Lbm 4 Skn

41
LBM 4 Step 1 - Bina suasana o Menjalin komitemen atau pembentukan opini public dg berbagai lembaga masyarakat yg tujuannya menjadikan motor penggerak - Pemberdayaan masyarakat o Merupakan proses yang dilakukan masyarakat dengan atau tanpa campur tangan orang lain tujuannya untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lain scr langsung maupun tidak langsung yang nantinya akan mempengaruhi kesehatan masyarakat o Suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri - Advokasi o Merupakan tindakan mempengaruhi atau mendukung suatu atau seseorang yang berkaitan dengan kebijakan public spt regulasi dan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan yg diinginkan o Advokasi : Good advokasi Bad advokasi Berdasarkan teknik : Bottom up Bottom down - Promosi kesehatan o Ilmu dan seni yang membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat Step 2 1. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat? 2. Apa manfaat dari pemberdayaan masyarakat?

description

skn lbm 4

Transcript of Lbm 4 Skn

LBM 4Step 1 Bina suasana Menjalin komitemen atau pembentukan opini public dg berbagai lembaga masyarakat yg tujuannya menjadikan motor penggerak Pemberdayaan masyarakat Merupakan proses yang dilakukan masyarakat dengan atau tanpa campur tangan orang lain tujuannya untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lain scr langsung maupun tidak langsung yang nantinya akan mempengaruhi kesehatan masyarakat Suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri Advokasi Merupakan tindakan mempengaruhi atau mendukung suatu atau seseorang yang berkaitan dengan kebijakan public spt regulasi dan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan yg diinginkan Advokasi : Good advokasi Bad advokasiBerdasarkan teknik : Bottom up Bottom down Promosi kesehatan Ilmu dan seni yang membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehatStep 21. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat?2. Apa manfaat dari pemberdayaan masyarakat?3. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat4. Apa strategi dan sasaran pemberdayaan masyarakat?5. Contoh program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan!6. Apa peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat7. Bagaimana hubungan pemberdayaan kesehatan masyarakat dg system kesehatan nasional?8. Visi dan misi promosi kesehatan!9. Macam-macam promosi kesehatan10. Bagaimana langkah-langkah dari promosi kesehatan?11. Sasaran promosi kesehatan!12. Strategi promosi kesehatan!13. Hambatan dari promosi kesehatan!14. Bagaimana meningkatkan peran aktif masyarakat melalui bina suasana dan advokasi?15. Hubungan promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat16. Hubungan scenario (DBD) dg pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatanStep 31. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat?

Untuk menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok masyarakat Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat masyarakat Tujuan umum : Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan dll shg masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya Tujuan khusus : Meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehatan Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan Agar terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di lapangan

i. Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam menata kehidupan masyarakat.ii. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.iii. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi.(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)a. Tujuan UmumMeningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya.b. Tujuan Khusus1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri3. Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat4. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di lapangan.Sumber: Penggerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat bagi Kader dan Tokoh Masyarakat. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.2007.

2. Apa manfaat dari pemberdayaan masyarakat?

Sasaran promosi kesehatan tepat Adanya sumber daya tambahan Masyarakat mampu mengetahui masalah-masalah tentang kesehatan dan factor yang mempengaruhi kesehatan. Meliputi : Pengetahuan ttg penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi serta bahaya-bahaya yang dapat menimbulkan gang. Kesehatan Masyarakat mampu memelihara dan melindungi diri sendiri dari ancaman kesehatan dengan mencegahnya Meningkatkan kesehatan melalui berbagai macam program, contohnya : Kelompok kebugaran Olahraga Konsultasi Menumbuh kembangkan potensi yang ada di masyarakat Menjalin kemitraan mudah

1)Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.2)Mengembangkan gotong-royong masyarakat.3)Menggali kontribusi masyarakat.4)Menjalin kemitraan.5)Desentralisasi.Sumber: Marasabessy, N.B,. (2007).Program pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan malaria dikabupaten Maluku tengah.pdf. Universitas Gadjah Mada.1)Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.2)Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat.3)Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.4)Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.Sumber: Wass, A. (1995).Promoting health: the primary health approach.Toronto: W.B. Sanders.

3. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat! Ada 4 : Aksestabilitas informasi : kaitannya dg peluang layanan, penegakan hokum, efektivitas negosiasi dan akuntabilitas Keterlibatan dan partisipasi : menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan Akuntabilitas : kaitannya dg pertanggung jawaban public atas segala kegiatan yang dilakukan dg mengatas namakan rakyat Kapasitas organisasi local : kaitannya dg kemampuan bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yg mereka hadapi Ada 4 : Penggerak pemberdayaan Sasaran pemberdayaan Kegiatan sehat Sumber daya

1. Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur pokok, yaitu :2. Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas negosiasi, dan akuntabilitas3. Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan4. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat5. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

4. Apa strategi dan sasaran pemberdayaan masyarakat?

Sasaran : Individu Keluarga Kelompok masyarakat Strategi : Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat untuk mendukung peningkatan masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan input sumber daya yang meningkatkan kegiatan ekonomi Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui peningkatan ketrampilan, pengetahuan, prasarana dan sarana Mengembangkan system perlindungan social untuk masyarakat yang terkena musibah mengurangi berbagai bentuk peraturan yang menghambat masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi ke tingkat local

strategi :1. Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur pokok, yaitu :2. Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas negosiasi, dan akuntabilitas3. Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan4. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat5. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)Sasaran :Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai dengan sosial budaya setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan kebutuhan kesehatan khusus.(Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat)

5. Contoh program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan!

Pemberdayaan ibu PKK : penyuluhan, posyandu, PHBS Pemberdayaan masyarakat siaga bencana : keamanan (evakuasi korban) dan kesehatan

Pemberdayaan Kader dalam penyelenggaraan Posyandu1)Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada para ibu pengguna Posyandu (ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka Posyandu.2)Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti timbangan, buku catatan, KMS, alat peraga penyuluhan dll.3)Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur yang hadir di Posyandu.4)Melakukan penimbangan bayi dan balita.5)Mencatat hasil penimbangan kedalam KMS6)Melakukan penyuluhan perorangan kepada ibu-ibu di meja IV, dengan isi penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan.7)Melakukan penyuluhan kelompok kepada ibu-ibu sebelum meja I atau setelah meja V (kalau diperlukan).8)Melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan balita serta pasangan usia subur, untuk menyuluh dan mengingatkan agar datang ke Posyandu.Sumber: Notoatmodjo, S. (2007).Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

6. Apa peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat?

Memfasilitasi kepada pemberdaya masyarakat untuk menjalankan program-program yg telah dibuat Memberikan motivasi kepada masyarakat agar masyarakat mau berkontribusi thdp program yang telah dibuat Memberi pengetahuan , ketrampilan dan teknologi kpd masyarakat untuk program pelatihan-pelatihan

)Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.2)Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut.3)Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.Marasabessy, N.B,. (2007).Program pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan malaria dikabupaten Maluku tengah.pdf. Universitas Gadjah Mada.

7. Bagaimana hubungan pemberdayaan kesehatan masyarakat dg system kesehatan nasional?

Pemberdayaan kesehatan dilaksanakan melalu promosi kesehatan (melalui penyuluhan dll), penyuluhan bertujuan agar masyarakat tahu, sadar dan aktif akan kesehatan sehingga kesehatan nasional dapat meningkat

Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari sistem kesehatan. Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yg dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) utk meperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya secara langsung maupun tdk langsung berpengaruh dlm kesehatan masyarakat. Program pemberdayaan yg akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan masyarakat miskin. faktor ini akan mampu memutuskan ketertinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehtan. Faktor lain yg akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat utk memperoleh dan memanfaatkan input sember daya yg dpt meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat. Pembiayaan program pemberdayaan akan menjadi aspek yg penting utk menjamin keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya lembaga swadaya dgn dukungan pihak ketiga seperti perusahaan dan volunter sangat berpengaruh terhadap penguatan organisasi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menciptakan suasana yg memungkinkan potensi masyarakat utk berkembang disertai dgn dorongan dan motivasi bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yg harus dikembangkan. Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui upaya promosi kesehatan atau disebut pendidikan kesehatan masyarakat atau penyuluhan masyarakat. Pasal 38 UU No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatn masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat utk hidup sehat, aktif dan berperan serta dalam upaya kesehatan(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)Kedudukan Pemberdayaan Sebagai Dasar Pembangunan Kesehatan Merupakan Dasar nomer 2 : Pemberdayaan setiap orang dan masyarakat bersama dengan peran pemerinta untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya peran aktif masyarakat, seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, dan swasta dalam hal pengorganisasian, penggerakkan dan pendanaan kegiatan masyarakat merupakan peluang yg nyata dewasa ini di Indonesia, yg harus tetap dimantapkan. Juga meningkatnya kesadaran masyarakat atau perorangan terhadap pola hidup sehat serta pentingnya lingkungan hidup yg sehat merupakan peluang yg nyata di Indonesia dan juga diberbagai negara lain. Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. Sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku, masyarakat memiliki kesempatan utk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta penyediaan sumber dananya. Selanjutnya, pemerintah mpy kewajiban dan wewenang utk membina, mendorong dan menggerakkan swadaya masyarakat agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna dengan mempersiapkan perangkat peraturan dan tata caranya. Pemberdayaan masyarakat melalui lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (disebut Dewan Kelurahan) dan Dewan Kecamatan yg meibatkan berbagai unsur, memiliki potensi besar utk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat hingga saat ini masih menempatkan masyarakat sebagai obyek dan upayanya lebih banyak berupa bantuan kemanusiaan (charity) yg bersifat mendesak (emergency), pengerakan (mobilisasi) baru bersifat sementara dan baru pada tahap pengembangan( Sumber : Buku Pembangunan Kesehatan di Indonesia, R. Hapsara Habib Rachmat)

8. Visi dan misi promosi kesehatan!

Visi : Menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan Memanfaatkan layanan kesehatan Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan dan sumber daya masyarakat Meningkatakan kemampuan masyarakat untuk memelihara derajat kesehatan scr fisik dan mental Meningkatkan pendidikan kesehatan di semua program kesehatan Mencegah timbulnya penyakit dan masalah kesehatan Misi : Advokat : ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan Mediasi : menjalin kemitraan dg berbagai program dan sector yang terkait dg kesehatan Enable : agar masyarakat mampu memelihara kesehatan secara mandiri

VISIMeningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun social.( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta)MISI1. Advokat (Advocate)Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program dan sector yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik. 2. Menjembatani (Mediate)menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sekotr yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupuns ekotr lain yang terkait. oelh sebab itu, dalam mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran pendidikan / promosi kesehatan diperlukan.3. Memampukan (Enable)Memberikan kemampuan atau ketrampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti masyarakat diberikan kemampuan atau ketrampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta)

9. Macam-macam promosi kesehatan

Dibagi menjadi 2 : Langsung : penyuluhan, melakukan aksi dan langsung terjun ke masyarakat Tidak langsung : kampanye dg membuat artikel, poster, social media

