Sakit akan lebih memuaskan penderita, perawat, tenaga medis dan
karyawan lainnya.
e. Kebijakan Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan pemasaran di rumah sakit yang perlu dipahami faktor
4 P yang biasa disebut marketing mix (bauran pemasaran). Ini merupakan serangkaian
variable pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipakai oleh pelaksana pemasaran
rumah sakit untuk memasarkan produk jasa kesehatan yang dihasilkan. Faktor 4 P
yaitu :
1. Produk (product)
Variabel jenis pelayanan yang disediakan atau dilayani maupun disajikan oleh
rumah sakit.
2. Distribusi (place)
Variabel tempat distrisusi , lokasi dimana rumah sakit berada kemudian dijangkau
dengan mudah oleh pasien.
3. Harga (price)
Variabel tariff yang murah atau mahal dan hubungannya dengan keterjangkauan
membayar dari pasien.
4. Promosi (promotion)
8
Variabel promosi suatu komunikasi informal penjual dan pembeli yang bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak
mengetahui menjadi mengetahui sehingga menjadikan pembeli untuk tetap
menggunakan produk tersebut.
f. Input Pemasaran
Sebelum melakukan analisa SWOT kita perlu melakukan analisa lingkungan yaitu :
1. Analisa lingkungan internal
Adalah faktor-faktor yang ada dalam organisasi, terutama yang berhubungan
dengan layanan kesehatan. Dapat dilakukan dengan menganalisis sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, kebijakan pelayanan, penetapan harga, pemasaran,
riset konsumen, pengembangan produk jasa kesehatan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan konsumen, dan komunikasi dengan pasien atau konsumen
2. Analisis lingkungan eksternal
Adalah gambaran keadaan diluar rumah sakit yang secara langsung tidak
dapatdikendalikan oleh rumah sakit tetapi sangat mempengaruhi, dapat dilakukan
dengan menganalisis : demografi, ekonomi, teknologi, analisis terhadap
competitor, pemasok, konsumen atau pelanggan.
g. Proses Pemasaran
Dalam proses pemasaran menggunakan analisis SWOT, yaitu salah satu cara
untuk menetapkan alternative-alternatif strategi dalam suatu perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats). Penjelasan dari analisa SWOT ini adalah :
1. Kekuatan (streangth)
Adalah keunggulan yang dapat mendukung rumah sakit.
2. Kelemahan (weakness)
Adalah keterbatasan yang dapat menghalangi perkembangan dan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
3. Peluang (Oppoertunities)
9
Adalah situasi yang menguntungkan yang dapat memberikan kesempatan bagi
rumah sakit.
4. Ancaman (Threats)
Adalah situasi yang tidak menguntungkan yang dapat menghambat rumah sakit.
Alat yang digunakan untuk dapat menyimpulkan dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan dapat berupa metrics Internal Factor Analisis Summary (IFAS) dan
melihat adanya peluang dan ancaman dengan menggunakan Eksternal Factor
Analysis Summary (EFAS), dengan tahapan sebagai berikut :
1. IFAS Matriks
a. Menyusun kekuatan dan kelemahan
b. Pemberian bobot mulai dari 0.0 (tidak penting) sampai dengan 1.0 (sangat
penting), semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor 1.00
c. Menghitung rating dengan memberikan skala : 1-4
1. Sangat memperlemah
2. Krang memperlemah
3. Kurang memperkuat
4. Sangat memperkuat
(dihitung berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi rumah
sakit itu sendiri)
d. Variabel yang bersifat positif (semua variable yang masuk katagori kekuatan)
diberi nilai mulai dari 1-4 dengan membandingkan dengan rata-rata industry
atau pesaing utama. Sedangkan variable yang bersifat negative kebalikannya,
misalnya jika kelemahan rumah sakit besar sekali dibandingkan dengan rata-
rata industry, nilainya adalah 1 sedangkan jika kelemahan rumah sakit
dibawah rata-rata industry nilainya adalah 4.
2. EFAS Matriks
10
a. Menyusun peluang dan ancaman
b. Pemberian bobot mulai dari 0.0 (tidak penting) sampai dengan 1.0 (sangat
penting), semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00
c. Menghitung rating dengan memberikan skala 1-4
1. Respon yang buruk
2. Respon rata-rata
3. Respon diatas rata-rata
4. Respon yang paling baik
(dihitung berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi rumah
sakit itu sendiri)
Berikut ini adalah analisa dengan menggunakan matriks SWOT, dengan 4 strategi
kemungkinan alternative startegi.
Tabel 1. Alternatif Strategi IFAS dan EFAS
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
Menentukan faktor
kekuatan internal
WEAKNESSES (W)
Menentukan faktor
kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O)
Menentukan faktor peluang
eksternal
STRATEGI S-O
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI W-O
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
THREATS (T)
Menentukan faktor ancaman
eksternal
STRATEGI S-T
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
h. Alternative Strategi
Strategi pemasaran menurut David (1997), alternative strategi dapat digolongkan
dalam beberapa kegiatan, dimana masing-masing mempunyai definisi sendiri, akan
11
tetapi setiap strategi dapat dilaksanakan secara bervariasi. Alternatif strategi tersebut
yaitu :
1. Strategi Integrasi, yaitu strategi vertical yang terdiri dari
a. Integrasi kedepan (forward Integration)
Peningkatan control terhadap distributor maupun pengecer.
b. Integrasi kebelakang (Backward Integration)
Peningkatan control terhadap pemasok.
c. Integrasi mendatar (Horizontal Integration)
Peningkatan control terhadap pesaing.
2. Strategi Intensif, yaitu strategi yang diharapkan perusahaan untuk melakukan
dorongan intensif dalam meningkatkan posisi bersaing, terdiri dari :
a. Strategi penetrasi pasar
Strategi meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang telah ada atau
peningkatan terhadap pangsa pasar pada saat ini.
b. Strategi pengembangan pasar
Strategi memperkenalkan jasa pada daerah yang baru.
c. Strategi pengembangan produk
Strategi meningkatkan penjualan dengan pengembangan atau meningkatkan
kualitas produk atau jasa baru.
3. Strategi bertahan
a. Margers and joint ventures
Dua atau lebih perusahaan yang bersama-sama membentuk perusahaan baru.
b. Retrechment / Devensive Strategies
Pengurangan asset serta pengurangan biaya perusahaan untuk mengantisipasi
penurunan produk dan keuntungan.
c. Strategi kombinasi
Strategi yang dilakukan dari dua atau lebih strategi secara bersamaan, tetapi
hal ini akan mempunyai resiko yang besar.
12
i. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah logika pemasarean merupakan pendekatan
komprehensif untuk mencapai tujuan atau sasaran rumah sakit.
1. Metode penjualan dan distribusi
Adalah bagaimana mencapai pelanggan dan saluran distribusi bagaimana yang
kan digunakan oleh rumah sakit, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan taktik
penjualan internal dan eksternal, misalnya dengan menjaga hubungan dengan
pelanggan-pelanggan yang telah ada atau melalui kerjasama klinik , pengiriman
brosur-brosur pada target market.
2. Penetapan harga
Adalah strategi menetapkan harga yang tepat dan sesuai agar dapat bersaing
sehingga penjualan atau permintaan meningkat, misalnya dengan melakukan
analisa terhadap harga pesaing apakah lebih tinggi, lebih rendah atau disesuaikan.
Jika kualitas yang ditawarkan sangat tinggi dan jasa yang sesuai dengan selera
tertentu, maka harga dapat ditetapkan lebih tinggi tetapi jika ingin mengalahkan
pesaing analisa kembali apakah masih tetap memberi nilai tambah.
3. Strategi penjualan
Adalah bagaimana menggunakan materi penjualan untuk dapat mencapai pasar
sasaran, misalnya dengan penjualan offline yaitu iklan media cetak, brosur, pmflet
dan lain-lain, atau dengan penjualan online misalnya dengan membuat situs web
yang menarik pengunjung.
4. Insentif penjualan / promosi
Adalah agar pelanggan dan calon pelanggan mengingat nama rumah sakit
tersebut, misalnya dengan pemberian sponsor yang mencantumkan logo rumah
sakit sehingga mudah diidentifikasi dan akan menguntungkan perusahaan.
5. Strategi periklanan
Iklan kemungkinan besar menjadi investasi yang paling mahal dalam suatu
strategi pemasaran. Karena biayanya yang tinggi, sebelumnya dapat dilakukan
riset pasar yang akurat agar dapat terhindar dari kesalahan iklan dan biaya tinggi.
Sehingga iklan dapat efektif dan tepat sasaran dan akhirnya akan dapat
meningkatkan penjualan.
13
6. Hubungan masyarakat
Usaha humas untuk membangun kepercayaan pada pasar adalah cara yang lebih
bijaksana, misalnya dengan membangun kehadiran online pada situs web dapat
dilakukan dengan interaksi pengunjung pada forum Tanya jawab kesehatan.
