Leng Kap

download Leng Kap

of 26

description

Interne

Transcript of Leng Kap

BAB IPENDAHULUAN

Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien berusialanjut (berusia 60 tahun atau lebih) berbeda dengan pasien dewasa muda. Pasien geriatrimemiliki karakteristik multipatologi, daya cadang faal yang rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya status fungsional, dan gangguan nutrisi. Selain itu, perbaikan kondisi medis terkadang lebih lambat timbulnya dan kurang memuaskan. Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalahmultipatologi, yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifatkronik degeneratif. Kedua adalah menurunya daya cadangan faali, yang menyebabkan pasien geriatri amat mudahjatuh dalam kondisi gagal pulih (failure to thrive). Hal ini terjadi akibat penurunan fungsiberbagai organ sesuai dengan bertambahnya usia, yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan menipisnya daya cadang faali. Ketiga adalah penyimpangan gejala dan tanda penyakit dari yang klasik,misalnya pada pneumonia mungkin tidak akan dijumpai gejala khas seperti batuk, demam, dan sesak, melainkan terdapat perubahan kesadaran atau jatuh. Keempat adalah terganggunya statusfungsional pasien geriatri. Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari hari. Status fungsional menggambarkan kemampuan umum seseorang dalam memerankanfungsinya sebagai manusia yang mandiri, sekaligus menggambarkan kondisi kesehatan secara umum. Kelima adalah adanya gangguan nutrisi, gizi kurang, atau gizi buruk, gangguan nutrisi ini secara langsung akan mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan. Jika karena sesuatu hal pasien geriatri mengalami kondisi akut seperti pneumonia, maka pasien geriatri juga seringkali muncul dengangangguan fungsi kognitif, depresi, instabilitas ,imobilisasi, dan inkontinesia (sindrom geriatri). Kondisi tersebut akan semakin kompleks jika secara psikososial terdapat hendaya seperti pengabaian (neglected) atau kemiskinan (masalah finansial).Berdasarkan uraian di atastidak dapat disangkal lagi bahwa pendekatan dalam evaluasi medisbagi pasien geriatri mutlak harus bersifat holistik atau paripurna yang tidak semata mata dari sisi bio-psiko-sosial saja, namun juga harussenantiasa memperlihatkan aspek kuratif, rehabilitatif, promotif, dan preventif. Komponen dari pengkajian paripurna pasien geriatri meliputi statusfungsional, status kognitif, status emosional, dan status nutrisi.Selain itu, anamnesis yang dilakukan adalah anamnesis sistem organ yang secara aktifditanyakan oleh dokter (mengingat seringkali pasien geriatri memiliki hambatan dalam menyampaikan keluhan atau tidak menganggap hal tersebutsebagai suatu keluhan) dan pemeriksaan fisik lengkap yang mencangkup pulapemeriksaan neurologis dan muskuloskeletal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup Geriatri

2.1.1Definisi GeriatriGeriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang timbul pada lansia. Tujuan pelayanan geriatri adalah mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal, tepat memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiaanya berlangsung dengan tepat.Menurut Boedhi Darmojo menjadi tua merupakan suatu proses perubahan dimana kepekaan bertambah atau batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengan geriatri giant,dimana lansia akan mengalami yaitu: imobilisasi, instabilisasi (mudah jatuh), intelektualisia, impotensia, imunodefiasi, infeksi mudah terjadi impaksi (konstipasi), iantrogenes (kesalahan diagnosis), insomnia, impairment of (gangguan pada penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi dan integritas kulit, inaniation (malnutrisi).12,132.1.2Karakteristik GeriatriBeberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah:a. Jenis kelaminLansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan. Misalnya lansia laki-laki berisiko dengan hipertropi prostat, maka perempuan mungkin berisiko tinggi menghadapi osteoporosis.b. Status perkawinanStatus masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda atau duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.c. Living arrangementKeadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, anak atau keluarga lainnya.

2.1.3 Perubahan-perubahan pada lansiaPerubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah faktor kesehatan yang meliputi keadaan fisik dan keadaan psikososial lanjut usia. a. Keadaan FisikPerubahan secara fisik meliputi sistem pernafasan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, muskuloskletal, gastrointestinal dan sistem integumen mulai menurun pada tahap-tahap tertentu. 13b. Kesehatan Psikososial KesepianTerjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran. Duka cita (Bereavement)Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan. DepresiDuka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi. Gangguan cemasFobia, panik, gangguan cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat. ParafreniaSuatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

