Lilin
-
Upload
farida-zulfah-fitriani -
Category
Documents
-
view
42 -
download
9
description
Transcript of Lilin
LILIN
MAKALAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Biokimia Semester 5 yang Diampu oleh Bu Wuryanti, M.Sc
Disusun oleh :
Ahmad Najiullah xxxxxxxxxxxxxx
Jaka Dwi xxxxxxxxxxxxxx
Farida Zulfah 24030112140127
Rizky Indra 24030112140136
Shihandanu PT xxxxxxxxxxxxxx
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Lipida
mempunyai sifat umum yaitu, tidak larut dalam air; larut dalam pelarut organik seperti
benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida. Berbeda dengan karbohidrat
dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidak mempunyai satuan yang berulang.
Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya, lipida digolongkan menjadi
lipida sederhana, lipida majemuk, dan derivat lipid. Lipid sederhana hanya tersusun
atasa unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid sederhana dibedakan atas dua
golongan , yaitu golongan lemak (fat) dan golongan malam (wax). Lemak maupun lilin
/ malam merupakan suatu ester. Lemak adalah ester antara asam lemak dan gliserol,
sedangkan lilin / malam adalah ester antara asaam lemak dan alkohol yang bukan
gliserol.
Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki kandungan lilin pada bagian
epidermis kulitnya. Namun letak dan jumlah kandungan lilin yang terkandung pada
epidermis tiap mahluk hidup akan berbeda, akan dipengaruhi oleh sifat adaptasi
mahluk tersebut terhadap lingkungannya. Karena kandungan lilin ini akan membantu
mahluk hidup tersebut untuk melindungi diri dari adanya pengaruh-pengaruh di
lingkungan sekitarnya. Dalam makalah ini akan ditinjau lebih dalam mengenai
lilin/wax.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan lilin/wax ?
1.2.2 Bagaimana lilin/wax yang terkandung pada tumbuhan dan hewan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari lilin/wax
1.3.2 Mengetahui lilin/wax yang terkandung pada tumbuhan dan hewan
BAB II
LILIN
2.1 Pengertian Lilin / Wax
Lilin (wax) adalah ester dari asam lemak dengan alkohol monohidrat bermolekul
tinggi. Seperti lemak, waxes di alam ditemukan dalam bentuk campuran dari ester yang
berbeda dan bersifat padat pada suhu kamar. Lilin (wax) tersebar luas baik dalam tubuh
hewan maupun tanaman, dan berperan sebagai pelindung. Lilin (wax), memiliki rantai
karbon panjng antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin (wax) adalah sebagian dari
kelompok lipid. Secara kimiawi, lilin merupakan ester dari asam lemak berantai
panjang. Panjang rantai karbon asam maupun alkohol pada lilin biasanya berkisar dari
10 sampai 30 karbon. Bedanya dengan trigliserida adalah alkohol pada lilin ialah
alkohol monohidrat. Lilin adalah padatan mantap bertitik leleh rendah.
Lilin (wax) digolongkan ke dalam lipid karena sifatnya yang tidak larut daalam air,
juga karena sifatnya yang sangat hidrofobik (menolak air). Lilin tersusun atasa asebuah
alkohol kompleks yang terhubungkan dengan sebuah asak lemaka berantai panjang
oleh sebuah ikatan ester yang khas. Lilin merupakan lipid struktural penting yang
seringkali ditemukana sebagai lapisan pelindung padaa permukaaan daun, batang,
rambut, kulit, dan lain-lain. Lilin memberikan perlindungan yang efektif terhadap
terhadaap kehinlangan air, dan dalam beberapa kasus, lilin merupakan komponen
penyusun bangun yang kaku dari struktur-struktur yang kompleks seperti bagian dalam
sarang lebah. Lilin juga memiliki kegunaan komersial, sebagai pelitur perabotan,
senyawaa pelapis kendaraan bermotor, dan pelapis lantai.
2.2 Lilin / Wax pada Tumbuhan dan Hewan
Dalam sel hidup, lilin yang terdapat pada sitoplasma jarang ditemukan, namun
pada umumnya merupakan konstituen dinding sel. Pada suhu biasa, lilin berupa zat
padat yang mudah meleleh, tetapi tidak mudah terhidrolisis.
