Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3218/4/BAB III.pdflengkap...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3218/4/BAB III.pdflengkap...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
35
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Perancangan kampanye ini memerlukan data yang kredibel baik secara kualitatif
(Wawancara & Observasi) dan kuantitatif (Kuisioner) untuk mencari tahu
permasalahan utama gizi yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
3.2. Studi Pustaka
Perancangan kampanye ini memiliki bobot yang berat pada lingkup gizi, oleh
karena itu penulis menggunakan berbagai sumber referensi tertulis untuk
melengkapi fakta-fakta mengenai gizi. Penulis juga mendapatkan pedoman khusus
gizi seimbang yang dipublikasikan oleh Kementrian Kesehatan berisikan informasi
lengkap mengenai bagaimana mencapai gizi yang seimbang tersebut. Penulis juga
mencari sumber referensi tentang bagaimana menghasilkan strategi kampanye yang
tepat sasaran dan dapat menghasilkan dampak yang efektif bagi target audiens.
Gambar 3.1 Buku-buku sumber referensi kampanye.
(Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
36
Selain mencari sumber data untuk konten kampanye, penulis juga mencari
berbagai buku referensi untuk perancangan visual kampanye, meliputi teori warna,
logo, desain website dan motion graphic. Pencarian referensi sekunder tersebut
bertujuan untuk membuat visual yang sesuai dengan topik kampanye dan dapat
diterima oleh target audiens serta masyarakat luas.
3.3. Observasi
Metode pengambilan data pertama yang penulis gunakan adalah mengobservasi
kampanye sejenis sebagai komparasi serta untuk mengetahui keunggulan masing-
masing kampanye tersebut.
3.3.1 Perbandingan Kampanye Sejenis
Dalam proses perancangan kampanye ini penulis menemukan 3 kampanye dengan
topik sejenis yang sudah dilaksanakan. Perbandingannya adalah sbb:
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
37
Lembaga
dan Nama
Kampanye
Western Australian
Department of
Health
“Go for 2&5”
Michelle Obama
“Let’s Move!”
Danone
“Eat Like A
Champ!”
Logo
kampanye
Negara Australia - 2005 Amerika - 2010 Inggris - 2010
Target
audiens
primer
Anak-anak hingga
remaja
Anak-anak hingga
dewasa
Anak-Anak 9-10
tahun
Media
yang
digunakan
Mass Media,
Online/Offline
Advertising, Website
Website, Social
Media Website
Tujuan
kampanye
Meningkatkan
kesadaran hidup sehat
dengan makan buah &
sayur serta beraktivitas
Menurunkan
tingkat obesitas
untuk generasi
mendatang
Menarik anak
sekolah untuk
makan sehat dan
mencegah
malnutrisi
Tabel 3.1 Perbandingan 3 kampanye sejenis
(Dok. Pribadi)
3.3.2 Analisis SWOT
1. Go for 2&5
Kampanye Go for 2&5 merupakan kampanye yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan Australia dan disponsori oleh World Health Organization (WHO)
dengan tujuan untuk mendorong orangtua memberikan anjuran bagi anak-anaknya
untuk mengkonsumsi buah dan sayur lebih banyak dalam sehari. Latar belakang
diadakannya kampanye tersebut adalah untuk masalah obesitas yang dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh, dan merupakan salah satu masalah yang sulit
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
38
diatasi. 2&5 sendiri merupakan singkatan dari 2 porsi buah dan 5 porsi sayur dalam
sehari (untuk porsi orang Australia)
Gambar 3.2 Screenshot halaman utama Go for 2&5.
(Sumber: gofor2and5.com.au)
a. Strengths
Kekuatan utama kampanye tersebut adalah memberikan panduan yang
lengkap dalam rupa berbagai resep makanan bagi orangtua untuk
menghasilkan makanan yang sesuai bagi mereka dan anak-anaknya.