2.2 Comprehensive Geriatric Assesment

2.2.1 Ruang Lingkup Assessment Geriatri komprehensif mencakup: kesehatan fisik, mental, status fungsional, kegiatan sosial, dan lingkungan. Tujuan assesmen ialah mengetahui kesehatan penderita secara holistik supaya dapat memberdayakan kemandirian penderita selama mungkin dan mencegah disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.1,2Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien berusia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih) berbeda dengan pasien dewasa muda. Pasien geriatri memiliki karakteristik multipatologi, daya cadang faal yang rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya status fungsional, dan gangguan nutrisi. Selain itu, perbaikan kondisi medis kadangkala kurang dramatis dan lebih lambat timbulnya. Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif. Kedua adalah menurunyadaya cadangan faali, yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih (failure to thrive). Hal ini terjadi akibat penurunan fungsi barbagai oragan sesuai dengan bertambahnya usia, yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan menipisnya daya cadang faali. Ketiga adalah penyimpangan gejala dan tanda penyakit dari yang klasik, misalnya pada pneumonia mungkin tidak akan dijumpai gejala khas seperti batuk, demam, dan sesak, melainkan terdapat perubahan kesadaran atau jatuh. Keempat adalah terganggunya status fungsional pasien geriatri. Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari hari. Status fungsional menggambarkan kemampuan umum seseorang dalam memerankan fungsinya sebagai manusia yang mandiri, sekaligus menggambarkan kondisi kesehatan secara umum. Kelima adalah adanya gangguan nutrisi, gizi kurang, atau gizi buruk, gangguan nutrisi ini secara langsung akan mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan. Jika karena sesuatu hal pasien geriatri mengalami kondisi akut seperti pneumonia, makapasien geriatri juga seringkali muncul dengan gangguan fungsi kognitif, depresi, instabilitas, imobilisasi, dan inkontinesia (sindrom geriatri). Kondisi tersebut akan semakin kompleks jika secara psikososial terdapat hendaya seperti pengabaian (neglected) atau kemiskinan (masalah finansial). Berdasarkan uraian di atas tidak dapat disangkal lagi bahwa pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien geriatri mutlak harus bersifat holostik atau paripurna yang tidak semata mata dari sisi bio-psoko-sosial saja, namun juga harus senantiasa memperlihatkan aspek kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif. Komponen dari pengkajian paripurna pasien geriatri meliputi status fungsional, status kognitif, status emosional, dan status nutrisi. Selain itu, anamnesis yang dilakukan adalah anamnesis sistem organ yang secara aktif ditanyakan oleh dokter (mengingat seringkali pasien geriatri memiliki hambatan dalam menyampaikan keluhan atau tidak mengangap hal tersebut sebagai suatu keluhan) dan pemeriksaan fisik lengkap yang mencangkup pula pemeriksaan neurologis dan muskuloskeletal.

2.3 Pengkajian Paripurna GeriatriPengkajian paripurna geriatri mencakup biopsikosial, kuratif, rehabilitatif, promotif, preventif, pengkajian status fungsional, status psikokognitif, dan aset keluarga atau aset sosial.Pemeriksaan penderita Geriatri sama dengan pemeriksaan penderita di bidang ilmu lainnya yaitu mulai dengan pemeriksaan:3a. Anamnesisb. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan bantuan dengan teknologi yang tersedia, termasuk yang canggihd. Pemeriksaan fungsie. Konsultasi vertical atau horisontalf. Daftar masalah (CMOM)g. Diagnosis diferensial (DD)h. Diagnosis pastii. Penatalaksanaan holistikj. Prognosis

2. 3.1 Status Fungsional Pendekatan yang dilakukan untuk menyembuhkan kondisi akut pasien geriatri tidak akan cukup untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Meskipun kondisi akutnya sudah teratasi, tetapi pasien tetap tidak dapat dipulangkan karena belum mampu duduk, apalagi berdiri dan berjalan, pasien belum mampumakan dan minum serta membersihkan diri tanpa bantuan. Pengkajian status fungsional untuk mengatasi berbagai hendaya menjadi penting, bahkan seringkali menjadi prioritas penyelesaian masalah. Nilai dari kebanyakan intervensi medis pada oirang usia lanjut dapat diukur dari pengaruhnya pada kemandirian atau status fungsionalnya. Kegagalan mengatasi hendaya maupun gejala yang muncul akan mengakibatkan kegagalan pengobatan secara keseluruhan. Mengkaji status fungsional seseorang berarti melakukan pemeriksaan dengan instrumen tertentu untuk membuat penilaian menjadi objektif, antara lain dengan indeks aktivitas kehidupan sehari hari ( activity of daily living/ADL) Brarthel dan katz. Pasien dengan s tatus fungsional tertentu akan memerlukan berbagai program untuk memperbaiki status fungsionalnya agar kondisi kesehatan kembali pulih, mempersingkat lama rawat, meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan pasien

