LP Ca Lidah

16
A. Konsep dasar penyakit 1. Definisi Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999). Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen 2. Etiologi Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah: a. Predisposisi genetic b. Efek hormonal c. Lesi prakanker d. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi e. Kegagalan fungsi sistem imun f. Terapi obat g. Faktor lingkungan

description

ca lidah

Transcript of LP Ca Lidah

A. Konsep dasar penyakit

1. Definisi

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).

Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen

2. Etiologi

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:

a. Predisposisi genetic

b. Efek hormonal

c. Lesi prakanker

d. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi

e. Kegagalan fungsi sistem imun

f. Terapi obat

g. Faktor lingkungan

1) Radiasi pengion

2) Pemajanan sinar matahari

3) Efek radon dan medan electromagnet

4) Polusi kimia

5) Polusi udara

h. Kebiasaan pola hidup

1) Rokok dan tembakau

2) Nutrisi

3) Konsumsi alcohol

4) Praktik seksual

i. Virus

j. Faktor-faktor psikososial

1) Sifat kepribadian dan sikap

2) Sistem pendukung sosial( Baradero Mary, dkk.2007)

3. Pathofisiologi

Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan menjadi beberapa faktor, yaitu Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer.Faktor luarmeliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.

Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung.

Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase ke colli/leher.Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah berdarah.Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjarlimfe submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi. (http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-karsinoma-lidah.html).

4. Manifestasi Klinis

a. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).

b. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010).

c. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000)

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Biopsi

1) Iincisional biopsy

Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus (maksudnya adalah untuk cukup bersih).Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi.Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.

2) Brush biopsy

Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.

3) Teknik cahaya khemoluminesen

Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak acetowhite pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan farmakologi

Typhonium Flagelliforme/ Keladi Tikusekstrakdan herbal lainnya menggabungkan membantu dalam detoksifikasi sistem darah.Typhonium Plus mengandung ribosom dalam bertindakprotein(RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin.Sel bersama-sama dipicu pada gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker.Sejak pertumbuhan sel kanker adalah reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu mengada-ada.Typhonium Plusmerupakan kombinasi herbal selektifekstrakyang dalam karya sinergi Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus.

b. Penatalaksanaan non farmakologi

1) Radio Therapy

Radio therapy dilakukan bila :Tumor Inoperable, T3 atau lebih, N3, M0 M1

1)

1)

2) External X ray

Dengan memasukkan jarum radium sel-sel carcinoma ikut masuk kedalam. Dapat digunakan dengan cara lain yaitu : Penderita dinarcose, kemudian memasukkan polyethtylene catherter dan melalui charteter ini dimasukkan benang yang diikat dengan radium maka radium ini akan tersebar secara merata, bila sudah selesai benang ditarik keluar cara ini disebut application.

3) Radon seeds

Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar cartinoma

4) Cytostatica theraphy

Metotrexate (Mtx) dapat Mendepresi sum-sum tulang, ini dapat diatasi denganleokoporin.Mempunyai akumulasi baik.Dapat dipakai untuk merubah T3 menjadi T2-T1.

5) Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy)

Dilakukan pengangkatan pada bagian yang diindikasi terkena carcinoma atau hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar dan sudah bermetastase ke daerah leher. Pada metastasenya dilakukan :Pada N1 dan N2, dilakukan RND (Radical Neck Disection) yang diangkat

a) Kelenjar leher

b) Kelenjar sub madibula.

c) V. Jugularis interna.

6) Bilateral neck dissection

Dilakukan kelenjar supra ciavicularis Pada N3

B. Konsep dasar asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a.Anamnesa

1) Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.

b) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri lokal, dan nyeri mandibula.

c) Riwayat penyakit dahulu

Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.

Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya sinergis dengan merokok.

Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16 dan HPV 18.

Oral hygiene yang jelek.

b. Pemeriksaan fisik

1) Sistem pernapasan :Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.

2) Sistem kardiovaskular :Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat), konjungtiva anemis

3) Sistem pencernaan : Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan, perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan bising usus

4) Sistem persyarafan :Gangguan saraf IX & X (glosofaringeus dan vagus) penurunan reflek menelan, saraf XII (hipoglosus) gerakan lidah terganggu.

5) Sistem endokrin : Pembesaran kelenjar getah bening

6) Sistem genitourinaria :perubahan eliminasi urine, distensi abdomen.

