Lp Sensitivitas Bakteri
-
Upload
laifa-fusvita -
Category
Documents
-
view
171 -
download
0
Transcript of Lp Sensitivitas Bakteri
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
UJI SENSITIVITAS BAKTERI
Tanggal Praktikum:
Senin, 13 Mei 2013
Oleh:
Laifa Fusvita 081114006
Eka Martiyas Irfat 081114061
Nisrina Firdausiyah 081114166
Dosen Asistensi:
Tri Nurhariyati, S.Si, M.Kes.
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
A. TUJUAN
Mengetahui efektivitas jenis-jenis antibiotik terhadap berbagai spesies bakteri.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Cawan Petri
2. Pipet Volume
3. Pinset
4. Bunsen
5. Jangka sorong
Bahan:
Biakan Bakteri
1. Bakteri Eschericia coli
2. Bakteri Pseudomonas aureginosa
3. Bakteri Staphylococcus aureus
4. Bakteri Bacillus subtilis
Media :
1. Nutrient Agar
Bahan Kimia :
1. Paper disk
2. Antimikroba (Penicillin, Garam empedu, Kloramfenikol)
3. Alkohol
C. DASAR TEORI
Sensitivitas menyatakan bahwa uji sentivitas bakteri merupakan suatu
metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan
untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan
produk alam yang berpotensi sebagai bahan antibakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada
konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan
dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer,
sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini
adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan
bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut
semakin sensitif (Gaman, dkk. 1992).
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri
adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat
pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar
kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona
hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap
bahan anti bakteri (Jawelz, 1995).
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para peneliti diseluruh dunia
memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik namun berhubung dengan
adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan
sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul,
Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet dan
Rifampisin kapsul (Djide, 2003).
Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi
bakterial. Antibiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga bakterisid. Dalam
melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan
penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes
sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah
banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika
Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan
antibiotik tersebut untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih banyak
yang efektif bekerja terhadap bakteri Gram positif karena permeabilitas dinding
selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram negatif. Jadi suatu antibiotik
dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika
pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat oleh
antibiotik tersebut (Sumadio, dkk. 1994).
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat
pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah
untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh
antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).
D. CARA KERJA
1. Membuat suspensi bakteri uji (Bakteri Eschericia coli, Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aureginosa) dalam air fisiologis.
2. Memasukkan 4 ml masing-masing suspensi bakteri pada tabung/cuvet
spektofotometer dan menentukan kekeruhannya hingga 0,1 pada panjang
gelombang 600 nm.
3. Memasukkan pada masing-masing cawan Petri 1 ml biakan kemudian
menambahkan NA (15-20 mL). Membiarkan hingga campuran media dan bakteri
memadat.
4. Meletakkan paper disk yang telah dicelupkan ke dalam antimikroba di atas
mdia agar yang sebelumnya telah diinokulasi dengan jenis bakteri tertentu.
5. Masing-masing uji antibiotik ini dilakukan pada cawan yang berbeda-beda.
6. Mengamati setelah 24-48 jam dengan mengukur diameter halo yang
terbentuk.
7. Mengukur diameter halo dengan menggunakan jangka sorong
8. Memasukkan nilai diameter halo yang terbentuk ke dalam tabel dan
menghitung reratanya.
9. Membandingkan perbedaan diameter halo pada masing-masing bakteri.
10. Menyimpulkan spektrum masing-masing antibiotik yang digunakan dengan
melihat pengaruh penghambatannya pada bakteri uji.
E. HASIL PENGAMATAN
Pada hasil pegamatan selama 24 jam terlihat zona halo disekitar papper disk di
dalam keempat cawan Petri yang berisi bakteri Eschericia coli, Bacillus subtilis,
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus. Lebar diameter zona tersebut
berbeda-beda untuk tiap antibiotik dan tiap bakteri. Antibiotik yang terbukti
efektivitasnya paling tinggi yaitu Kloramfenikol. Data tersebut akan kami uraikan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.1 Efektivitas atibiotik Kloramfenikol, Penisilin, dan Garam empedu untuk
menghambat dan membunuh bakteri Eschericia coli, Bacillus subtilis,
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus.