2.3.2 Status EmosionalKondisi psikologik, seperti gangguan penyesuaian dan depresi, juga dapat mempengaruhi hasil pengelolaan. Pasien yang depresi akan sulit untuk diajak bekerja sama dalam kerangka pengelolaan secara terpadu. Pasien cenderung bersikap pasif atau apatis terhadap berbagai program pengobatan yang akan diterapkan. Hal ini tentu akan menyulitkan dokter dan paramedik untuk mengikutidan mematuhi berbagai modalitas yang diberikan. Keinginan bunuh diri secara langsung maupun tidak, cepat atau lambat akan mengencam proses penyembuhan dan pemulihan. Instrumen untuk mengkaji status emosional pasien misalnya geriatric depressionscale (GDS) yang terdiri atas 15 atau 30 pertanyaan. Instrumen ini bertujuan untuk menapis adanya gangguan depresi atau gangguan penyesuaan. Pendekatan secara profesional dengan bantuan psikiater amat diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

2.3.4 Status NutrisiMasalah gizi merupakan masalah lain yang mutlak harus dikaji pada seorangpasien geriatri. Gangguan nutrisi akan mempengaruhi status imun dan keadaan umum pasien. Adanya gangguan nutrisi seringkali terabaikan mengingat gejala awal seperti rendahnya asupan makanan disangka sebagi kondisi normal yang akan terjadi pada pasien geriatri. Sampai kondisi status gizi turun menjadi gizi buruk baru tersadar bahwa memang ada masalah di bidang gizi. Pada saat tersebut biasanya sudah terlambat atau setidaknya akan amat sulit menyusun program untuk mengobati status gizi buruk. Pengkajian status nutrisi dapat dilakukan dengan anamnesis gizi (anamnesis asupan), pemeriksaan antropometrik, maupun biokimiawi. Dari anamnesis harus dapat dinilai berapa kilometer energi, berapa gram protein, dan berapa gram lemak yang rata rata dikonsumsi pasien. Juga perlu dievaluasi berapa gram serat dan mililiter cairan yang dikonsumsi. Jumlah vitamin dan mineral biasanya dilihat secara lebih spesifik sehingga memerlukan perangkat instrumen lain dengan bantuan seorang ahli gizi. Pemeriksaan antropometrik yang lazim dilakukan adalah pengukuran indeks massa tubuh dengan memperhatikan perubahan tinggi tubuh dibandingkan saat usia dewasa muda. Rumus tinggi lutu tyang disesuaikan denagn ras Asia dapat dipakai untuk dikalkulasi tinggi badan orang usia lanjut. Pada pemeriksaan penunjang dapat diperiksa hemoglobin dankadar albumin plasma untuk menilai status nutrisi secara biokimiawi. Instrumen untuk mengkaji status fungsional, kognitif, dan emosional dapat dilihat pada lampiran.Anamnesis Nutrisi:4 Pada gizi perlu diperhatikan : Keseimbangan (baik jumlah kalori maupun makronutrien) Cukup mikro nutrien (vitamin dan mineral) Perlu macam makanan yang beraneka ragam. Kalori berlebihan atau dikurangi disesuaikan dengan kegiatan AHS-nya, dengan tujuan mencapai berat badan ideal. Keadaan gigi geli, mastikasi dan fungsi gastro-intestinal. Apakah ada penurunan atau kenaikan berat badan.

Pengkajian Nutrisi Pengkajian nutrisi dilakukan dengan memeriksa indeks massa tubuh.5 Adapun rumus indeks massa tubuh (IMT) adalah:

Berat Badan (kg)[Tinggi Badan (m)2]2IMT : 18 23 (normal)

Rumus Tinggi Badan Populasi Geriatri :Pria: TB = 59.01 + (2.08 X Tinggi Lutut)Wanita: TB = 75.00 + (1.91 X Tinggi Lutut) (0.17 X Umur).6

Tabel 1. Kuesioner Hidangan Sehari (Recall 24 jam).6BanyakBanyak

Makan pagiGramURT (Ukuran Rumah TanggaSelingan pagiGramURT

BanyakBanyak

Makan siangGram URTSelingan siangGramURT

BanyakBanyak

Makan malamGramURTSelingan malamGramURT

KalProt (g)Lemak(g)Cho (g)Ca (mg)Fe (mg)Vit.AVit.BVit.C

Rata-rata sehari

Kebutuhan

Penilaian status gizi juga dapat dilakukan dengan mempergunakan Mini Nutritional Assessment Short Form (MNA-SF). Dalam penilaiannya hal yang harus juga dicatat adalah nama pasien, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tinggi lutut dan tanggal pengisian.7