B. KERANGKA KONSEP
Untuk memperjelas kerangka teori strategi pemasaran rumah sakit dalam menghadapi
pesaing dapat dilihat dari segi Input – Proses – Output. Adapun pendekatan dari strategi
pemasaran rumah sakit dalam menghadapi pesaing adalah sebagai berikut :
Strategi Pemasaran Rumah Sakit Mulya Dalam Menghadapi
Pesaing
INPUT :
Lingkungan Internal :- Visi- Material (Sarana dan prasarana)- Methode (Kebijakan pelayanan )-Money (Penetapan harga)- Pemasaran- Riset Konsumen- Pengembangan produk jasa kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan konsumen-Komunikasi dengan pasien atau konsumen- Sistem Informasi
Lingkungan Eksternal-Demografi-Ekonomi-Teknologi-Kompetitor-Pemasok-Konsumen/pelanggan
PROSES :
Analisa SWOT
OUTPUT :
Strategi pemasaran
yang baik.
14
BAB III
PROSES MAGANG
A. Persiapan Magang
Sebelum melakukan kegiatan magang penulis menentukan judul untuk merencanakan
kegiatan magang, menentukan tempat atau lokasi dan waktu kegiatan magang, membuat
proposal magang hal ini penting karena proposal magang tersebut merupakan acuan dan
pedoman selama melakukan kegiatan magang dilapangan. Hal-hal yang disiapkan untuk
pelaksanaan magang antara lain meliputi beberapa langkah berikut, yaitu :
1. Pengarahan magang oleh Ketua Jurusan dilakukan pada bulan Juni 2010 yang menjelaskan
tentang cara membuat laporan. magang . tanggal pengumpulan laporan magang hingga
sidang magang, tempat penelitaian dari RS /Departemen /Pabrik
2. Ditetapkan pembimbing magang yang sebelumnya dirapatkan oleh ketua jurusan bersama
dosen sesuai dengan judul masing-masing.
3. Konsultasi judul oleh pembimbing akademik yang dilakukan bersama teman-teman
bimbingan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
4. Membuat proposal dan konsul dengan pembimbing . Membuat proposal dimulai dari Bab 1-
Bab 3 dan diiringi oleh konsul pembuatan proposal
5. Mengurus surat perizinan magang untuk instansi RS sehubungan dengan kegiatan magang
6. Pelaksanaan magang dimulai dari tanggal 02 Agustus 2010- 30 Asustus 2010 di Rumah
Sakit Mulya
7. Membuat lap magang dan konsultasi sesuai dengan prakteknya di lapangan untuk dapat
dengan mudah membandingkan tori dan praktek untuk disusun dalam sebuah lap magang
dan berkonsultasi dengan pembimbing akademik dan pemimbing lapangan
8. Mengajukan pendaftaran siding saat kita sudah selesai membuat laporan magang dilengkapi
format penting yang di butuhkan di lapangan dan telah ditandatangan oleh pembimbing
akademik pembimbing lapangan dan ketua jurusan
15
B. Pelaksanaan Magang
Penulis menempatkan diri sebagai mahasiswa yang sedang menjalani tugas belajar
lapangan (magang). Penulis memilih magang di Rumah Sakit Mulya dikarenakan tidak jauh dari
tempat tinggal. Magang di mulai pada tanggal 7-31 Juli 2008. Selama kegiatan magang penulis
dibimbing oleh Ade Suhendi, SKOM, MM. sebagai tim dari pemasaran di Rumah Sakit Mulya.
Kegiatan magang dilaksanakan di Rumah Sakit Mulya Ciledug. Langkah- langkah dalam tahap
pelaksanaan magang adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan diri dengan pimpinan dan staf Rumah Sakit Mulya Ciledug
2. Memahami prosedur tetap dan berbagai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Mulya
Ciledug.
3. Mendapatkan pembimbing lapangan sesuai dengan judul yang telah diambil
4. Melaksanakan kegiatan magang
5. Bekerjasama dengan tenaga di lapangan sesuai dengan rencana kegiatan dan kepentingan
institusi guna memperoleh pemahaman tentang Strategi Pemasaran Rumah Sakit Mulya
Dalam Menghadapi Pesaing
6. Menulis laporan kegiatan harian
7. Menulis laporan dan meminta persetujuan pembimbing lapangan
8. Menyelesaikan laporan magang dan meminta persetujuan pembimbing akademik
9. Mohon pamit dengan Direktur dan seluruh staff yang telah membantu terlaksananya proses
magang di Rumah Sakit Mulya Ciledug
10. Memahami peraturan Rumah Sakit Mulya Ciledug
11. Mengetahui gambaran umum Rumah Sakit Mulya Ciledug
12. Mengetahui visi dan misi Rumah Sakit Mulya Ciledug
13. Mengetahui gambaran begian pemasaran biro pengembangan Rumah Sakit Mulya Ciledug
14. Mempelajari penerapan strategi marketing Rumah Sakit Mulya Ciledug
15. Mengetahui sasaran konsumen Rumah Sakit Mulya Ciledug
16. Mempelajari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pesaing Rumah Sakit Mulya
Ciledug
16
C. Tahap Akhir
Diakhir kegiatan magang penulis memohon diri kepada pembimbing lapangan dan staf-
staf di ruang marketing dan pembimbing lapangan memberikan penilaian terhadap aktivitas
penulis selama magang 20 hari, agar tercapainya tujuan sesuai dengan proposal magang yang
telah disetujui.
Setelah pelaksanaan magang selesai, maka dibuat laporang magang yang berisi mengenai
Pendahuluan, Kerangka Teori dan Konsep, Proses Magang, Hasil Magang, Pembahasan,
Kesimpulan dan Saran, serta Daftar Pustaka. Sehingga penulis dapat menganalisa data yang telah
diperoleh selama pelaksanaan magang serta telah melakukan penyusunan laporan magang dan
mengkonsultasikan hasil magang yang telah dibuat kepada pembimbing akademik maupun
pembimbing lapangan.
17
BAB IV
HASIL PRAKTEK KERJA
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Mulya
1. Sejarah Rumah Sakit Mulya
Seiring dengan percepatan perubahan budaya, gaya hidup dan kesadaran manusia
akan pentingnya kesehatan. Dibarengi dengan keterbatasan pelayanan dan fasilitas
kesehatan yang disediakan pemerintah, mendorong pihak-pihak swasta berlomba untuk
ikut andil menyediakan fasilitas tersebut.
Sarana dan kualitas pelayanan merupakan ikon yang menjadi perhatian. Bagi
masyarakat menengah bawah kedua point tersebut sangat sulit didapatkan. Berbagai
program telah diracikdan diujicobakan, namun target pelayanan yang mamuaskan bagi
masyarakat masih jauh dari harapan.
Sementara itu masalah kesehatan adalah hak semua golongan, secara generasi
sebagai bangsa berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar
medis. Namun faktanya semua masih sebatas harapan.
Pada umumnya masyarakat menengah kebawah tersandung pada biaya yang harus
dikeluarkan untuk dapat menikmati pelayanan kesehatan. Realita ini menjadi pendorong
utama berdirinya Rumah Sakit Mulya.
Sejak tanggal 30 Mei 2005 silam, rumah sakit ini mulai beroperasi, dimana
sebelumnya tempat ini masih berstatus rumah bersalin yang telah beroperasi sejak 2 Juli
1997. Rumah Bersalin Mulya inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya rumah sakit ini.
Perpindahan status ini telah dilakukan berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Banten No.445.789.DINKES.05.RSU.03V.
Dengan menempati gedung tiga lantai yang sudah direnovasi, Rumah Sakit
Mulya, kini lebih siap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang luas.
Dengan komitmen memberikan pelayanan kesehatan berkualitas sekaligus menawarkan
fasilitas berobat dengan harga relative terjangkau.
Rumah sakit Mulya terus berbenah untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat
sekitar agar menjadi “Rumah Sakit Pilihan Keluarga”. Manajemen PT Regita Medika
Mulya, selaku pengelola Rumah Sakit Mulya, tak henti berupaya mempercantik diri dan
18
memperbaiki fasilitas serta pelayanan.
2. Visi, Misi dan Budaya Kerja Rumah Sakit Mulya
a. Visi
Menjadikan Rumah Sakit Mulya pilihan keluarga yang care di Banten.
Maksudnya care disini yaitu memiliki pelayanan yang :
1. Cepat
2. Andal
3. Ramah
4. Empati
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan harga terjangkau.
2. Membantu pemerintah dalam pelayanan kesehatan.
c. Budaya Kerja
Era globalisasi ditandai dengan persaingan yang sangat ketat dalam segala bidang
khususnya dalam bidang usaha. Keberhasilan dalam persaingan tersebut sangat
ditentukan dari kualitas sumber daya manusianya baik, pasti akan menang dalam
persaingan, sedangkan perusahaan yang kwalitas sumber daya manusianya kurang
akan kalah dalam persaingan. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang
berkualitas sangat ditentukan oleh budaya kerja daripada perusahaan.
