Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
-
Upload
edo-septiawan -
Category
Documents
-
view
277 -
download
0
Transcript of Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
1/41
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S POST SECTIO CAESAREA
DENGAN INDIKASI PLACENTA PREVIA
DI RUANG KENANGA RSUD
KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
RANI YULIANA
NIM. P.09039
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
2/41
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S POST SECTIO CAESAREA
DENGAN INDIKASI PLACENTA PREVIA
DI RUANG KENANGA RSUD
KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
RANI YULIANANIM. P.09039
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
3/41
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Rani Yuliana
Nim : P. 09039
Proram Studi : D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA
NYAMAN NYERI PADA NY. S POST SECTIO
CAESAREA DENGAN INDIKASI PLACENTA
PREVIA DI RUANG KENANGA RSUD
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012
Yang Membuat Pernyataan
Rani YulianaNIM P.09039
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
4/41
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Rani Yuliana
NIM : P. 09039
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S POST SECTIO CAESAREA DENGAN
INDIKASI PLACENTA PREVIA DI RUANG KENANGA
RSUD KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
Pembimbing : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep. Ns (.....................................)
NIK. 201185077
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
5/41
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Rani Yuliana
NIM : P. 09039
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI PADA NY. S POST SECTIO CAESAREA DENGAN
INDIKASI PLACENTA PREVIA DI RUANG KENANGA
RSUD KARANGANYAR
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperewatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.Ns (.....................................)
NIK. 201185077
Penguji II : Dyah Ekarini, S.Kep. Ns (.....................................)
NIK. 200179001
Penguji III : Amalia Senja, S.Kep. Ns (.....................................)
NIK. 201189090
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep.,Ns
NIK. 201084050
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
6/41
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
7/41
4. Dyah Eka Rini, S.Kep.,Ns selaku penguji pertama yang telah memberikan
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnanya studi kasus ini.
5.
Amalia Senja, S.Kep.,Ns selaku penguji kedua yang telah memberikan
masukan serta inspirasi perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnanyastudi kasus ini.
6.
Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8.
Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, April 2012
Rani Yuliana
NIM P.09039
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
8/41
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................... 1
B.
Tujuan Penulisan ................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ................................................................... 6
B. Pengkajian ........................................................................... 7
C. Perumusan Masalah ............................................................ 13
D. Intervensi Keperawatan ....................................................... 13
E. Implementasi Keperawatan ................................................. 14
F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 15
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
9/41
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................... 17
B. Simpulan dan Saran ............................................................ 26
Daftar Pustaka
Lampiran
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
10/41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Genogram ............................................................................... 8
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
11/41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Log Book
Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 Asuhan Keperawatan
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
12/41
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
13/41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sectiocaesareaadalah suatu pembedahan melahirkan bayi lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus (Oxon, 2008 : 634). Sectio caesarea
adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta janin di atas 500 gram (Frazer, 2009 : 267).
Sectio caesareaadalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.
Tenik ini digunakan jika kondisi ibu me nimbulkan distress pada janin atau
jika telah terjadi distress janin. Sebagian kelainan yang sering memicu
tindakan ini adalah malposisi janin,plasenta previa,diabetes ibu, dan
disproposi sefalopelvis janin dan ibu.Sectio caesarea merupakan prosedur
elektif atau darurat (Handarsen, 2005).
Sectio Caesareaakhir-akhir ini telah menjadi trend karena dianggap
lebih praktis dan tidak menyakitkan sehingga tidak heran jika telah menjadi
tindakan bedah kebidanan kedua tersering yang digunakan di Indonesia
maupun di luar negeri. Dengan adanya operasi Sectio Caesarea bukan hanya
ibu yang akan menjadi aman tetapi juga jumlah bayi yang mengalami cedera
akibat partus lama dan pembedahan traumatik vagina menjadi berkurang.
Oleh karena itu, melahirkan dengan proses Sectio Caesarea dari tahun ke
tahun terus meningkat disertai dengan penurunan absolut mortalitas perinatal.
Di negara maju sekarang ini contohnya negara Indonesia sudah banyak yang
melakukan sectio caesare (Frazer, 2009 : 573).
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
14/41
13
Adapun indikasi yang dilakukan section caesaria pada ibu adalah
presentasi bokong, kehamilan gamely, mal presentasi, letak lintang,
disproporsi cepalo pelvic, tumor jalan lahir, hidrocepalus, plasenta previa.