Tabel 2. Penilaian Status Gizi dengan MNA-SF7No.PenilaianNilai

1Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)a. < 19 = 0b. 19-21= 1c. 21-23 = 2d. >23 = 3

2Lingkar lengan atas (cm)a. < 21 = 0 c. >22 = 1b. 21-22 = 0.5

3Lingkar betis (cm)a. 31 = 0 b. >31 = 1

4BB selama 3 bulan terakhir : a. Kehilangan > 3kg = 0b. Tidak tahu = 1 c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2d. Tidak kehilangan BB = 3

5Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS) : Tidak = 1 / Ya = 0

6Menggunakan lebih dari 3 obat perhariTidak = 1 / Ya = 0

7Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :Tidak = 1 / Ya = 0

8Mobilitasa.Hanya terbaring atau di atas kursi roda = 0 b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah = 1c. Dapat pergi keluar rumah = 2

9Masalah neuropsikologisa.Demensia berat dan depresi = 0 b. Demensia ringan =1c. Tidak ada masalah psikologis = 2

10Nyeri tekan atau luka kulitTidak = 1 / Ya = 0

11Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari ?a. 1 x makan = 0b. 2 x makan = 1 c. 3 x makan = 2

12Asupan protein terpiliha. Minimal 1x penyajian poduk-produk susu olahan (susu, keju, yoghurt, es krim) perhari. Ya = 1 / Tidak = 0b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan (tahu, tempe, susu kedelai ) dan telur perminggu Ya = 1 / Tidak = 0c. Daging, ikan, unggas tiap hariYa = 1 / Tidak = 0

13Konsumsi 2 atau lebih penyajian sayur atau buah-buahan per hariYa = 1 / Tidak = 0

14Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir a. Kehilangan nafsu makan berat = 0 b. Kehilangan nafsu makan sedang = 1 c. Tidak kehilangan nafsu makan = 2

15Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per hari.a. < 3 cangkir = 0 b. 3 - 5 cangkir = 0,5 c. > 5 cangkir = 1

16Pola makana.Tidak dapat makan tanpa bantuan = 0b. Dapat makan sendiri dengan sedikit kesulitan = 1c.Dapat makan sendiri tanpa masalah = 2

17Apakah mereka tahu bahwa mereka memiliki masalah gizi ?a.Malnutrisi = 0, b. Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1c.Tidak ada masalah gizi = 2

18Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama, bagaimana mereka menilai kesehatan mereka sekarang ?Tidak baik = 0, Tidak tahu = 0.5, Baik = 1, Lebih baik = 2

TOTAL

Interpretasi:kor > 24: Gizi baik Skor 17-23,5: Berisiko malnutrisi Skor < 17: Malnutrisi

Pengkajian Status Fungsional (Kemandirian atau ketergantungan).8Penapisan status fungsional Tabel 3. ADL Barthel (BAI)8FungsiSkorKeterangan

1Mengontrol BAB012Inkontinen / tak teratur (perlu enema)Kadang-kadang inkontinen (1 X seminggu)Kontinen teratur

2Mengontrol BAK012Inkontinen atau pakai keteter dan tak terkontrol Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)Mandiri

3Membersihkan diri (lap muka, sisir rambut, sikat gigi)01Butuh pertolongan orang lainMandiri

4Penggunaan toilet, pergi ke dalam dari WC (melepas, memakai celana,menyeka, menyiram)01

2Tergantung pertolongan orang lainPerlu pertolongan pada beberapa aktivitas tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa aktivitas yang lainMandiri

5Makan012Tidak mampuPerlu seseorang menolong memotong makananMandiri

6Berpindah tempat dari tidur ke duduk0123Tidak mampuPerlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)Bantuan minimal 1 orangMandiri

7Mobilisasi / berjalan0123Tidak mampuBisa berjalan dengan kursi rodaBerjalan dengan bantuan satuMandiri

8Berpakaian (memakai baju)012Tergantung orang lainSebagian dibantu (mis. Mengancing baju)Mandiri

9Naik turun tangga012Tidak mampuButuh pertolonganMandiri (naik turun)

10Mandi01Tergantung orang lainMandiri

Total skor

Skor ADL (BAI)20 : Mandiri 5 8 : Ketergantungan berat12 19: Ketergantungan ringan0 4 : Ketergantungan total9 11: Ketergantungan sedang

