lkatan Kebangsaan WAGE, · 2017. 1. 20. · lkatan Kebangsaan,.KEDAULATAN FUAKYAT" RABU WAGE, aO...

1
lkatan Kebangsaan ,.KEDAULATAN FUAKYAT" RABU WAGE, aO NOVEUBER 2016 (29 SAPAR 1950) Dr PAri Subagyo 'KUAT lilit karena simpulnya'. Begitu ungkapan bahasa Melayu. Maksudnya, betapa penting peran pemimpin bagi lem- baga atau organisasi. Bersatu atau bercerainya warga diten- tukan kebajikan dan kearifan sang pemimpin. Upaya Presiden Joko Widodo sebelum dan setelah demons- trasi 4-11-2016, dengan menemui pemimpin ormas-ormas lslam, ketua parpol pendukung pemerintah, dan kesatuan di TNI/Polri memperlihatkan kehendak baik untuk mengencangkan (kembali) ikatan kita sebagai bangsa. Langkah presiden patut dipuji sebab menyentak kita tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Di tengah munculnya (kem- bali) kesadaran tentang pentingnya hasrat bersatu dan menyatu sebagai bangsa, apa yang dapat kita refleksikan dari peristiwa akhir-akhir ini? Setiap bangsa memiliki latar belakang sejarahnya masing-ma- sing. Terbentuknya bangsa lndonesia berawal dari perasaan yang sama sebagai bangsa terjajah. Pada 1930-an, Soekarno meneriakkan ajakan ini : * Bersambung hal 7 kol 1 "Kita bergerak karena keseng- saraan kita, kita bergenk karena ki- ta ingin hidup lebih layak dan sem- puma. Kta bergeraktidak karena "ideaal" saja, kta bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian. ingin cukup tanah. ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan. ingin cukup minimum seni dan cultuur. Pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib di dalam segala bagian- bagiannya dan cabang-cabangn- ja' Ajakan itu diulang pada peri- ngatan HUT XIV Kemerdekaan lndonesia, 17-8-1959, dalam ama- nat'Penemuan Kembali Revolusi Kila' (rediscovery of our rcvolution). Berkali-kali Soekarno menggu- nakan kata 'kita'yang didekatkan dengan'kesengsaraan','hidup lebih layak dan sempurna', 'cukup makanan', 'cukup pakaian', 'cukup tanah', 'cukup perumahan', 'cukup pendidikan', 'cukup seni dan cultu- ur', serta'perbaikan nasib di dalam segala bagian-bagiannya dan ca- bang-cabangnya'. Perasaan senasib-sependeri- iaan itu menjadi embrio ikatan ke- bangsaan lndonesia. Keduanya terus menguat sehingga terbentuk semangai cinta bangsa (nasional- isme) dan keberanian membela negara (patriotisme). Berkat na- sionalisme dan patriotisme itu, lahir negara-Bangsa lndonesia pada 17-8-1945. Pertanyaannya, masih adakah perasaan senasib-sependeritaan itu? Perasaan itu nyaris hilang. Maraknya korupsi dan pungli, mi- salnya, menunjukkan pihak-pihak yang justru menjajah sesama anak bangsa. lndonesia telah 71 tahun merdeka, tetapi pekerjaan uta- manya justru mengurusi aparatnya yang korup dan pemeras. Tindakan mereka telah merongrong kewiba- waan negara di mata rakyatnya. Mengelola kebangsaan di masa sekarang tidak mudah. Selain ko- rupsi dan pungli, berbagai tantang- an menghadang di depan mata. Peftama, kemiskinan. Maret 2016 Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin lndonesia 28,01 juta, atau 10,86% dari popu- lasi. Meskipun turun 0,50 juta di- banding September 201 5 (sebesar 28,51 juta, atau 11 ,13%), jumlah- nya masih tinggi. Kemiskinan melahirkan kesenjangan dan ke- cemburuan sosial yang mudah disulut menjadi pertentangan kelas. Kedua, kebodohan. Kebodohan membuat masyardkat melakukan tindakan yang bertentangan de- ngan kebutuhan bersama sebagai bangsa. Aksi demonstrasi yang anarkis, misalnya, pasti menyu- rutkan minat investor asing ke lndonesia, Padahal bangsa lndonesia sedang memerlukan sta- bilitas politik agar perekonomian dapat bertumbuh pesat. Ketiga,ta- natisme agama. Bhinneka Tunggal lka pasti sudah kita hafal, tapi eng- gan mewujudkannya. Merit system yang mengutamakan prestasi sulit diterapkan di negeri ini karena kita mementingkan kesamaan agama. Keempat, diskriminasi. Misalnya, pembangunan hanya terpusat di Jakarta dan Jawa. Akibatnya, daerah-daerah merasa menjadi sapi perah: disedot kekayaannya, tetapi tak merasakan buahnya. Syukur Presiden Jokowi telah memprioritaskan pembangunan ke lndonesia Timur, termasuk dengan kebijakan satu harga untuk berba- gai komoditas penting. Kelima, gangguan media sosial. Hadirnya media sosial dalam bentuk rnsfa- gram, line, twifter, whatsapp sung- guh mengganggu, Kebenarah menjadi liar karena setiap orang bebas menyebarkan informasi. Maka sungguh bijaksana diber- lakukannya UU ITE terbaru sejak 28-11-2016. Negara tidak se- mestinya ditaklukkan oleh infor- masi-informasi yang tak bertang- gung jawab. Dalarn lambang negara kita, semboyan Bhinneka Tunggal lka dicengkeram kuat dua kaki Garuda. Artinya, semboyan itu me- mandu arah terbang Sang Garuda. Semoga kita sebagai bangsa bersedia dipandu oleh semboYan itu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (Penulis adalah Dekan FS USD Yogyakafta)4

