LP Diare
-
Upload
ayu-rahmatullah -
Category
Documents
-
view
18 -
download
1
Transcript of LP Diare
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep keluarga
1. Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1998) keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan yang salingketergantungan.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) yang dimaksud keluarga adalah dua
atau lebihdari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan danmereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing- masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Menurut Wall ( 1986 ) yang disebut keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasika diri
dengan anggotanya yang terdiri dari 2 individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah
khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian
macam sehingga mereka menjadi sebagai suatukeluarga.
Dari pengertian diatas dapaty disimpulkan bahwa keluarga merupak 1) unit terkecil dari
masyarakat yangterdiri dari dua orang ataulebih; 2) adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah; 3)
hidup dalam suatu rumah tagga; 4) dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga; 5) berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga; 6) setiap anggota rumag tangga mempunyai peran masing-
masing. ( Effendi, Nasrul.1998 )
2. Ciri- Ciri Keluarga
Adapun ciri- ciri keluarga adalah sebagai berikut :
a. Diikat dalam suatu ikata perkawinan
b. Ada hubungan darah dan ikatan batin
c. Ada tangung jawab masing- masing anggotanya
d. Ada pengambilan keputusan
e. Ada kerjasama daintara anggota keluarga
1
f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
g. Tinggal dalam satu rumah
3. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga, daintaranya:
a. Fungsi Biologis
Fungsi ini meliputi :
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memenuhi kebutuhan gizi kweluarga
3) Memelihara dan merawat anggota keluarga
4) Memelihara dan membesarkan anak
b. Fungsi psikologis
Fungsi ini meliputi :
1) Memberikan rasa aman dan kasih sayang
2) memeberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
Meliputi :
1) membina sosialisasi pada anak
2) Mmbentuk norma- norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai- nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekomoni
2
Pada fungsi ini meliputi :
1) Mencari sumber- sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan kaluarga dimasa yang akan datang, misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi ini meliputi :
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan.
4. Peran Keluarga
Peran kel;uargas menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan yang terdapat dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak- anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidikan,
pelindung dan pemberi rasa aman; sebagai kepala keluarga; sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak- anak, berperanan sebagai pengasuh dan pendidik
anak- anaknya, mengurus rumah tangga, pelindung, sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya mdan sebagai anggota masyarakat dilingkungannya. Disamping itu juga dapat sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3
c. Peranan anak
Anak- anak melaksanakan peranan psiko- sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
mental, sosial dan spiritual. ( Effendi, Nasrul.1998)
5. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Nuclear Family : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b. Ekstended Family : keluarga yang terdiri dari dua keluarga atau lebih yang tinggal dala satu rumah.
c. Blanded family : keluarga yang terdiri dari anak tiri dengan orang tua.
d. Single Family : keluarga yang terdiri dari 1 orang tua, dalam hal ini ayah atau ibu ) yang tinggal
dengan anaknya dalam satu rumah.
e. Three generation family : keluarga tang terdiri dari 3 generasi ( nenek- kakek, ayah- ibu dan
anaknya yang telah menikah ) yang tinggal dalam satu rumah.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duvall (1985) perkembangan keluarga terdiri dari 8 tahap perkembangan
keluarga, yaitu:
1) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak (atau KB)
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memahami Pre Natal Care.
2) Keluarga dengan Anak Pertama <30 bulan (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang kemungkinan akan menimbulkan
krisis keluarga.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
4
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran, interaksi, seksual dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab.
4. Memberikan bimbingan sebagai orang tua terkait pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5. Konseling KB Post partum
6. Menata ruang untuk anak
7. Menata ulang biaya/dana Child Bearing
8. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3) Keluarga dengan anak Pra Sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah.
d. Merencanakan kelahiran/kehamilan berikutnya
e. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
f. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
g. Pembagian tanggung jawab
h. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak.
4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, maupun
lingkungan yang lebih luas.
