Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/5820/8/LAMPIRAN.pdf ·...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/5820/8/LAMPIRAN.pdf ·...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Pewawancara : Anisa Mar
Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 7 Juli 2017
Tempat Wawancara : Kantor Humas Kompas Gramedia
Group,Palmerah, Jakarta
Nama Informan : Teguh Azmi Pamungkas
Pekerjaan Informan : Community Development Kompas
Gramedia Group
P: Pewawancara
I: Informan
P: Oke, dimulai ya pak. Bapak udah berapa lama pak kerja di Kompas?
I: Sudah sekitar lima tahun
P: Jabatan bapak saat ini?
I: CSR Officer
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
P: Apa saja kegiatan CSR Kompas yang saat ini sedang dilaksanakan?
I: CSR Kompas Gramedia ada beberapa yang saat ini sedang dilakukan. Ada yang
sifatnya lokal, lokal tuh masyarakat yang sekitar perkantoran pusat Palmerah. Ada
yang sifatnya nasional, artinya programnya luas gitu ya. Kalo yang lokal tuh kita
ada Kampung Koran, ada Bank Sampah, kemudian ada pelatihan musik untuk
anak-anak, kemudia English club juga ada untuk sekitar ya. Terus juga karitatif
untuk sekitar tuh kayak sembako murah, ada program ramadhan, program berbagi
kayak gitu tuh, terus ada juga perpustakaan. Nah kalo yang luas, yang skala
nasional itu kita ada gerakan Aku Baca, Gerakan Aku Baca tuh gerakan untuk
menumbuhkan minat baca yang diinisiasi oleh Kompas Gramedia dengan
menggandeng mitra-mitra dari kalangan eksternal, mitra disini tuh bisa lembaga,
institusi, perusahaan lain juga bisa, pribadi-pribadi yang tergerak sebagai relawan,
yang telah menjadi misi bersama untuk meningkatkan minat bacadi Indonesia
yang kondisinya memang sangat memprihatinkan ya. Kalo kata UNESCO kan
0,001 atau dari seribu orang cuma ada satu yang punya minat baca tinggi,
makanya kita untuk skala nasional lagi menggerakkan gerakan Aku Baca. Ada
juga yang bentuknya budaya, kayak yang disamping ini. Kita ada empat bentara
buadaya, bentara budaya Jakarta, bentara buadaya Jogja, bentara budaya Bali ,
sama balai Sudjatmoko yang di Solo jadinya empat. Kita tuh melestarikan
budaya-budaya nasional, budaya-budaya yang tidak begitu mendapatkan tempat
ruang-ruang kesenian kontemporer. Jadi kita banyak membantu menyediakan
wahana untuk seniman-seniman di Indonesia. Itu semua kita rangkum dalam
payung besarnya CSR yang ada 3 jenis. Pertama, ‘Inspirasi Pendidikan’ itu tadi
kayak gerakan membaca Aku Baca, perpustakaan. Kedua ada ‘Inspirasi
Lingkungan’ itu ada kampung koran dan bank sampah. Ketiga ada ‘Inspirasi
Budaya’ kayak bentara buadaya dan semacam itu. Payung besarnya kita pake
slogan “Inspirasi Nusantara” untuk memayungi CSR-nya, dibawah “Inspirasi
Nusantara” ada inspirasi pendidikan, lingkungan dan budaya.
P: Wah banyak banget kegiatan CSR-nya ya pak
I: Iya heh
P: Apa aja sih pak yang menjadi bahan pertimbangan Kompas dalam proses
pencetusan ide CSR?
I: Iya jadi itu kita melihat benefisialisnya ya masyarakat di sekitar Jakarta ini kita
lihat. Kita assessment lah kebutuhan yang paling mendesak yang paling mereka
butuhkan itu apa. Jadi yang mendasari pembuatan program CSR itu riset, kita
meriset kondisi di lapangan, kita discuss di focus group discussion, ada survey
juga kebutuhan masyarakat sekitar itu apa yang perlu kita bantu atau fasilitasi,
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
disitu kita berdialog berdiskusi mengenai program yang akan dibentuk seperti apa
nanti ditemukan dari situ.
P: Hmm ini sejak kapan pak CSR Kampung Koran berlangsung?