Placenta previa juga merupakan indikasi dilakukan sectio caesaria karena
apabila dipaksakan pervagina dapat beresiko, sehingga dapat menyebabkan
kematian ibu bahkan janin yang dikandungnya. Namun demikian operasi
section caesaria bukan tanpa adanya resiko, komplikasinya pun juga ada
antara lain : perdarahan, luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan
kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi, infeksi puerperal (Nifas)
dan kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya. Plasenta
previa adalah lokasi abnormal plasenta di segmen bawah uterus, yang
sebagian atau keseluruhannya menutupi os serviks.Ketika kehamilan maju,
ibu rentan trhadap perdarahan, terutama saat servik dilatasi, perdarahan bisa
sangat hebat (Chapman, 2006 : 256 ).
Angka kejadian sectio caesarea di Dunia pada tahun 2000 sebesar 24
30% (Roeshadi, 2010). Di Indonesia angka sectio casarea untuk rumah sakit
pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan rumah sakit swasta 15%. Hal ini
tentu disebabkan oleh berbagai hal, baik itu sectio caesarea atas indikasi
medis maupun indikasi non medis. Jumlah ibu yang melahirkan dengan
indikasi sectio caesarea adalah sebanyak 388 orang (Mutiara, 2004 : 204).
Angka kejadian sectio caesarea dari tahun ke tahun di Indonesia
terjadi peningkatan dari sectio caesarea dimana tahun 2000 sebesar 47,22%
dan tahun 2006 sebesar 53,68% (Grance, 2007 : 167). Di daerah kota
Karanganyar 25% dari 620 ibu melahirkan dengan sectio caesarea dengan
indikasi plasenta previa di RSUD Karanganyar sekitar 20% dari 100 yang
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
15/41
14
melakukan sectio caesarea atas indikasi plasenta previa (Rekam Medis RSUD
Karanganyar, 2011 2012).
Nyeri akut adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak
menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau
potensial atau menunjukan adanya kerusakan serangan mendadak atau
perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi atau di
prediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan (Nanda, 2005 : 146).
Alasan penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan ini sebagai
urutan pertama karena nyeri merupakan keluhan yang dirasakan pasien dan
harus segera ditangani supaya tidak muncul masalah keperawatan yang lain,
misal mobilitas fisik. Masalah ini muncul karena pasien post sectio sesarea
hari pertama, bila nyeri tidak diatasi maka rasa nyeri akan dirasakan semakin
lama dan menyebabkan gangguan mobilitas fisik, sehingga tidak dapat
merawat dirinya sendiri dalam memenuhi ADL. Analisa data pasien, pasien
mengatakan nyeri seperti teriris iris pada bagian luka post section caesarea,
sepanjang 15 cm horizontal skala nyeri7, terasa hilang timbul sering.
Kesenjangan antara Teori dan Lahan. Intervensi yang dilakukan
untuk menangani nyeri menurut teori, pertama kaji keadaan umum pasien,
kedua kaji tingkat nyeri, ketiga ajarkan teknik distraksi dan relaksasi,
keempat informasikan tentang penyebab rasa nyeri dan kelima kolaborasi
pemberian terapi obat. Intervensi yang dilakukan untuk menangani nyeri di
lahan, pertama dilakukan pengkajian keadaan umum pasien, kedua mengkaji
tingkat nyeri pasien, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi analgesik per
3 4 jam (Wilkinson, 2006 : 339).
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
16/41
15
Berdasarkan Data di atas Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
mengenai Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. S post Sectio Caesarea
Indikasi Plasenta Previa di Ruang Kenanga RSUD Karanganyar.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S post sectio
caesarea dengan indikasi plasenta previa di Ruang Kenanga RSUD
Karanganyar
2. Tujuan Khusus
a.
Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri post
sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
b.
Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan
nyeri post sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
c. Penulis mampu menyusun Rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri post sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
d.
Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan nyeri post
sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan nyeri post
sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa
f.
Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi padaNy. S
dengan post sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
17/41
16
C.
Manfaat Penulisan
1. Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman
khususnya di bidang maternitas pada pasien post sectio caesarea dengan
indikasi plasenta previa
2. Instansi
a.
Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar
mengajarkan tentang asuhan keperawatan post operasi sectio caesarea
dengan indikasi plasenta previa dapat digunakan acuan bagi praktek
mahasiswa keperawatan
b.
Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pasien
post operasi sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
3. Profesi keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi di bidang perawatan maternitas tentang asuhan keperawatan
pasien post sectio caesarea dengan indikasi plasenta previa.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
18/41
17
BAB II
LAPORAN KASUS
A.