Selain itu terdapat banyak info mengenai berbagai bahan makanan pada
halaman website-nya.
b. Weaknesses
Kampanye tidak sedang berjalan dan tidak memiliki media sosial untuk
membantu penyebaran informasi. Kondisi halaman situs kampanye saat
ini hanya berupa situs informasi yang lengkap mengenai gizi dan fakta
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
39
buah & sayuran. Selain itu media-media yang berisikan konten
kampanye untuk dipromosikan harus diproses / dicetak secara individu
bagi mereka yang tertarik pada konten yang disediakan.
c. Opportunities
Kampanye tersebut memiliki sumber informasi mengenai buah dan
sayuran yang lengkap dan jarang dimiliki oleh kampanye sejenis.
Gambar 3.3 Screenshot halaman fakta buah Go for 2&5.
(Sumber: gofor2and5.com.au)
d. Threats
Meskipun informasi yang dimilikinya lengkap, kampanye tersebut tidak
lagi berjalan dan tidak ada upaya untuk mengangkat kembali informasi
yang merupakan daya tarik utamanya.
2. Let’s Move!
Kampanye rintisan Michelle Obama tersebut dilatarbelakangi oleh perubahan gaya
hidup anak-anak 30 tahun yang lalu dengan anak-anak sekarang. Perubahan gaya
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
40
hidup tersebut membuat anak-anak saat ini cenderung lebih malas dan tidak aktif
lagi, ditambah dengan tingkat konsumsi yang semakin meningkat. Oleh karena itu
kampanye tersebut mendorong anak-anak terutama yang bersekolah untuk aktif
bergerak dalam berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh kampanye tersebut.
Sasaran kampanye tidak terbatas pada anak-anak, karena juga mendorong peran
dari komunitas untuk bertindak dan ikut berpartisipasi.
Gambar 3.4 Screenshot halaman utama Let’s Move!
(Sumber: www.letsmove.gov)
a. Strengths
Kampanye ini telah dilakukan sejak lama dan dalam skala yang besar.
Didukung pula oleh partisipasi Michelle Obama sebagai Duta
Kampanye yang semakin menarik minat masyarakat luas. Daya tarik
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
41
utama kampanye adalah 5 tahapan partisipasi yang masing-masing
berkontribusi untuk mencapai tujuan utama kampanye, yaitu
mendapatkan badan yang sehat dengan pola hidup yang seimbang.
b. Weaknesses
Kampanye tersebut memiliki rentang audiens yang luas namun tidak
memilih remaja sebagai target yang memiliki peran penting dalam
mencapai hidup sehat. Kampanye tersebut mendorong orang dan
lingkungan disekitar anak, seperti orangtua dan sekolah-sekolah, untuk
ikut mendukung hidup sehat bagi anak.
c. Opportunities
Seperti yang disebutkan diatas, kampanye Let’s Move! tersebut juga
merangkul komunitas-komunitas masyarakat seperti sekolah, tokoh
masyarakat, pejabat terpilih, penyedia layanan kesehatan hingga juru
masak untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan kampanye, sehingga
dapat memberikan impact yang lebih besar terhadap keseluruhan
program.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
42
Gambar 3.5 Tahapan Take Action dalam kampanye Let’s Move!
(Sumber: www.letsmove.gov)
d. Threats
Keseluruhan kampanye tidak menarik minat remaja untuk ikut
berpartisipasi karena fokus utamanya adalah anak dan orang-orang
disekitar anak tersebut.
3. Eat Like A Champ!
Konsep kampanye Eat Like A Champ! adalah untuk mensosialisasikan anak di
sekolah-sekolah untuk belajar membiasakan pola hidup dan pola makan yang sehat.
Mereka melakukannya dengan cara yang disukai anak yaitu belajar dan bermain.