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektualnya.
c. Menyediakan aktivitas untuk anak.
d. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
5
a. Pengembangan terhadap remaja dengan memberikan kebebesan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai
memiliki otonomi.
b. Memelihara komunikasi terbuka.
c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
e. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan merelakan kepergiannya.
b. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
c. Mempertahankan keintiman
d. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber daya yang ada pada keluarga.
f. Berperan sebagai suami-istri, kakek ataupun nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
7) Keluarga Usia pertengahan (Middle Age Family)
Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah:
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua.
c. Keakraban dengan pasangan.
d. Memelihara hubungan/ komunikasi/kontak dengan anak dan keluarga.
e. Persiapan menghadapi masa tua/pension.
8) Keluarga lanjut Usia
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah
a. penyesuain tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
6
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapakan kematian.
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d. Melakukan life review masa lalu.
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS (DIARE)
1.1 Definisi
Gastroenteritis (diare) adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare,
dengan atau tanpa disertai muntah , serta ketidaknyamanan abdomen.
Diare merupakan suatu keadaan dengan peningkatan frekuensi , konsistensi feses yang
lebih cair, feses dengan kandungan air yang banyak, dan feses bisa disertai darah atau lendir.
7
Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa
jam atau beberapa hari.
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3
kali pada anak. Konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir
dan darah atau lendir saja. Dapat bersifat akut atau kronis. Diare kronik didefinisikan jika
lamanya lebih dari 2 minggu.
1.2 Etiologi1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas dan sebagainya.
Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia Trichomonas hominis). Jamur (Candida
albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media
akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringilis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Toksisitas makanan
Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respons peradangan dengan manifestasi
diare. Agen toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S. aureus, B. cereus) dan poskolonisasi
kuman (V. cholera, C.perfringens, Entercigenic, E. coli, Aeromonas). Contohnya adalah
keracunan kerang dan binatang laut yang memberikan manifestasi gangguan
gastrointestinal seperti diare.
3. Obat-obatan
8
Berbagai agen obat dapat memberikan respons peradangan pada mukosa saluran
gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkatan diare. Agen obat yang
berhubungan dengan peradangan gastrointestinal, meliputi hal-hal berikut:
Antibiotik, berhubungan dengan perubahan flora normal
Laksatif :Termasuk magnesium yang ada di dalam antasida.
4. Status Gizi (Makanan dan minuman)
Pada kondisi kekurangan zat gizi: kelaparan (perut kosong) apalagi perut kosong
dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam
jumlah banyak dalam waktu bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis,
banyak serat, atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur akan meningkatkan
respons saluran gastrointestinal dan terjadi peradangan.
5. Faktor Lingkungan
Sebagian besar penularan penyakit diare adalah melalui dubur, kotoran dan mulut.
Dalam hal mengukur kemampuan penularan penyakit di samping tergantung jumlah dan
kekuatan penyebab penyakit, juga tergantung dari kemampuan lingkungan untuk
menghidupinya, serta mengembangkan kuman penyebab penyakit diare.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penularan penyakit diare merupakan hasil dari
factor jumlah kuman yang disekresi , kemampuan kuman untuk hidup di lingkungan,
dosis kuman untuk menimbulkan infeksi, di samping ketahanan pejamu untuk
menghadapi mikroba tadi.
Perubahan atau perbaikan air minum dan jamban secara fisik tidak menjamin
hilangnya penyakit diare, tetapi perubahan sikap dan tingkah laku manusia yang dapat
memanfaatkan sarana tersebut di atas sangat menentukan keberhasilan perbaikan sanitasi
dalam mengurangi masalah diare.
6. Faktor Umur
Pengaruh usia tampak jelas manifestasi diare. Komplikasi lebih banyak terjadi
pada umur 2 bulan secara bermakna, dan makin muda usia bayi makin lama kesembuhan
klinik diarenya. Kerusakan mukosa usus menimbulkan diare dapa tterjadi karena
gangguan integritas mukosa usus yang banyak dipengaruhi dan dipertahankan oleh sistem
imunologik intestinal erta regenerasi epitel usus yang pada masa bayi muda masih
terbatas kemampuannya.