Pengkajian dengan Instrumen untuk menentukan kemandirian Tabel 4. Instrumen Activity Daily of Living (IADL).8,9NoAktivitasIndependen (tidak perlu bantuan orang lain) Nilai = 0Dependen (Perlu bantuan orang lain) Nilai = 1Nilai

1Telepon Mengoperasikan telepon sendiri Mencari dan menghubungi nomer Menghubungi beberapa nomer yang diketahui Menjawab telpon tetapi tidak menghubungiTidak bisa menggunakan telpon sama sekali

2BelanjaMengatur semua kebutuhan belanja sendiri Perlu bantuan untuk mengantar belanja Sama sekali tidak mampu belanja

3Persiapan MakananMerencanakan, menyiapkan,dan menghidangkan makanan Menyiapkan makanan jika sudah disediakan bahan makanan Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup Perlu disiapkan dan dilayani

4Perawatan Rumah Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, mencuci piring) Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah

5Mencuci Baju Mencuci semua pakaian sendiri Mencuci pakaian yang kecil Memcuci hanya beberapa pakaian Semua pakaian dicuci oleh orang lain

6Transport Bepergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau menetir sendiri Mengatur perjalanan sendiri Perjalanan menggunakan transportasi umumjika ada yang menyertai Perjalanan terbatas ke taxi atau kendaraan dengan bantuan orang lain Tidak melakukan perjalanan sama sekali

7PengobatanMeminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuanTidak mampu menyiapkan obat sendiri

8Manajemen Keuangan Mengatur masalah financial (tagihan, pergi ke bank) Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank untuk transaksi penting.Tidak mampu mengambil keputusan financial atau memegang uang.

Total Skor

Skor IADL :0 : Independen1 : Kadang kadang perlu bantuan2 : perlu bantuan sepanjang waktu3-8: Dikerjakan oleh orang lain

Assemant Kognitif, Memori dan Demensia ini dapat dilakukan secara sederhana dengan Mini-Mental State Examination (MMSE).10 Contoh: pertanyaan: mengingat 3 macam benda yang ditunjukan dalam satu menit, menyebut 6 - 12 macam binatang dalam satu menit. Uji yang dianggap paling baik sampai sekarang ialah menggambar jam (Drawing Clock Test).10

Tabel 5. Kuesioner MMSE (Mini Mental State Examination)10

Skor MaksSkor LansiaJam mulai :

ORIENTASI

55[__][__] Sekarang (hari),(tanggal),(bulan),(tahun) berapa,(musim) apa? Sekarang kita berada di mana ? (jalan),(nomor rumah),(kota),(kabupaten),(propinsi)

REGISTRASI

3[__] Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda tsb sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (bola,kursi,sepatu)Jumlah percobaan : ..

ATENSI dan KALKULASI

5[__]Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah. Berilah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan (93,86,79,72,65). Kemungkinan lain, ejalah kata dunia dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)

MENGINGAT

3[__]Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berilah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.

BAHASA

9[__]Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dan arloji (2 angka)Ulanglah kalimat berikut : Jika tidak, dan Atau Tapi . (1 angka)Laksanakan 3 buah perintah ini : Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai. (3 angka)Bacalah dan laksanakan perintah berikut PEJAMKAN MATA ANDA, (1 angka)Tulislah sebuah kalimatTirulah gambar ini (1 angka)

SkorJam selesai :

Keterangan :Diluar nilai 30 yang mungkin, nilai yang kurang dari 25 mengarahkan adanya gangguan, dan nilai yang kurang dari 20 menyatakan gangguan yang pasti.

Penapisan DepresiPenapisan depresi berkaitan dengan personal kepribadian, perasaan hati, kesadaran, afek, konfusio, curiga, gangguan tidur dan depresi.Tabel 6. Kuesioner Penapisan Depresi11Skala Depresi Geriatri (Geriatric Depression Scale / GDS)YaTidak

1Apakah Anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda?01

2Apakah Anda tidak dapat melakukan sebagian besar kegiatan Anda?10

3Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda tidak berguna?10

4Apakah Anda sering merasa bosan?10

5Apakah Anda hampir selalu bersemangat tinggi?01

6Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anda?10

7Apakah Anda merasa bahagia hampir sepanjang waktu?01

8Apakah Anda sering merasa bahwa tidak ada yang membantu Anda?10

9Apakah Anda lebih memilih untuk diam di rumah daripada keluar rumah dan mencoba hal-hal baru?10

10Apakah Anda mera sa memiliki lebih banyak masalah dengan ingatan Anda dibanding biasanya?10

11Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda saat ini menyenangkan?01

12Apakah Anda merasa tidak berharga dengan keadaan Anda saat ini?10

13Apakah Anda merasa sangat kuat / bertenaga?01

14Apakah Anda merasa bahwa situasi Anda tanpa harapan?10

15Apakah Anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih baik daripada Anda?10

Total

Nilai : 3 atau lebih pada GDS 15 mendeteksi adanya kasus Depresi ( 100% sensitivitas)

Pengkajian Inkontinensia Urin dan AlviPengkajian ini meliputi ada tidaknya Inkontinensia Urin dan AlviTabel 7. Kuesioner Pengkajian Inkontinensia Urin dan AlviPertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?