MEDIA PROMOSI KESEHATANMedia massa merupakan saluran komunikasi bagi sejumlah orang terdiri dari televisi, radio, majalah dan koran, buku displasy dan pameran. Leaflet dan poster juga media massa bila diguanakn mandiri, dibanding penggunaanya sebagai alat bantu belajar dalam komunikasi tatap muka dengan individu atau kelompok.Pesan kesehatan dipersiapkan melalui media massa dengan berbagai cara yakni :

a. Promosi kesehatan yang dipersiapkan, misalnya display dan pameran mengenai kesehatan. Iklan dari dinas PKM di televisi dan koran, program pendidikan universitas terbuka mengenai kesehatan.b. Promosi kesehatan oleh biro iklan dan pembuat produk sehat dan pelayanan, misalnya iklan roti sehat, pasta gigi atau susu ibu hamil dan bersalin, leaflet pendidikan tentang memberi makanan bayi atau petunjuk makanan sehat yang juga mempromosikan produk atau pelayanan yang relevan.c. Buku, dokumentasi dan artikel tentang permasalahan kesehatan misalnya program televisi dan majalah tentang makanan, AIDS, polusi dan senam untuk ibu hamil.d. Diskusi permasalahan kesehatan sebagai sistem sisipan berita atau acara hiburan misalnya sinetron dengan seorang pemain memiliki masalah kesehatan seperti korban percabulan atau menderita kanker payudara.e. Pesan kesehatan (anti) disampaikan dengan lugas atau secara wajar misalnya orang terkenal tidak merokok atau sebalinya perokok berat.f. Promosi terprogram pesan anti kesehatan (mungkin pendekatan atau rasionalisasi bukan anti kesehatan) misalnya iklan rokok, permen dan coklat.g. Sponsor acara promosi kesehatan dan pelayanan oleh organisasi atau perusahaan komersial seperti sponsor olahraga oleh perusahaan rokok atau promosi kesehatan oleh perusahaan komersial. Dengan menghubungkan sponsor dengan promosi kesehatan atau pelayanan produk telah dikenalkan pada publik dengan cap pengakuan bahwa produknya tergolong sehat.s10. Bagaimana langkah-langkah dari promosi kesehatan?

Sumber: Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promoosi Kesehatan di Daerah, Jakarta 2009.Perancanaan dan Pelaksanaan Promkes1. Identifikasi Masalah, Potensi dan Analisis Situasia. Identifikasi Perilaku Beresiko Terhadap Kesehatan