Bahan-bahan edukasi kesehatan diberikan dalam video singkat. Anak-anak dapat
menjawab quiz singkat, bermain game interaktif dan menyelesaikan tugas rumah
berkaitan dengan komponen kesehatan tersebut. Semuanya dilakukan dalam
website kampanye, dan anak-anak dari sekolah yang mendaftar dapat memperoleh
hadiah jika target-target hidup sehat yang ditentukan terpenuhi. Selain itu
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
43
kampanye juga memiliki bagian khusus untuk orangtua yang berisikan panduan,
tips, dan resep-resep bagaimana memproses makanan yang seimbang untuk anak-
anak mereka.
Gambar 3.6 Screenshot halaman utama Eat Like A Champ!
(Sumber: eatlikeachamp.co.uk)
a. Strengths
Media edukasi yang digunakan dan bagaimana media tersebut
diterapkan oleh kampanye merupakan daya tarik utama terutama bagi
anak-anak yang ikut berpartisipasi. Media edukasi merupakan video
yang mudah dicerna dan games interaktif yang disukai oleh anak.
Mereka terdorong untuk berpartisipasi dengan adanya iming-iming
hadiah yang diberikan jika mereka berhasil mencapai target.
Keberhasilan strategi media yang diterapkan terbukti dalam statistik
website mereka; pada tahun 2011 sebanyak 95% anak yang
berpartisipasi dalam kampanye tersebut sudah menerapkan pola makan
dan hidup yang sehat.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
44
Gambar 3.7 Metode pembelajaran kampanye Eat Like A Champ! dengan menggunakan video dan
quiz untuk dijawab oleh anak.
(Sumber: eatlikeachamp.co.uk)
Gambar 3.8 Salah satu game interaktif tentang piring seimbang dalam
kampanye Eat Like A Champ!
(Sumber: eatlikeachamp.co.uk)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
45
Gambar 3.9 Kotak login siswa sekolah untuk mengakses hadiah.
(Sumber: eatlikeachamp.co.uk)
b. Weaknesses
Kampanye ini terbatas pada ruang lingkup sekolah dan keluarga anak-
anak. Metode edukasi utama kampanye tersebut juga dibawakan
menggunakan website dan tidak menggunakan media sosial untuk
memberikan pembaharuan kegiatan.
c. Opportunities
Kampanye memberikan paket pembelajaran yang dapat diakses dengan
mudah. Kampanye menggunakan media yang mudah dicerna oleh
audiens, yaitu menggunakan media video singkat berisikan pengetahuan
mengenai komponen kesehatan, yang didukung oleh quiz serta games
yang dapat dinikmati anak-anak. Bagian khusus yang berisi panduan
bagi orangtua juga merupakan ide yang menarik sehingga orangtua juga
ikut berpartisipasi.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
46
Gambar 3.10 Informasi bagi orangtua mengenai apa saja yang telah dipelajari oleh anak-anaknya.
(Sumber: eatlikeachamp.co.uk)
d. Threats
Ruang lingkup yang terbatas dan minimnya penggunaan media
pendukung untuk promosi kampanye membuat sebagian besar konten
yang ada dalam kampanye tersebut tidak tersampaikan dengan luas.
3.3.3 Kesimpulan Observasi
Dari analisa SWOT 3 kampanye diatas dapat disimpulkan kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing kampanye tersebut. Analisisnya adalah sebagai
berikut:
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
47
Nama
Kampanye Daya Tarik Kekurangan
Go for 2&5
Panduan lengkap bagi
orangtua mengenai gizi
dan informasi bahan
makanan.
Media untuk promosi kampanye
harus dicetak/diproses secara
individu bagi mereka yang
tertarik.
Let’s Move!
Memiliki tahapan
kampanye dengan tujuan
utama untuk menarik
komunitas masyarakat
untuk ikut berpartisipasi.
Dari rentang usia dan komunitas
yang kampanye tersebut ajak
untuk berpartisipasi, usia remaja
tidak disebut sebagai salah satu
partisipan kampanye.
Eat Like a
Champ!