9
1.3 Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, nyeri perut dan
atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik
atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering,
tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh depresi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan
Kussmaul) , tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai
tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang
sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis
tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
Sebagai akibat diare, baik yang akut maupun kronis akan terjadi:
1. Kehilangan Air dan Elektrolit
Kehilangan air dan elektrolit (dehidrrasi), serta gangguan asam basa
disebabkan oleh: Previous water losses (kehilangan cairan sebelum pengelolaan,
defisiensi cairan), normal water losses (Kehilangan cairan karena fungsi fisiologis),
Concomittant water losses (Kehilangan cairan waktu pengelolaan), masukan
makanan yang kurang selama sakit, berupa kekurangan masukan cairan karena
anoreksia atau muntah.
Mekanisme kekurangan cairan pada diare dapat terjadi karena: 1) pengeluaran
usus yang berlebihan, karena sekresi mukosa usus yang berlebihan atau difusi cairan
tubuh akibat tekanan osmotic intra lumen yang tinggi.2) Masukan cairan yang
kurang, karena muntah, anoreksia, pembatasan makan dan minum, keluaran cairan
tubuh yang berlebihan (demam atau sesak napas).
10
2. Gangguan Gizi
Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena ; masukan makanan
berkurang, gangguang penyerapan makanan, katabolisme, dan kehilangan langsung.
3. Perubahan Ekologi dan Ketahanan Usus
Kejadian diare pada umumnya diserta dengan kerusakan mukosa usus,
keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena depresi enzim. Akibat
lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrient yang kurang tercerna sehingga dapat
menimbulkan peningktan hasil metabolit yang berupa subtansi karbohidrat dan asam
hidrolisatnya. Keadaan ini akan merubak ekologi kimiawi isi lumen usus, yang dapat
menimbulkan keadaan bakteri tumbuh lampau, yang berarti merubah ekologi mikroba
isi usus. Bakteri tumbuh lampau akan memberikan kemungkinan terjadi dekonjugasi
garam empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah asam empedu yang dapat
memberikan timbulnya kerusakan mukosa usus lebih lanjut. Keadaan ini dapat pula
disertai dengan gangguan mekanisme ketahanan local pada usus, baik yang
disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologis isi usus.
1.4 Patofisiologi
11
Infektan
enteral Parenteral
-Parasit -bakteri -virus
Otitis media, tonsillitis, dll
Invasi/ menginfeksi GIT
Menyebar ke GIT
Toksisitas makanan
Obat- obatan
Status gizi
Factor umur
Factor lingkungan
Enterotoksin zat makanan
Peradang-an GIT
Antib-iotik
Laks-atif
Perubaha-n flora normal
Peradangan mukosa GIT
Gizi/ malnutrisi
Peningkatan respon GIT
Mukosa mudah meradang
Kondi-si kotor
Kuma-n penyakit
Kurang motivasi dlm mnjga kebersihan
MK: kerusaka-n penatalak-sanaan rumah (kebersih-an)
umu-r
MK keluarga :Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan).
12
GIT blm sempurna
GIT blm sempur-na
Terbatas & mudah terganggu
Gangguan pada saluran pencernaan (gastroenteritis)/ diare
Nutrisi tidak dapat diabsorbsi
Peningktan as. organik
Peningkatan tekanan osmotik
Sekresi air ke lumen intestinal
Feses mnjdi encer
Peningkatan motilitas usus
Gangg . absorbs nutrisi &cairan oleh mukosa intestinal
Feses encer & sering
Respon injuri/iritasi pd anus
Mk: kerusakan integritas kulit
Adanya infeksi :Peningkatan aktivasi sekresi air dan elektrolit
Akumulasi air di lumen intestinal
Mual dan muntah, kembung, anoreksia
Asupan nutrisi tdk adekuat
MK: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
Peningkatan sekresi cairan & lektrolit
MK: -kekurangan volume cairan -resiko ketidakseimbangan volume cairan & elektrolit
Resiko syok hipovolemik
Perfusi ginjal menurun
Ketidakseimbangan asam basa
Resiko asidosis metabolik
Penurunan perfusi ke otak
MK keluarga:Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga
Krg informasi yg did-apt keluarga dlm merawat klien
MK keluarga: Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan
Reaksi konpensasi: hiperventilasi
MK keluarga: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada anggota keluarga b.d kurang pengetahuan keluarga tentang merawat anggota keluarga
Iritasi saluran cerna
Mk keluarga: Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal
Nyeri
1.5 Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotnik, isotonic atau hipertonik)
Adapun metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King (1974):
Skor 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah,cengeng, mengantuk, apatis
Delirium, koma, gejala syok
Elastisitas kulit Normal Sedikit kering Sangat keringMata Normal Sedikit cekung Sangat cekungUbun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekungMulut Normal Kering Kering dan
sianosisDenyut Nadi Normal Sedang (120-140) Lemah (>140)
Skor:
0-2: dehidrasi ringan, 3-6: dehidrasi sedang, 7-12: dehidrasi berat
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala mateorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase
6. kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah diare, jika lama atau kronik)
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin untuk mendeteksi BJ plasma dan mendeteksi kelainan pada
peningkatan kadar leukosit.
