Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1371/2/BAB II.pdf ·...
-
Upload
nguyenphuc -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1371/2/BAB II.pdf ·...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
12
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1. Pasar Modal
Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
sedangkan menurut Keppres No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal, pasar
modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 tahun
1952. Menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan
yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek,
sedangkan surat berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi
serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.
Menurut May (2013) pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan ataupun institusi lain untuk sarana investasi. Sebagai
contoh pemerintah menerbitkan obligasi sebagai dana tambahan atau
perusahaan menerbitkan dan menjual saham untuk pengembangan bisnis.
Di sisi lain, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk melakukan
investasi melalui saham, obligasi, reksadana dan sebagainya.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
13
Pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
merupakan bursa saham tunggal di Indonesia yang berada di Jakarta. BEI
menfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrumen derivatif,
reksadana, obligasi, dan saham serta obligasi yang berbasis syariah. Saat
ini, jumlah emiten atau perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di
BEI sudah mencapai 532 perusahaan yang terbagi atas 9 sektor utama
yaitu:
1. Sektor pertanian (terdiri atas 6 sub sektor)
2. Sektor pertambangan (terdiri atas 5 sub sektor)
3. Sektor industri dasar dan kimia (terdiri atas 8 sub sektor)
4. Sektor aneka industri (terdiri atas 7 sub sektor)
5. Sektor industri barang konsumsi (terdiri atas 5 sub sektor)
6. Sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan (terdiri atas 3 sub
sektor)
7. Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi (terdiri atas 6 sub sektor)
8. Sektor keuangan (terdiri atas 5 sub sektor)
9. Sektor perdagangan, jasa, investasi (terdiri atas 8 sub sektor)
2.2. Perusahaan Manufaktur di BEI
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan
mentah atau bahan baku menjadi barang jadi. Ada 3 sektor utama pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang termasuk dalam kategori perusahaan
manufaktur yaitu:
1. Sektor industri dasar dan kimia yang terdiri atas 8 sub sektor:
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
14
a. Sub sektor semen (5 perusahaan)
b. Sub sektor keramik,porselen dan kaca (6 perusahaan)
c. Sub sektor logam dan sejenisnya (16 perusahaan)
d. Sub sektor kimia (10 perusahaan)
e. Sub sektor plastik dan kemasan (13 perusahaan)
f. Sub sektor pakan ternak (4 perusahaan)
g. Sub sektor kayu dan pengolahannya (2 perusahaan)
h. Sub sektor pulp dan kertas (8 perusahaan)
2. Sektor aneka industri yang terdiri atas 6 sub sektor:
a. Sub sektor mesin dan alat berat (2 perusahaan)
b. Sub sektor otomotif dan komponen (13 perusahaan)
c. Sub sektor tekstil dan garmen (17 perusahaan)
d. Sub sektor alas kaki (2 perusahaan)
e. Sub sektor kabel (6 perusahaan)
f. Sub sektor elektronika (3 perusahaan)
3. Sektor industri barang konsumsi yang terdiri atas 5 sub sektor:
a. Sub sektor makanan dan minuman (14 perusahaan)
b. Sub sektor rokok (4 perusahaan)
c. Sub sektor farmasi (11 perusahaan)
d. Sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga (6
perusahaan)
e. Sub sektor peralatan rumah tangga (3 perusahaan)
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
15
2.3. Analisis Saham
Untuk memprediksi pergerakan harga saham di pasar modal saat
melakukan traksaksi saham, diperlukan analisis yang baik terhadap suatu
saham agar dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir
kerugian. Analisis saham merupakan faktor utama yang membedakan
antara investor yang baik dan yang hanya sekedar melakukan spekulasi
saja atau yang sering disebut spekulan. Untuk memprediksi harga saham,
terdapat 2 analisis yang dapat dipergunakan yaitu analisis fundamental
(fundamental analysis) dan analisis teknikal (technical analysis).
Sukardi (2010) menyatakan bahwa analisis fundamental
mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan
melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat
sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan
ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan, risiko dan
pertumbuhan laba. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga
saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentiment pasar, dan
lainnya.