Adapun 5 our core values yang dimiliki oleh Rumah Sakit Mulya adalah:
1. Care
2. Competence
3. Commitment
4. Communication
5. Collaboration
3. Fasilitas dan Pelayanan Rumah Sakit Mulya
Rumah Sakit Mulya beralamat di jalan K. H. Hasyim Ashari No. 18, Sudimara
Pinang – Kota Tangerang. Letaknya yang sangat stretegis karena berdekatan dengan jalan
raya dan dapat diakses dari segala arah. Serta dikelilingi berbagai komplek perumahan
19
dan pekampungan sekitar. Untuk Jakarta Selatan dapat diakses melalui jalan ciledug raya
dan kota Tangerang Banten dapat melalui jalan KH. Hasyim Ashari. Rumah Sakit Mulya
menempati luas lahan seluas kurang lebih 5000 m². Luas bangunangedung tiga lantai saat
ini seluas 1700 m². Dimana luas masing-masing lantai kurang lebih 500 m² plus fasilitas
Unit Gawat Darurat (UGD) seluas 200 m².
Rumah Sakit Mulya memiliki berbagai fasilitas poli klinik kesehatan dan rawat
inap yang lengkap. Dengan ruang rawat inap yang tertata serta nyaman yang dilengkapi
fasilitas tempat tidur di setiap kamarnya.
a. Perawatan Anak
1. VIP (1 tempat tidur)
2. Kelas 1 (2 tempat tidur)
3. Kelas 2 (2 tempat tidur)
4. Kelas 3 (5 tempat tidur)
b. Perawatan Kebidanan
1 Kelas 1 (2 tempat tidur)
2 Kelas 2 (3 tempat tidur)
3 Kelas 3 (9 tempat tidur)
c. Ruang Perawatan Umum
1. VIP (2 tempat tidur)
2. Kelas 1
Biasa (2 tempat tidur)
Utama (4 tempat tidur)
3. Kelas 2 (4 tempat tidur)
4. Kelas 3
Biasa (11 tempat tidur)
Utama (6 tempat tidur).
d. Kamar Perawatan khusus
1. ICU (Intensive Care Unit) (3 tempat tidur)
2. Isolasi room (3 tempat tidur)
20
e. Penambahan Ruangan
1. Ruang operasi
Dilakukan untuk menangani pasien yang harus menjalani operasi pembedahan.
Berbagai peralatan lengkap dan modern terdapat disini dan penggunaannya
tergantung dari jenis operasi seperti operasi caesar, pengangkatan tumor,
sirkumsisi, sterilisasi ( tubektomi/ vasektomi ) dan lain lain. Beberapa peralatan
tersebut adalah laparoscopy ( untuk sterilisasi ), counterisasi ( mengikis dan
memotong ), instrumen section, EGC, dan lain – lain. Kamar operasi/ OK
memiliki 3 ruang operasi. Terdapat 2 ruang sterilisasi dan ruang pulih sadar/
recovery yang digunakan pada saat sebelum dan sesudah operasi.
2. Ruang bersalin
Kamar bersalin digunakan untuk melayani pasien yang melakukan persalinan
dengan cara biasa/ normal, memberikan pelayanan 24 jam oleh dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, bidan dan perawat. Namun untuk menghadapi keadaan
darurat yang dapat terjadi dengan tiba – tiba disediakan pula beberapa peralatan
medis.
3. Ruang isolasi
4. Ruang bayi
f. Poli-poli di Rumah Sakit Mulya
1. Poli klinik Gigi (4 dokter)
2. Poli klinik Bedah (2 dokter)
3. Poli klinik Anak (4 dokter)
4. Poli klinik THT (2 dokter)
5. Poli klinik Penyakit Dalam (3 orang)
6. Poli klinik spesialis kandungan (3 dokter)
7. Poli klinik umum (6 orang)
g. Fasilitas Penunjang Medis
1. USG 3 dimensi
2. Laboratorium
Laboratorium klinik mempunyai fungsi utama memberikan informasi kepada
tenaga medis dalam mendukung upaya penyembuhan berupa diagnosis dan
21
pengobatan serta upaya pemulihan. Fasilitas laboratorium Rumah Sakit Mulya
diperuntuk melayani pemeriksaan rutin seperti : feses, urin, dan hematologi., yang
dilakukan tenaga analisis kesehatan yang berpengalaman. Dilengkapi berbagai
peralatan medis seperti bilirubinometer, centrifuge hematocrit, dan
spectrophometer
3. Radiologi
Radiologi berfungsi untuk menunjang diagnosa dan lebih lanjut juga berperan
dalam menunjang pengobatan. Uni radiologi sangat erat hubungannya dengan
pelayanan medis. Dalam upaya menjaga keamanan dari penggunaan unit radiologi
ini maka ruanga radiologi dibatasi dinding setebal 20 cm, yang berlapis timbal
( Pb ) agar sinar X tidak tembus keluar.
4. Farmasi
Kegiatan di instalasi farmasi antara lain menyediakan obat – obatan untuk pasien
dengan harga ekonomis tanpa atau dengan resep yang berasal dari rawat inap
maupun poliklinik. Selain itu, instalasi farmasi juga bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit akan obat dan alat kesehatan, menyediakan jenis barang
farmasi, mendistribusikan obat serta memproduksi baik obat paten maupun
racikan.
5. EKG
Electrocardiograf ( EKG ) merupakan pemeriksaan medis dengan menggunakan
alat electrocardiograph yaitu alat yang digunakan untuk mendiagnosis jantung
dengan mengukur pulsa bio elektrik jantung pada pasien.
h. Pelayanan Spesialis
1. Spesialis kebidanan dan kandungan
2. Spesialis penyakit dalam
3. Spesialis THT
4. Spesialis bedah
5. Spesialis anak
6. Spesialis kulit dan kelamin
7. Spesialis gigi
22
i. Pelayanan 24 Jam
1. IGD
2. Radiologi
3. Farmasi
4. Laboratorium
5. Ambulance
j. Tenaga Medis nan Non Medis Di Rumah Sakit Mulya
Tabel 1. Karyawan Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 65
Perempuan 96
Total 161
Tabel 2. Karyawan menurut Jenis Profesi
Jenis Profesi Jumlah
Perawat 54
Bidan 9
Paramedis non keperawatan 41
Non medis 51
dokter 6
Tabel 3. Karyawan menurut Jenis Pendidikan
Pendidikan Jumlah
SD 1
SMP 3
SMU 21
SPK 2
SMK 28
SMF 5
SMAK 2
D1 5
D3 61
S1 20
S1 PROFESI 10
S2 3
23
Tabel 4. Karyawan Menurut masing-masing Departement
Department Jumlah
Pelayanan 1
IGD 12
Rawat jalan 8
Kebidanan 8
Kamar operasi 6
Rawat inap 33
ICU 5
Kamar bayi 5
Instalasi farmasi 9
Laboratorium 6
Radiologi 4
Rekam medis 6
Instalasi gizi 5
Laundry 3
Umum dan administrasi 1
Keuanggan 11
Administrasi 2
Admission 9
HRD 3
General affair 20
marketing 4
B. Gambaran Umum Bagian Pemasaran Rumah Sakit Mulya
1. Tujuan dan lingkup kerja pemasaran rumah sakit
Bagian Pemasaran Rumah Sakit Mulya bertujuan untuk dapat meningkatkan
kunjungan pasien dan meningkatkan pelayanan rumah sakit yang pada akhirnya
mendapatkan pendapatan rumah sakit. Lingkup kerja yang dilakukan adalah menyusun
rencana pemasaran, rencana kerjasama dengan perusahaan atau asuransi, peluncuran
produk pelayanan baru (bekerjasama dengan bagian medis), melakukan promosi baik di
media cetak maupun elektronik.
Pada bagian layanan pelanggan yaitu dengan meningkatkan image Rumah Sakit
Mulya menjadi Top of mind di masyarakat, melakukan layanan pelanggan (customer
service), informasi, melakukan survey pelanggan secara rutin dan menanggani keluhan
24
pelanggan.
2. Kegiatan Pemasaran Rumah Sakit Mulya
a. Penentuan produk
Basic produk Rumah Sakit Mulya adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang dapat
dipercaya dengan produk unggulan.
b. Penetapan harga
Tarif yang ditetapkan Rumah Sakit Mulya dengan menghitung unit cost dan
melakukan komparatif terhadap tarif rumah sakit pesaing, kebijakan tarif diharapkan
dapat bersaing untuk meningkatkan penjualan dan nilai tambah dengan kualitas yang
lebih baik.
c. Tahapan promosi
Pada tahap promosi yang dilakukan adalah dengan menganalisa data mengenai
tingkat kunjungan pasien sehingga dapat memberikan gambaran tentang program
promosi dan diharapkan dapat mencapai target kunjungan pasien. Bentuk promosi
disesuaikan juga dengan anggaran biaya, promosi dilakukan secara internal dan
eksternal dengan menetapkan waktu dan lokasi promosi kemudian dilakukan
monitoring dan evaluasi.
d. Penentuan tempat pemasaran
Pemasaran dilakukan secara internal dan eksternal, internal dengan kegiatan seminar,
education ke sekolah-sekolah dan ke masyarakat, kegiatan sosial, dan hospital tour.
e. Penetapan target pemasaran
Rencana kegiatan marketing atau pemasaran dimaksuudkan untuk mencapai target
bisnis yang telah ditetapkan, baik volume penjualan, pencapaian besar pangsa pasar
(%), dan laba yang ingin dicapai.
f. Kegiatan hubungan masyarakat (Humas)
Yaitu dengan melakukan survey pelayanan dan kunjungan pada pasien, hal ini selai
untuk membangun pasien, juga dapat sebagai salah satu cara pemasaran karena selai
dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung, hal ini juga ditunjukan untuk
membangun opini public serta membangun publikasi.