0tidak pernah

1,0kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/menggunakan alat bantu untuk berkemih & BAB

2,5kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan

4,0kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan/kadang-kadang kehilangan kontrol BAB

5,0kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan

5,5kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu

6,5kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan

8,0kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali setiap hari

10kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari

10,5tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali

11,5tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

Total Skor

Inkontinensia dikelompokkan menjadi :0: tdk ada inkontinensia1 2,5: inkontinensia ringan4,0 6,5: inkontinensia sedang8: inkontinensia berat

Pengkajian NyeriPenilaian Nyeri berdasarkan pada ada tidaknya nyeri, lokasi, intensitas dan jenisnya.Nyeri : ( ) tidak, ( ) ya: lokasi: ____Intensitas (0-10):____ Jenis : akut ( ), kronis ( )

Asesmen LingkunganAsesmen lingkungan merupakan asesmen yang cukup penting untuk dapat melengkapi dan menentukan keadaan lingkungan dan tempat tinggal yang bersangkutan beserta anggota keluarganya. Perlu ditanyakan tentang terutama keamanan dan rasa aman di rumah, kemungkinan mendapatkan bantuan baik secara teknis maupun medik.12

Penapisan Risiko Ulkus Dekubitus dengan Skala Norton Dengan mempergunakan skala Norton maka gambaran risiko ulkus dekubitus yang didapat pada pasieen yang mengalami imobilisasi yaitu nilai paling rendah merupakan kondisi yang paling buruk. Total skor bervariasi dari 5-20, dengan batasan yang dipakai yaitu 14, apabila individu memiliki nilai skala Norton 14, maka dikatakan individu tersebut berisiko untuk mengalami ulkus dekubitus.13

Tabel 8. Risiko Ulkus Dekubitus pada Imobilisasi dengan Skala Norton13Kondisi PasienKeterangan + Skor

Kondisi Fisik Umum

Baik (4), Cukup/lumayan (3)

Buruk (3), Sangat buruk (2)

Kesadaran

Komposmentis (4), Apatis (3)

Confused (2), Stupor (1)

Tingkat Aktivitas

Ambulatori (4)

Berjalan dengan bantuan (3)

Hanya bisa duduk (2)

Hanya bisa tiduran (1)

Mobilitas

Bergerak bebas (4)

Sedikit terbatas (3)

Sangat terbatas (2)

Tidak bisa bergerak/imobil (1)

Inkontinensia

Tidak ada (4)

Kadang-kadang (3)

Sering inkontinensia urin (2)

Inkontinensia urin dan alvi (1)

Pengkajian InsomniaPengkajian masalah insomnia dapat mempergunakan kuisioner berikut ini:14

Tabel 9. Kuisioner Pengkajian Insomnia14Bulan laluLingkari Jawaban Terbaik

Tidak pernahJarangKadang-kadangHampir tiap hari/malamSelalu

1Apakah anda memiliki masalah untuk jatuh tertidur?12345

2Apakah anda memiliki masalah untuk tetap tidur?12345

3Apakah anda merasa bangun pagi tidak menyegarkan?12345

4Apakah anda mengkonsumsi sesuatu untuk membuat anda tidur?12345

5Apakah anda mengkonsumsi alkohol untuk membantu anda tidur?12345

6Apakah anda memiliki masalah medis yang menganggu tidur anda?12345

7Apakah anda kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas?12345

8Apakah anda merasa sedih, mudah marah, dan kehilangan harapan?12345

9Apakah anda merasa gugup atau khawatir?12345

10Apakah anda berpikir ada yang salah dengan tubuh anda?12345

11Apakah anda bekerja shift atau apakah jadwal tidur anda tidak teratur?12345

12Apakah kaki anda gelisah dan/atau tidak nyaman sebelum tidur?12345

13Apakah ada yang pernah mengatakan bahwa anda gelisah atau menendang kaki anda ketika tidur?12345

14Apakah anda memiliki kebiasaan atau gerakan yang tidak biasa ketika tidur?12345

15Apakah anda mendengkur?12345

16Apakah ada yang pernah mengatakan bahwa anda berhenti bernapas, sesak, mendengkur, atau seperti tercekik ketika tidur?12345