2.4. Analisis Teknikal
Secara definitif, Murphy (1999) menyatakan : technical analysis is
study of market action, primarily through the use of charts, for purpose of
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
16
forecasting future price trends. Jadi intinya analisis teknikal adalah ilmu
yang mempelajari pergerakan pasar, terutama menggunakan grafik
pergerakan harga, untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan.
Sedangkan menurut Sukardi (2010) Analisis teknikal merupakan
upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan
harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga
gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah
tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang
kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih
memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang
seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI)
menggunakan informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi
mereka. Pada intinya analisis teknikal adalah studi harga dengan
menggunakan grafik sebagai alat utama.
Berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal saham dari yang
paling umum digunakan oleh para teknikal analis (chartish).
a. Moving Average
b. Volume
c. Candlestick
d. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
e. Relative Strength Index (RSI)
f. Bollinger Bands (BB)
g. Pivot Point
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
17
Menurut Ong (2012) ada 3 pemikiran yang menjadi dasar analisis
teknikal, yaitu:
1. Pergerakan harga yang terjadi di pasar telah mewakili semua faktor
lain (market action discounts everything).
2. Dalam pergerakan harga terdapat suatu pola kecenderungan (prices
move in trends).
3. Sejarah akan berulang dengan sendirinya (history repeat itself).
Berikut adalah beberapa istilah penting yang ada pada analisis
teknikal terkait dengan grafik yang dipakai pada analisis teknikal.
1. Chart (grafik)
2. Trend (kecenderungan)
3. Support and resistance
2.4.1. Chart
Menurut Ong (2012) chart adalah sebuah gambar atau grafik yang
fungsi utamanya menunjukkan riwayat pergerakan nilai harga saham pada
suatu periode tertentu, sehingga dibutuhkan sebagai alat utama untuk
melakukan analisa secara teknikal.
Terdapat tiga jenis charts yang paling sering digunakan, yaitu:
Line chart. Menggambarkan harga penutupan per hari.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
18
Gambar 2.1. Gambar line chart
Sumber: Chart Nexus – saham BBCA Feb 2015-Sept 2016
Bar chart. Menggambarkan harga open, high, low, dan close price per
hari.
Gambar 2.2. Gambar bar chart
Sumber: Chart Nexus – saham BBRI May 2015-Oct 2015
Candlestick chart. Menggambarkan harga high, open, low, dan close
price per hari.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
19
Gambar 2.3. Gambar candlestick chart
Sumber: Chart Nexus – saham BMRI May 2016-Sept 2016
2.4.2. Trend
Menurut Ong (2012) trend merupakan salah satu dari tiga aspek
pemikiran dasar di dalam technical analysis yaitu: price move in trends.
Secara ringkasnya dapat didefinisikan sebagai kecenderungan arah
pergerakan harga pada suatu pasar.
Trend dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Uptrend (kecenderungan harga naik). Uptrend ditandai dengan
garis yang memiliki kemiringan positif. Uptrend dapat
dibentuk dengan menarik garis sejajar yang menghubungkan
minimal 3 titik pada lembah secara diagonal mengarah ke atas
yang terbentuk pada grafik.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
20
Gambar 2.4. Gambar Up-trendline
Sumber: Chart Nexus – saham BSDE Jun 2015-Dec 2016
2. Downtrend (kecenderungan harga turun). Downtrend ditandai
dengan garis yang memiliki kemiringan negatif. Downtrend
dapat dibentuk dengan menarik garis sejajar yang
menghubungkan minimal 3 titik pada puncak secara diagonal
ke arah bawah yang terbentuk pada grafik.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
21
Gambar 2.5. Gambar Down-trendline
Sumber: Chart Nexus – saham BBNI Jan 2014-Nov 2015
3. Sideways (kecenderungan harga ke samping/tetap). Sideways
juga sering disebut dengan trendless atau tidak memiliki trend.
Sideways dapat dibentuk dengan menarik 2 garis sejajar yang
terdiri atas 1 garis sejajar yang menghubungkan puncak-puncak
(membentuk garis atas) dan 1 garis sejajar yang
menghubungkan lembah-lembah (membentuk garis bawah).