25
C. Lingkungan Internal Rumah Sakit Mulya
1. Aplikasi visi Rumah Sakit
Rumah Sakit Mulya memiliki aplikasi visi We Care yang berarti Cepat, Andal,
Ramah, dan Empati. Namun hal tersebut belum dapat direalisasikan dengan benar oleh
rumah sakit maupun karyawan. Hal tersebut menjadi tidak efektif dalam melakukan
pelayanan, kerena pasien sangat berharap lebih apa yang telah dimiliki oleh rumah sakit
dapat berjalan sesuai prosedur yang sudah ada namun hal ini belum terlaksana dengan
baik, mungkin juga karena keterbatasan SDM yang perlu ditambah agar pelayanan
tersebut dapat berjalan dengan prosedur yang telah dibuat. Hal ini merupakan suatu
kelemahan bagi rumah sakit karena belum sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Sarana dan Prasarana
Letak Rumah Sakit Mulya sangat strategis, terletak disekitar perumahan yang
padat penduduk, diantaranya perumahan Ciledug Indah 1, Ciledug Indah 2, Pinang Griya
Permai, Regency, Kunciran Mas Permai, Paku Jaya, Taman Pinang Indah, Asrama Polri,
Buana Gardenia, Banjar Wijaya dan perkampungan disekitar rumah sakit maupun
perumahan tersebut, dengan halaman parker cukup luas serta lingkungan yang cukup
nyaman. Lokasi tersebut sangat representative, berada di lingkungan pusat-pusat bisnis.
Sarana fifik berupa bangunan baru mempunyai dampak atau pengaruh yang cukup
berarti untuk menarik pasien berobat di Rumah Sakit mulya. Selain itu Rumah Sakit
Mulya juga di dukung oleh fasilitas pelayanan yang cukup lengkap, alat penunjang
diagnostic yang cukup, sehingga kompetitif terhadap pesaing. Hal ini merupakan
kekuatan.
Pada sarana sistem informasinya yang belum lengkap disetiap unit rumah sakit,
menjadikan pelayanan yang lambat dalam mengurus prosedur dan memperlambat pasien.
Hal ini tidak efisien dalam pelayanan dan merupakan suatu kelemahan bagi rumah sakit.
3. Kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Mulya merupakan rumah sakit swasta, tetapi tetap memperhatikan
fungsi-fungsi social kemasyarakatan, pelayanan dilakukan terhadap setiap orang tanpa
memandang bangsa, bahasa, ras, keturunan, suku, agama, pendidikan politik, jenis
kelamin, kedudukan dalam masyarakat, umur, kaya ataupun miskin.
Uang muka untuk pasien dirawat bersifat fleksibel. Kebijakan seperti ini sangat
26
disukai oleh kebanyakan pasien. Rumah Sakit Mulya juga menerima pasien dengan
tanggungan asuransi dan perusahaan langganan. Hal ini merupakan kekuatan.
4. Penetapan harga
Pada dasarnya harga yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Mulya sudah
relative murah, baik kalangan atas maupun bawah dapat menjangkaunya. Kemampuan
penetapan harga Rumah Sakit Mulya untuk memenuhi kewajiban. Dari keseluruhan hal
tersebut terlihat bahwa Rumah Sakit Mulya sangatlah baik, dengan demikian penetapan
harga ini merupakan suatu kekuatan .
5. Pemasaran
Rumah Sakit Mulya telah memiliki bagian pemasaran atau tenaga khusus untuk
marketing atau pemasaran, dengan melakukan terobosan untuk mencari pelanggan
(individu/perusahaan) dan menembus segmen pasar, pada hal ini bersifat aktif. Hal ini
merupakan kekuatan .
6. Riset konsumen
Kepuasan konsumen adalah konsep penting dalam konsep pemasaran dan
penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika konsumen merasa puas
dengan sutau produk atau jasa , mereka cenderung akan terus membeli dan
menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman yang menyenagkan
dengan produk tersebut. Dalam hal ini Rumah Sakit Mulya melakukan riset kepada para
pelanggan yang telah melakukan penggobatan atau pemeriksaan di Rumah Sakit Mulya.
Konsumen diminta mengisi kuesioner ataupun saran yang ada di lobby rumah sakit.
Apabila konsumen telah merasa puas masa hal ini merupakan suatu kekuatan bagi
Rumah Sakit Mulya.
7. Pengembangan produk jasa kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
konsumen
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini
adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik. Suatu produk didisain
untuk mempengaruhi konsumen baik jangka pendek maupun jangkan panjang. Untuk
jangka pendek, suatu produk jasa baru akan didisain untuk mempengaruhui konsumen
27
agar mau mencoba produk jasa, sedangkan untuk jangka panjang suatu produk jasa
didisain untuk mengembangkan loyalitas merek dan mendapatkan pangsa pasar yang
besar. Aspek kritis pada saat mendisain produk atau jasa baru membutuhkan proses
analisis hubungan antara konsumen dengan produk. Hal tersebut merupakan suatu
kekuatan bagi Rumah Sakit Mulya dalam menarik konsumen agar terus menggunakan
produk jasa rumah sakit.
8. Komunikasi dengan pasien atau konsumen
Berkomunikasi kepada pasien sangatlah penting, karena pasien atau konsumen
adalah raja yang harus dilayani dalam suatu pelayanan. Dan sebaiknya sebagai tenaga
kesehatan harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada pasien agar pasien atau
konsumen merasa dihargai. Dalam hal ini Rumah Sakit Mulya sudah melakukan
komunikasi kepada pasien dengan baik, namun pada akhirnya hanya pasien yang dapat
menilai sendiri pelayanan yang telah diberikan kepasa Rumah Sakit Mulya. Ada dari
sebagian mereka merasa tidak puas terhadap pelayanan yang telah diberikan. Hal tersebut
merupakan suatu kelemahann bagi Rumah Sakit Mulya dalam melakukan pelayanan.
D. Lingkungan Eksternal Rumah Sakit Mulya
1. Demografi
Kota Tangerang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat kota
Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan di sebelah
selatan, barat, dan timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta
ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta.
Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah
kelurahan. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang,
kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan akhirnya ditetapkan
sebagai kotamadya pada tanggal 27 Februari 1993. Sebutan 'kotamadya' diganti dengan
'kota' pada tahun 2001.
Jumlah penduduk tahun 2005 daerah Ciledug yang memiliki jumlah penduduk
sebanyak 88.557 jiwa dengan kepadatan 9.917 jiwa/km². Sedangkan pada daerah
cipondoh jumlah penduduknya sebanyak 123.087 jiwa dan kepadatannya sebanyak 6.646
jiwa/km².
28
Data demografi tersebut merupakan peluang bagi Rumah Sakit Mulya karena
wilayah Ciledug dan Cipondoh padat penduduknya dan mempunyai angka pertumbuhan
yang cukup tinggi.
2. Ekonomi
Jumlah tenaga kerja perusahaan industri besar/sedang di Kota Tangerang pada
tahun 2005 adalah sebanyak 193.658 jiwa. Sebagian besar tenaga kerja perusahaan
industri besar/sedang tersebut termasuk ke dalam kelompok industri Tekstil, Pakaian dan
Kulit sebanyak 78.297 jiwa atau 40,43% dari seluruh tenaga kerja perusahaan industri
besar/sedang di Kota Tangerang. Tenaga kerja lainnya bekerja pada perusahaan-
perusahaan dalam kelompok industri Kimia, Barang Kimia, Minyak, Batubara, dan
Barang dari Plastik sebanyak 44.456 jiwa atau 22,96% dari seluruh tenaga kerja
perusahaan industri besar/sedang di Kota Tangerang dan kelompok industri Barang dari
Logam, Mesin, dan Perlengkapannya sebanyak 33.786 jiwa atau 17,45% dari seluruh
tenaga kerja perusahaan industry besar/sedang di Kota Tangerang.
Nilai positif menunjukkan bahwa di Kota Tangerang terdapat sektor ekonomi
yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi
Banten. Sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa sektor tersebut tumbuh lambat
dibanding dengan sector yang sama di tingkat Propinsi Banten.
Kegiatan perekonomian ini menyebabkan padatnya tenaga kerja dan ini
merupakan suatu peluang.
