LBM 1 SGD 8

download LBM 1 SGD 8

If you can't read please download the document

description

onm;lm

Transcript of LBM 1 SGD 8

LBM 1KEJADIAN LUAR BIASASGD 8STEP 1Riwayat alamiah penyakit : PERKEMBANGAN PENYAKIT TANPA CAMPUR TANGAN MEDIS ATAU INTERVENSI LAINNYA BERJALANAN ALAMIAH

Terdiri : prepatogenesis, pathogenesis, akibat lanjut dari sakit.Penelitian epidemiologi : ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan factor yang mmpengaruhi frekuensi, dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia.KLB : timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.P2MPL : pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan.

STEP 2EPIDIMIOLOGIKLBRIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

STEP 3EPIDIMIOLOGI

Definisi

ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan factor yang mmpengaruhi frekuensi, dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia.Peran

Tahu tentang besar masalah, besar penyakit, gangguan kesehatan, serta penyebaran. Untuk menyiapkan data dan informasi essensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk identifikasi factor penyebab masalah atau factor yang berhubugan dengan kejadian masalah tersebut.Berperan dalam kesehatan masyarakat.Sumber data

Sensus, registrasi, regristasi kemtian atau pernikahan, study khusus, data rumah sakit, dari instansi khusus.Tujuan

Tujuan umumMeneliti populasi manusia itu sendiriMendeskripsikan suatu penyakitMendiskripsikan proses terjadinya penyakitTujuan khususFormulasi hipotesis menjelaskan pola distribusi penyakitMenguji hipotesis menggunakan penelitian yang dirancang khususMenguji validitas konsep yang ditentukanMembantu klasifikasi penyakit atas dasar penelitian tadiMenentukan prognosis dari klasifikasi penyakit yang ditentukan

Ruang lingkup

Mencakup semua penyakitPopulasi : berorientasi distribusi penyakit pada masyarakatPendekatan ekologi : frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan kesehatan masyarakat

Macam-macam metode penelitian epidemiologi

Deskriptif : memepleajari frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable epidemiologinya seprti orang, tempat, dan waktuAnalitik : digunakan untuk menguji data serta info-info yang diperoleh dari study epidemiologi deskriptif.Study riwayat kasus : dibandingkan 2 kelompok anatara kelompok penyakit dan kontrolStudy kohortEksperimen : dilakukan dengan eksperimen kel subjek kmdn dibandingkan dengan kelompok control (yang tidak dikenakan percobaan)

KLB

Definisi

timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Kriteria

Kejadian penyakit yang tidak ada/baruPeningkatan kejadian secara bermaknaKejadian dalam kurun waktu (hari, jam, minggu) scara terus menerusJumlah penderita lebih besar 2x dari sebelumnyaTerjadi pada penyakit khususCase fatality rate lebih besar 2x dari sebelumnyaPropotional rate 2x dari sebelumnya

Upaya penanggulangan dan pencegahan

Penyediaan pelayanan kesehatanMemelihara dan peningkatan derajat kesehatanIsolasi, pemeriksaan, pengobatan trhadap penderitaPembentukan tim gerak cepat dan penggeraknyaVaksinasi dan evakuasi masyarakatPenutupan daerah atau lokasi yang terserang wabah tersebutPencegahanTingkat pertama : promosi kesehatan dan pencegahan khususTingkat kedua : dx dini dan pengobatan yang tepatTingkat ketiga : pencegahan timbul cacat dan rehabilitasiPenanggulanganSasaran langsung pada penjamu Dari hewan : pemberantasan hewanDari manusia : manusia diisolasiSasaran ditujukan terhadap cara penularanSasaran pada pejamu yang potensial

Contoh penyakit yang berpotensi KLB

DBDKOLERADemam KuningCikungunyaCampakPolioPestMeningitisAntraksSARSMalariaFlu burungFlu babiRabiesTetanusInfluenza

Faktor yang mempengaruhi

PejamuSanitasiKontak langsung ataupun tidak langsung

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Definisi

PERKEMBANGAN PENYAKIT TANPA CAMPUR TANGAN MEDIS ATAU INTERVENSI LAINNYA BERJALANAN ALAMIAHTahapan Riwayat Alamiah Penyakit

Prepatogenesis : individu normal, belum ada tanda2 penyakit, tapi sudah ada interaksi pejamu dengan bibit penyakit dari luarPatogenesis :Inkubasi : masuknya penyakit-timbul gejalaPenyakit dini : gejala mulai munculPenyakit lanjutPenyakit akhir : bisa sembuh sempurna, cacat, carier, kronik, ataupun meninggal

Manfaat

Untuk dx : inkubasi dipakai pedoman penentuan jenis penyakit.Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dlm upaya pencegahan penyakitUntuk terapi

STEP 7

EPIDIMIOLOGI

Definisiilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan factor yang mmpengaruhi frekuensi, dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia.