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
22
Gambar 2.6. Gambar Sideways/trendless
Sumber: Chart Nexus – saham CPIN Feb 2013 2015-Dec 2015
2.4.3. Support dan Resistance
Menurut Wira (2011) support adalah tingkat harga di mana seakan-
akan tingkat harga ini menjaga supaya harga tidak jatuh lebih dalam. Jika
support ini tembus, maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan
titik support baru. Sedangkan resistance adalah kebalikan dari support, di
mana aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik
lagi. Jika resistance ini tembus, maka harga akan mencari resistance
berikutnya.
Menurut Utomo (2016) support dan resistance pada grafik
pergerakan harga dapat ditentukan dengan menggunakan cara berikut.
a. Titik tertinggi dan terendah sebelumnya.
b. Level psikologis.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
23
c. Garis trend.
d. Candlestick.
e. Fibonacci retracement level.
f. Gap, moving average, pivot point.
Gambar 2.7. Gambar Support and Resistance
Sumber: Chart Nexus – saham TLKM Feb 2014-Dec 2015
2.5. Candlestick
Candlestick ditemukan oleh seorang pedagang beras di Jepang
pada awal abad ke-16 yang bernama Munehisa Homma. Beliau
menggunakan candlestick ini untuk memprediksi pergerakan harga beras
pada masanya dengan menggunakan harga yang telah ada di masa lalu.
Pada tahun 1990-an candlestick untuk pertama kalinya
diperkenalkan kepada dunia barat oleh Steve Nison. Nama berbagai
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
24
formasi atau pola candlestick yang hampir secara keseluruhan memakai
istilah dalam bahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yang
kemudian dijadikan standar internasional yang dipakai hingga saat ini.
Penggunaan candlestick saat ini merupakan salah satu yang
populer di kalangan para analis teknikal (chartish). Hal ini dikarenakan
candlestick menggambarkan situasi harga pasar harian secara keseluruhan
yaitu harga pembuka (open), harga penutup (close), harga tertinggi (high),
dan harga terendah (low). Keempat elemen harga ini digambarkan dengan
kotak dan garis vertikal di atas maupun di bawah kotak. Kotak
menggambarkan harga pembuka dan harga penutup sedangkan garis
vertikal di atas dan di bawah kotak menggambarkan harga tertinggi dan
harga terendah pada hari tersebut.
Ketika harga pembuka lebih tinggi dibandingkan harga penutup,
maka kotak akan berwarna hitam. Sedangkan jika harga pembuka lebih
rendah dibanding harga penutup, maka kotak akan berwarna putih. Jika
harga pembuka dan penutup adalah sama, maka tidak ada gambar kotak
yang terbentuk, yang biasanya digambarkan berupa garis horizontal saja.
Kotak ini biasanya disebut juga dengan body candle.
Untuk garis vertikal yang muncul di atas maupun di bawah kotak,
yang biasanya disebut dengan shadow, mencerminkan harga tertinggi dan
harga terendah harian. Harga tertinggi akan tergambar pada atas body
candle atau yang biasanya disebut dengan upper shadow, sedangkan harga
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
25
terendah akan tergambar pada bawah body candle atau yang biasanya
disebut dengan lower shadow.
Gambar 2.8. Candlestick putih dan candlestick hitam
Candlestick memiliki berbagai variasi bentuk sesuai dengan harga
pembuka, harga penutup, harga tertinggi dan harga terendah dari setiap harinya.
Gambar 2.8 merupakan contoh dasar bentuk candlestick yang terbentuk dari
keempat elemen harga harian. Namun tidak semua bentuk candlestick sama besar
dan panjangnya. Berikut adalah beberapa macam bentuk candlestick pada
umumnya yang nantinya akan digunakan pada pola untuk menganalisa secara
teknikal.
2.5.1. Spinning tops
Spinning tops merupakan candlestick yang memiliki body yang
kecil dengan shadow panjang. Baik upper shadow maupun lower shadow
memiliki panjang yang hampir sama.
Upper Shadow
Lower Shadow
Close
Open
Open
Close
High
Low
High
Low
Body
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
26
Gambar 2.9. Spinning tops
2.5.2. Doji
Doji merupakan candlestick yang terbentuk saat harga pembukaan
(open) dan harga penutupan (close) adalah sama. Kondisi ini mewakili
kekuatan pasar yang seimbang pada periode tersebut karena tidak ada
perbedaan harga pembukaan maupun harga penutupan.