3. Informasi rumah sakit
Informasi merupakan salah satu alat manajemen penting agar rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien serta menjunjung tinggi
keselamatan pasien. Informasi yang baik sangat dibutuhkan oleh pasien atau pelanggan
rumah sakit, oleh sebab itu pihak rumah sakit harus mampu menyampaikan dengan baik
informasi yang benar. Apabila terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi maka
rumah sakit sendiri yang akan rugi dan itu merupakan suatu ancaman bagi rumah sakit.
Akibatnya akan sangat fatal bagi rumah sakit, mungkin rumah sakit akan dilaporkan atas
informasi yang tidak baik.
29
4. Teknologi
Kemajuan teknologi dan kemudahan teknologi mendapatkan informasi mudah
diperoleh di Tangerang, yang setaraf dengan kota-kota besar di wilayahnya. Sehingga
pasien dapat mengetahui Rumah Sakit Mulya dari Internet (website). Tahapan ini sudah
dijalankan oleh Rumah Sakit Mulya, hal ini dapat membantu dalam pemasaran. Ini
merupakan suatu peluang bagi Rumah Sakit Mulya saat ini.
5. Kebijakan mendirikan rumah sakit
Dalam mendirikan rumah sakit tidak ada batasan jarak untuk medirikannya.
Karenanya banyak sekali rumah sakit bermunculan dimana-mana yang jaraknya tidak
jauh. Misalkan saja Rumah Sakit Mulya, banyak rumah sakit pesaing yang berada
disekitar Rumah Sakit Mulya, misalnya Rumah Sakit Husada Insani dan Rumah Sakit
Bhakti Asih. Ini merupakan suatu ancaman bagi rumah sakit. Oleh sebab itu pentingnya
pemasaran untuk menarik daya jual rumah sakit kepada pasien agar dapat terus tetap
unggul dari rumah sakit yang ada disekelilingnya.
6. Kompetitor
a. Wilayah ciledug : RS Bhakti Asih, RS Sari Asih Ciledug, RS Medika
Lestari.
b. Wilayah Tangerang selatan :RS Internasional Bintaro.
c. Wilayah Tangerang : RS Sari Asih Tangerang, RS Qadr, RS Siloan, RS
Omni International, RS Husada Insani.
Rumah sakit pesaing tersebut didukung oleh teknologi canggih. Banyaknya
pelayanan kesehatan baru seperti klinik, puskesmas, balai pengobatan, laboratorium dan
sarana kesehatan sejenis dengan Rumah Sakit Mulya akan menyebabkan kompetisi untuk
merebut pangsa pasar. Untuk merebut pangsa pasar menengah kebawah dan keatas
pesaing ini akan bertambah berat, dikarenakan rumah sakit-rumah sakit pesaing memiliki
teknologi canggih dan memiliki banyak dokter yang membawa pasien untuk berobat
dirumah sakit tersebut, disamping teknik pemasaran yang agresif. Dalam persaingan
merebutkan pangsa pasar menengah ke bawah dan keatas sekaligus, diharapkan pada
RSUD, puskesmas dan sarana pengobatan kesehatan lain yang mempunyai tariff yang
lebih murah, karena bersubsidi. Hal-hal diatas merupakan ancaman bagi Rumah Sakit
Mulya.
30
7. Konsumen / Pelanggan
Pelanggan Rumah Sakit Mulya berasal dari kerjasama dengan beberapa asuransi
danperusahaan lain.Ataupun masyarakat yang sudah menjadi pelanggan tetap dirumah
Sakit Mulya dan masyarakat sekitar di rumah Sakit Mulya. Jumlah pelanggan tersebut
terus bertambah setiap bulannya dengan target lingkungan sekitar radius 3 km. Hal ini
merupakan peluang bagi Rumah Sakit Mulya.
E. Strategi Rumah Sakit Mulya
Dalam melakukan strategi pemasaran hal yang juga dilakukan adalah segmentasi pasar,
targeting, dan posisioning.
1. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-
kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian
dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli
di pasar.
Tahapan-tahapan segmentasi pada pasar :
Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan
banyaknya langganan.
Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan
pelanggan.
2. Targeting
Targeting didefinisikan sebagai cara mengalokasikan sumber daya perusahaan
secara efektif, yaitu dengan memilih target market yang tepat. Targeting disebut sebagai
fitting strategy karena kita menyamakan (fitting) sumber daya perusahaan kita dengan
kebutuhan target pasar yang dipilih. Dan unsur terakhir dari Strategi adalah Positioning.
Setelah memetakan pasar, dan menyesuaikan sumber daya perusahaan Anda dengan
segmen yang dipilih, maka kemudian Anda harus memiliki posisi yang kredibel dalam
benak mereka.
31
3. Positioning
Positioning adalah apa yang kita inginkan ada di benak konsumen ketika mereka
mendengar brand kita. Positioning dilakukan setelah kita melakukan Segmentasi dan
Targeting. Positioning ini maksudnya bukan peringkat produk itu di pasar.
32
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah memaparkan hasil observasi yang telah diperoleh selama menjalani magang di
Rumah Sakit Mulya, selanjutnya penulis akan mencoba untuk membahas hasil observasi
tersebut. Berikut hasil pembahasan mengenai strategi Rumah Sakit Mulya dalam
menghadapi pesaing dan mengetahui posisinya.
A. Kekuatan
1. Akses menuju lokasi strategis
Rumah Sakit Mulya memiliki kekuatan yaitu lokasi yang sangat strategis, dengan
halaman yang parkir yang cukup luas dan berada disekitar perumahan atau pemukiman
warga yang lingkungannya padat. Saat ini yang dibutuhkan pihak rumah sakit hanya
menjaga pemeliharaan lingkungan rumah sakit baik dengan kelengkapan yang dimiliki
dan didukung oleh tenaga medis dan non medis yang andal dan profesional.
2. Kebijakan pelayanan
Pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Mulya bagi setiap orang tanpa
memandang bangsa, bahasa, ras, keturunan, suku, agama, pendidikan politik, jenis
kelamin, kedudukan dalam masyarakat, umur, kaya atau miskin. Uang muka untuk pasien
juga bersifat fleksibel dan juga dapat menerima pasien dengan jaminan asuransi ataupun
perusahaan yang telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Mulya. Kebijakan pelayanan
seperti ini dapat merupakan kekuatan bagi Rumah Sakit Mulya dalam menarik
konsumen agar tetap dapat menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.
3. Penetapan harga
Dari data yang telah ada penetapan harga yang dilakukan Rumah Sakit Mulya
sudah cukup bijaksana dan sangatlah baik bagi pasien. Tarif yang ditetapkan Rumah
Sakit Mulya dengan menghitung unit cost dan melakukan komparatif terhadap tarif
rumah sakit pesaing, kebijakan tarif diharapkan dapat bersaing untuk meningkatkan
penjualan dan nilai tambah dengan kualitas yang lebih baik bagi Rumah Sakit Mulya. Hal
ini yang membuat masyarakat lebih sering menggunakan pelayanan jasa Rumah Sakit
Mulya karena harganya yang tidak terlalu mahal dan dapat dijangkau oleh kalangan
33
menengah bawah maupun atas. Ini merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong
Rumah Sakit Mulya untuk dapat terus memiliki penetapan harga yang dapat dijangkau
masyarakat.
4. Pemasaran
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam menembus segmentasi
pasar, tenaga pemasaran yang telah dimiliki oleh Rumah Sakit Mulya merupakan suatu
kekuatan, dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang dilakukan secara
aktif, baik publikasi, kerjasama institusi ataupun informasi langsung untuk dapat menarik
market perlu dilakukan perluasan, sehingga diharapkan masyarakat atau target dapat
mengenal produk-produk dan layanan jasa yang ada di Rumah Sakit Mulya dengan baik
dan tercipta image yang positif bagi rumah sakit.
5. Riset Konsumen
Riset konsumen sangat penting dilakukan dalam melakukan analisis ini. Karena
hal ini dapat membuat perbaikan bagi rumah sakit dalam meberikan pelayanan yang
bermutu, dari hal inilah kita dapat melihat bahwa apakah pasien merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan kepada rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat
mengevalusi semuanya baik di medis maupun non medis. Apabila pasien atau konsemen
sudah merasa puas maka Rumah Sakit Mulya harus tetap menjaga image yang telah
bagus dicapai oleh rumah sakit dan dengan memberikan yang terbaik lagi bagi pasien
agar tetap menjadi pilihat pasien dalam berobat. Hai ini merupakan suatu kekuatan yang
dapat menciptakan citra baik bagi rumah sakit.
6. Pengembangan produk jasa kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
konsumen
Pengembangan produk jasa kesehatan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan konsumen. Apabila pasien merasa puas dengan mutu yang telah diberikan
oleh rumah sakit dan telah memberikan produk yang berkualitas baik dan penampilan
yang menarik yang dapat mempengaruhi tingkat konsumen agar terus dapat
menggunakan produk jasa yang telah diberikan oleh rumah sakit. Rumah sakit juga harus
dapat mempengaruhui konsumen agar mau mencoba produk jasa tersebut. Apabila rumah
sakit ingin mengunakan produk jasa yang baru, rumah sakit harus melihat aspek kritis
pada saat mendisain produk atau jasa yang baru membutuhkan proses analisis hubungan
34
antara konsumen dengan produk. Hal ini dilakukan agar rumah sakit dapat mudah dalam
mengembangkan produk jasa tersebut, ini merupakan suatu kekuatan dalam menarik
konsumen agar terus menggunakan produk jasa Rumah Sakit Mulya.