Menggunakan media
edukasi interaktif yang
mudah dicerna dan
ditangkap oleh target
audiens.
Kampanye terbatas pada ruang
lingkup sekolah dan keluarga
anak-anak yang ikut
berpartisipasi
Tabel 3.2 Kesimpulan dari 3 kampanye.
(Dok. Pribadi)
Berdasarkan rangkuman, penulis menarik poin-poin yang unggul dan daya tarik
dari masing-masing kampanye diatas untuk dijadikan acuan dalam perancangan.
Terinspirasi dari ketiga kampanye tersebut, penulis menyimpulkan rancangan
sebaiknya dapat:
a. Menarik minat target audiens untuk ikut berpartisipasi dalam program
kampanye dan membantu pembagian informasi satu dengan yang lain untuk
menghasilkan kampanye yang efektif.
b. Memanfaatkan media sosial sebagai salah satu platform utama persebaran
kampanye ke target audiens, yaitu mahasiswa
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
48
c. Perancangan kampanye sosial juga harus menerapkan media yang mudah
diakses, visual yang mudah ditangkap dan penyampaian informasi pendukung
yang singkat, padat, dan mudah diingat.
3.4. Kuisioner
Untuk memperoleh data kuantitatif penulis membuat 2 buah kuisioner yang
masing-masing membahas mengenai vitamin & suplemen. Tujuan dibuatnya
kuisioner ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan target audiens terhadap
kedua subjek tersebut secara umum. Kuisioner disebarkan secara online melalui
media sosial (Line, WhatsApp, BlackBerry Messenger) dan disesuaikan dengan
target audiens perancangan ini yaitu remaja-dewasa. Selain itu penulis juga
membuat kuisioner ketiga yaitu kuisioner visual kampanye sebagai acuan
perancangan visual.
3.4.1 Proses Distribusi Kuisioner
Kuisioner pertama yang disebarkan adalah kuisioner mengenai pengetahuan
vitamin, yang disebarkan pada bulan Agustus 2015. Kuisioner tersebut berisikan
pertanyaan mengenai pengetahuan vitamin secara umum, antara lain jumlah
vitamin yang diketahui dan pertanyaan-pertanyaan mengenai fungsi berbagai
vitamin.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
49
Gambar 3.11 Screenshot pertanyaan pengetahuan vitamin.
(Sumber: forms.google.com)
Kuisioner kedua yang disebarkan pada bulan Maret 2016 berisikan pertanyaan
mengenai pengetahuan suplemen secara umum dan bagaimana pola konsumsi
target audiens terhadap suplemen tersebut.
Gambar 3.12 Screenshot pertanyaan pengetahuan suplemen.
(Sumber: forms.google.com)
Kuisioner terakhir yang di/sebarkan pada bulan Mei 2016 merupakan kuisoner yang
berisi pilihan gaya elemen visual untuk menentukan gaya visual yang sesuai untuk
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
50
diimplementasikan pada perancangan visual kampanye. Kuisioner tersebut
disebarkan kepada kalangan mahasiswa.
Gambar 3.13 Screenshot pertanyaan pengetahuan vitamin.