Identitas Pasien
Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri post section caesarea. Laporan kasus ini meliputi pengkajian,
daftar perumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Hasil pengkajian pada tanggal 2 April 2012 pukul 13.00 WIB. Dengan
Metode pengkajian metode auto anamnesa dan allo anamnesa, di Ruang
Kenanga RSUD Karanganyar dengan sumber data dari pasien, keluarga
pasien, perawat ruangan, anggota tim medis lainya dan status pasien didapat
hasil pasien bernama Ny. S berumur 28 tahun, agama Islam, pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas, bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga,
alamat Dukuh RT 06 / 04 Kaling Tasikmadu, Karanganyar. Pasien datang
sendiri tanpa rujukan dan pasien datang dibawa oleh suami dan keluarga ke
IGD pada tanggal 31 Maret pukul 17.30 WIB dengan perdarahan selama 3
hari. Setelah mendapatkan perawatan sementara di IGD pukul 18.00 WIB
tanggal 31 Maret pasien dibawa ke ruang bersalin. Dari hasil pemeriksaan,
pasien didiagnosa kehamilan 36 minggu dengan Plasenta Previa dan akan
dilakukan operasi sectio caesarea pada tanggal 1 April. Tn H umur 30 tahun
bertanggung jawab kepada pasien sebagai suami pasien.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
19/41
18
B.
Pengkajian
1.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi.
Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri pada luka bekas
operasi. Satu hari Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien mengalami
perdarahan dengan frekuensi sedikit, berwarna merah muda, nyeri timbul
secara mendadak, saat timbul nyeri pasien hanya bisa menangis dan
duduk.
Riwayat kesehatan dahulu pasien mengatakan tidak ada alergi, waktu
kecil pasien mendapat imunisasi lengkap, pasien baru ini mengalami
operasi sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kecelakaan maupun
operasi sectio caesarea, pasien juga tidak merokok maupun minuman
beralkohol.
Riwayat kesehatan keluarga pasien tidak ada keluarga yang
mengalami perdarahan seperti pasien dan tidak ada keluarga yang
mengalami sakit seperti pasien. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit Diabetes Melitus, Jantung, Asma dan Hepatitis B. Jumlah
keluarga pasien adalah pasien memiliki tiga saudara yaitu satu laki laki
dan perempuan sedangkan pasien adalah anak ke empat dari empat
bersaudara, semuanya sudah berkeluarga.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
20/41
19
Gambar 2.1
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
2.
Pengkajian pola kesehatan fungsional
Pada pola managemen kesehatan dan persepsi kesehatan. pasien
mengatakan sebelum melahirkan pasien menjaga kesehatan baik kesehatan
diri sendiri maupun janin dalam dikandunganya.pasien berusaha untuk
menerapkan pola hidup sehat, karena pasien memiliki prinsip lebih baik
mencegah sakit daripada mengobati. Pada saat sedang sakit baik itu batuk
atau panas hanya minum obat yang dibeli dari apotek.
Pada Pola nutrisi metabolic, sebelum melahirkan pasien
mengatakan makan 3 x sehari habis 5 8 sendok tiap makan, makanan
Ny. S umur 28 tahun
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
21/41
20
meliputi nasi, sayur sayuran dan buah buahan. Minum 8 10 gelas
dalam sehari, air putih dan teh manis. Setelah melahirkan pasien
mengatakan makan 3x sehari habis 5 6 sendok tiap makan, menu
makanan dari rumah sakit, minum habis 4 5 gelas tiap hari.
Pola Eliminasi, sebelum melahirkan pasien mengatakan buang
air besar 1 x sehari dan buang air kecil 4 x sehari. Setelah melahirkan
pasien mengatakan belum pernah buang air besar, terpasang selang
kateter sejak satu hari yang lalu,
Pola aktivitas dan latihan, sebelum melahirkan pasien
mengatakan aktivitas pasien sehari hari adalah sebagai ibu rumah tangga,
sehari hari pasien merawat suami dan satu putra saja. Setelah melahirkan
pasien mengatakan aktivitas pasien di bantu keluarga dan alat, seperti
berpindah tempat tidur, toileting dan berpakaian dilakukan dengan dibantu
oleh keluarga.
Pola istirahat tidur, sebelum melahirkan pasien mengatakan
dapat tidur nyenyak, frekuensi tidur pasien 8 jam sehari, dapat tidur
malam hari dari jam 20.00 - 04.00 WIB. Setelah melahirkan pasien
mengatakan tidur tidak nyenyak karena nyeri pada luka post sectio
caesarea, frekuensi tidur 4 jam, tidur dari jam 20.00 sampai jam 24.00
WIB. Sering terbangun karena merasakan nyeri pada perutnya dan tidak
dapat tidur siang.