Transcript of lkatan Kebangsaan WAGE, · 2017. 1. 20. · lkatan Kebangsaan,.KEDAULATAN FUAKYAT" RABU WAGE, aO...

  • lkatan Kebangsaan

    ,.KEDAULATAN FUAKYAT"

    RABU WAGE, aO NOVEUBER 2016(29 SAPAR 1950)

    Dr PAri Subagyo

    'KUAT lilit karena simpulnya'. Begitu ungkapan bahasaMelayu. Maksudnya, betapa penting peran pemimpin bagi lem-baga atau organisasi. Bersatu atau bercerainya warga diten-tukan kebajikan dan kearifan sang pemimpin.

    Upaya Presiden Joko Widodo sebelum dan setelah demons-trasi 4-11-2016, dengan menemui pemimpin ormas-ormaslslam, ketua parpol pendukung pemerintah, dan kesatuan diTNI/Polri memperlihatkan kehendak baik untuk mengencangkan(kembali) ikatan kita sebagai bangsa.

    Langkah presiden patut dipuji sebab menyentak kita tentangpentingnya persatuan dan kesatuan. Di tengah munculnya (kem-bali) kesadaran tentang pentingnya hasrat bersatu dan menyatusebagai bangsa, apa yang dapat kita refleksikan dari peristiwaakhir-akhir ini?

    Setiap bangsa memiliki latar belakang sejarahnya masing-ma-sing. Terbentuknya bangsa lndonesia berawal dari perasaanyang sama sebagai bangsa terjajah. Pada 1930-an, Soekarnomeneriakkan ajakan ini :

    * Bersambung hal 7 kol 1

    "Kita bergerak karena keseng-saraan kita, kita bergenk karena ki-ta ingin hidup lebih layak dan sem-puma. Kta bergeraktidak karena"ideaal" saja, kta bergerak karenaingin cukup makanan, ingin cukuppakaian. ingin cukup tanah. ingincukup perumahan, ingin cukuppendidikan. ingin cukup minimumseni dan cultuur. Pendek kata kitabergerak karena ingin perbaikannasib di dalam segala bagian-bagiannya dan cabang-cabangn-ja'

    Ajakan itu diulang pada peri-ngatan HUT XIV Kemerdekaanlndonesia, 17-8-1959, dalam ama-nat'Penemuan Kembali RevolusiKila' (rediscovery of our rcvolution).Berkali-kali Soekarno menggu-nakan kata 'kita'yang didekatkandengan'kesengsaraan','hiduplebih layak dan sempurna', 'cukup

    makanan', 'cukup pakaian', 'cukup

    tanah', 'cukup perumahan', 'cukuppendidikan', 'cukup seni dan cultu-ur', serta'perbaikan nasib di dalamsegala bagian-bagiannya dan ca-bang-cabangnya'.