I: Kalo CSR Kampung Koran berlangsung udah ada dua tahun, sejak Mei 2015
P: Apa sih pak yang melatarbelakangi kegiatan Kampung Koran
I: Ya itu tadi kita melihat realitas dilapangan, kampung-kampung sekitar dan
mendapati problem-problem butuh untuk segera dipecahkan. Problem-nya itu
salah satunya problem lingkungan. Di sekitar sini terus terang masalah sampah
masih menjadi masalah yang paling dominan ya. Orang buang sampah
sembarangan, buang sampah ke sungai. Kultur masyarakat juga belum cukup
harmonis, jadi masih banyak konflik di masyarakat, masih ada gap antara satu
dengan yang lainnya, masih banyak yang belum saling mengenal, kerjasama
minim. Itukan meliputi 3 RW ya, jangankan 3 RW satu RW sendiri aja masih
banyak yang belum kenal. Jadi ada problem lingkungan masalah sampah tadi,
terus ada juga masalah banjir, kalo ujan deres tuh banjir sering tuh melanda di
kampung sekitar. Terus ada juga masalah minimnya penghasilan rumah tangga,
masih banyak kaum perempuan yang masih belum menemukan cara bagaimana
sih memperoleh tambahan gitu ya, jadi cuma berharap ke suaminya yang bekerja.
Kalaupun ada ibu rumah tangga, ya itu cuma menjalanjan fungsi rumah tangga.
Nah itu ada keinginan Ibu-ibu untk bagaimana caranya mereka bisa produktif dan
kreatif gitu ya. Nah itu dari sisi masyarakat, problemnya udah kita identifikasi,
problem lingkungan, problem sosial, dan problem ekonomi yah finansial. Nah
terus kita cari formulasinya, kira-kira program apa yang bisa berkontribusi untuk
kehidupan mereka, dapat memecahkan masalah mereka. Dari sisi Kompas
Gramedia kita liat potensinya apa, ternyata kita lihat ada potensi koran bekas.
Koran bekas itu kan banyak ah, sisa-sisa karyawan yang abis dibaca, ada juga
koran return yang kembali kesini. Ternyata kita teliti ini bisa menjadi bahan baku
untuk pembuatan kerajinan. Pembuatan kerajinan itu juga akhirnya berwujud pada
produk-produk kampung koran itu. Dari situ kita mencari mitra yang bisa
mendampingi dan memberikan pelatihan untuk masyarakat sekitar tuh supaya
punya aktifitas yang berujung pada pemecahan-pemecahan masalah tersebut,
masalah lingkungan, sosial, finansial
P: Kenapa sih pak dipilih nama ‘Kampung Koran’?
I: iya itu kan sebenernya mewakili yang itu tadi, kelompok sasaran kita ini kan
kampung-kampung, masyarakat yang tinggal di kampung-kampung. Biarpun di
deket kota Jakarta, di deket senayan tapi kalo kamu tengok disekitar situ masih
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
kampung-kampung. Bisa dikatakan banyak yang masih kumuh kondisinya. Nah
itukan ‘kampung’ ya. Sedangkan koran itu kan mewakili kita perusahaan media
terutama, meskipun sekarang sudah semakin berkembang ke bentuk-bentuk usaha
yang lainnya, tapi kan kita berawal dari perusahaan media besar di Indonesia.
Apalagi kita mengawali program ini dengan pembuatan kerajinan berbahan dasar
kertas koran ya. Jadi hal itu yang menginspirasi kita untuk menamai program ini
program ‘Kampung Koran’, meskipun nanti jika dimungkinkan program ini tidak
hanya membuat kerajinan dari kertas koran untuk memungkinkan perluasan-
perluasan kreatifitas.
P: Kampung Koran ini terdiri dari berapa RW ya pak?
I: Yang pertama RW 02 Kelurahan Gelora Kecamatan Tanah Abang Jakarta
Pusat, yang kedua RW 06 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan, yang ke tiga RW 14 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan
P: Baik pak, mengapa daerah tersebut yang dipilih pak?
I: Karena lokasi itu yang terdekat dengan pusat perkantoran Kompas Gramedia.
Yang mengelilingi pusat perkantoran KG ya 3 RW tadi.
P: Setau bapak, berapa banyak pak peserta kegiatan itu saat ini pak?