B. Kelemahan
1. Visi
Pada Rumah Sakit Mulya mempunyai visi We Care yaitu Cepat, Andal, dan
Ramah, dan Empati. Namun pada dasarnya hal tersebut belum mencapai pada standar
yang telah di tentukan dan hal tersebut belum disosialisasikan kepada karyawan dan
belum terkoordinir dengan baik terhadap semua karyawan Rumah Sakit Mulya. Ini
merupakan suatu kelemahan yang dimiliki Rumah Sakit Mulya. Karena kepuasan
pelanggan merupakan antara harapan dengan kenyataan harus lebih besar kenyataan.
Pasien sangat berharap tinggi terhadap visi yang ada di rumah sakit dimana memiliki
pelayanan yang cepat, namun hal tersebut sangat tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Parosedur yang ada masih sangat lambat dimana masih berbelit-belit dalam melakukan
pelayanan maupun pembayaran, semua pembayaran yang terpusat pada satu kasir, dalam
hal tersebut manimbulkan antrian yang cukup panjang. Sehingga pelayanan yang cepat
tidak tercapai. Semestinya rumah sakit jangan memberi harapan lebih terhadap pasien
jika belum bisa memunuhi apa yang dijanjikannya.
2. Sistem Informasi
Dalam Sistem Informasi di Rumah Sakit Mulya merupakan suatu kelemahan,
karena tidak didukung adanya hardware yang memadai, karena hanya terpusat di
admission, belum terdapat disetiap unit pelayanan yang ada, sehingga hal ini sangat
memperlambat pelayanan
3. Pengorganisasian
Pengkoordinasian masih merupakan suatu kelemahan, dimana rencana-rencana
kegiatan balum terlaksana dengan baik dan kurangnya koordinasi antar bagian satu
dengan bagian yang lain.
4. Komunikasi dengan pasien
Dalam berkomunikasi dengan pasien penerapan komunikasi yang efektif dan
efisien akan membantu untuk membentuk persepsi dan sikap positif terhadap rumah
35
sakit. Dalam hal ini Rumah Sakit Mulya belum menerapkannya dengan baik, jika pasien
meras tidak puas mereka akan komplain kepada pihak rumah sakit apa yang mereka
alami alurnya belum jelas. Hal ini merupakan suatu kelemahan bagi Rumah Sakit Mulya
dalam komunikasi dengan pasien. Hal-hal yang perlu diterapakn antara lain kepercayaan
diri, daya eksperesi dalam menghadapi pasien, orientasi dan interaksi terhadap orang lain,
hal-hal tersebut menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien.
5. Sarana komunikasi internal
Sarana media promosi internal rumah sakit belum efektif, walaupun sudah ada
tempat brosur namun mading dan spanduk masih kurang, hal ini juga menjadi kelemahan
rumah sakit pada saat ini.
Setelah melakukan analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal rumah
sakit, langkah selanjutnya adalah menentukan tabel analisa SWOT variabel yang
terdapat kekuatan dan kelemahan atau peluang dan ancaman.
Tabel 5. Variabel Internal : Kekuatan dan Kelemahan
No. Variabel Kekuatan Kelemahan
1 Visi (-) (+)
2 Prasarana (+) (-)
3 Kebijakan Pelayanan (+) (-)
4 Penetapan harga (+) (-)
5 Pemasaran (+) (-)
6 Riset konsumen (+) (-)
7 Komunikasi dengan pasien (+) (-)
8 Sistem Informasi (-) (+)
Pada table 5 variabel internal sebagaimana dapat dilihat pada table yang
menunjukan bahwa faktor-faktor SDM yang baru direkrut dari rumah sakit ataupun SDM
yang belum berpengalaman memerlukan perhatian khusus untuk pengintegrasian
kedalam, sarana dan prasaranan yang cukup baik dan sudah memenuhi standart, adanya
pemasaran yang didukung penetapan harga yang efektif dan efisien bagi pasien, didukung
dengan riset konsumen yang menunjang rumah sakit untuk terus lebih baik, dan
36
komunikasi yang baik dari pihak rumah sakit kepada pasien atau konsumen yang dapat
memperkuat posisi Rumah Sakit Mulya untuk maju dan berkembang.
C. Peluang
1. Demografi penduduk
Jumlah penduduk daerah Ciledug pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebanyak
88.557 jiwa dengan kepadatan 9.917 jiwa/km² dan daerah Cipondoh memiliki penduduk
sebanyak 123.087 jiwa dengan kepadatan 6.646 jiwa/km². Dengan jumlah angka
pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut dapat dijadikan peluang bagi Rumah Sakit
Mulya untuk dapat menarik segmen pasarnya.
2. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan
dapat menentukan perkembangan suatu wilayah. Perekonomian di Kota Tangerang
didominasi oleh sektor perdagangan dan perindustrian. Dengan kegiatan perekonomian
yang tinggi dan padatnya tenaga kerja merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh
Rumah Sakit Mulya dengan sebaik-baiknya.
3. Teknologi
Pesatnya kemajuan teknologi dan kemudahan mendapatkan informasi sudah
dimanfaatkan dengan baik yang merupakan peluang bagi Rumah Sakit Mulya. Pasien
dapat mengetahui dan mencari informasi dari website. Pada hal ini Rumah Sakit Mulya
sudah menerapkannya, sehingga memungkinkan masyarakat dalam mencari informasi
mengenai rumah sakit.
4. Konsumen/Pelanggan
Konsumen atau pelanggan Rumah Sakit Mulya selain berasal dari pasien umum,
juga dari berbagai institusi dan dengan adanya rencana untuk memperluas rujukan dari
pelayanan kesehatan lainnya diharapkan jumlah pelanggan dapat terus bertambah.
Melihat lingkungan sekitar yang juga padat penduduknya, maka target Rumah Sakit
Mulya untuk mendapatkan pasien pada radius 3 sampai dengan 5 km, sekaligus
mengenalkan pada masyarakat adanya rumah sakit yang memberikan layanan kesehatan
didekatnya dan dapat tercapai. Hal ini merupakan peluang yang harus terus dimanfaatkan
37
dan ditingkatkan dengan sebaik-baiknya oleh Rumah Sakit Mulya.
5. Sosial Budaya
Pada saat ini kesadaran sosial budaya masyarakat untuk berobat semakin tinggi,
hal ini dapat menunjukan bahwa masyarakat telah peduli dengan kesehatannya, sehingga
sosial budaya dapat merupakan peluang bagi layanan kesehatan masyarakat.
D. Ancaman
1. Informasi Rumah Sakit
Informasi rumah sakit sangat di butuhkan dalam melaksanakan kegiatan di rumah
sakit, informasi rumah sakit ini sangat penting dalam manajemen, agar rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien. Penyempaian
informasi di dalam Rumah Sakit Mulya sudah cukup baik, namun harus lebih
ditingkatkan lagi dalam berkomunikasi dengan pasien atau pelanggan agar mereka
merasa dihargai karena yang kita layani adalah konsumen maka perlakukanlah dengan
sebaik-baiknya, maka apabila mereka tidak puas, mereka akan komplain yang nantinya
akan membahayakan posisi Rumah Sakit Mulya dimata masyarakat. Ini merupakan suatu
ancaman bagi Rumah Sakit Mulya bila tidak dapat memberikan informasi yang benar,
yang nantinya pasien tidak mau berobat lagi dan akhirnya pasien akan berpindah ke
rumah sakit lain yang lebih baik.
2. Kebijakan Mendirikan Rumah sakit
Kebijakan mendirikan rumah sakit tidak ada batasannya, karena tidak ada
batasannya maka banyak sekali rumah sakit baru yang bermunculan di sekitar Rumah
Sakit Mulya. Ini merupakan suatu ancaman bagi rumah sakit, sebagai industri rumah
sakit harus memiliki strategi untuk menarik minat masyarakat agar mereka yang sudah
menjadi konsumen kita tidak berpindah ke rumah sakit lain, misalnya saja dengan kita
memberikan pelayanan yang bermutu, ramah terhadap konsumen, cepat tanggap apabila
ada pasien yang benar-benar butuh pertolongan tanpa ada pasien yang diabaikan, karena
nantinya konsumen sendiri yang akan menilai citra rumah sakit dalam memberikan
pelayanan, apabila mereka merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan maka mereka
akan tetap berobat ke Rumah Sakit Mulya walaupun banyak rumah sakit yang berada
disekeliling Rumah Sakit Mulya.