Bakteri Kelompok Antibiotik
Kloramfenik
ol
Penisilin Garam
Empedu
Eschericia coli 1 3,168 0,55 0,16
2 4,05 0,15 0,3
Rata-rata 3,609 0,35 0,23
Bacillus 1 18,81 0,965 1,075
subtilis
2 1,875 0,65 0,735
Rata-rata 10,34 0,8075 0,905
Staphylococcu
s aureus
1 4,3 2,05 0,3
2 3,4 1,5 0,25
Rata-rata 3,85 1,775 0,275
Pseudomonas
aeruginosa
1 2,4 1,2 0,75
2 Sidal : 1,461
Statika :
2,429
0,55 0,08
Rata-rata Sidal :
1,9305
Statika pada
kelompok 1
tidak ada
0,875 0,415
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap sensitivitas mikroba.
Faktor abiotik yang dipakai adalah faktor luar yang dapat berupa faktor kimia.
Dalam percobaan ini dilihat faktor kimia digunakan antibiotik untuk melihat
bagaimana penghambatan pertumbuhan mikroba yang bersangkutan dan apa
bakteri yang paling sensitif terhadap pemberian antibiotik. Dalam praktikum kali
ini diujikan daya antibiotik sebagai desinfektan yang dapat membunuh mikroba.
Antibiotik merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh mikroba, terutama
bakteri dan fungi, yang berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroba lain yang toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Ada 3 jenis antibiotik
yang dipakai yaitu Kloramfenikol, Penisilin, dan Garam empedu. Ketiga
antibiotik itu juga diamati kekuatannya dalam menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri. Bakteri yang akan dihambat atau dimatikan ada empat yaitu
Eschericia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus.
Kloramfenikol merupakan salah satu jenis antibiotika yang bersifat
bakteriostatik. Kloramfenikol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein
sehingga sel mikroba tidak dapat melakukan transkrip (sintesis asam ribonukleat)
dan translasi (sintesis protein yang ARN-dependent) yang merupakan poin penting
untuk melakukan reproduksi sel. Sedangkan Penisilin ( PCN) dalah sebuah
kelompok antibiotika β-laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit
infeksi karena bakteri. Penisilin ditemukan efektif melawan bakteri Gram
positif dan tidak efektif pada Gram negatif dan jamur. Antibiotika β-laktam
bekerja dengan menghambat pembentukan peptidoglikan di dinding sel. β-laktam
akan terikat pada enzim transpeptidase yang berhubungan dengan molekul
peptidoglikan bakteri, dan hal ini akan melemahkan dinding sel bakteri ketika
membelah. Dengan kata lain, antibiotika ini dapat menyebabkan perpecahan sel
(sitolisis) ketika bakteri mencoba untuk membelah diri. Cara kerja ini juga berarti
bahwa penisilin hanya akan aktif bekerja pada satuan patogen yang sedang
tumbuh dengan aktif. Dan garam empedu akan menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dengan menghasilkan senyawa - senyawa lemak
yang antiparasit.
Uji positif terhadap ketiga antibiotik diatas ditunjukkan dengan adanya zona
terang (halo zone) disekitar paper disk yang telah dibasahi dengan larutan
kloramfenikol, penisilin, dan garam empedu. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa terdapat zona terang pada keempat jenis mikroba yang diuji. Tetapi daya
kerja antibiotika pada setiap mikroba adalah tidak sama. Kemampuan
kloramfenikol membunuh mikroba ditunjukkan dengan besarnya daerah terang
yang terbentuk. Rata-rata zona terang yang dihambat pada keempat bakteri sangat
lebar. Pada bakteri Eschericia coli zona terang yang terbentuk diameternya 3,609,
pada bakteri Bacillus subtilis diameter zona yang terbentuk 10,34 cm,
Pseudomonas aeruginosa 3,85 cm, Staphylococcus aureus sidal 1,9305 cm, dan
statika 2,429 cm. Sedangkan pada Penisilin membentuk zona terang terbesar
nomer dua setelah Kloramfenikol yaitu pada Eschericia coli zona terang yang
terbentuk diameternya 0,35, pada bakteri Bacillus subtilis diameter zona yang
terbentuk 0,8075 cm, Pseudomonas aeruginosa 3,85 cm, Staphylococcus aureus
0,875cm. Sedangkan garam empedu membentuk zona terang paling kecil dari
kedua antiotik diatas yaitu pada Eschericia coli zona terang yang terbentuk
diameternya 0,23, pada bakteri Bacillus subtilis diameter zona yang terbentuk
0,905 cm, Pseudomonas aeruginosa 0,275 cm, Staphylococcus aureus 0,415 cm.