Pola kognitif perceptual, sebelum melahirkan pasien
mengatakan tidak merasakan nyeri pada bagian perut. Setelah melahirkan
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
22/41
21
pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi terasa seperti teriris-iris,
skala 7 hilang timbul, tampak jahitan pada perut sepanjang 15 cm.
Pola Peran dan Hubungan, pasien mengatakan sebelum
melahirkan memiliki hubungan baik dengan keluarga maupun orang lain.
Selama sakit pasien mengatakan masih berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
Pola seksual dan reproduksi pasien mengatakan menstruasi
pertama pada umur 15 tahun tiap bulan dengan karakteristik banyak dan
berwarna merah, haid selama 6 7 hari ganti balutan 2x sehari. Pasien
mengatakan saat haid nyeri perut. Terakhir klien haid pada bulan Juli 2011.
Riwayat anak pasien mengatakan putra pertama berumur 5 tahun,
melahirkan di RSUD karanganyar secara normal, keadaanyanya baik.
Pasien mengatakan mengalami keguguran pada tahun 2011 dengan umur
kehamilan 8 minggu. Pasien melahirkan anak ketiga yang berumur 1 hari,
keadaan baik dengan berat badan 3100 gram dengan operasi sectio
caesarea indikasi plasenta previa. Riwayat KB pasien mengatakan
menggunakan suntik KB 3 bulan selama 4 tahun. Pada tahun 2006 sampai
tahun 2012. Setelah operasi sectio caesarea pasien berencana melakukan
KB spiral.
Pola Koping Toleransi stress, sebelum melahirkan pasien
mengatakan tidak ada masalah dengan suami atau orang lain, jika ada
sedikit masalah dengan suami pasien segera menyelesaikan dengan
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
23/41
22
suaminya. Selama sakit pasien mengatakan juga tidak memiliki masalah
dengan suami dan orang lain.
Pola Nilai dan Kepercayaan Sebelum dan setelah melahirkan
pasien mengatakan beragama islam sebelum melahirka pasien mengatakan
sholat 5 waktu, setelah melahirkan pasien mengatakan tidak menjalankan
sholat karena masih mengalami masa nifas.
3.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit ringan,
pasien baik kesadaran composmentis. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital
didapat hasil tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20
x/menit, suhu 370C. Pada pemeriksaan kepala didapat hasil bentuk kepala
mesocepal, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, hidung bentuk
simetris tidak ada polip, mulut mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Pada pemeriksaan dada (paru paru), dengan cara inspeksi
didapatkan hasil simetris kanan sama dengan kiri dan tidak menggunakan
otot bantu nafas, palpasi didapatkan hasil vokal fremitus kanan kiri depan
sama, perkusi didapatkan hasil sonor, auskultasi terdengar suara vesikuler
disemua lapang dada. Pada pemeriksaan dada (jantung), dengan cara
inspeksi didapatkan hasil ictus cordis tidak tampak, simetris kanan sama
dengan kiri, palpasi didapatkan hasil ictus cordis teraba di ICS IV, perkusi
didapatkan hasil pekak dan tidak ada pelebaran batas jantung, auskultasi
didapatkan hasil tidak ada suara tambahan BJ1 BJ 2 murni. Pada
pemeriksaan payudara didapatkan hasil bentuk simetris antara kanan dan
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
24/41
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
25/41
24
Data fokus yang ditemukan pada hari senin 2 April 2012 dibagi menjadi
data subyektif dan data obyektif. Data subyektif (P,Q,R,S,T) pasien
mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, terasa seperti teriris-iris, terasa
dibagian perut panjang 15 cm, S = Skala 7, hilang timbul sering. Data
obyektif pasien tampak merintih kesakitan, terlihat jahitan di bagian perut
sepanjang 15 cm horizontal tertutup kassa, terlihat lemas, pasien bedrest
total di atas tempat tidur.
Dari Analisa data di atas penulis memprioritaskan diagnosa
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka bekas
operasi ), sebagai diagnosa utama.
D.
Intervensi Keperawatan
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria
hasil skala nyeri berkurang skala 2, tanda tanda vital normal 120/80 mmHg
dan pasien tampak rileks. Intervensi yang dibuat oleh penulis adalah pantau
keadaan pasien, kaji karakteristik nyeri pasien, ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, posisikan pasien agar nyaman di tempat tidur, kolaborasi dengan
dokter, pemberian obat analgesik.