Masyarakat mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang ada di masyarakat, yang menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit (adakah faktor perilaku dan atau faktor sarana air bersih dan sarana sanitasi yang menyebabkan penyebaran penyakit). Masyarakat menganalisa perilaku yang paling beresiko terhadap kesehatan diantara banyak faktor perilaku yang menyebabkan penyebaran penyakit tanpa mengarahkan masyarakat, melalui bantuan pertanyaan-pertanyaan oleh fasilitator, masyarakat dapat menemukan tentang prioritas perilaku beresiko. Masyarakat mengidentifikasi kelompok sasaran perilaku beresiko (siapakah berperilaku beresiko, kapan perilaku buruk tersebut dilakukan, dan dimana perilaku buruk tersebut dilakukan). Masyarakat dapat menganalisis potensi yang dimiliki seperti tenaga/kader kesehatan, media komunikasi yang ada, perilaku baik terhadap kesehatan yang sudah membudaya di masyarakat, dan lain-lain. Masyarakat menganalisa mengapa mereka belum melakukan perilaku kesehatan yang di inginkan? Apakah masyarakat tidak melakukan karena tidak tahu dan tidak mengerti atau masyarakat sudah mengerti dan paham tetapi tetapi tidak mau melakukannya. Pada tahap ini TFM juga melakukan proses pemicuan dengan metode STBM, sampai terbentuknya informal leader. Proses kegiatan monitoring dan kegiatan lain di tindaklanjuti oleh organisasi sanitasi yang terbentuk tersebut.b. b Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan MasalahSetelah masyarakat mengidentifikasi masalah perilaku beresiko terhadap kesehatan yang ada di masyarakat dan menganalisis potensi masyarakat, selanjutnya masyarakat menyusun perumusan masalah dan cara pemecahan masalah tersebut, dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat. Perumusan masalah dan cara pemecahan masalah tersebut dibahas dalam rembug desa (pleno masyarakat) untuk mendapatkan kesepakatan bersama dalam melaksanakannya.2. Penguatan LKM, Pemilihan Opsi Kegiatan dan Penyusunan RRK Promosi KesehatanSetelah masyarakat merumuskan masalah dan cara pemecahannya, agar secara operasional mudah dilaksanakan oleh masyarakat (individu, rumah tangga, kelompok masyarakat) maka perlu tindak lanjut : Penguatan kapasitas Tim Kerja Masyarakat dan Penyusunan rancangan rinci kegiatan dan rencana biaya, yang praktis dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat.i. Penguatan LKMTim Fasilitator Masyarakat dibantu oleh bidan desa, sanitarian, staf Cabang Dinas Pendidikan, Kepala Desa, memberikan penguatan melalui on the job training kepada LKM (terutama Seksi Kesehatan) agar mampu menyusun opsi kegiatan promosi kesehatan, rancangan rinci kegiatandan rencana biaya : Promosi Kesehatan di Masyarakat Promosi kesehatan di Sekolahii. Opsi Kegiatan Promosi KesehatanMinimal empat perilaku seperti telah diuraikan sebelumnya. Perilaku buang air besar di tempat yang benar (jamban). Perilaku cuci tangan pakai sabun. Perilaku pengamanan air minum dan makanan. Perilaku kebersihan pengelolaan sampah Perillaku pengelolaan limbah cair rumah tanggaTelah diuraikan diatas bahwa langkah berikut setelah identifikasi masalah dan pemahaman penyebaran penyakit dilakukan analisis. Salah satu cara analisis yang sering digunakan dalam pemilihan opsi kegiatan PHBS adalah dengan berdiskusi, menggunakan matriks EFEKTIF TIDAK EFEKTIF dan MUDAH SULIT. Bila opsi kegiatan PHBS telah dipilih, maka mungkin perlupula menetapkan pilihan/opsi teknis jenis sarana yang dibutuhkan. Dasar pemilihan opsi teknis ini adalah dengan pertimbangan kelebihan dan kekurangannya. Opsi yang dipilih hendaknya sudah mempertimbangkan berbagai aspek yang hidup di masyarakat seperti : kepercayaan, tradisi, tata nilai dan sebagainya, agar tidak mengalami masalah di kemudian hari.iii. Penyusunan Rancangan Rinci KegiatanSetelah opsi kegiatan dan opsi teknis sarana ditentukan, maka dilanjutkan dengan membuat suatu rencana tindakan yang akan dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Untuk itu perlu dilakukan diskusi kelompok masyarakat (Kelompok Diskusi Terfokus). Kegiatan ini dapat langsung dilanjutkan setelah pemilihan opsi dilakukan atau pada kesempatan lain yang terpisah, karena pembuatan rencana kerja tersebut mungkin membutuhkan beberapa kali diskusi. Kegiatan ini hendaknya dilakukan dalam kelompok yang melibatkan pula anggota LKM, sanitarian Puskesmas, perwakilan sekolah/guru, disamping fasilitator.Dimaklumi bahwa untuk mengubah perilaku tidaklah mudah. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi. Diperlukan motivasi tertentu untuk mau berubah. Bahkan kemampuan juga turut mempengaruhi. Untuk itu mungkin diperlukan penyebaran informasi yang cukup. Untuk memperoleh informasi kesehatan yang lebih banyak dan relevan diharapkan CFT dapat membantu LKM untuk meningkatkan akses ke Puskesmas. Perlu pula dipikirkan/didiskusikan dengan masyarakat mengenai kemungkinan diadakan pelatihan khusus bidang penyuluhan kesehatan dan bidang teknis PHBS. Semua temuan, hasil analisis dan keputusan-keputusan tentang opsi perubahan PHBS tersebut diatas selanjutnya disajikan pada Pertemuan Pleno Masyarakat untuk persetujuan yang perlu ditindaklanjuti sebagai bahan masukan RKM. Tindak lanjut yang dimaksud antara lain mengenai kesepakatan akan menentukan tujuan, kelompok sasaran, macam/kegiatan pelaksana, keperluan akan alat/bahan/material dan biaya serta waktu pelaksanaan.Alat/bahan/media yang dibutuhkan dimasukan dalam rencana kegiatan berikut biaya yang dibutuhkan. Dalam membuat perencanaan biaya, LKM Unit Kesehatan didampingi oleh TFM Kesehatan mencari perbandingan harga untuk semua bahan dan alat yang dibutuhkan, minimal 3 toko. Harga yang digunakan sebagai harga satuan dalam RKM adalah harga yang terendah. Perlu diingat bahwa dalam menetapkan kelompok sasaran pada prinsipnya terutama adalah kolompok yang beresiko tinggi terhadap penularan penyakit. Oleh karena itu sewaktu menggaliinformasi dengan menggunakan tool Contamination route hendaknya dapat diperoleh pula informasi tentang golongan umur berapa yang banyak ditemukan menderita penyakit tertentu misalnya diare. Maka sasaran program dapat diidentifikasi lebih tajam yaitu yang dikatakan beresiko tinggi misalnya bayi, dan sebagainya. Juga, kelompok masyarakat yang beresiko tinggi dapat diketahui dari hasil Transect Walk, misalnya ditemui kelompok masyarakat yang mandi, cucicuci, buang air besar dan lain-lain di sungai. Atau kelompok masyarakat yang tidak cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebagainya.Dalam mendiskusikan pelaksana dari kegiatan-kegiatan hendaknya melibatkan semua segmen sosial masyarakat (laki-laki, perempuan, kaya dan miskin, orang tua, remaja/anak-anak). Dengan adanya permasalahan kesehatan yang jelas, kelompok sasaran yang jelas pula kiranya dapat disusun rencana PHBS yang lebih terfokus. Bahkan sampai kepada materi penyuluhan apa, media komunikasi apa yang efektif dapat dibahas bersama-sama dari data yang telah diperoleh.Rencana Kerja Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dituangkan dalam tabel sebagai kelanjutan dari pemilihan Opsi PHBS. Dengan alur pikir pembuatan perencanaan seperti tersebut di atas, masyarakat akan lebih mudah memahami dan diharapkan lebih banyak terlibat dan mendukung sehingga terjadi suatu pembangunan yang berkesinambungan.iv. Penyusunan RKMMasyarakat dibantu oleh TFM menyusun draft RKM tentang program promosi kesehatan denganmemperhatikan : Ada keterkaitan antara program promosi kesehatan di sekolah dan di masyarakat. Rencana promosi kesehatan dipresentasikan dalam pleno masyarakat untuk mendapatperbaikan / penyempurnaan serta kesepakatan. Mendapat masukan dari TKC, PUSKESMAS dan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan, untukmendapat dukungan dari program dan sektor terkait.v. Penyusunan Rencana Monitoring dan EvaluasiMasyarakat dibantu oleh TFM, secara partisipatif melalui diskusi kelompok terfokus menyusun rencana monitoring dan evaluasi kegiatan promosi higiene sanitasi baik di sekolah maupun di masyarakat, yang mudah dilaksanakan sendiri oleh siswa sekolah maupun masyarakat.