Gambar 2.10. Doji
2.5.3. Marubozu
Marubozu merupakan candlestick yang tidak memiliki shadow.
Hal ini menunjukkan bahwa harga sepanjang periode hanya berkisar di
harga pembukaan dan penutupan saja. Jika body candle yang terbentuk
berwarna putih mencerminkan sinyal beli yang cukup besar pada periode
Doji Long Legged
Doji
Dragonfly
Doji
Gravestone
Doji
4-price
Doji
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
27
tersebut yang biasanya disebut dengan white maburozu. Sedangkan jika
sebaliknya body candle berwarna hitam mencerminkan sinyal jual yang
cukup besar atau yang biasanya disebut dengan black maburozu.
Gambar 2.11. White maburozu dan black maburozu
2.6. Pola Candlestick 1 Hari
Pola candlestick 1 hari adalah pola candlestick tertentu yang jika
muncul dapat digunakan untuk memprediksi trend 1 hari berikutnya.
Beberapa jenis pola candlestick 1 hari yaitu hanging man, hammer,
shooting star, inverted hammer, bullish belt hold dan bearish belt hold.
2.6.1. Hanging man
Menurut May (2015), pola Hanging man adalah pola candlestick 1
hari yang muncul saat trend mengarah ke atas atau bullish, dimana
berikutnya akan terjadi pembalikan trend ke arah bawah. Disebut hanging
man karena bentuknya menyerupai orang yang sedang menggantung. Pola
ini adalah sinyal akan terjadinya bearish.
Gambar 2.12. Hanging man
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
28
2.6.2. Hammer
Hammer adalah pola candlestick 1 hari yang berbentuk palu
dengan kepala palu di atas dan pegangan di bawahnya. Pola ini muncul
saat sedang downtrend dan akan menjadi titik balik trend ke arah atas atau
bullish. Hammer hanya akan valid jika terbentuk di akhir downtrend.
Gambar 2.13. Hammer
2.6.3. Shooting star
Shooting star adalah pola candlestick 1 hari yang memiliki body
kecil dengan shadow panjang yang berada di atasnya. Pola ini
menunjukkan kondisi harga pasar yang ditutup mendekati pembukaan dan
harga terendah adalah sama dengan harga penutupan atau pembukaan di
hari tersebut. Shooting star merupakan sinyal bearish setelah rally panjang
uptrend.
Gambar 2.14. Shooting star
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
29
2.6.4. Inverted hammer
Inverted hammer atau palu terbalik adalah pola candlestick 1 hari
mirip dengan shooting star namun inverted hammer muncul berkebalikan
dengan kondisi shooting star yaitu merupakan indikasi sinyal bullish
setelah rally panjang downtrend.
Gambar 2.15. Inverted hammer
2.6.5. Bullish belt hold
Menurut Rob Booker dalam Bulkowski (2008), bullish belt hold
adalah pola candlestick 1 hari yang merupakan white candle yang
terbentuk dari harga pembukaan sama dengan harga terendah di hari itu
sedangkan harga tertinggi hampir mendekati harga penutupan di hari
tersebut. Jika pola ini terjadi pada akhir dari rally downtrend maka hampir
dipastikan akan terjadi rally panjang ke arah atas atau bullish.
Gambar 2.16. Bullish belt hold
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
30
2.6.6. Bearish belt hold
Bearish belt hold adalah pola candlestick 1 hari yang merupakan
black candle yang terbentuk dari harga pembukaan adalah harga tertinggi
di hari itu sedangkan harga terendah hampir mendekati harga penutupan di
hari tersebut. Jika pola ini terjadi pada akhir dari rally uptrend maka
hampir dipastikan akan terjadi rally panjang ke arah bawah atau bearish.