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dibuat oleh penulis pada hari senin 2 April 2012
jam 09.00 WIB. Memantau keadaan umum pasien, pasien mengatakan badan
masih terasa lemas, pasien tampak lemah dan masih terbaring di tempat tidur.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
26/41
25
Jam 09.20 wib, mengkaji tanda tanda vital pasien didapatkan hasil tekanan
darah 120 / 70 mmHg, suhu 360C, nafas 24 x / menit, nadi 80 x /menit jam
10.00 wib, Jam 10.30 WIB, mengkaji skala nyeri, pasien mengatakan masih
terasa nyeri, skala nyeri 7 di bagian luka bekas operasi pasien, nampak
meringis kesakitan. Jam 11.00 WIB, mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, pasien mengatakan mau di ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,
pasien tampak senang. Posisikan pasien yang nyaman, jam 11.30 WIB
kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgesik, pasien mengatakan mau
di suntik. injeksi Ketorolac masuk melalui intra vena 2 ml / 12 jam untuk
mengatasi nyeri.
Implementasi yang dibuat oleh penulis pada hari selasa 3 April 2012
jam 09.00 WIB. Jam 09.30 WIB memantau keadaan umum pasien, pasien
mengatakan badan masih terasa lemas, pasien tampak lemah dan masih
terbaring di tempat tidur. Jam 10.00 WIB, mengkaji tanda tanda vital pasien
didapatkan hasil tekanan darah 120 / 80 mmHg, suhu 370 C, nafas 20 x /
menit, nadi 84 x /menit. Jam 10.30 WIB, mengkaji skala nyeri, pasien
mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 5 di bagian luka bekas operasi
pasien, nampak meringis kesakitan. Jam 11.00 WIB menganjurkan teknik
relaksasi nafas dalam, pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
secara mandiri, pasien tampak senang. Jam 11.15 WIB posisikan pasien yang
nyaman dengan posisi supinasi, Jam 11.30 WIB kolaborasi dengan dokter
pemberian obat analgesik, pasien mengatakan mau di suntik, Injeksi
Ketorolac masuk melalui intra vena 2 ml / 12 jam untuk mengatasi nyeri.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
27/41
26
Implementasi yang dibuat oleh penulis pada hari Rabu 4 April 2012
jam 09.00 WIB. Jam 10.00 wib memantau keadaan umum pasien, pasien
mengatakan badan masih terasa lemas, pasien tampak lemah dan masih
terbaring di tempat tidur. Jam 11.00 WIB mengkaji tanda tanda vital pasien
didapatkan hasil tekanan darah 120 / 70 mmHg, suhu 360 C, nafas 24 x /
menit, nadi 80 x /menit. Jam 12.00 WIB mengkaji skala nyeri, pasien
mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 3 di bagian luka bekas operasi
pasien nampak meringis kesakitan. Jam 12.20 WIB menganjurkan teknik
relaksasi nafas dalam, pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
secara mandiri, pasien tampak senang. Jam 12.40 posisikan pasien yang
nyaman dengan posisi setengah duduk, jam 13.00 WIB kolaborasi dengan
dokter pemberian obat analgesik, pasien mengatakan mau di suntik. Injeksi
Ketorolac masuk melalui intra vena 2 ml / 12 jam untuk mengatasi nyeri.
F.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada hari Senin 2 April 2012 jam
14.00 WIB, pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi berkurang
skala nyeri 7, pasien tampak rileks, saat diajarkan teknik relaksasi nafas
dalam pasien mau dan mengatakan nyeri berkurang dan mampu melakukan
diajarkan. Tanda-tanda vital Tekanan darah 120 / 70 mmHg, Suhu 360 C,
Nadi 80 x / menit, nafas 24 x/ menit. Masalah nyeri akut belum teratasi,
lanjutkan intervensi mengkaji karakteristik nyeri, monitoring tanda-tanda
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
28/41
27
berikan posisi yang nyaman tidur terlentang dan berikan terapi injeksi
analgesik.
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada hari selasa 3 April 2012 jam
14.00 WIB : pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi berkurang
skala nyeri 5 dan masih terasa saat bergerak, pasien tampak rileks, pasien
sudah dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam, pasien mau dan
mengatakan nyeri berkurang dan mampu melakukan teknik relaksasi seperti
yang diajarkan. Tanda tanda vital Tekanan darah 120 / 80 mmHg, Nafas 20 x/
menit, Nadi 84 X /menit, Suhu 370 C. Masalah nyeri akut belum teratasi,
intervensi dilakukan kaji karakteristik nyeri, anjurkan teknik relaksasi nafas
dalam, monitoring tanda-tanda vital, berikan posisi yang nyaman setengah
duduk dan berikan terapi injeksi analgesik.