1. Persiapan Pelaksanaan LKM dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun jadual ulang apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam RKM tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini. LKM dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun organisasi pelaksanaan promosi kesehatan, berdasar atas rencana yang telah disusun dalam RKM (di sekolah maupun di masyarakat). Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila ada).2. Fasilitasi oleh TFM TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan pelatihan kepada LKM (seksi kesehatan) melalui pelatihan sambil bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakankegiatan promosi higiene sanitasi. TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM dalam melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi. TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang pemberdayaan masyarakat terus melakukanpemantauan terhadap perkembangan hasil pemicuan STBM.3. Implementasi Kegiatan Melaksanakan kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi terlebih dahulu(apabila ada rencana pelatihan dalam RKM). Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi seperti pelatihan Guru, atau pelatihan yang direncanakan oleh DPMU, menggunakan dana non hibah desa. Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di masyarakat, di tempat ibadah maupun di sekolah sesuai rencana yang tercantum dalam RKM. Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah dan tempat cuci tangan, di sekolah sesuai rencana dalam RKM.4. Bantuan Teknis TKKc Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga merupakan anggota TKC, memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan promosi higiene sanitasi secara partisipatif di sekolah. Pemimpin PUSKESMAS, Sanitarian dan Staf lain yang merupakan anggota TKC, memberikan bantuan teknis pelaksanaan kegiatan promosi higiene sanitasi di sekolah maupun di masyarakat.Sumber: Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promoosi Kesehatan di Daerah, Jakarta 2009.