17Apakah anda memiliki kesulitan untuk tetap terjaga ketika siang hari?12345

Kuesioner skrining insomnia ini merupakan alat yang digunakan dokter untuk evaluasi klinis insomnia. Ini digunakan untuk skrining gangguan tidur primer. Berdasarkan aturan umum di bawah ini, dokter harus melakukan evaluasi klinis lengkap dan/atau merujuk ketika diperlukan.Dasar diagnostik: Insomnia : pertanyaan 1-6 Gangguan psikiatrik: pertanyaan 7- 10 Kelainan ritme Sirkadian : pertanyaan 11 Kelainan gerakan: pertanyaan 12-13 Parasomnia : pertanyaan 14 Gangguan bernapas saat tidur (sleep apnea) : pertanyaan 15-17

Panduan umum interpretasi kuesioner skrining insomnia:1. Pasien yang menjawab 3, 4, 5 pada banyak pertanyaan lebih mengarah ke diagnosis insomnia. Jika mereka menjawab 3, 4, atau 5 pada dua atau lebih item dan memiliki gangguan saat siang hari yang signifikan, maka dibutuhkan evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut. Jika tidak ada bukti adanya gangguan tidur primer dan/atau penyebab sekunder insomnia tidak dapat diidentifikasi, maka disebut insomnia terkondisi.2. Pasien yang menjawab 4 atau 5 pada pertanyaan 6-9 harus diskrining lebih lanjut untuk kelainan psikiatri. Pertanyaan 9 merujuk ke kelainan somatisasi, dimana umumnya berhubungan dengan insomnia dan dapat menggambarkan adanya gangguan somotoform sebelumnya dimana hal ini membutuhkan pengobatan spesifik.3. Pasien yang menjawab 4 atau 5 pada pertanyaan 11 lebih mengarah pada gangguan irama sirkadian. Pertanyaan lebih lanjut dan mendalam mengenai shift kerja atau adanya fase tidur yang terlambat harus dilakukan.4. Jawaban 4 atau 5 pada item lainnya merupakan hal signifikan dan berkontribusi besar pada gejala pasien insomnia atau tidur yang tidak menyegarkan. Pertanyan 12 merujuk ke sindrom kaki gelisah dan pertanyaan 13 merujuk pada gangguan gerakan kaki periodik.5. Jawaban 2-5 pada pertanyaan 14 harus mendapat perhatian lebih terutama ketika kejadian atau gerakan tersebut berpotensi menimbulkan kekerasan atau cidera pada pasien atau pasangan tidurnya.6. Menjawab 4 atau 5 pada pertanyan 15 atau 16 memerlukan evaluasi klinis lebih lanjut mengenai apnea tidur. Jawaban di atas 3 pada pertanyaan 15 dan 16 atau 15 dan 17 juga memberi kecurigaan terhadap apnea tidur dan dibutuhkan evaluasi lebih lanjut.14

Impairments (Kemunduran Fungsi Organ)Didapatkan 14 Impairments pada Geriatri:1. Immobility2. Instability3. Incontinence4. Impairments of cognitive5. Impaction6. Impairments of Vision, Hearing, skin integrity, taste7. Infection 8. Isolation 9. Inanition 10. Impecunity 11. Iatrogenesis 12. Insomnia13. Impotence14. Immunodeficiency

2.4 Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan tanda vital. 1.Pemeriksaan fisik tekanan darah, dilaksanakan dalam keadaan tidur, duduk dan berdiri, masing-masing dengan selang 1-2 menit, untuk melihat kemungkinan terdapatnya hipotensi ortostatik2.Pemeriksaan fisik untuk menilai sistem. Pemeriksaan organ dan sistem ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan pemeriksa. Yang penting adalah pemeriksaan secara sistem ini menghasilkan dapatan ada atau tidaknya gangguan organ atau sistem.3.Pemeriksaan fisik dengan urutan seperti pada anamnesis penilaian sistem, yaitu: Pemeriksaan susunan saraf pusat (Central Nervous System). Pemeriksaan panca indera, saluran nafas atas, gigi-mulut. Pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, bising arteri karotis. Pemeriksaan dada, paru-paru, jantung dan abdomen perlu dilakukan dengan cermat. Pemeriksaan ekstremitas, refleks-refleks, gerakan dan kelainan sendi-sendi perlu diperiksa : sendi panggul, lutut dan kolumna vertebralis. Pemeriksaan kulit-integumen, juga perlu dilakukan.Pemeriksaan fisik perlu dilengkapi dengan beberapa uji fisik seperti get up and go (jarak 3 meter dalam waktu kira-kira 20 detik), mengambil benda di lantai, beberapa tes keseimbangan, kekuatan, ketahanan, kelenturan, koordinasi gerakan.Bila dapat mengamati cara berjalan (gait), adakah sikap atau gerakan terpaksa. Pemeriksaan organ-sistem adalah melakukan pemeriksaan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki secara sistematis.5