Evaluasi pada hari Rabu 4 April 2012 jam 14.00 WIB pasien
mengatakan nyeri pada luka bekas operasi berkurang skala 3 dan pasien
nampak rileks sudah dapat melakukan teknik relaksasi sesuai yang di ajarkan.
Tanda-tanda vital Tekanan darah 120 / 80 mmHg, Suhu 360 C, Nadi 80 x/
menit, Nafas 24 x / menit. Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi,
maka intervensi harus dilanjutkan dengan cara, kaji karakteristik nyeri,
anjurkan teknik relaksasi nafas dalam berikan posisi nyaman setengah duduk
dan berikan terapi injeksi analgesik.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
29/41
17
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A.
Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 2-4 April
2012 di ruang Kenanga RSUD Karanganyar, yang meliputi : pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan
untuk itu diperlukan kecermatan dan keefektifan dalam menangani
masalah masalah pasien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan
yang tepat (Arif Muttaqin, 2008 : 156).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan melahirkan bayi lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxon, 2008 : 634). Sectio
caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta janin di atas 500 gram (Frazer, 2009 :
267).
Sectio caesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.
Teknik ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distress pada janin
atau jika telah terjadi distress janin. Sebagian kelainan yang sering memicu
tindakan ini adalah malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan
disproposi sefalopelvis janin dan ibu.Sectio caesarea merupakan prosedur
elektif atau darurat (Handarsen, 2005 : 234).
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
30/41
18
Adapun indikasi yang dilakukan sectio caesarea pada ibu adalah
presentasi bokong, kehamilan gamely, mal presentasi, letak lintang,
disproporsi cepalo pelvic, tumor jalan lahir, hidrocepalus, plasenta previa.
(Oxorn, 2010 : 195). Placenta previa juga merupakan indikasi dilakukan
sectio caesaria karena apabila dipaksakan pervagina dapat beresiko,
sehingga dapat menyebabkan kematian ibu bahkan janin yang
dikandungnya. Namun demikian operasi section caesaria bukan tanpa
adanya resiko, komplikasinya pun juga ada antara lain : perdarahan, luka
kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi, infeksi puerperal (Nifas) dan kemungkinan
rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya (Oxorn, 2010 : 195).
Plasenta previa adalah lokasi abnormal plasenta di segmen bawah uterus,
yang sebagian atau keselurunhannya menutupi os serviks. Ketika
kehamilan maju, ibu rentan terhadap perdarahan, terutama saat servik
dilatasi, perdarahan bisa sangat hebat (Chapman, 2006 : 256 ).
Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter dan Perry, 2006 : 1503).
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan
(Nanda, 2009-2011 : 410).
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara,
pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan catatan tertulis. Selama
pengkajian, penulis mendapatkan data subyektif dan obyektif. Data
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
31/41
19
subyektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan yang
dialaminya. Data obyektif adalah pengamatan atau pengukuran yang
dibuat oleh penulis (Potter dan Perry, 2005 : 147).
(NIC NOC, 2008 : 338) melaporkan nyeri secara verbal atau non
verbal, posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk melindungi, tingkah
laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai), fokus menyempit (penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang lain
dan lingkungan), tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain,
aktivititas ulang), respon otonom (diaporesis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi, dilatasi pupil), perubahan tonus otot (dalam rentang
lemah ke kaku), tingkah laku ekspreksif (gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh), perubahan dalam nafsu
makan. Dalam mendokumentasikan analisa data, pada diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik :
pembedahan yaitu yang menyatakan bahwa ada luka post operasi sectio
caesarea hari pertama. Data yang menurut teori ada dalam kasus nyata
adalah pasien meringis kesakitan (Potter dan Perry, 2006 : 1509).
Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik (pembedahan), karena saat dilakukan pengkajian didapatkan
data subyektif: klien mengatakan nyeri pada abdomen, nyeri karena
pembedahan, nyeri dirasakan seperti di iris-iris, skala nyeri 7, nyeri timbul
saat bergerak, data obyektif : ekspresi wajah meringis, gelisah, dan harus
segera ditangani untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan klien yang
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia Menurut penulis data
diatas mengacu pada teori menurut (NANDA, 2011 : 410), melaporkan :
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
32/41
20
nyeri secara verbal atau non verbal, indikasi nyeri yang di dapat diamati,
posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk melindungi, tingkah laku
berhati hati. Dalam mendokumentasikan analisa data, pada diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik; pembedahan yaitu yang
menyatakan bahwa ada luka ppst sectio caesarea hari pertama. Data yang
menurut teori ada dalam kasus nyata adalah pasien tampak meringis
kesakitan. Menurut Potter dan Perry (2006 : 1509), ekspresi wajah adalh
mengindikasikan nyeri meliputi menggeretakan gigi, memegang bagian
tubuh yang sakit, ekspresi wajah menyeringai. Menurut penulis antara
pasien satu dengan pasen yang lain bebeda dalam mempersepsikn nyeri
dan dapat dibuktikan dalam teori Potter dan Perry (2006 : 1508).