Membuat perencanaan penyuluhan Perencanaan yang baik meliputi : Dapat dilaksanakan secara terus menerus, berorientasi ke masa depan Dapat menyelesaikan suatu masalah dan mempunyai tujuan Meningkatkan kemandirian masyarakat shg tidak menimbulkan ketergantungan

11. Sasaran promosi kesehatan!

Ada 3 : Sasaran kesehatan primer : keluarga, ibu hamil dan menyusui, sekolah Sasaran kesehatan sekunder : tokoh masyarakat, tokoh agama serta tokoh adat Sasaran tersier : meliputi pembuat kebijakan atau pembuat aturan kesehatan

Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu :1. Sasaran Primer (Primary Target)Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan social (Social Suport). 3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (Sasaran Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta)

12. Strategi promosi kesehatan!

Advokasi : berkaitan dg pembuat kebijakan Social support : bertujuan untuk mendapat dukungan dr masyarakat Empowerment : bertujuan untuk member pendidikan kpd masyarakat supaya masyarakat mampu meningkatkan kesehatan diri sendiri Membangun kebijakan public yang berwawasan sehat Membangun lingkungan yang sehat Meningkatkan partisipasi masyarakat dlm kesehatan Mengembangkan ketrampilan masyarakat di bidang kesehatan

a) Strategi global menurut WHO 19841. Advokasi (Advocacy)Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap public. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan, atara lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.2. Dukungan social (Social Suport)Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (Guru, Lurah, Camat, Petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (Tokoh agama dan sebagainya ) yang mempunyai pengaruh dimasyarakt. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan dan program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari tokoh masyarakat dan agama. Selanjutnya Toma dan Toga ini dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer promosi kesehatan. Tujuaannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujutkan dalam berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan pembangunan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi dan pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan dan sebagainnya). Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in health).b) Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter)Dikelompokkan menjadi 5 butir yaitu :b. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat.c. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)Kegiatan untuk mengembangkan ajringan kemitraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkunagn fisik maupun lingkunagn non fisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.d. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan (provider), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri (consumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.e. Ketrampilan individu (personal skill)Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga an individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu terwujud. Oleh sebab itu meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.f. Gerakan masyarakat (community action)Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsure-unsur yg ada dimasyrakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action)( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta)

13. Hambatan dari promosi kesehatan!

Tenaga kesehatan sedikit Masyarakat Indonesia masih percaya mitos Kendala ekonomi Kepentingan beberapa pihak yang mengambil keuntungan pribadi Proses birokrasi yang salah Susunan masyarakat yang heterogen (berhubungan dg adat) Kendala politik Tingkatan masyarakat yang berbeda (pendidikan)

14. Bagaimana meningkatkan peran aktif masyarakat melalui bina suasana dan advokasi?

Membuat pengkaderan Meningkatkan awareness dg strategi yang menarik shg masyarakat tertarik untuk melakukan kegiatan sehat15. Hubungan promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat16. Hubungan scenario (DBD) dg pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan

Step 4

Perubahan perilaku masyarakatBina suasana&advokasiPenyelesaian / pemberantasanMasalah kesehatansasaranstrategiakuntabilitasKapasitas org. lokalaksestabilitasPromosi kesehatanPemberdayaan masyarakat