I: kalo peserta ada 42 pengrajin anyaman koran, kalo sama Bank Sampah lebih
banyak lagi. Ya di 3 RW masing, masing rata-rata. Kan ada 3 Bank Sampah nih,
masing-masing bank sampah di tiap-tiap RW. Masing-masing RW da 5-8
pengurus. Kalo nasabahnya sekarang udah 200an nasabah Bank Sampah
P: Awalnya gimana sih pak Kompas mengkomunikasikan hal ini ke masyarakat?
I: Awalnya kan kita assessment ke masyarakat, social mapping. Kira-kira potensi
dan problem di masyarakat itu apa tadikan ketemu yang masalah-masalah tiga itu
tadi, ekonomi sosial lingkungan itu tadi. Nah lalu kemudian kita diskusi, dialog,
kemudian ditingkat internal kita juga cari formulasi yang kira-kira bisa
berkontribusi untuk, ya kalau tidak menghilangkan masalah sosial, masalah
lingkungan, paling tidak kita mengurangi lah, mereduksi masalah-masalah yang
ada pada masyarakat. Nah dari situ kita meneruskan konsep yang itu tadi,
akhirnya tercetuslah ide program Kampung Koran
P: Awalnya gimana sih pak respons masyarakat
I: Gini ya, masyarakat kita tuh pada awalnya belum ada kultur semacam itu di
Jakarta pusat di Jakarta selatan ini kan beda sama di Jogja. Kalau di Jogja kan
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
udah ada kultur dari leluhurnya mungkin bikin kerajinan bikin gerabah, kalo di
Cibaduyut kan bikin sepatu kerajinan kulit, macem-macem lah, batik di Solo, kalo
di Jakarta kan belum ada kultur kayak gitu. Jadi kan orang siapnya jadi karyawan
gitu dimana, ada yang jadi buruh ada yang jadi pedagang dipasar, jadi ini suatu
hal yang baru. Mereka awalnya juga banyak yang skeptis, ini apaan sih, bikin apa,
emangnya kita bisa bikin kayak gini, kan kita gak punya sejarah kayak gitu kan,
ya tapi itukan respons awal. Kita mentelateni dengan memberikan gambaran-
gambaran, kita ajak studi banding ke daerah-daerah yang sudah menerapkan itu.
Kita sering memaparkan video-video di sesi open mind, bahwa di daerah ini udah
punya ini loh berkat kerja keras warganya. Diskusi, diskusi rutin semacam itu
yang pada akhirnya membuat mereka terbiasa, oh teryata kita mungkin kok
menerapkan ini, dan ketika pelatihan itu dimulai dari minggu ke minggu, pada
akhirnya mereka percaya bahwa mereka bisa membuat sesuatu.
P: Apa sih pak yang menjadi dasar pemilihan Salam Rancage sebagai mitra dalam
pelaksanaan kegiatan ini?
I: Salam Rancage kita melihatnya punya misi yang sama dengan kita ya, misi
untuk berkontribusi pada pengembangan masyarakat dan ketiga hal tadi juga
sama. Salam Rancage juga ingin berdedikasi untuk pengembangan masyarakat
dalam hal ekonomi sosial dan lingkungan. Nah lingkungannya kan ada Bank
Sampah, daur ulang kertas, meningkatkan ekonomi, dan pemberdayaan
masyarakat terutama kaum perempuan dalam hal ini. Karena kan yang kita sasar
juga kaum Ibu-ibu, kaum perempuan, Salam Rancage itu kan sangat concern
terhadap pemberdayaan perempuan, peningkatan martabat kaum perempuan, dan
mereka sejak bertahun-tahun konsisten untuk merawat nilai-nilai itu supaya
berkembang di masyarakat. Salam Rancage juga mempunyai kompetensi dan
kapasistas untuk memberikan edukasi ke masyarakat supaya menjadi produktif,
kreatif sesuai dengan ketiga nilai-nilai sosial, lingkungan, ekonomi terutama
finansial.
P: Ini pertemuan rutin yang dilaksanakan Kampung Koran dengan Salam Rancage
itu setiap apa ya pak?