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon
aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan
catatan medis klien masa lalu, yang semuanya dikumpulkan selama
pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
berintervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan (Potter dan Perry,
2005 : 165-166)
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis
rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006 : 342 ). Dalam
teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil
berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing
Outcome Clasification)
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
33/41
21
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang
dengan kriteria hasil: ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 0-2, Tanda
vital dalam batas normal (tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 60-100 x /
menit, pernafasan : 16-24 x / menit, suhu : 36-370C).
Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik (pembedahan), penulis merencanakan tindakan
untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien yaitu : kaji skala nyeri
PQRST, monitor tanda vital, beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi
atau distraksi, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Intervensi kaji skala nyeri PQRST. P (Provoking incident) yaitu
apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri. Q (Quality of
Pain) yaitu seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien,
misal: berdenyut, seperti tertusuk-tusuk. R (Region) yaitu dimana lokasi
nyeri yang harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien. S (Severity of
Pain) yaitu seberapa jauh nyeri yang dirasakan pasien, pengkajian nyeri
dengan menggunakan skala nyeri deskriptif. Misalnya : tidak nyeri= 0,
nyeri ringan= 1-3, nyeri sedang= 4-6, nyeri berat= 7-9, nyeri tak
tertahankan= 10. Kemudian perawat membantu pasien untuk memilih
secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien. T (Time) yaitu
berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada waktu-waktu tertentu
yang menambah rasa nyeri (Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2009 : 73).
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
34/41
22
Teknik relaksasi sangat efektif dalam menurunkan nyeri. Ada
beberapa penelitian, bagaimanapun telah menunjukkan bahwa relaksasi
efektif dalam menurunkan nyeripascaoperasi. Teknik relaksasi sederhana
terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien
dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman.
Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati dan
lambat bersama setiap inhalasi hirup, dua, tiga dan ekshalasi
hembuskan, dua, tiga Teknik nafas dalam menganjurkan klien menarik
nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara dengan menghembuskan
perlahan .saat pasien mencapai relaksasi penuh, maka persepsi sensori
nyeri pasien berkurang dan rasa cemas yang menyebabkan tekanan darah
meningkat akan menjadi menurun. Sehingga pada intervensi penulis
mencantumkan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien (Brunner &
Suddarth, 2002 : 233-234).
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik. Menangani
nyeri yang dialami pasien melalui intervensi farmakologis dilakukan
kolaborasi dengan dokter yaitu dengan pemberian analgetik. Fungsi dari
analgetik untuk menguragi nyeri. Pemberian obat diberikan secara
parenteral yaitu dengan rute intravena karena pemberian pada rute ini lebih
nyaman diberikan pada pasien, hilangnya nyeri terjadi lebih cepat,
biasanya dalam beberapa menit .Nyeri yang berhubungan dengan insisi
akut akan berespon dengan analgesik karena analgesik dapat
menghilangkan nyeri secara cepat serta menurunkan kesempatan nyeri
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
35/41
23
mengalami perburukan. Sehingga pada intervensi penulis mencantumkan
tindakan laksana advice dalam pemberian analgesic (Brunner & Suddart,
2002 : 224-226).
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana
asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses
keperawatan (Potter dan Perry, 2005 : 203).
Dalam melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari penulis
tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan. Pada tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut, tindakan
yang direncanakan sudah dilakukan pada tanggal 2 April 2012
memberikan terapi injeksi analgetikketorolac 30 mg, mengkaji skala nyeri
PQRST, memonitor tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
Pada tanggal 3 April 2012 mengkaji skala nyeri PQRST, memonitor tanda
vital, memberikan posisi nyaman, mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam, injeksi ketorolac 1 ampul pada tanggal 4 April 2012 mengkaji skala
nyeri PQRST, memonitori tanda vital, memberikan posisi yang nyaman,
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, injeksi ketorolac 2 ml/ 12 jam.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
36/41
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
37/41
25
tersebut, telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu kaji
skala nyeri, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul,
lanjutkan terapi dokter (ketorolac 2ml /12jam).