PeranMengidentifikasi factor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan.Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.Mengarahkan intervesni yang diperlukan untuk menganggulangi masalah yang perlu dipecahkan.

(PENGANTAR EPIDEMIOLOGI, DR.M.N BUSTAN)Manfaat :Membantu Pekerjaan administrasi kesehatanDapat menerangkan penyebab suatau masalah kesehatanDapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakitDapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan

Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al. 1982

Untuk mempelajari riwayat penyakitDiagnosis masyarakatMengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasiPengkajian, evaluasi, dan penelitian Melengkapi gambaran klinis Indentifikasi sindromMenentukan penyebab dan sumber penyakit

Sumber : Epidemiologi Suatu Pengantar oleh Thomas C.Timmreck, PhD

Sumber dataData dapat diperoleh :

data kependudukan diperoleh dari :sensus penduduk (setiap 10 tahun)survey : untuk memperoleh beberapa data demografis/ karakteristik.Kelahiran dan kematian, datanya diperoleh dari :Pencatatan akte kelahiran dan surat keterangan meninggalKlinik/rumah bersalin dan tempat pelayanan kesehatan lainnyaData kesakitan :Rekaman Medis (medical record) rumah sakitPraktik dokter swastaPendataan atau penelitian khususData lainnya :Penelitian / data sanitasi dan lingkunganCatatan imunisasiPencatatan dan pelaporan keluarga berencanaMelalui pengumpulan data yang dilakukan terus-menerus oleh WHO yang dikenal dengan nama Surveilan (surveillance)

Berdasar sumbernya:Data Internal

Data tentang keadaan institusi yang diperoleh atau bersumber di dalam institusi itu sendiri. Misal, data pelayanan KB di Puskesmas A didapatkan dari sistem pencatatan yang ada di Puskesmas tsb.Data Eksternal

Data yang berasal atau bersumber dari luar institusi yang bersangkutan. Misal, Jumlah bayi sebgai penduduk sasaran imunisasi diperoleh dari pencatatan kelahiran di desaBerdasar Cara Mengumpulkannya:Data Primer

Data yang dikumpulkan oleh organisasi pengguna data itu sendiri. Pengumpulan data ini bisa melalui formulir pencatatan pelaporan lainnya atau survei khusus.Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil pencatatan pelaporan atau dikumpulkan bukan oleh pemakai data itu sendiri.

TujuanMendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasiMenjelaskan etiologi penyakitMeramalkan kejadian penyakitMengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi

(Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al. 1982)Tujuan umumMeneliti populasi manusia, namun sekarang metodenya dapat berlaku pada penelitian populasi lain seperti hewan dan tumbuhan.Mendeskripsikan penyakit dapat mengungkapkan mekanisme kausal penyakit, menjelaskan perjalanan penyakit yang ada, dapat menjelaskan perjalanan penyakit dan untuk memberikan pedoman pelayanan kesehatan yang diperlukan.Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja.

Tujuan khususMemformulasikan hipotesis yang menjelaskan pola distribusi penyakit yang ada atas dasar karakteristik waktu, tempat, host, agent potensial.Menguji hipotesis dengan menggunakan penelitian yang dirancang secara khusus dapat mengungkapkan penyebab penyakit.Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan data epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis.Mengungkapkan perjalanan suatu penyakit untuk menentuka prognosis penyakit.

Sumber : Epidemiologi lingkungan, Juli soemirat

Ruang lingkupEtiologi

Berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.Ex : etiologi dari malaria adalah parasit plasmodium Efikasi

Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan.Ex : efikasi pemberian faksin malaria adalah 40%

Efektivitas

Besarnya hasil yang dapat diperoleh daris suatu tindakan (pengetahuan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya

Efisiensi

Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan.

Evaluasi

Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.