Gambar 2.17. Bearish belt hold
2.7. Pola Candlestick 2 Hari
Menurut Wira (2014), pola candlestick 2 hari adalah pola
candlestick yang terbentuk dari 2 candlestick dari 2 trading days hari
sebelumnya dan hari tersebut yang membentuk pola tertentu dengan
keunikan tersendiri yang tentunya dapat memprediksi pergerakan harga di
hari berikutnya. Beberapa jenis pola candlestick 2 hari yaitu bullish
engulfing, bearish engulfing, piercing, harami, harami cross, tweezers top,
tweezers bottom, bullish counterattack lines, bearish counterattack lines,
window, bullish separating lines, bearish separating lines. Pada penelitian
ini peneliti hanya meneliti 9 pola candlestick 2 hari.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
31
2.7.1. Bullish engulfing
Bullish engulfing adalah pola candlestick 2 hari yang terbentuk
ketika trend pasar sedang menurun. Pola ini terbentuk dari candlestick 2
hari dimana diujung trend menurun terjadi black candle kemudian diikuti
dengan white candle yang lebih lebar body nya dibanding candle
sebelumnya. Hal ini memberikan sinyal pasar akan mengalami pembalikan
trend, yang menunjukkan adanya tekanan untuk melakukan aksi beli oleh
investor.
Gambar 2.18. Bullish engulfing
2.7.2. Bearish engulfing
Bearish engulfing adalah kebalikan dari pola bullish engulfing dan
terjadi saat trend pasar sedang meningkat. Pola ini terbentuk dari 2 candle
dimana pada candle pertama terbentuk white candle kemudian diikuti
dengan black candle yang lebih lebar body nya dibanding candle
sebelumnya. Pola ini menunjukkan sinyal pasar akan menurun, yang
dipicu oleh aksi jual investor.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
32
Gambar 2.19. Bearish engulfing
2.7.3. Piercing
Piercing adalah pola candlestick 2 hari yang terjadi pada saat pasar
sedang mengalami downtrend. Candle pertama adalah black candle yang
kemudian diikuti oleh white candle di hari kedua. Body candle di hari
kedua selalu memiliki harga pembukaan lebih rendah dibandingkan harga
penutupan di hari pertama.
Gambar 2.20. Piercing : on neck, in-neck, and thrusting pattern
2.7.4. Harami
Harami adalah pola candlestick 2 hari yang memiliki body candle
yang panjang di hari pertama diikuti dengan body candle yang kecil di hari
berikutnya. Body candle di hari kedua harus berada di antara body candle
hari pertama. Untuk harami uptrend memiliki body candle hari pertama
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
33
berwarna putih diikuti oleh body candle hari kedua berwarna hitam/putih
sedangkan untuk harami downtrend memiliki body candle hari pertama
berwarna hitam diikuti oleh body candle hari kedua berwarna hitam/putih.
Gambar 2.21. Harami : uptrend pattern and downtrend pattern
2.7.5. Bullish counterattack lines
Menurut Wijaya (2014), bullish counterattack lines adalah pola
candlestick 2 hari di mana kedua candle yang terbentuk memiliki harga
penutupan yang sama dan warna candle yang berkebalikan. Bullish
counterattack lines muncul saat pasar sedang mengalami downtrend.
Black candle akan terbentuk di hari pertama dan diikuti oleh white candle
di hari kedua. Pola ini biasanya diikuti dengan pembalikan arah trend
pasar ke arah atas.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
34
Gambar 2.22. Bullish counterattack lines
2.7.6. Bearish counterattack lines
Bearish counterattack lines adalah pola candlestick 2 hari di mana
kedua candle yang terbentuk memiliki harga penutupan yang sama dan
warna candle yang berkebalikan. Pola ini muncul saat pasar sedang
mengalami uptrend. White candle akan terbentuk di hari pertama dan
diikuti oleh black candle di hari kedua. Pola ini biasanya diikuti dengan
pembalikan arah trend.
Gambar 2.23. Bearish counterattack lines
2.7.7. Bullish separating lines
Bullish separating lines adalah pola candlestick 2 hari dengan
warna candle untuk hari pertama adalah black candle sedangkan warna di
hari kedua adalah white candle. Pola ini merupakan pola berkelanjutan
untuk uptrend, dimana setelah terjadinya pola tersebut, trend ke atas akan
terus terjadi. Pola ini terbentuk dengan kesamaan harga pembukaan di
kedua candle.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
35
Gambar 2.24. Bullish separating lines
2.7.8. Bearish separating lines
Bearish separating lines berkebalikan dengan bullish separating
lines dengan warna candle untuk hari pertama adalah white candle
sedangkan warna di hari kedua adalah black candle. Pola ini merupakan
pola berkelanjutan untuk downtrend, di mana setelah terjadinya pola
tersebut, trend ke bawah akan terus terjadi. Pola ini terbentuk dengan
kesamaan harga pembukaan di kedua candle.