I: Ini selama dua tahun sih setiap hari Jumat, tapi kayaknya mulai bulan-bulan
berikutnya diganti hari Selasa. Tapi ya paling tidak seminggu sekali lah untuk
pelatihan produk dari koran ya. Kalau yang Bank Sampah kan dua minggu sekali.
P: Biasanya apa aja sih pak agenda kegiatan yang dilakukan CSR Kampung
Koran dengan Salam Rancage?
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
I: Bukan sekedar pelatihan, tapi kita juga punya kurikulum. Misalnya setahun
kedepan kita bikin kurikulum ini, misalnya kita bikin open mind. Open Mind itu
kita belajar bareng dari sebuah video kemudian diskusi. Atau misalnya ada salah
satu misalnya pelatih atau peserta yang sharing ‘ini ada penerapan gini yang
bagus’ berupa bentuk apa yang bagus, atau berbagi itu punya nilai-nilai seperti
apa, nah itu namanya sesi open mind. Terus di sesi yang lain juga kita ajak ke
yayasan Buddha Tzu Chi, kita ke PIK kita studi banding soal pengelolaan sampah,
terus kita studi banding ke Salam Rancage yang di Bogor itu juga ada cara
bagaimana mengelola koran. Kita juga pernah adain leadership camp latihan
kepemimpinan untuk Ibu-ibu itu di Puncak, ya paling tiga hari. Jadi ya gini ada
jenis-jenis kurikulumnya. Ada kalanya pelatihan, oh minggu ini pelatihan bikin
tempat pensil, tapi kan produk ada ratusan ya jadinya minggu ini tempat pensil,
minggu depan kotan nampan, cover buku, ranjang besar. Itu macem-macem
divariasikan ada sesi open mind, ada sesi pelatihan bikin produk, sesi leadership
camp. Jadi bener-bener kita atur kulikulumnya selama setahun.
P: Wah banyak ya pak. Pak berapa banyak sih pak peserta yang menguasai
pembuatan kerajinan ini?
I: Sebenernya tuh gini, kita membaginya menjadi level-level. Ada level master,
dibawah gurunya nih kan gurunya Salam Rancage. Salam Rancage ini bawahnya
master, terus ada medim, terus ada beginner. Ada empat level. Masing-masing
level tuh udah ada master-nya satu orang, asisten master satu orang, mediumnya
berapa orang, untuk yang baru ikut akan otomatis mengikuti jalur itu. Itu ada
enam ke-master-an ya, ya sesuai itu, sesuai kemampuan. Kalau yang tekun pasti
akan naik kelas, dari beginner, terus medium, asisten master, sampe asisten
master kalo yang udah canggih banget. Kita gak nentuin misalnya ‘kamu master,
kamu ini’ nggak gitu, jadi selama setahun kita liat, oh ini yang jago, ini yang agak
jago, ini yang masih harus belajar. Ini justru kita bentuk setelah setahun kita
berjalan. Jadi kemampuan mereka bisa kita lihat. Itukan motivasi ya, motivasi
keseluruhan warga. Jadi mereka kan ‘duh masa aku masih di level yang bawah
terus’. Jadi mereka termotivasi untuk terus naik level
P: Ada gak sih pak target tertentu dalam pembuatan kerajinan? Jadi harus sekian
gitu?
I: Ini kan sosial bussines ya. Jadinya bukan kita yang menentukan. Tetapi
ditentukan by pesanan ya. Jadi ya targetnya tergantung itu. Jadi ada pesanan
misalnya sebulan seribu, jadi ya di target selama seribu harus kelar seribu produk
tempat pensil. Jadi dibagi-bagi ke-master-an ini berapa, ke-master-an itu berapa
P: Tapi sejauh ini mereka bisa menyelesaikan target dengan baik pak?
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
I: Bisa
P: Jdi bagaimana sih pak tolak ukur Kompas terkait dengan kegiatan CSR-nya?
I: Kita kan ada survey dampak namanya. Jadi kita mengukur dampak program kita
terhadap masyarakat. Jadi kita mengukur dampak keberhasilan program kita
melalui survey dampak. Dari situ kita bisa lihat sih. Meskipun kita gak kaku amat
ya, artinya nggak saklek , pokoknya targetnya harus tercapai sekian, oh nggak ya.