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin
yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air,
misalnya yang terdapat pada daun dan buah, demikian pula lilin memegang peranan
penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya pada domba, burung dan serangga.
Lilin tidak mudah terhidrolsis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang
menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan.
Beberapa binatang seperti serangga, dapat mensekresi lilin, yang digunakan
sebagai pelindung atau pelapis kulit dan bulu-bulunya. Pada beberapa tanaman, lilin
yang dihasilkan digunakan sebagai pelapis batang, daun atau buah, dan berfungsi untuk
melindungi tanaman tersebut dari dehidrasi atau serangan binatang penggangu.
Malam lebah (Beeswax), yang disekresi oleh kelenjar yang khusus dimiliki oleh
lebah, adalah campuran dari beberapa ester, alkohol, dan hidrokarbon. Mirisil palmiat
merupakan komponen terbesar (sekitar 80%), dan asam lemak penyusun yang banyak
adalah asam serotat. Lanolin yang dikenal sebagai lilin-wool, mengadung ester dengan
alkohol penyusunnya berupa kolesterol. Asilkolesterol ini daapat bercampur dengan air
sehingga dapat dijadikan salep untuk obat atau bahan kosmetik.
Lilin kamauba (Camauba wax) pohon palem, yang banyak tumbuh di Brazilia.
Lilin ini mengandung aester Mirisil serotat. Ester ini merupakan bahan penting pada
semir sepatu dan penggosok cat mobil karena lilin ini dapat membuat bahan yang
digosok menjadi mengkilap. Spermaseti, suatu cairan yang terdapat pada bagian dalam
beberapa jenis ikana paus, adalah setil palmiat. Apabila ester ini didinginkan, spemaseti
akan membentuk hablur dan banyak digunakan sebagai bahan kecantikan.
Pada tumbuhan timbunan lilin terjadi dalam bentuk butiran, seperti dalam Brassica
dan Dianthus, atau sebagaian batang seperti dalam Saccharum. Lilin juga disimpan
dalam bentuk kepingan atau sisik. Lilin pada daun dan buah juga penting untuk
mengurangi kebasahan permukaan. Beberapa campuran lilin gagal membentuk kristal
dan mungkin membentuk lapisan yang berminyak dari kepingan pipih yang tidak
teratur di atas permukaan kutikula misalnya pada buah apel. Pada Coperinicia cerifera
dan Ceroxylon andicola, lapisan lilin setebal 5 mm. Pada daun Agave,lapisan lilin
ditemukan di bawah kutikula. Pada tumbuhan tertentu, keping lilin ditemukan dalam
kutin bagian luar dinding epidermis. Kutikula berkembang selama tahap awal
pertumbuhan organ. Prekursor kutin berubah enjadi tetesan dalam matriks dinding
epidermis. Prekursor ini menjadi asam lemak tidak jenuh. Kutikula dibentuk ke arah
sentripetal, yaitu bagan luar dibentuk pertama kali. Bahan kutikula mengeras secara
bertahap karena terjadi oksidasi dan polimerisasi secara terus-menerus.
BAB III
KESIMPULAN
Lilin (wax) adalah ester dari asam lemak dengan alkohol monohidrat bermolekul
tinggi. Seperti lemak, waxes di alam ditemukan dalam bentuk campuran dari ester yang
berbeda dan bersifat padat pada suhu kamar. Lilin (wax) tersebar luas baik dalam tubuh
hewan maupun tanaman, dan berperan sebagai pelindung.
Lilin atau wax sangat bermanfaat pada tumbuhan maupun hewan, sebagaian besar
merupakan senyawa yang ada pada epidermis dan biasanya berupa jaringan kutikula. Pada
aplikasinya sendiri, biasanya lilin ini bermanfaat tergantung pada asal ditemukannya lilin ini
sendiri, misalnya pada lebah (beeswax).
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani E.S., Sri, 2006, “Anatoni Tumbuhan”, Yogyakarta, Kanisus
Poedjiadi, Anna dan F. M Titin Suppriyanti. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UIPress
Shofyan. 2010. Lipid. http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15636.0., diakses 16 Oktober 2013