38
3. Kompetitor
Adanya kompetitor dibeberapa wilayah yang berdekatan dengan Rumah Sakit
Mulya yang akan menyebabkan kompetisi untuk dapat merebut pangsa pasar, ditambah
lagi jika rumah sakit pesaing juga memiliki kelengkapan peralatan yang sama, bahkan
lebih canggih dengan tarif yang juga bersaing. Kesemua hal ini diperlukan strategi sendiri
dalam menghadapinya, karena jika tidak akan menjadi ancaman bagi Rumah Sakit
Mulya.
4. Promosi Kompetitor
Promosi yang dilakukan kompetitor sangat gencar, misalnya mereka mengadakan
sunat masal gratis bagi masyarakat yang kurang mampu, memberikan pengobatan atau
pemeriksaan khusus bagi masyarakat, dan kompetitor sudah lebih dulu dikenal oleh
konsumen, sehingga menjadi ancaman bagi Rumah Sakit Mulya.
5. Tarif Kompetitor Masih Bersaing
Tarif yang ditawarkan kompetitor juga bersaing bahkan ada yang lebih murah,
sehingga konsumen lebih memilih kompetitor, hal ini juga dapat merupakan suatu
ancaman bagi Rumah Sakit Mulya, maka hal ini perlu disiasati oleh pihak rumah sakit
bagaimana untuk menanganinya.
Setelah melakukan analisa terhadap lingkungan eksternal rumah sakit, langkah
selanjutnya adalah menentukan tabel analisa SWOT variabel yang terdapat kekuatan dan
kelemahan atau peluang dan ancaman.
Tabel 6. Variabel eksternal : Peluang dan Ancaman
No Variabel Peluang Ancaman
1 Demografi (+) (-)
2 Ekonomi (+) (-)
3 Informasi rumah sakit (-) (+)
4 Teknologi (+) (-)
5 Kebijakan mendirikan rumah
sakit
(-) (+)
6 Kompetitor (-) (+)
7 Konsumen/Pelanggan (+) (-)
39
Pada table 2 variabel eksternal didapatkan bahwa faktor demografi, ekonomi, pemasok,
konsumen merupakan peluang untuk Rumah Sakit Mulya, sedangkan teknologi dan kompetitor
dapat merupakan ancaman bagi Rumah Sakit Mulya.
E. Analisis Data
Berikut ini adalah hasil evalusai terhadap lingkungan internal dan eksternal dari Rumah Sakit
Mulya dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS.
Tabel 7. Internal Factor Analysis Summary
No Faktor Internal Bobot Rating Peringkat
Kekuatan
1 Akses menuju lokasi strategis 0.15 3 0.30
2 Kebijakan pelayanan 0.10 5 0.75
3 Penetapan harga 0.15 4 0.60
4 Pemasaran 0.10 4 0.40
5 Riset konsumen 0.10 3 0.30
Sub total 0.60 2.35
Kelemahan
6 Visi 0.10 -3 -0.30
7 Sistem Informasi 0.12 -1 -0.12
8 Pengorganisasian 0.08 -2 -0.16
9 Komunikasi dengan pasien 0.04 -1 -0.04
10 Sarana media komunikasi internal 0.06 -2 -0.12
Sub total 0.40 -0.74
Total score IFAS 1.00 1.61
Dari tabel IFAS diatas disimpulkan bahwa kondisi internal Rumah Sakit Mulya kuat.
40
Tabel 8. Eksternal Factor Analysis Summary
No Faktor Eksternal Bobot Rating Peringkat
Peluang
1 Demografi penduduk 0.16 4 0.64
2 Ekonomi 0.14 3 0.42
3 Teknologi 0.08 3 0.24
4 Konsumen/pelanggan 0.12 4 0.48
5 Sosial budaya 0.10 3 0.30
Sub total 0.60 2.08
Ancaman
6 Informasi rumah sakit 0.08 -2 -0.16
7 Kebijakan mendirikan rumah sakit 0.06 -1 -0.06
8 Kompetitor 0.12 -3 -0.36
9 Promosi kompetitor 0.04 -1 -0.04
10 Tarif kompetitor masih bersaing 0.10 -2 -0.20
Sub total 0.40 -0.82
Total score IFAS 1.26
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi eksternal Rumah Sakit Mulya aktif dalam berinte
41
F. Pengambilan keputusan
SWOT matrix diatas menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan
oleh Rumah Sakit Mulya yang didapatkan pada hasil analisis terhadap Variabel Internal
dan Variabel Eksternal. Pada analisis tersebut terdapat 4 alternatif strategi yang tersedia
yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT.
Strategi SO strategi yang digunakan adalah strategi untuk memanfaatkan atau
mengoptimalisasi kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Mulya dengan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
Strategi WO adalah strategi yang digunakan Rumah Sakit Mulya dengan
seoptimal mungkin meminimalisir kelemahanyang ada untuk memenfaatkan berbagai
peluang.
Strategi ST adalah strategi yang digunakan Rumah Sakit Mulya dengan
memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang
mungkin berpengaruh terhadap perkembangan Rumah Sakit Mulya.
Sedangkan yang terakhir yaitu strategi WT, yang merupakan strategi yang
digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka menghindari ancaman yang ada.
Dalam SWOT matrix Rumah Sakit Mulya berada didalam kuadrant 1 (SO
strategies) yaitu dengan seoptimal mungkin memaksimalkan kekuatan yang ada untuk
memanfaatkan berbagai peluang. Posisi persaingan atau ancaman dari luar yangkuat dan
peluang yang cukup besar dan sedikitnya kelemahan internal membuat Rumah Sakit
Mulya dapat bersaing dengan kompetitor disekitarnya. Alternatif strategi yang dilakukan
adalah strategi SO, ST, dan WT dengan lebih menitikberatkan pada strategi SO. Namun
demikian strategi yang lain tetap dilaksanakan.
Dalam SWOT matrix Rumah Sakit Mulya berada dalam kwadran 1 (SO
strategies) yaitu dengan seoptimal mungkin memaksimalkan kekuatan yang telah ada
untuk dapat memanfaatkan berbagai peluang . Posisi persaingan atau ancaman dari luar
yang sudah kuat dan peluang cukup besar dan sedikitnya kelemahan internal membuat
Rumah Sakit Mulya dapat merebut pangsa pasar yang ada, sekaligus membenahi kondisi
internal sehingga dapat bersaing dengan kompetitor disekitarnya. Alternatif strategi yang
42
dilakukan adalah strategi SO, ST, WO, dan WT, dengan lebih dominan lebih
menitikberatkan pada strategi SO. Namun strategi yang lain tetap dijalankan dengan baik.
Kekuatan
(Strengths)-S
1. Akses menuju lokasi strategis
2. Kebijakan pelayanan
3. Penetapan harga
4. Pemasaran
5. Riset konsumen
Kelemahan
(Weaknesses)-W
1. Aplikasi visi
2. Sistem informasi
3. Pengorganisasian
4. Komunikasi dengan pasien
5. Sarana media komunikasi internal
Peluang
(Opportunities)-O
1. Demografi penduduk
2. Ekonomi
3. Teknologi
4. Konsumen/pelanggan
5. Lokasi
KWADRANT 1
1. Mempertahankan kebijakan pelayanan yang
sudah ada
2. Merealisasikan program-program dengan
pemberian dana
3. Mengembangkan produk pelayanan sesuai
dengan keinginan pasien
4. Menciptakan produk-produk unggulan
5. Mengembangkan kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan industri/asuransi
6. Menetapkan harga yang mudah dijangkau
oleh masyarakat tetapi tetap memperhatikan
mutu&profit RS
KWADRANT II
1. Meperbaiki aplikasi visi agar dapat
memberikan pelayanan yang
unggul
2. Melakukan sosialisasi atay
pemberian training bagi karyawan
3. Meningkatkan teknologi dengan
pemberian pelatihan karyawan
dalam menggunakan sistem
informasi
Ancaman
(Threats)-T
1. Informasi rumah sakit
2. Kebijakan mendirikan
rumah sakit
3. Kompetitor
4. Promosi kompetitor
5. Tarif kompetitor bersaing
KWADRANT III
1. Melatih karyawan agar dapat
memberikan informasi yang baik
dan benar kepada pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Mencari pemasok yang dapat
memberi keuntungan bagi rumah
sakit
4. Pangsa pasar konsumen diperjelas
KWADRANT IV
1. Melakukan kerjasama publikasi
rumah sakit dengan berbagai instasi
maupun asuransi
2. Melatih semua karyawan untuk
dapat berkomunikasi dan dapat
meninformasikan kepada pasien
dengan baik.
3. Membuat sarana didalam rumah
sakit agar lebih menarik agar
pasien merasa tertarik datang ke
rumah sakit
4. Menambah hardware untuk dapat
mempermudah dalam pelayanan
dan dengan mudah melakukan
informasi.
Table 4. matrix SWOT
43
G. Pelaksanaan Strategi Pemasaran di Rumah Sakit Mulya
Dari hasil tabel matrix dan analisis SWOT tersebut, alternatif strategi yang
direkomendasikan adalah : Segmentasi pasar, targeting, posisitioning, penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Keenam alternatif strategi ini sudah
diterapkan di Rumah Sakit Mulya, dengan pembahasan sebagai berikut.