Gambar 2.25. Bearish separating line
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
36
2.8. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan candlestick sudah
banyak dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Berikut adalah ringkasan
pembahasan penelitian terdahulu yang dipakai peneliti sebagai acuan
untuk penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Chen, Bao dan Zhou (2016)
meneliti predictive power dari 4 pasangan pola candlestick 2 hari.
Penelitian ini menggunakan data harga saham harian pada Chinese Stock
Market periode Januari 2007 – Agustus 2015. Penelitian mengaplikasikan
metode exponential moving average 10 days yang direkomendasikan oleh
Morris (2009) dan juga menggunakan metode 3 days moving average over
6 days yang diusulkan oleh Caginalp dan Laurent (1998). Dari 4 pasang
pola candlestick 2 hari yang dipakai pada penelitian, ada 5 pola
candlestick 2 hari yang memiliki predictive power positive, yaitu bullish
harami, bearish harami, dan homing pigeon yang baik untuk prediksi
harga saham jangka menengah dan jangka panjang sedangkan bullish
engulfing dan bearish engulfing baik digunakan untuk memprediksi harga
saham jangka pendek.
Penelitian yang dilakukan oleh Lu (2014) meneliti predictive
power dari grafik candlestick. Penelitian menggunakan data harian saham
pada Taiwan Stock Market periode 4 Januari 1992 hingga 31 Desember
2009. Penelitian menggunakan pendekatan 4–price-level untuk
mengelompokan secara sistematis pola garis tunggal yang dihasilkan dari
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
37
grafik candlestick. Penelitian ini menguji 12 pola candlestick 1 hari dan
menemukan bahwa 4 diantaranya yaitu 1 bullish reversal pattern (4-price
doji in downtrend), 1 bearish continuation pattern (dragonfly doji in
downtrend), dan 2 bearish reversal pattern (4-price doji and hammer in
uptrend) adalah sinyal menguntungkan pada Taiwan Stock Market.
Penelitian yang dilakukan oleh Lu, Shiu dan Liu (2012) meneliti
mengenai keuntungan dari pola candlestick 2 hari dengan melakukan
pembelian saham pada saat pola bullish/bearish dan melakukan hold
hingga pola bullish/bearish berikutnya terjadi. Penelitian menggunakan
data harian harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga
penutupan 50 top saham pada Taiwan Stock Market periode 29 Oktober
2002 hingga 31 Desember 2008. Penelitian terhadap 3 bullish reversal
patterns dan 3 bearish reversal patterns menemukan bahwa lebih
menguntungkan pada saat terjadinya pola bullish reversal dibandingkan
pola bearish reversal. Penelitian juga mengevaluasi hasil ini pada kondisi
pasar yang berbeda dengan melakukan out-of-sample test dan
menggunakan metodologi bootstrap.
Penelitian yang dilakukan oleh Horton (2009) meneliti penggunaan
candlestick untuk melakukan perdagangan saham dengan mengacu pada 8
pola candlestick yang terdiri atas 4 sinyal bull market (three white soldier,
three inside up, three outside up, morning star) dan 4 sinyal bear market
(three black crow, three inside down, three outside down, evening star).
Penelitian ini menggunakan data 349 saham dari aplikasi Commodity
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
38
Systems Inc. Penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan pola stars, crow
atau doji untuk melakukan pembelian atau penjualan saham tidak
direkomendasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Prado, Ferneda, Morais, Luiz dan
Matsura (2013) meneliti teknik pengembangan untuk mengerti perilaku
pada pasar keuangan dan untuk memprediksi asset pricing behavior.
