LTM Topik 1

5
Nama : Diah Widyastuti NPM : 1406567321 Fakultas : Ilmu Keperawatan Kelas : Komkes-11 KOMUNIKASI PADA PASIEN PASIF Menghadapi pasien yang pendiam dan cenderung pasif adalah salah satu hal yang sulit dalam komunikasi kesehatan. Bahkan hal tersebut cenderung menyulitkan proses pengkajian dan diagnosis pada pasien tersebut karena mereka cenderung menutup diri dan sulit diajak bicara sehingga sulit mengetahui apa yang mereka rasakan dan apa permasalahannya. Seringkali para tenaga kesehatan merasa tidak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi pasien yang seperti ini. Namun sebagai tenaga kesehatan profesional kita harus dapat memahami dan mengkaji pasien dengan baik, bagaimana pun tipe pasien tersebut. Pada pasien pasif, mungkin ada beberapa hal yang membuat ia enggan berbicara. Salah satunya adalah penolakan pasien untuk mengambil tindakan, seperti mematuhi program pengobatan (Berry, 2007). Seperti yang diutarakan Lloyd dan Bor (2009) ada beberapa alasan mengapa pasien menjadi pendiam dan sulit diajak bicara, yaitu; 1. Pemalu dan pendiam 2. Merasa malu mengenai beberapa aspek dari masalah mereka

description

LTM Komunikasi Kesehatan

Transcript of LTM Topik 1

Page 1: LTM Topik 1

Nama : Diah Widyastuti

NPM : 1406567321

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Kelas : Komkes-11

KOMUNIKASI PADA PASIEN PASIF

Menghadapi pasien yang pendiam dan cenderung pasif adalah salah satu hal yang

sulit dalam komunikasi kesehatan. Bahkan hal tersebut cenderung menyulitkan proses

pengkajian dan diagnosis pada pasien tersebut karena mereka cenderung menutup diri

dan sulit diajak bicara sehingga sulit mengetahui apa yang mereka rasakan dan apa

permasalahannya. Seringkali para tenaga kesehatan merasa tidak tahu harus berbuat apa

untuk menghadapi pasien yang seperti ini. Namun sebagai tenaga kesehatan profesional

kita harus dapat memahami dan mengkaji pasien dengan baik, bagaimana pun tipe

pasien tersebut. Pada pasien pasif, mungkin ada beberapa hal yang membuat ia enggan

berbicara. Salah satunya adalah penolakan pasien untuk mengambil tindakan, seperti

mematuhi program pengobatan (Berry, 2007). Seperti yang diutarakan Lloyd dan Bor

(2009) ada beberapa alasan mengapa pasien menjadi pendiam dan sulit diajak bicara,

yaitu;

1. Pemalu dan pendiam

2. Merasa malu mengenai beberapa aspek dari masalah mereka

3. Merasa sedih atau tertekan

4. Mengalami rasa sakit yang cukup

5. Menderita secara fisik atau gangguan kognitif yang menyebabkan

ketidakpahaman

6. Hanya ingin menghalangi jalannya konsultasi

Selain itu, mereka mungkin sedang berusaha melindungi diri mereka sendiri karena

merasa stress dan kewalahan dengan situasi. Tanda pertama yang muncul pada pasien

yang pasif menurut Berry (2007) adalah pasien tersebut memalingkan wajah saat diajak

bicara, bersembunyi dari balik buku atau majalah, atau hanya berbaring di tempat tidur

dengan mata terpejam.

Page 2: LTM Topik 1

Pada beberapa orang, berbicara dengan orang asing adalah suatu kegiatan yang

sukar. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor mengenai kemampuan orang untuk

berbicara dengan orang yang tidak dikenalnya dengan baik, termasuk (Lloyd dan Bor,

2009);

1. Kepribadian dan watak, misalnya apakah kita memiliki sifat ramah, suka

berteman, pemalu, memiliki kesadaran tinggi, atau empati?

2. Pengalaman sebelumnya bertemu dengan orang-orang asing, misalnya apa yang

telah menjadi pengalaman kita dalam mendekati orang asing? Pernahkah kita

ditolak, diberi dukungan, atau terbebani?

3. Keadaan pikiran, seperti sedang marah, cemas, depresi, atau pusing

4. Reputasi mengenai orang lain, misalnya apa yang kita dengar mengenai orang

lain? Apa prasangka yang kita miliki?

5. Penampilan dokter menurut orang lain, seperti apakah mereka berantakan,

pintar, menarik atau memiliki fisik yang buruk?

6. Tingkah laku orang lain, misalnya apakah mereka agresif atau sangat kuat,

apakah mereka gelisah atau rewel?

7. Konteks pertemuan, apakah ramah, berisik, private, atau terlalu terpencil?

Apakah kursinya terlalu dekat atau terlalu berjauhan?

Menurut Lloyd dan Bor (2009), yang harus kita pertimbangkan pertama kali saat

pasien terlihat pasif adalah;

1. Apakah tata letak ruangan konsultasi menghalangi pasien? Contohnya apakah

kita duduk terlalu dekat atau terlalau jauh dengan mereka? Dapatkah mereka

memiliki keraguan mengenai kerahasian dalam konsultasi?

2. Adakah beberapa aspek mengenai tingkah laku kita yang mengganggu atau

menghalagi mereka? Hal ini mungkin sangat penting bagi pasien yang memiliki

perbedaan kebudayaan dengan kita.

3. Apakah bahasa tubuh pasien menunjukkan apa yang mereka rasakan? Seperti

apakah mereka terlihat jelas sedang kesakitan? Apakah mereka terlihat cemas,

malu, memalukan, sedih, atau depresi?

Untuk menghadapi pasien yang pasif, Lloyd dan Bor (2009) merekomendasikan

beberapa panduan, yaitu;

1. Bersiaplah untuk menghabiskan waktu yang lebih dalam konsultasi

Page 3: LTM Topik 1

2. Jangan memperlihatkan tanda frustasi atau marah

3. Amati pasien dengan teliti, khususnya tingkah laku non-verbal mereka

4. Tunjukkan rasa simpati, contohnya dengan bahasa tubuh

5. Berikan penjelasan yang jelas mengenai tujuan dari wawancara dan apa

informasi yang ingin didapat

6. Gunakan bahasa fasilitasi, dan pertanyaan tertutup jika perlu

Selain itu menghadapi pasien yang pasif juga membutuhkan usaha dan perhatian

lebih. Duxbury (2000) dalam Berry (2007) mengemukakan tipe intervesi yang

mungkin cocok untuk menghadapi pasien tipe ini adalah;

1. Prescriptive, tenaga kesehatan mungkin perlu menetapkan tindakan langsung,

terutama pada tahap awal dan bahkan melakukan tindakan demi pasien.

2. Cathartic, ini mungkin diperlukan untuk membantu dan mendorong pasien

menyatakan perasaannya atau emosi yang tak terkendali yang mempengaruhi

tingkah laku mereka, sehingga mereka dapat menunjukkannya secara langsung.

3. Catalytic, tujuannya adalah untuk membantu kesejahteraan pasien dengan

memudahkannya merubah perubahan perilaku dan gaya hidup dengan

membantu pasien untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan baru,

dan menumbuhkan kepercayaan diri.

Referensi

Berry, Dianne. (2007). Health communication: Theory and practice. New York: Open

University Press.

Lloyd M, Borr. (2009). Communication skills for medicine. 3rd eds Churchill

Livingstone.