    Perasaan senasib-sependeri-iaan itu menjadi embrio ikatan ke-bangsaan lndonesia. Keduanyaterus menguat sehingga terbentuksemangai cinta bangsa (nasional-isme) dan keberanian membelanegara (patriotisme). Berkat na-

    sionalisme dan patriotisme itu, lahirnegara-Bangsa lndonesia pada17-8-1945.

    Pertanyaannya, masih adakahperasaan senasib-sependeritaanitu? Perasaan itu nyaris hilang.Maraknya korupsi dan pungli, mi-salnya, menunjukkan pihak-pihakyang justru menjajah sesama anakbangsa. lndonesia telah 71 tahunmerdeka, tetapi pekerjaan uta-manya justru mengurusi aparatnyayang korup dan pemeras. Tindakanmereka telah merongrong kewiba-waan negara di mata rakyatnya.

    Mengelola kebangsaan di masasekarang tidak mudah. Selain ko-rupsi dan pungli, berbagai tantang-an menghadang di depan mata.Peftama, kemiskinan. Maret 2016Badan Pusat Statistik mencatatjumlah penduduk miskin lndonesia28,01 juta, atau 10,86% dari popu-lasi. Meskipun turun 0,50 juta di-banding September 201 5 (sebesar

    28,51 juta, atau 11 ,13%), jumlah-nya masih tinggi. Kemiskinanmelahirkan kesenjangan dan ke-cemburuan sosial yang mudahdisulut menjadi pertentangan kelas.

    Kedua, kebodohan. Kebodohanmembuat masyardkat melakukantindakan yang bertentangan de-ngan kebutuhan bersama sebagaibangsa. Aksi demonstrasi yanganarkis, misalnya, pasti menyu-

    rutkan minat investor asing kelndonesia, Padahal bangsalndonesia sedang memerlukan sta-bilitas politik agar perekonomiandapat bertumbuh pesat. Ketiga,ta-natisme agama. Bhinneka Tunggallka pasti sudah kita hafal, tapi eng-gan mewujudkannya. Merit systemyang mengutamakan prestasi sulitditerapkan di negeri ini karena kitamementingkan kesamaan agama.

    Keempat, diskriminasi. Misalnya,pembangunan hanya terpusat diJakarta dan Jawa. Akibatnya,daerah-daerah merasa menjadisapi perah: disedot kekayaannya,tetapi tak merasakan buahnya.Syukur Presiden Jokowi telahmemprioritaskan pembangunan kelndonesia Timur, termasuk dengankebijakan satu harga untuk berba-gai komoditas penting. Kelima,gangguan media sosial. Hadirnyamedia sosial dalam bentuk rnsfa-gram, line, twifter, whatsapp sung-guh mengganggu, Kebenarahmenjadi liar karena setiap orangbebas menyebarkan informasi.Maka sungguh bijaksana diber-lakukannya UU ITE terbaru sejak28-11-2016. Negara tidak se-mestinya ditaklukkan oleh infor-masi-informasi yang tak bertang-gung jawab.

    Dalarn lambang negara kita,semboyan Bhinneka Tunggal lka

    dicengkeram kuat dua kakiGaruda. Artinya, semboyan itu me-mandu arah terbang Sang Garuda.

    Semoga kita sebagai bangsabersedia dipandu oleh semboYanitu. Bersatu kita teguh, bercerai kita

    runtuh. (Penulis adalah Dekan FSUSD Yogyakafta)4