Penelitian ini sudah dilakukan pada tahun 2006 oleh Greg Morris pada
U.S. Capital Market namun belum pernah diteliti di Brazilian Stock
Market. Penelitian ini menggunakan data 10 saham pada Brazilian Stock
Market tahun 2005 hingga 2009 yang merupakan 40% Ibovespa (Sao
Paulo Stock Exchange Index) atau 40% saham yang memiliki tingkat
likuiditas paling tinggi di Brazil Stock Market. Hasil penelitian ini
dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Morris dan
hanya sedikit pattern yang dapat dikonfirmasi pada analisis statistic sesuai
dengan data yang diteliti oleh Morris. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil
penelitian tidak dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga
saham pada Brazil Stock Exchange untuk ke depannya. Namun ada
beberapa pattern yang memiliki kesamaan diantara keduanya, yang dapat
diidentifikasikan dan digunakan untuk acuan jika ingin meneliti pasar
saham di negara lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Usman, Nurazi dan Zulkarnain
(2012) meneliti tentang penggunaan analisa candlestick dengan
membandingkan persentase keberhasilan bearish versus bullish pada
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
39
pembalikan trend maupun kelanjutan trend yang terjadi dalam waktu yang
relatif singkat. Penelitian ini menggunakan data indeks saham LQ45
periode 1999 hingga 2012 yang berjumlah 168 bulan, namun data akan
lebih berfokus pada rentang waktu Mei 1999 hingga Desember 2012.
Pengujian hipotesis menggunakan uji beda 2 mean, dengan hasil t hitung
lebih kecil dari t table yang dapat disimpulkan bahwa mean harga saham
prediksi tidak jauh berbeda dengan mean harga saham actual. Penggunaan
analisis candlestick dalam kedua jenis kondisi bearish versus bullish
terbukti mampu memberikan konfirmasi kepada para trader tentang
pembalikan trend harga maupun kelanjutan trend harga dalam waktu yang
relatif singkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Lu, Chen, dan Hsu (2015) meneliti
tentang strategi candlestick untuk menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan strategi 3 trend dan 4 strategi holding. Penelitian
menggunakan data komponen Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan
menemukan 8 pola reversal 3 hari dengan caginalp-laurent holding
strategy menguntungkan saat transaction cost 0.5%. Peneliti
menyimpulkan bahwa tipe dari holding strategy memegang peranan
penting dalam efektivitas penggunaan strategi candlestick trading. Strategi
ini dapat menghasilkan nilai lebih bagi investor pada asset yang lebih
beresiko.
Penelitian yang dilakukan oleh Marszalek dan Burczynski (2014)
meneliti kontrak futures menggunakan analisis candlestick. Penelitian ini
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
40
menggunakan data harga harian top 20 index pada Warsaw Stock
Exchange periode 2008-2013. Peneliti mengimplementasikan metode baru
yaitu Ordered Fuzzy Autoregressive Models untuk dibandingkan dengan
metode lama yaitu Classical Autoregressive Models. Penelitian ini
memberikan bukti bahwa penggunaan metode Ordered Fuzzy
Autoregressive Models untuk analisis candlestick dapat memberikan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan
strategi buy-hold maupun menggunakan metode Classical Autoregressive
Models.
Penelitian yang dilakukan oleh Detollenaere dan Mazza (2013)
meneliti apakah Japanese candlestick dapat membantu para trader untuk
menentukan saat yang tepat antara market timing dan market impact cost.
Penelitian menggunakan 81 saham pada Euronext Market Data yang
merupakan kombinasi 3 indeks nasional yaitu BEL20 (Euronext Brussels),
AEX (Amsterdam Exchange Index) dan CAC40 (Cotation Assistée en
Continu - French Stock Market Index) periode 1 February 2006 hingga 30
April 2006. Hasil penelitian menyatakan bahwa biaya transaksi lebih baik
dikategorikan pada candlestick pattern yang spesifik. Market impact cost
menurun secara signifikan ketika dan setelah doji terjadi walaupun market
timing cost tidak mengalami penurunan saat hammer and doji terjadi.