(Sumber: forms.google.com)
3.4.2 Analisis Kuisioner
1. Kuisioner Vitamin
Hasil dari kuisioner pengetahuan vitamin adalah sebagai berikut:
Gambar 3.14 Hasil pertanyaan pertama kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
51
Gambar 3.15 Hasil pertanyaan kedua kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.16 Hasil pertanyaan ketiga kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.17 Hasil pertanyaan keempat kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
52
Gambar 3.18 Hasil pertanyaan kelima kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.19 Hasil pertanyaan kelima kuisioner vitamin.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Total responden = 42
Hasil kuisioner vitamin menunjukan bahwa mahasiswa sudah mengetahui jenis dan
fungsi vitamin-vitamin yang sering mereka dengar, seperti jumlah vitamin serta
korelasi vitamin D dengan tulang dan matahari. Namun dari kuisioner tersebut
ditemukan bahwa hanya sekitar 30% responden yang mengetahui fungsi vitamin B,
A dan K. Hal ini menunjukan bahwa secara umum mayoritas belum memahami
fungsi segala jenis vitamin yang tersedia.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
53
2. Kuisioner Suplemen
Hasil dari kuisioner pengetahuan suplemen adalah sbb:
Gambar 3.20 Hasil pertanyaan pertama kuisioner suplemen.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.21 Hasil pertanyaan kedua kuisioner suplemen.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.22 Hasil pertanyaan ketiga kuisioner suplemen.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
54
Gambar 3.23 Hasil pertanyaan keempat kuisioner suplemen.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.24 Hasil pertanyaan kelima kuisioner suplemen.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Total responden = 56
Kuisioner suplemen memberikan hasil yang cukup menarik. Sebagian besar
responden (75%) mengkonsumsi suplemen secara tidak teratur. Mereka kemudian
menjawab bahwa Konsumsi suplemen tersebut untuk menjaga daya tahan tubuh.
Artinya, mereka sudah mengetahui benar fungsi suplemen bagi tubuh mereka.
Namun di lain sisi sebagian besar tidak memperhatikan kandungan vitamin dalam
suplemen dan tidak mengetahui apabila mengkonsumsi suplemen secara tidak
teratur dapat mengakibatkan efek samping. Hal tersebut menunjukan bahwa
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
55
mayoritas belum memperhatikan kandungan vitamin yang ada dalam suplemen dan
tidak mengetahui efek samping jika tidak dikonsumsi dengan benar.
3. Kuisioner Visual Kampanye
Hasil dari kuisioner visual adalah sbb:
Gambar 3.25 Hasil pertanyaan pertama kuisioner visual – tipografi.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.26 Hasil pertanyaan kedua kuisioner visual – warna.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.27 Hasil pertanyaan ketiga kuisioner visual – garis.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
56
Gambar 3.28 Hasil pertanyaan keempat kuisioner visual – bentuk.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Gambar 3.29 Hasil pertanyaan kelima kuisioner visual - bentuk.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Total responden = 50
Kuisioner visual ini bertujuan untuk menjadi acuan gaya desain yang akan
diimplementasikan dalam visual kampanye. Secara tipografi pilihan antar kedua
typeface tersebut hampir seimbang dan tak ada yang menonjol. Pada pilihan warna,
responden lebih menyukai warna yang dibubuhi dengan gradasi. Untuk pilihan
garis, responden lebih menyukai ujung yang mulus dan tidak tajam. Responden
lebih menyukai desain yang semi realistis dan tidak oversimplified maupun kasar
secara keseluruhan.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
57
3.5. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada dr. Stella E. Bela, MGizi, SpGK yang
merupakan salah satu anggota dari Indonesian Nutrition Association (INA).
Organisasi tersebut merupakan organisasi non-profit yang mendedikasikan
aktivitas mereka pada pengembangan lingkup pengetahuan gizi manusia. Kegiatan
yang mereka lakukan antara lain kerjasama dengan perusahaan farmasi untuk
mengadakan seminar, workshop, dan meeting berkaitan dengan gizi dan bidang-
bidang yang berkaitan seperti gizi dalam ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan
lain sebagainya. Organisasi tersebut juga berperan aktif dalam segala aktivitas
edukasi berkaitan dengan nutrisi. Penulis menghubungi organisasi tersebut dan
mereka setuju untuk melakukan wawancara narasumber dan menjadi sponsor dalam
perancangan kampanye ini.
Gambar 3.30 Foto penulis dengan dr. Stella.