13
Olighuria/ anuria
Resiko gagal ginjal
MK: Penurunan perfusi serebral
2. Pemeriksaan analisis gas darah, untuk mengidentifikasi gangguan keseimbangan
asam dalam darah.
3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalsium, kalium dan fosfat.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
5. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi agen penyebab.
6. Pemeriksaan enzim, untuk menilai keterlibatan rotavirus dengan ELISA (Enzyme
linked Immunosorbent Assay)
1.7 Penatalaksanaan Umum
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu:
a. Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila
dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn
NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5%
50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang
ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.
b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus
sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan
dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:
- Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma – 1,025
---------------------- x BB x 4 ml
0,001
- Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
14
diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB
c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena.
Larutan orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik
dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya
pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.
d. Jadwal pemberian cairan
Jadwal rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem
skor diberikan dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi
optimal secepat mungkin. Jadual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam
ke-3 didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya.
Dengan demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.
2.Memberikan terapi simatiktom
Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan
keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang
diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri
dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.
3.Memberikan terapi definitif.
Pemberian edukatif sebagailangkah pencegahan. Hiegene perseorangan, sanitasi
lingkungan, dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.
1.8 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Data Umum Keluarga
Data umum keluarga terdiri dari nama kepala keluarga, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga, genogram keluarga, tipe keluarga, latar
belakang keluarga (mengidentifikasi kebudayaan terkait kesehatan), Identitas
religious, status sosial ekonomi, dan aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga.
15
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Terdiri dari data yang meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini, riwayat
keluarga sebelumnya, riwayat keluarga inti (menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan keluarga inti, sejak lahir, adanya penyakit keturunan, perhatian terhadap
pencegahan penyakit , dan sebagainya), dan tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi.
c. Data Lingkungan
Meliputi seluruh alam kehidupan mulai dari aspek yang paling sederhana (aspek
rumah tangga), sampai komunitas yang lebih luas dan kompleks dimana keluarga
tersebut berada. Data lingkungan meliputi; karakteristik tempat tinggal (apakah tipe
dan kondisi rumah mendukung terjadinya penyakit diare), karakteristik lingkungan
dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas (bagaimana karakteristik demografis
dari lingkungan dan komunitas, Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan
yang paling dekat dan komunitas yang lebih luas, Pelayanan-pelayanan kesehatan
dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang ada dalam lingkungan dan komunitas),
mobilitas geografis keluarga, sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga, Tipe
lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antar kota, dll), struktur lingkungan.
d. Fungsi Keluarga
Meliputi pola-pola komunikasi, struktur kekuasaan (keputusan dalam keluarga),
struktur peran, dan nilai-nilai keluarga.
e. Stres dan koping keluarga
Hal yang perlu dikaji meliputi:
Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang (> 6
bulan) yg saat ini terjadi pd keluarga.
Apakah keluarga dpt mengatasi stressor dan ketegangan sehari-hari?
Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut.
16
Strategi koping apa yg digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe
masalah?
Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara koping terhadap masalah mereka
sekarang?
f. Data Tambahan
Data tambahan meliputi; Nutrisi (terpenuhi atau tidak asupan nutrisi keluarga, jenis
makanan, porsi makanan, pantangan makanan anggota keluarga dan sebagainya),
Eliminasi (adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan dalam BAK ataupun
BAB: diare), Istirahat tidur, aktivitas sehari-hari, dan merokok.
g. Pemeriksaan fisik keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan kepada seluruh anggota keluarga, anggota keluarga
yang mengalami diare akan menunjukkan:
Tanda-tanda vital:
Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan
nadi , pernapasan.
Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :
Haus, Lidah kering, Tulang pipi menonjol, Turgor kulit menurun, Suara menjadi
serak
Bila terjadi gangguan biokimia :
Asidosis metabolic, Napas cepat/dalam (kusmaul)
Bila banyak kekurangan kalium :
Aritmia jantung
Bila syok hipovolumik berat:
Nadi cepat lebih 120 x/menit, Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur,
Pasien gelisah, Muka pucat, Ujung-ujung ektremitas dingin, Sianosis
Bila perfusi ginjal menurun
Anuria, Nekrosis tubular akut.
Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga b.d kurang informasi yang didapatkan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kehilangan cairan aktif: diare.
17
2. Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan kusmaul.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada anggota keluarga b.d kurang pengetahuan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient.
4. Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal
5. Resiko kerusakan integritas kulit pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan factor resiko lembap: defekasi yang sering
6. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan) b.d kurangnya motivasi di dalam keluarga.
Intervensi
NoDiagnosa
Keperawatan Keluarga
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
1 Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga b.d kurang informasi yang didapatkan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kehilangan cairan aktif: diare
TUM: Selama 3 kali kunjungan ke rumah, kekurangan volume cairan dapat teratasi, dengan criteria hasil : klien menunjukkan:-keseimbangan elektrolit dan asam basa-keseimbangan cairan-hidrasiTUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah dan tanda-tanda kekurangan volume cairan, dan cara pencegahannya.
1. Pantau dan Jelaskan pada keluarga tentang warna, jumlah dan kehilangan cairan.
2. Ajarkan keluarga untuk memantau status hidrasi.
3. Ajarkan keluarga untuk mempertahankan keakuratan catatan dan asupan haluran
4. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan asupan oral klien.
5. Ajarkan keluarga untuk meminta pertolongan kesehatan jika terdapat bahaya/ tanda-tanda kekurangan volume cairan berlebih.
18
2 Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan kusmaul
TUM:Selama 2 kali kunjungan ke rumah resiko ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi, dengan criteria hasil: klien menunjukkan-status pernapasan yang yang tidak berbahaya.TUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal tanda-tanda ketidakefektifan pola nafas dan pencegahannya.
1. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian ketidakefektifan pola nafas.
2. Ajarkan keluarga untuk pemantauan pernapasan anggota keluarga.
3. Informasikan kepada keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan.
4. Informasikan kepada keluarga tentang bahaya rokok.
5. Intruksikan kepada keluarga untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan jika terdapat tanda-tanda bahaya pernafasan.
3 Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal
TUM:Selama 2 kali kunjungan ke rumah, nyeri akut pada anggota keluarga dapat teratasi dengan criteria hasil: klien menunjukkan:-Perilaku mengendalikan nyeri.TUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengetahui tentang nyeri dan managemen nyeri.
1. Jelaskan pada keluarga tentang nyeri.
2. Ajarakan keluarga tentang pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
3. Kaji kultur keluarga yang mempengaruhi respon nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau keluarga.
5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau.
6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
7. Intruksikan keluarga untuk mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pecahayaan dan kebisingan
8. Ajarakan tentang teknik non
19
farmakologi: teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media AescullapiusMuttaqin, Arif & Sari, Kumala.(2011). Gangguan Gastrointestinal.Jakarta: Salemba MedikaNANDA International. (2009).Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC
20
Setiawati,Santun & Dermawan, Agus citra. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Media.Wilkinson, Judith M. (2006).Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC
.
21