Edukasi

Intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan.(PENGANTAR EPIDEMIOLOGI, DR.M.N BUSTAN)

Macam-macam metode penelitian epidemiologideskriptif

mempelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable epidemiologinya seperti orang, tempat dan waktu.Analitik

Dipergunakan untuk menguji data serta informasi2 yg diperoleh studi epidemiologi deskriptif.Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :Studi riwayat kasus (case history studies)

dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkana penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena terkena (kelompok kontrol).Studi Kohort (kohort studies)

dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri2 yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebutt dibandingkan, dicari pebedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak. Eksperimen

Studi yg dilakukan dgn mengadakan eksperimen pada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok control (yang tidak dikenakan percobaan).(Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo)

Epidemiologi Deskriptif (Descriptive epidemiology) :

Di dalam epidemiologi dipelajari bagaimanan frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari :Orang (person) :

UmurJenis kelaminKelas socialJenis pekerjaanPenghasilanGolongan etnikStatus perkawinanBesarnya keluargaStruktur keluargaParitas

Tempat (place) :

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.Waktu (time) :

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunujukkan adanya perubahan factor-faktor etiologis.Epidemiologi Analitik ( Analytic epidemiology) :

Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :Studi cross sectional : tentang pemaparan atau ciri-ciri objek (kasus vs bukan kasus). Objeknya tidak dapat diatur dan dikendalikan karena yang diamati adalah yang dapat ditemukan atau yang sudah terjadi atau yang sedang berlangsung saat itu.

Studi riwayat kasus (case history studies) : dibadingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok control)Studi kohort (kohort studies) :

Sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai cirri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan pada penyebab penyakit. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.Epidemiologi eksperimen :

Dilakukan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok control.Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip dasar. Penerbit Rineka Cipta.

KLB

DefinisiKLB

Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Suatu status untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit.Wabah/epidemi

Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut peningkatan secara tajam dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu biasanya juga disebut sebagai epidemi. Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi. Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi.(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)Endemi

Endemi (awalan en- berarti dalam atau di dalam) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)Pandemi

Pandemi (awalan pan- berarti semua atau melintasi) adalah epidemi yang menyebar luas melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. AIDS merupakan penyakit pandemi.(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)

KriteriaTimbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenalPeningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnyaPeningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnyaJumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnyaAngka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukan kenaikan 2 kali lipat arau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnyaCase Fatility Rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya.Proportial Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan periode yang sama dalam kurun waktu/ tahun sebelumnya.Beberapa penyakit khusus : kholera, DHF, SARS, Flu burung, Tetanus neonatorum

Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit bersangkutan

Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :Keracunan makananKeracunan pestisida

(Prosedur tetap penanggulangan KLB dan Bencana Prop.JATENG. DINKES Prop.JATENG)

Upaya penanggulangan dan pencegahan

Penyediaan pelayanan kesehatanMemelihara dan peningkatan derajat kesehatanIsolasi, pemeriksaan, pengobatan trhadap penderitaPembentukan tim gerak cepat dan penggeraknyaVaksinasi dan evakuasi masyarakatPenutupan daerah atau lokasi yang terserang wabah tersebutPencegahanPengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni: Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus.Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.

Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.Pencegahan Tingkat PertamaDapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain:

- Desinfektan- Pasteurisasi- Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, - Penyemportan.insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan. Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti

- peningkatan air bersih - peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya- perbaikan dan peningkatan lingkunan biologis seperti pemeberantasan serangga dan binatang pengerat- peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antarindividu dan kehidupan sosial masyarakat.Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup pendudukpemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnyapeningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunanpeningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olahraga kesehatan. .

Pencegahan Tingkat KeduaSasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas).

meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.

Deteksi awal penyakitTujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yg tepatPengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang yang sehatmenghambat progresivitas penyakitmenghindari komplikasimengurangi ketidakmampuan

Pencegahan Tingkat Ketiga Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu.

tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.Pelayanan suportif dan rehabilitatifBertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara:

Memaksimalkan fungsi organ yg cacat

Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi

Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medic

Penanggulangan

Menetapkan populasi rentan terhadap KLB penyakit berdasarkan waktu, tempat dan kelompok masyarakatMelakukan upaya pencegahan melalui perbaikan factor resiko yang menyebabkan timbulnya kerentanan dalam suatu populasiMemantapkan pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB penyakitMemantapkan keadaan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLBPenyelidikan dan penganggulangan pada saat terjadi KLB

(Prosedur tetap penanggulangan KLB dan Bencana Prop.JATENG. DINKES Prop.JATENG)Sasaran langsung pada sumber penularan pejamuSumber penularan binatang

Bila sumber penularan terdapat pada binatang maka upaya penangulangan dengan pemusnahan binatang yang terinfeksi Sumber penularan manusia

Dapat dilakukan dengan isolasi dan karantinaSasaran ditujukan pada cara penularanMemutuskan rantai penularanMeningkatkan sanitasi lingkunganMeningkatkan hygiene peroranganSasaran ditujukan pada pejamu potensial