Gak, gak gitu. Karena ini kan pemberdayaan masyarakat kita kan harus soft ya,
gak bisa kita kayak kita ngejar target marketing, pokoknya belum sampe
sebegitunya
P: Sejauh ini nih pak, kegiatan Kampung Koran sudah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan apa belum sih pak?
I: Sejauh ini sudah kita anggap berhasil karena sudah konsisten ya masyarakatnya.
Biasanya kelemahan program CSR itu di banyak perusahaan kan
keberlanjutannya, bikin program bantuan ini itu terus udah, gak jangka panjang
gitu. Nah ini sudah berjalan dua tahun lebih maka kita anggap ini sustain
P: Sejauh ini nih pak, manfaat apa sih yang sudah didapatkan Kompas terkait
dengan kegiatan ini?
I: Manfaat yang pasti sih dengan masyarakatnya menjadi lebih baik secara
ekonomi, sosial dan lingkungan itu juga merupakan manfaat besar bagi Kompas
Gramedia selaku perusahaan yang turut berkontribusi disitu ya. Artinya, bahwa
yang kita lakukan itu tidak sia-sia, bahwa apa yang kita lakukan itu sudah
memberikan manfaat bagi masayarakat sekitar itu sudah merupakan manfaat juga
bagi Kompas Gramedia, kalo itu kan yang pokok ya. Kalo efek sampingnya kan
kita juga mendapat peningkatan image, peningkatan citra Kompas Gramedia
sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat sekitar, CSR-nya cukup
ideal dan cukup memberikan dampak signifikan itu efek sampingnya. Tapi ya
memang misi kita untuk mendorong mewujudkan masyarakat dan lingkungan
yang lebih baik itu terwujud
P: Sebenernya apa sih pak perubahan yang diinginkan Kompas terkait dengan
kegiatan ini?
I: Iya yang itu tadi yang tiga hal. Keselarasan sosial, keselaran lingkungan,
keselarasan ekonomi. Ketiga keselarasan itulah yang menjadi mimpi Kompas
Gramedia juga bersama Salam Rancage. Kompas Gramedia ini kan tidak
menempatkan dirinya sebagai yang lebih tinggi dari masyarakat. Kita itu
menyebutnya tiga pilar, Kompas Gramedia, Salam Rancage dan Kampung Koran
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
itu berdiri sejajar. Ketiganya itu membentuk sebuah sinergi yang bernama
Kampung Koran. Kalo CSR itu kan biasanya bilang ‘ini tuh binaan kita’ tapi kalo
kita tidak seperti itu. Kita bilangnya tiga pilar yang besinergi, saling berkolaborasi
untuk membentuk sebuah keselarasan. Kalo dulu kampung itu masih banyak
sampah yang menyebabkan banjir, ya paling nggak masalah sampah itu
terkurangi, meskipun belum sampai menghilangkan ya. Karena problem banjir,
problem sampah itu kan kompleks ya. Kalaupun untuk yang ekonomi tadi tidak
bisa menjamin sumber pendapatan, tapi paling tidak bisa menambah isi
dompetnya Ibu-ibu itu. Karena Ibu-ibu kan yang selama ini cuma minta ke
suaminya untuk kebutuhan dapur atau uang saku anaknya, tapi kan sekarang
mereka juga menghasilkan duit kan. Dia juga bisa ngasih anaknya uang saku, bisa
bayar sekolah anaknya, bisa nambah-nambah uang belanja. Itu bisa menambah
pride dan kepercayaan diri kaum perempuan
P: Ini kan udah dua tahun ya pak bagaimana sih CSR Kompas menegelola
kegiatan ini sampe bisa sejauh ini?
I: Kita sejak awal bikin program memang harus di rencanakan dengan baik,
sistematis, ada tahapan-tahapannya yang disusun. Nggak sembarangan ‘ini kita
mau bikin kegiatan ini’ kedepannya gak dipikirin, itu resiko berhenti ditengah
jalan juga sangat besar. Ibaratnya penjahit itu lebih baik ngambarnya tuh yang
lama. Dari pada gambar dan ngguntingnya tuh cepet-cepetan, pas ditengah jahit
tuh, wah gak bener nih. Kan pada akhirnya bikin lagi dari awal. Yang kita maksud
perencanaan itu ya tadi, bikin gambar di kain dan menggungting kain itu yang
paling mendasar. Perencanaan yang baik akan menghasilkan implementasi
program yang baik
P: Kalau boleh tau pak, apa sih pak kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini?