1. Segmentasi pasar
Demografi penduduk sangat berpengaruh dalam segmentasi pasar. Pemilihan
segmentasi pasar ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keinginan, pemilihan dan
pamakaian konsumen terhadap kelompok variabel tertentu di lingkungan Rumah Sakit
Mulya. Pemilihan kelompok variabel ini adalah tingkat usia dan jenis kelamin. Namun
pada hal ini yang sangat dominan ialah usia subur, karena rumah sakit ini memiliki
unggulan utamanya yaitu kebidanan dan anak yang targetnya yaitu ibu-ibu dan anak-
anak yang dapat menghasilkan profit bagi rumah sakit. Hal ini disebabkan karena
penduduk disekitar Rumah Sakit Mulya cukup padat.
2. Targeting
Melihat dari visi Rumah Sakit Mulya yaitu menjadikan Rumah Sakit Mulya pilihan
keluarga. Maka dalam hal ini yang menjadi target utama yaitu semua anggota
keluarga, mulai dari baru lahir sampai yang sudah meninggal. Dan hal ini juga dapat
dilihat dari penghasilan masyarakat sekitar rumah sakit yang berpenghasilan
menengah kebawah. Tetapi tidak ada masalah bagi rumah sakit dalam memberikan
pelayanan bagi masyarakat yang menengah kebawah, karena apabila masyarakat
menengah keatas yang datang mungkin mereka merasa tidak puas dengan sarana dan
prasarana yang ada dirumah sakit dan mereka lebih berkeinginan untuk mencari rumah
sakit yang lebih bagus lagi.
3. Posisitioning
Rumah Sakit Mulya harus mengembangkan satu posisi yang membedakan tawarannya
dengan rumah sakit lain kepada konsumen. Posisi Rumah Sakit Mulya yang strategis
karena berada dilingkungan masyarakat yang padat penduduk merupakan kekuatan
bagi rumah sakit. Karena masyarakat sekitar tidak mungkin akan berobat ke rumah
sakit lain apabila kondisinya sedang darurat, maka masyarakat tentu akan memilih
44
rumah sakit yang lebih dekat dengan lingkungan mereka. Posisis ini sangat kuat
mengingat disekitar Rumah Sakit Mulya belum ada rumah sakit yang berdiri, namun
rumah sakit tetap harus memberikan pelayanan dan memberikan mutu yang terbaik
kepada pasien. Selain harganya yang mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar Rumah
Sakit Mulya juga dapat menggunakan asuransi yang dapat memudahkan konsumen.
Radius yang diperkirakan Rumah Sakit Mulya untuk menjangkau konsumen sekitar 5
km ke arah cikokol dan 3 km ke arah ciledug.
45
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Lingkungan internal Rumah Sakit Mulya pada analisa kekuatan yaitu lokasi yang sudah
strategis,kebijakan yang sangat disukai oleh konsumen, dari segi harga sangat mudah
dijangkau oleh kalangan manapun dimana Rumah Sakit Mulya selalu dipenuhi oleh pasien
yang datang, Rumah Sakit Mulya juga melakukan riset kepada para konsumen agar rumah
sakit dapat melakukan evaluasi. Dalam analisa kelemahan yaitu visi dalam Rumah Sakit
Mulya yakni cepat, andal, ramah, dan empati belum dapat terealisasi dengan baik, sistem
informasi yang belum dilengkapi dengan hardware yang memadai masih merupakan suatu
kelemahan bagi rumah sakit.
2. Lingkungan eksternal Rumah Sakit Mulya pada analisa peluang yaitu demografi penduduk di
sekitar lingkungan rumah sakit sangat lah pesat sehingga memudahkan rumah sakit dalam
menarik konsumen, perekonomian yang tinggi dan pesatnya tenaga kerja yang berada
disekitar rumah sakit menjadikan suatu peluang bagi rumah sakit. Dalam analisa ancaman
pada Rumah Sakit Mulya yaitu petugas rumah sakit harus dapat memberikan informasi yang
jelas kepada pasien sehingga pasien merasa jelas informasi yang diinginkan agar pasien tidak
berpindah ke rumah sakit lain, kebijakan mendirikan rumah sakit tidak ada batasnya maka ini
merupakan suatu ancaman bagi Rumah Sakit Mulya karena akan ada rumah sakit lain yang
berada didekat Rumah Sakit Mulya, sehingga Rumah Sakit Mulya harus mempunyai strategi
khusus untuk menarik minat konsumen.
3. Bagian pemasaran Rumah Sakit Mulya bertujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan pelayanan rumah sakit lingkup kerja yang dilakukan adalah dengan menyusun
rencana pemasaran, menyusun rencana kerjasama dengan perusahaan atau asuransi,
melakukan promosi dengan seminar-seminar kesehatan di sekolah maupun masyarakat, dan
pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu.
4. Berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal menggunakan SWOT matriks yang
diketahui Rumah Sakit Mulya berada dalam kwadran I, alternatif strateginya yang
direkomendasikan adalah :
46
a. Segmentasi pasar yaitu dengan mengetahui siapa yang menjadi target rumah sakit,
misalnya dengan mengetahui demografi penduduk disekitar rumah sakit,usia berapa saja
yang akan berpengaruh terhadap segmentasi ini, dengan begitu akan menjadi mudah
dalam melakukan promosi. Dan mencari banyak pelanggan agar rumah sakit dapat terus
beroperasi dengan tetap memberikan pelayanan yang efisien dan efektif dan tarif yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.
b. Targeting yaitu rumah sakit yang merupakan program pilihan keluarga, maka semua yang
menjadi anggota keluarga merupakan sasaran bagi rumah sakit, baik yang baru lahir
hingga yang meninggal dunia. Targetnya juga harus tetap pada sasaran misalnya saja
yang akan dipilih menengah atas atau menengah kebawah, apabila rumah sakit
menempatkan pada kalangan menengah bawah maka sangat tidak cocok bagi kalangan
menengah atas, mungkin saja bagi mereka fasilitas rumah sakit yang kurang memadai
dan alat-alat yang tidak lengkap. Sehingga mereka lebih memilih untuk berobat di rumah
sakit yang lebih bagus.
c. Positioning yaitu mengetahui dimana posisi rumah sakit berada, dengan melihat daerah
yang mudah dijangkau dari rumah sakit tetapi juga harus tetap diperhatikan dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat..
Ketiga segmentasi tersebut merupakan alternatif yang dapat diterapkan di Rumah Sakit
Mulya.
B. SARAN
1. Meningkatan kualitas pelayanan dalam Visi Rumah Sakit Mulya yaitu Cepat, handal, ramah
dan empati, karena dalam hal ini visi rumah sakit yaitu cepat belum dapat terealisasi dengan
baik, maka rumah sakit perlu mengadakan koordinasi yang dapat membuat petugas rumah
sakit dapat memberikan pelayanan yang cepat sesuai dengan visi, karena pasien lebih
mengharapkan kenyataan dari pada harapan yang diberikan rumah sakit. Rumah sakit juga
dapat membuat waktu tunggu pelayanan singkat sesuai dengan visi dari visi Rumah Sakit
Mulya yaitu Cepat, transparasi kondisi pasien, fasilitas ruang yang nyaman, aman dan bersih,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana (peralatan medik).
47
2. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak secara aktif, kerjasama institusi informasi
langsung untuk dapat menarik market dengan mengenalkan produk-produk dan layanan yang
ada di Rumah Sakit Mulya sehingga dapat menciptakan image yang positif di mata
masyarakat.
3. Melakukan evaluasi terhadap sistem informasi rumah sakit dikarenakan masih terdapat
kelemahan pada pelaksanaannya dan sistem masih belum dapat berfungsi dengan baik.
4. Melakukan analisa kompetitor yang lebih mendalam, baik dalam tarif, peralatan dan
pelayanan, dan promosi agar dapat membantu dalam menentukan langkah ke depan Rumah
Sakit Mulya.
5. Sistem manajemen pemasaran perlu dievaluasi dan ditingkatkan sehingga permasalahan yang
terkait dengan manajemen dapat diminimalisir.
6. pihak rumah sakit juga perlu bekerja sama dengan pihak asuransi kesehatan untuk
masyarakat miskin agar semua lapisan masyarakat disekitar rumah sakit dapat memanfaatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
48
DAFTAR PUSTAKA
Basuki. 2008. Diktat Manajemen Strategik Rumah Sakit. Jakarta : UIEU
Demografi penduduk Kota Tangerang, Profil Kota Tangerang.
Ducan, W.J. Ginter, P. M dan Swayne, L.E. 1995. Manajemen Strategik.
Gerry Johnson dan Kevan Scholes (Exploring Corporate Strategy)
Rumah Sakit Mulya, Profil Rumah Sakit Mulya, Tangerang 2010
Saladin. 2003. Konsep pemasaran. Jakarta, halm. 6
Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat (Jakarta : Rineka Cipta)
Silalahi, Bennett. 1989. Prinsip Manajemen Rumah Sakit. Jakarta : Lembaga
Pengembangan Manajemen Indonesia