(Dok. Pribadi)
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
58
3.5.1 Proses Wawancara
Sebelum bertemu secara tatap muka, penulis memberikan daftar pertanyaan
wawancara melalui e-mail kepada INA. Daftar pertanyaan tersebut meliputi
kondisi kesehatan masyarakat Indonesia serta pengetahuan mereka mengenai
vitamin dan suplemen makanan. Penulis juga mensisipkan hasil kuisioner mengenai
pengetahuan vitamin & suplemen yang sudah didapat sebelumnya untuk klarifikasi
narasumber. Saat wawancara, narasumber memberikan insight yang menarik
berkaitan dengan kondisi gizi di Indonesia saat ini. Penulis pertama bertanya
mengenai kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini, dan narasumber
menjelaskan bahwa kesehatan masyarakat saat ini masih tergolong kurang karena
kebiasaan makan mereka (food habit) tidak sesuai atau tidak cukup untuk
kebutuhan tubuh. Kemudian narasumber menjelaskan definisi dari permasalahan
gizi tersebut, yang disebut sebagai Double Burden of Malnutrion. Singkatnya,
Double Burden of Malnutrion adalah kondisi dimana masyarakat mengalami
defisiensi gizi dan obesitas di saat yang sama. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa
masalah utama yang dialami masyarakat dalam suatu negara bukan hanya
kekurangan gizi saja, karena kelebihan gizi juga dapat membahayakan tubuh dan
kedua hal itu harus diketahui oleh masyarakat.
Narasumber kemudian menyambung dengan berbagai cara untuk mencapai
gizi seimbang, yaitu dengan menunjukan tumpeng gizi seimbang dan piring gizi
seimbang untuk porsi sekali makan. Narasumber menjelaskan bahwa untuk
mencapai gizi seimbang, masyarakat harus belajar untuk membiasakan mengikuti
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
59
pola makan dengan cukup 3 kali dalam sehari dengan interval sebanyak 3 jam antar
makan yang diselingi dengan camilan.
Penulis kemudian bertanya mengenai opini narasumber terkait dengan
suplemen vitamin. Dia menjelaskan bahwa suplemen juga harus dikonsumsi sesuai
kebutuhan, bukan dijadikan kebiasaan. Dosis tinggi yang umumnya dikandung oleh
suplemen vitamin hanya bermanfaat bagi orang-orang yang sedang kekurangan gizi
atau sakit, sebab kelebihan dosis vitamin tidak akan bermanfaat bagi tubuh yang
sehat, dan berpotensi untuk membahayakan kesehatan tubuh. Berlanjut dari
pertanyaan suplemen diatas, penulis kemudian bertanya apakah masyarakat juga
harus mengetahui fungsi dari masing-masing vitamin. Dan narasumber mengatakan
ya, mengapa tidak? Pengetahuan akan manfaat masing-masing vitamin (meskipun
hanya secara umum) penting bagi masyarakat untuk memilih makanan yang akan
mereka konsumsi, sehingga kebutuhan gizi mereka semakin tepat sasaran. Pada
akhirnya penulis bertanya kepada narasumber apakah remaja-mahasiswa
merupakan target yang tepat untuk perancangan kampanye ini. Beliau setuju akan
keputusan penulis, karena masa remaja adalah masa dimana pertumbuhan tubuh
berada di masa yang paling cepat dan berbagai jenis pola makan dan hidup dapat
berpengaruh pada penampilan fisik mereka.
3.5.2 Analisis Wawancara
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyimpulkan bahwa masalah gizi utama
yang dihadapi masyarakat saat ini adalah Double Burden of Malnutrition, yang
disebabkan karena tidak teraturnya pola makan, porsi makan yang tidak sesuai
kebutuhan tubuh, serta kurangnya pengetahuan mengenai gizi secara umum. Usia
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016
60
remaja-dewasa juga menjadi fokus karena mereka melalui masa pertumbuhan yang
paling cepat dan fisik tubuh mereka utamanya sangat berpengaruh oleh asupan gizi
yang mereka konsumsi.
Perancangan Kampanye... Antonius Ferdinand, FSD UMN, 2016