Candlestick dapat memberi manfaat lebih bagi para trader untuk
meningkatkan strategi eksekusi mereka.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
41
Penelitian yang dilakukan oleh Marshall, Young, dan Cahan (2008)
meneliti perbandingan penggunaan candlestick yang diaplikasikan pada
large stock dengan rentang waktu yang berbeda. Penelitian dengan
membandingkan penggunaan candlestick pada large stock di Japanese
Equity Market periode 1975 hingga 2004 dengan penelitian pada Dow
Jones Industrial Average periode 1990 hingga 2002. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan candlestick pada kedua pasar saham
tersebut tidak menguntungkan walaupun pada beberapa kasus di Japanese
Equity Market mengalami keuntungan yang cukup menarik. Penggunaan
candlestick juga lebih menguntungkan saat diaplikasikan di pasar saham
Jepang karena lebih popular digunakan disana dan penggunaan candlestick
menguntungkan namun tidak lagi untuk saat ini terkait dengan bull and
bear market.
Penelitian yang dilakukan oleh Xie, Zhao dan Wang (2012)
meneliti kinerja dari Japanese candlestick dalam melakukan forecasting
terhadap tingkat pengembalian ekuitas. Penelitian menggunakan data yang
berbeda untuk 2 metode estimasi regresi. Pada estimasi in-sample
regression, peneliti menggunakan data DAX (German Stock Index) dan ST
(Strait Times Index) sedangkan pada estimasi out-of-sample regression,
peneliti menggunakan data CAC40 (French Stock Index), HK (Hang Seng
Index) dan FTSE100 (Financial Times Stock Exchange). Keduanya, baik
in-sample regression method maupun out-of-sample regression method
mengindikasikan kegunaan Japanese candlestick dalam forecasting
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
42
tingkat pengembalian saham. Penelitian juga mendapati bahwa pasar
saham Amerika memainkan peranan utama dan berpengaruh kuat terhadap
semua index perdagangan saham di dunia.
Penelitian yang dilakukan oleh Jasemi, Kimiagari dan Memariani
(2011) meneliti tentang model baru untuk melakukan stock market timing
yang berdasarkan analisis Japanese candlestick. Penelitian menggunakan
data harga saham harian General Motor Stock di NYSE periode tahun
2000 hingga 2008. Penelitian menyimpulkan bahwa rentang waktu basis
penelitian tidak berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai baik itu
menggunakan raw-data based maupun signal-based.
Penelitian yang dilakukan oleh Marshall, Young dan Rose (2006)
meneliti metode analisis teknikal yang paling tua yaitu candlestick yang
merupakan teknik analisis saham untuk jangka pendek berdasarkan harga
pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan harian.
Penelitian menggunakan data harga saham harian pada Dow Jones
Industrial Average (DJIA) periode 1 Januari 1992 hingga 31 Desember
2002. Dengan membandingkan dengan hasil metodologi bootstrap dan
mengadopsi 4 proses yang banyak digunakan untuk harga saham yaitu : a
random walk, an autoregressive process of order one (AR(1)), a GARCH
in Mean (GARCH-M) model dan an Exponential GARCH (EGARCH)
model. Penelitian melibatkan 35 saham yang menjadi bagian dari DJIA
dan disimpulkan bahwa candlestick trading strategy tidak menguntungkan
untuk digunakan pada DJIA periode tahun 1992 hingga 2002. Selain itu,
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017
43
penggunaan candlestick trading strategy juga tidak menambah value bagi
perdagangan saham besar di pasar Amerika.
Penelitian yang dilakukan oleh Lan, Zhang dan Xiong (2011)
meneliti teknik analisis teknikal baru untuk mengetahui titik reversal pada
harga saham. Metode ini mengaplikasikan fuzzy logic theory ke Japanese
candlestick theory dengan mengkonversi harga pembukaan, tertinggi,
terendah dan penutupan ke grafik fuzzy candlestick. Dengan metode ini,
dapat diketahui sinyal yang akan muncul sebelum titik reversal kemudian
mengidentifikasi kapan akan terjadinya pola reversal pada candlestick
chart. Penelitian menggunakan data dari Shanghai Stock Market dan
Shenzen Stock Market. Dengan model baru ini, dapat menghasilkan
prediksi atas pola reversal yang cukup akurat yang dapat digunakan
sebagai panduan para investor dalam melakukan perdagangan saham. Pada
penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan improvisasi model
dengan menggunakan fuzzy variable lainnya yang terkait candlestick untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Analisis Akurasi..., Hilberto, FB UMN, 2017