7) Sistem musculoskeletal :Kelemahan atau keletihan pada ekstremitas, tidak ada pembengkakan persendian

8) Sistem integument dan imunitas : kulit kering, turgor jelek, tidak ada tanda jejas / insisi

9) Wicara dan THT : sulit berkomunikasi verbal, lidah bengkak, kemerahan, keluar darah, terdapat nyeri daerah mulut leher sampai ke telinga, pembengkakkan daerah leher

10) Sistem penglihatan : penglihatan normal

c. Pemeriksaan diagnostic

1) CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor primer.

2) USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.

3) Biopsi

a) FNAB ( Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis ke kelenjar getah bening leher.

b) Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm).

c) Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).

1.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan orofaring akibat pembesaran tumor.

b. Nyeri (akut) berhubungan dengan ulkus pada lidah akibat kanker.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran menelan.

d. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi dan kemampuan menelan.

e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.

f. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan.

1.

2.

3. Perencanaan

DP

Tujuan

Intervensi

Rasional

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan orofaring akibat pembesaran tumor

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam terjadi perbaikan dalam pola nafas.

Kriteria Hasil :

1. RR 16- 24 x/menit,

2. Tidak menggunakan otot Bantu pernapasan

3. Tidak sesak.

1. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat

2. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir

3. Berikan O2 tambahan

Memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan

Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif

Membantu menstabilkan pola napas

Memaksimalkan sediaan oksigen

Nyeri (akut) berhubungan dengan ulkus pada lidah akibat kanker.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam rasa nyeri teratasi atau terkontrol

Kriteria hasil :

1. Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri

2. Melaporkan pengalihan nyeri maksimal/kontrol.

1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10).

2. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (teknik relaksasi, visualisasi/ bimbingan imajinasi), dan mendengarkan musik untuk pengalihan nyeri.

3. Berikan analgesik sesuai indikasi.

Data dasar evaluasi keefektifan intervensi

Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian, memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control

Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individu berbeda.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran menelan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil :

1. Berat badan meningkat.

2. Nafsu makan meningkat

3. Tidak mual / muntah

1. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi pasien.

2. Berikan oral hygiene.

3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat.

4. Kolaborasi dengan spesialis THT untuk pemasangan nasogastrik tube.

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien,

Meningkatkan nafsu makan

Jenis makanan ini akan meningkatkan pemenuhan nutrisi tanpa meningkatkan stimulus pada pencernaan,

Pada adanya malnutrisi (penurunan berat badan 25% dalam 2 bulan) / mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi dan kemampuan menelan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal.

Kriteria hasil : komunikasi lancar.

1. Kaji kemampuan komunikasi klien.

2. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku

3. Responsif terhadap bel panggilan dari klien.

Mengetahui kemampuan komunikasi klien

Jika klien tidak dapat berkomunikasi verbal

Menjaga kepercayaan dari pasien.

Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam : Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi

Kriteria hasil:

1. Tidak ada nyeri

2. Ulkus atau luka pada lidah klien menghilang

3. Kemerahan pada lidah klien sudah tidak ada.

1. Kaji pada lidah klien terhadap tanda dan gejala infeksi secara kontinu.

2. Tekankan pentingnya hygiene oral yang baik dan ajarkan cara membersihkan lidah

3. Berikan antibiotik sesuai indikasi

Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progesif pada situasi yang lebih serius

Terjadi stomatitis meningkatkan risiko terhadap infeksi supaya infeksi tidak meluas,

Mengidetifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada pasien imunosupresi.

Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit

KH :

Menyatakan pemahaman proses penyakit

1. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung.

2. Tentukan persepsi tentang proses penyakit

3. Diskusikan kembali dengan keluarga

Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit tersebut

Menyamakan pola pikir

Memberikan informasi dan mengetahui sejauhmana informasi yang dapat diterima keluarga.

Daftar Pustaka

Ackerman, Lauren Vedder (1989).Pathology Surgical,7th edition, The C.V.Mosby company.Washington DC.

Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta.

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.

Roezin Averdi. 2004. Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Roezin, Averdi. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Suyatno.2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.

http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-karsinoma-lidah.html

https://plus.google.com/103574123019564209635/posts/dmRu4m7eXTe