2.5 Pemeriksaan Tambahan (Penunjang)Pemeriksaan tambahan disesuaikan dengan keperluan penegakan kepastian diagnosis, tetapi minimal harus mencakup pemeriksaan rutin. X-foto thorax, EKG Laboratorium : - DL,UL, FLApabila terdapat kecurigaan adanya kelainan yang belum jelas atau diperlukan tindakan diagnostik atau terapi, dapat dilakukan konsultasi (rujukan) kepada sub-bagian atau disiplin lain, atau pemeriksaan dengan alat yang lebih spesifik : FNB, EKG, CT-Scan.

Sindrom GeriatriSindrom Geriatri meliputi Delirium, Instabilitas/Falls, Immobilisasi, Inkontinensia Urin, Inkontinensia Alvi, Demensia, Ulkus Dekubitus, Depresi, Inanisasi, Insomnia.

BAB IIIKESIMPULAN

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang timbul pada lansia. Tujuan pelayanan geriatri adalah mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal, tepat memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiaanya berlangsung dengan tepat.Assessment Geriatri komprehensif mencakup: kesehatan fisik, mental, status fungsional, kegiatan sosial, dan lingkungan. Tujuan assesment ialah mengetahui kesehatan penderita secara holistik supaya dapat memberdayakan kemandirian penderita selama mungkin dan mencegah disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien berusia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih) berbeda dengan pasien dewasa muda. Pasien geriatri memiliki karakteristik multipatologi, daya cadang faal yang rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya status fungsional, dan gangguan nutrisi. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.Pengkajian paripurna geriatri mencakup biopsikosial, kuratif, rehabilitatif, promotif, preventif, pengkajian status fungsional, status psikokognitif, dan aset keluarga atau aset sosial. Pemeriksaan penderita geriatri sama dengan pemeriksaan penderita di bidang ilmu lainnya yaitu mulai dengan pemeriksaan: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan bantuan dengan teknologi yang tersedia termasuk yang canggih, pemeriksaan fungsi, konsultasi vertikal atau horizontal, daftar masalah, diagnosis diferensial, diagnosis pasti, penatalaksanaan holistic, dan prognosis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Forciea MA. Comprehensive Geriatric Assessment. In: Geriatric Secrets. 3rd ed. New York: Mc Grawhill; 2004. p.14 18.2. Darmojo BR. Demografi dan Epidemiology Populasi Usia Lanjut. In: Darmojo BR, Martono H, editor. Buku Ajar Geriatri. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 20103. Reuben DB. Principles of Geriatric Assessment. In: Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. 5th ed. New York: Mc Grawhill; 2003.p. 99 110.4. Martono H. Penderita Geriatri dan Asesmen Geriatri. In: Darmojo BR, Martono H, editor. Buku Ajar Geriatri. 3 th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.p. 15.5. Kuswardhani, RAT. Comprehensive Assesment of The Elderly Patients. In: Buku Ajar Geriatri. Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FK Unud; 2011.p.1-7.6. Depkes RI. Buku Panduan Nutrisi Usia Lanjut; 2005.7. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short Form (MNA-SF): A Practical Tool for Identification of Nutritional Status. J Nutr Health Aging 2009; 13: p. 782-8.8. Brocklehurst. Textbook of Geriatric Medicine & Gerontology. 6th ed. New York: Churchill & Living Stone; 2003.9. Kahana E, Lawrence RH, Kahana B, et al. Long Term Impact of Preventive Proactivity on Quality of Life of The Old. Psychosomatic medicine 2002; 64: p. 382-94.10. Folstein MF, Folstein SE. Syndrome of Alterated Mental State; 199011. Birrer RB. Depression in Later Life A Diagnostic and Therapetic Challenge. Am Fam Physician 2004; 69: p. 2375 829.12. BPS (Badan Pusat Statistik). Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) 2000-2025. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, BPS. Jakarta: United Nations Population Fund; 2005: p.12-49.13. Lindgren M, Unosson M, Krantz AM, et al. A Risk Assessment Scale for The Prediction of Pressure Score Development: Reliability and Validity. Journal of Advanced Nursing 2002; 38 (2): p. 190-199.14. Top program. Adult Insomnia: Assessment to Diagnosis; 2006.p. 1-11.

14