Hasil evaluasi dilakukan pada hari Rabu, 4 April 2012 masalah
keperawatan teratasi sebagian, didukung dengan data klien mengatakan
nyeri berkurang, nyeri dirasakan karena pembedahan, nyeriterasa di iris
iris , nyeri pada abdomen, skala nyeri 2, timbul saat digerakkan, tenang,
ekspresi wajah rileks, tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 80 x / menit,
pernafasan: 20 x / menit, suhu: 36,50C, untuk menindaklanjuti hal tersebut,
telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu kaji skala
nyeri, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul,
memposisikan klien yang nyaman lanjutkan terapi dokter (ketorolac2ml/12
jam. Dilahan salah satu penatalaksanaan nyeri adalah pemberian analgesik,
sedangkan analgesik bereaksi beberapa jam, jadi setelah analgesik sudah
tidak bereaksi lagi maka nyeri akan terasa lagi.
B.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Simpulan
Setelah penulis melaksanakan Asuhan keperawatan pada Ny. S,
maka penulis menyimpulkan berdasarkan studi kasus sebagai berikut :
a.
Pengkajian pada klien nyeri dengan post section caesarea adalah
nyeri karena luka post section caesarea, nyeri seperti teriris iris,
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
38/41
26
nyeri terasa pada perut bagian bawah (bawah umbilicus), dengan
skala nyeri 7, dan terasa saat bergerak.
b. Perumusan masalah diagnose keperawatan pada klien section
caesarea adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik:
pembedahan.
c. Perencanaan asuhan keperawatan nyeri pada klien dengan section
caesarea indikasi plasenta previa: kaji karakteristik nyeri, ajarkan
tehnik relaksasi nafas dalam, memberikan posisi yang nyaman,
kolaborasi pemberian terapy obat analgesik.
d. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien nyerisesuai
dengan perencanaan tindakan Asuhan Keperawatan yang bertujuan
sesuai dengan kriteria hasil.
e.
Evaluasi keperawatan menunjukkan penurunan skala nyeri sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan tetapi waktunya tidak
sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
f. Analisa keperawatan menurut teori pasien menyatakan bahwa ada
luka post sectio caesarea, pasien tampak meringis kesakitan dan
memegang bagian tubuh yang sakit. Pada kondisi pasien saat ini
pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah (bawah
umbilicus), nyeri karena luka post operasi sectio caesarea, pasien
tampak meringis kesakitan, dengan skala nyeri 3.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
39/41
27
2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang
diharapkan bermanfaat antara lain :
a.
Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien
seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian
sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui
praktek klinik dan pembuatan laporan.
c.
Bagi Profesi
Perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dengan cara
mengadakan diskusi ilmiah, khususnya membahas tentang asuhan
keperawatan nyeri dengan post section caesarea atas indikasi plasenta
previa.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
40/41
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Loudermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas), Edisi 4,
EGC, Jakarta
Boyle, Mayren. 2008. Kedaruratan Dalam Persalinan. Edisi 1 Jakarta : EGC
Carpenito, L.J., 2001, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik
(terjemahan), EGC, Jakarta
Depkes, RI., 2004,Asuhan Keperawatan Post Partum Mata Ajaran Keperawatan
Maternitas, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Semarang.
Dini, Kasdu. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta.
Dongoes, M.E., 2001, Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien(terjemahan), Edisi 2,
EGC, Jakarta.
Frazer, Daine.M. 2009.Buku Ajar Bidan. Edisi 1. Jakarta : EGC.
ISO informasi spesialite obat indonesia,penerbitikatan apoteker indonesia 2011-
2012
Jurnalkeperawatan | Artikel - Jurnal Keperawatan. Copyright mufnaiti
http://mufnaiti.student.umm.ac.id/2011/09/21/jurnal-keperawatan/
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutih Obstetri,
Ginekologi dan KB.Jakarta : EGC.
Nanda. 2010-2011. Panduan Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Budi Santoso.
Bandung : Prima Medika.
Potter and Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,dan Praktek,Edisi 4, EGC, Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rahmawati, Anita, SSiT. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta : EGC.
-
8/12/2019 Lp Sectio Saesar Indikasi Placenta Previa
41/41
Saifudin Abdul Bari. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Edisi 1.
Jakarta : EGC.
Verney, Helen, 2002.Buku Saku Bidan.Edisi 1. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa Widyawati. Jakarta : EGC.