I: Kendala ya, lebih ke bisnis ya. Karena ini kan sosial bisnis ya, ibaratnya ada
dua sayap. Sayap bisnis dan sayap sosial. Kalo sosial itu kan pemberdayaan
masyarakat, mengacu pada tiga keselarasan. Ada juga sayap bisnis, bagaimana
bisnis tersebut bisa kontinyu dan established untuk terus dapat memberikan
tambahan penghasilan untuk warga. Kalo bisnis ini yang masih terus kita
kembangkan, bukan kendala sih cuma masih proses pengembangan. Karena
pasarnyanya kan hanya sebatas pesanan ya, pesanan dari perusahaan, pameran-
pameran. Hal itu yang masih menjadi pr (pekerjaan rumah) kita untuk dapat
mengembangkan bisnis lebih ini lagi. Salam Rancage juga kan terus berkembang
ya, ikut-ikut pameran, TEI. Bulan Agustus tuh Salam Rancage juga mau ke
Kanada, Amerika ikut pameran juga disana. Harapannya sih kalo tembus kesana,
bisa ekspor. Goal-nya kan disitu, kalo ekspor kan pesenannya besar sampe
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
container gitu. Sekarang kan lokal, pesenannya gak banyak kalo lokal meskipun
ada juga sih yang udah ekspor
P: Itu order-nya banyak ya pak sampe ribuan pieces gitu ya pak?
I: Tergantung, ini kan mau lebaran atau natal kebutuhan parcel meningkat, ya
hari-hari biasa juga ada buat cinderamata acara, perusahaan-perusahaan juga
sering pesen buat merchandise
P: Apakah peserta Kampung Koran selalu bertambah secara berkala pak?
I: Kita tidak bertambah karena kita sengaja maintain yang itu dulu, kita sengaja
gak nambah peserta karena kita fokus untuk maintain yang udah ada buat
ningkatin skill-nya. Karena skill-nya juga bekum mantep semua tuh, masih ada
yang awal-awal. Sebenernya banyak yang minta, tapi kita fokus dulu sama yang
ada dulu dah. Karena itu kan sebanding sama pangsa pasarnya, kalo kita nambah
pengrajin tapi pangsa pasarnya belum bertambah kan
P: Pak terakhir nih pak, seandainya Kompas menghentikan kegiatan CSR ini,
menurut bapak apa masyarakat akan tetap melanjutkan kegiatan secara pribadi?
I: Konsepnya nggak kayak gitu, kan kosepnya tiga pilar. Kompas, Salam Rancage
dan Masyarakat. Model bisnisnya bukan model bisnis yang tiba-tiba mandiri. Ini
kan terintegrasi dengan Salam Rancage, selama ini kan order banyak yang masuk
dari Salam Rancage karena memang pihak marketing-nya disana. Jadi ibaratnya
sama kaya sebuah perusahaan, marketing-nya Salam Rancage, finishing-nya
Salam Rancage, masyarakat kan yang bikin anyamannya, bikin lintingannya. 60%
kan disini terus 40% Salam Rancage. Jadi disini bukan masyarakat kita latih terus
buka sendiri, gak gitu. Karena ini bisnis bersama yang terintegrasi bukan
perorangan, tapi sistem bersama. Jadi gak bisa kita tiba-tiba hentikan terus mereka
jalan sendiri, gak bisa. Karena prototype-nya kita bukan yang kita latih terus
mereka bisa sendiri. Kalo kayak gitu jadinya mengurangi solidaritas kelompok,
kalo kayak gini kan kita kerjasama. Ada yang tugasnya ngelinting dan
menganyam. Ada yang pihak finishing dan marketing dari Salam Rancage. Ada
pihak yang menyediakan bahan baku, dari Kompas yang gak bisa dipisahkan.
Karena justru itu nilai kebersamaannya.
P: Hal itu pula yang bisa bikin CSR ini terus sustain ya pak?
I: Iya karena kebersamaannya itu
P: Sekiranya sekian pak wawancaranya, terimakasih pak Azmi . mohon maaf
sudah menggangu waktunya.