Peningkatan giziPeningkatan kekebalan (imunisasi)

(Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Prof.Dr.Nur Nasry Noor,MPH)

Contoh penyakit yang berpotensi KLBMalariaDBDChikungunyaAnthraksRabiesLeptospirosisPesFlu burungDiareKeracunan makananCampakDifteriTetanus neonatorumVaricella

(Prosedur tetap penanggulangan KLB dan Bencana Prop.JATENG. DINKES Prop.JATENG)

Menurut Permenkes RI no. 560/ dinkes/Per/VIII/th. 1989Kolera PestDemam kuningDemam bolak-balikTifus bercak wabahDBDCampakPolioDipteriPertusisRabies MalariaInfluenza Hepatitis Tifus perutMenngitisEncepalitisAntrax

Penyakit karantina atau penyakit wabah

Menurut UU No. 1 dan No.2 Tahun 1962:KoleraPesPoliomielitisDifteri Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi

Apabila penyakit tersebut dapat menyebar dengan cepat dan/atau memiliki angka mortalitas yang tinggiDHFDiareCampakPertusisRabies

Penyakit menular dengan potensial wabah rendah

Hampir sama dengan penyakit menular potensi wabah tinggi, namun karena kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta kemajuan program kesehatan masyarakat maka angka penjalaran serta mortalitasnya telah dapat ditekan MalariaMeningitisFrambusiaKeracunanInfluenzaEncephalitisAnthraxTetanus neonatorumTipus abdominalisPenyakit menular yang tidak berpotensial wabah

Tidak menimbulkan wabah, namun karena angka morbiditasnya masih tinggi maka perlu diprogramkan pemberantasannyaKecacinganLepraTBCSyphilisGonorhoeFilariasis

Pada keadaan tidak ada wabah:Penyakit golongan 1 dan 2: laporan mingguanPenyakit golongan 3 dan 4: laporan bulananDituliskan dalam formulir laporan terpadu yaitu formulir LBI

Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Prof. DR. Dr. Azrul Azwar,M.P.HFaktor yang mempengaruhiTentang peristiwa timbulnya penyakit, Gordon dan Le Richt 1950 menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni:

Pejamu (host)

Yang dimaksud dengan faktor pejamu ialah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya:Faktor keturunanMekanisme pertahanan tubuhUmurJenis kelaminRasStatus perkawinanPekerjaanKebiasaan hidupAgent

Yang dimaksud bibit penyakit adalah suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokan kedalam lima macam:Golongan nutrienGolongan kimiaGolongan fisikGolongan mekanikGolongan biologik

Empat golongan yang pertama sering disederhanakan sebagai golongan a-biotis, sedangkan golongan terakhir sering disebut pula sebagai biotis.Environment

Yang dimaksud lingkungan ialah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Secara umum lingkungan dibedakan atas dua macam:Lingkungan fisik

Lingkungan alamiah yang terdapat disekitar manusia. (cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologi)Lingkungan non-fisik

Lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia. (sosial budaya, norma, nilai dan adat istiadat)Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam, salah satu diantaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit (environment reservoir). Adapun yang dimaksud dengan reservoir ialah tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit.Pengantar Epidemiologi. Prof. DR. Dr. Azrul Azwar M.P.H

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITDefinisiPERKEMBANGAN PENYAKIT TANPA CAMPUR TANGAN MEDIS ATAU INTERVENSI LAINNYA BERJALANAN ALAMIAH

Tahapan Riwayat Alamiah Penyakittahap prepatogenesis

Pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi initeraksi ini masih berada diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan yang seperti ini, penyakit belum ditemukan karena pada umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang yang berada dalam keadaan yang seperti ini disebut sehat.tahap inkubasi

Disebut tahap inkubasi jika bibit penyakit telah masuk kedalam tubuh pejamu. tetapi gejala penyakit belum tampak. Masa inkubasi suatu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya, tahap penyakit dini

Tahap ini dihitung mulai dan munculnya gejala penyakit. Pada tahap ini sekalipun pejamu telah jatuh sakit, tetapi sifatnya masih ringan. tahap penyakit lanjut.

Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.tahap akhir penyakit

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan yaknisembuh sempurnacacatkarierkronismeninggal dunia

(Pengantar Epidemiologi, M. N. Bustan)

Manfaatuntuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya : dlm KLB untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakituntuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah diberikan.

Pengantar Epidemiologi. M. N. Bustan. Rineka Cipta, Jakarta. 1997