Dari data diatas maka Kloramfenikol adalah antibiotik paling efektitif untuk
menghambat dan membunuh bakteri sehingga disebut antibiotik berspektrum luas.
Antibiotik berspektrum luas artinya antibiotik tersebut mampu menghambat
pertumbuhan atau mematikan bakteri pada bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Sedangkan pada Penisilin dan Garam empedu hanya mampu menghambat bakteri
Gram positif saja yaitu Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus sehingga
zona halo yang terbentuk relatif kecil pada bakteri Gram Negatif yaitu Eschericia
coli, dan Pseudomonas aeruginosa. Tetapi masih ada zona halo yang lebih besar
pada bakteri Gram negatif daripada bakteri Gram positif. Padahal seharusnya
bakteri Gram negatif tidak terhambat pertumbuhannya atau hanya sedikit sekali
terhambat pertumbuhnannya. Hal itu mungkin dikarenakan adanya kontaminasi
pada biakan bakteri sehingga masih ada bakteri Gram positif yang
pertumbuhannya akan dihambat. Atau mungkin karena dosis antibiotik yang
tinggi dapat juga menghambat bakteri Gram negatif tetapi dalam skala yang
sangat kecil. Antibiotik yang demikian disebut antibiotik berpektrum sempit.
Bakteri berspektrum sempit artinya antibiotik tersebut mampu menghambat
pertumbuhan atau membunuh bakteri hanya pada bakteri Gram positif. Dan
bakteri yang sangat sensitif terhadap antibiotik adalah Bacillus subtilis, terbukti
dengan rata-rata zona halo terbesar pada ketiga antibiotik. Sedangkan bakteri
kurang sensitif terhadap antibotik yaitu Eschericia coli, dan Staphylococcus
aureus. Dan bakteri yang tidak sensitif terhadap antibiotic yaitu Pseudomonas
aeruginosa.
G. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Bakteri yang mempunyai sensitivitas paling tinggi terhadap antibiotik
Kloramfenikol, Penisilin, dan Garam empedu yaitu Bacillus subtilis. Sedangkan
bakteri yang mempunyai sensitivitas paling rendah terhadap antibiotik
Kloramfenikol, Penisilin, dan Garam empedu yaitu Pseudomonas aeruginosa.
2. Antibiotik yang daya efektivitasnya tinggi untuk menghambat pertumbuhan
dan mematikan bakteri yaitu Kloramfenikol sehingga disebut antibiotik
berspektrum luas. Sedangkan antibiotik yang daya efektivitasnya rendah untuk
menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri yaitu Penisilin dan Garam
empedu sehingga disebut antibiotic berspektrum sempit.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. http://books.google.co.id/books?id diakses di www.google.com
pada tanggal 19 Mei 2013 Pukul 10.00 WIB.
Anonim. 2013. http://id.scribd.com/doc/119158325/Fungsi-Garam-Empedu-pada-
Pencernaan-dan-Penyerapan-Lemak. diakses di www.google.com pada
tanggal 19 Mei 2013 Pukul 09.45 WIB.
Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Antibakteri diakses di
www.google.com pada tanggal 19 Mei 2013 Pukul 09.47 WIB.
Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Penisilin diakses di www.google.com
pada tanggal 19 Mei 2013 Pukul 09.56 WIB.
Anggi. 2012. Uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika dalam
http://anggijoyjoy.blogspot.com/2012/11/uji-kepekaan-bakteri-
terhadap.html diakses pada tanggal 18 Mei 2013 pukul 09.00 WIB
Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.
Dwidjoseputro, D.1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B., 1992, Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu
Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua, Yogyakarta, UGM – Press.
Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan, Jakarta, EGC.
Pelczar, Michael J, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta.
Sumadio, H., dan Harahap, 1994, Biokimia dan Farmakologi Antibiotika, USU
Press,
Medan.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang:
UMM Press.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1 Alat yang digunakan
berupa yaitu pipet
volume,bunsen, cawan
Petri, alkohol
2 Menuangkan media NA
ke dalam cawan Petri
3 Memasukkan antibiotik ke
dalam cawan Petri yang
telah berisi bakteri dan
media NA yang telah
memadat