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
PERSONAL INFORMATION
Full Name : Anisa Mar
Gender : Female
Address (KTP) : Kp. Sawah Dalam 04/03 No.68
Kel: Panunggangan Kec. Pinang, Kota
Tangerang
Nationality : Indonesia
Mobile Number : 087889624174
Email Address : [email protected] /
Religion : Moslem
Status : Single
Place / Date of Birth : Tangerang, February 21st 1996
EDUCATIONAL INFORMATION
Currenty im a student in:
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Majority : Public Relations
Institution Location : Gading Serpong, Tangerang
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
Smester : 8th
Education Information
Graduated : SMK
Institution Name : SMK Prudent School
Majority : Office Administration
Location : Cipondoh, Tangerang
Graduated Year : 2013
Graduated : SMP
Institution Name : SMP Negeri 13 Tangerang
Location : Cikokol, Tangerang
Graduated Year : 2010
Graduated : SD
Institution Name : SD Negeri Panunggangan 5
Location : Panunggangan, Pinang, Tangerang
Graduated Year : 2007
Graduated : TK
Institution Name : TK Islam Al-Ikhlas
Location Name : Kb. Nanas, Tangerang
Graduated Year : 2001
INFORMAL EDUCATIONS
Informal Education Types : English Courses
Institution Name : Practical Education Center (PEC)
Location : Panunggangan, Pinang, Tangerang
Period : 2003-2009
WORK EXPERIENCE
Company Name : PT Indonesia Media Televisi (BIG TV)
Position : Social Media Marketing Intern
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
Period : August – Oktober 2016
Company Name : PT Sinarmas Land
Position : Township Management Intern
Period : February – March 2012
ORGANIZATION EXPERIENCE
Organizational Activities : Corporate Social Responsibility
“ShareMax”
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Panti Sosial, Jakarta
Period : 2014
Organizational Activities : Corporate Social Responsibility
“Wake Up Indonesia”
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Rumah Anak Langit, Tangerang
Period : 2015
Organizational Activities : Chorus
Institution Name : SMK Prudent School
Location : Cipondoh, Tangerang
Period : 2011-2013
Organizational Activities : English Club member
Institution Name : SMK Prudent School
Location : Cipondoh, Tangerang
Period : 2011-2013
Organizational Activities : Chorus
Insitution Name : SMP Negeri 13 Tangerang
Location : Cikokol Tangerang
Period : 2008-2010
Organizational Activities : Pramuka
Institution Name : SD Negeri Panunggangan 5 Tangerang
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
Location : Panunggangan, Pinang, Tangerang
Period : 2002-2007
WORKSHOP AND SERTIFICATIONS
SPIRITUAL TRAINING
Institution Name : Professional Student School
Location : Cipondoh, Tangerang
Time : September 2010
CERTIFICATE OF COMPETENCY
Institution Name : PT Bakti Adies Sejahtera
Location : Tangerang
Time : May 2013
COMPUTER SERTIFICATIONS
Institution Name : Professional Student School
Location : Cipondoh, Tangerang
Time : May 2013
CERTIFICATE OF COMPETENCY
Institution Name : PT HI-LEX Indonesia
Location : Neglasari, Tangerang
Time : May 2013
NEW STUDENT ORIENTATION PROGRAM
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Time : August 2013
CHARACTER BUILDING TRAINING
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Time : September 2013
BUNG HATTA AWARD WORKSHOP
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018
Time : January 2014
MOTIVATION WORKSHOP BY ANDRIE WONGSO
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Time : March 2014
CROSS-CULTURAL UNDERSTANDING WORKSHOP
Institution Name : Buddhi Dharma University
Location : Tangerang
Time : October 2014
LOVE 17+ WORKSHOP
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Time : March 2015
MISS UMN WORKSHOP BY FADLIA HANA
Institution Name : Multimedia Nusantara University
Location : Serpong, Tangerang
Time : March 2015
THE ART OF GIVING PRESENTATION WORKSHOP
Institution Name : Buddhi Dharma University
Location : Tangerang
Time : May 2016
BANK INDONESIA WORKSHOP
Institution Name : Bank Indonesia
Location : Multimedia Nusantara University
Time : February 2017
Strategi Tanggung Jawab..., Anisa Mar, FIKOM UMN, 2018