Latar Belakang (Dari Ipeh)

2
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terpadat ke 4 sedunia (data siapa?). hal tersebut berdampak pada penggunaan energi yang tinggi dan juga cenderung semakin meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk dan juga perkembangan zaman. Energi digunakan dalam berbagai kegiatan, baik untuk industri, jasa, rumahtangga ataupun perhubungan. Namun dampak dari penggunaan energi yang terus menerus menyebabkan berkurangnya energi yang ada dibumi, salah satunya adalah minyak bumi. Berkurangnya cadangan minyak menyebabkan kelangkaan yang berpengaruh pada tingginya harga minyak dipasaran, selain itu juga penggunaan bahan bakar minyak yang tinggi menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Beberapa bulan terakhir di 2015 ini, pemenrintah menaikan harga BBM sebagai salah satu cerminan bahwa cadangan BBM semakin berkurang dan secara sosial eknomi berdampak pada masyarakat sebagai pengguna. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukannya suatu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan, contohnya saja bahan biomassa yang dapat dikonversi sebagai energi. Telah banyak penelitian yang berfokus pada energi alternatif baik memanfaatkan energi yang bersumber dari energi angin, energi matahari, energi panas bumi, energi panas dan gelombang laut, dan energi biomassa. Disamping sumber energi tersebut, kini telah hadir suatu energi terbarukan yang dapat memanfaatkan limbah pertanian yang notabene bahan dasar pembuatannya banyak diproduksi di Indonesia, yaitu biopelet. Biopelet adalah jenis bahan bakar padat berbasis limbah dengan ukuran lebih kecil dari ukuran briket (Windarwati, 2011 dalam Zulian dkk, 2013). Biopelet dapat dibuat dari limbah biomasa yang mana sangat banyak terdapat di Indonesia. Manusia, tumbuhan, hewan dan kotorannya merupakan material organik hidup. Karena ketersediaan limbah yang sangat banyak menyebabkan timbulnya permasalahan limbah biomassa yang tidak termanfaatkan secara optimal. (Amin Sulistyanto, 2006 dalam Syafril, 2014 ). Dalam pemilihan jenis limbah biomassa sebagai sumber alternatif, haruslah yang memiliki ketersediaan yang cukup

description

Latar Belakang

Transcript of Latar Belakang (Dari Ipeh)

Page 1: Latar Belakang (Dari Ipeh)

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terpadat ke 4 sedunia (data siapa?). hal tersebut berdampak pada penggunaan energi yang tinggi dan juga cenderung semakin meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk dan juga perkembangan zaman. Energi digunakan dalam berbagai kegiatan, baik untuk industri, jasa, rumahtangga ataupun perhubungan. Namun dampak dari penggunaan energi yang terus menerus menyebabkan berkurangnya energi yang ada dibumi, salah satunya adalah minyak bumi. Berkurangnya cadangan minyak menyebabkan kelangkaan yang berpengaruh pada tingginya harga minyak dipasaran, selain itu juga penggunaan bahan bakar minyak yang tinggi menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Beberapa bulan terakhir di 2015 ini, pemenrintah menaikan harga BBM sebagai salah satu cerminan bahwa cadangan BBM semakin berkurang dan secara sosial eknomi berdampak pada masyarakat sebagai pengguna.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukannya suatu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan, contohnya saja bahan biomassa yang dapat dikonversi sebagai energi. Telah banyak penelitian yang berfokus pada energi alternatif baik memanfaatkan energi yang bersumber dari energi angin, energi matahari, energi panas bumi, energi panas dan gelombang laut, dan energi biomassa. Disamping sumber energi tersebut, kini telah hadir suatu energi terbarukan yang dapat memanfaatkan limbah pertanian yang notabene bahan dasar pembuatannya banyak diproduksi di Indonesia, yaitu biopelet.

Biopelet adalah jenis bahan bakar padat berbasis limbah dengan ukuran lebih kecil dari ukuran briket (Windarwati, 2011 dalam Zulian dkk, 2013). Biopelet dapat dibuat dari limbah biomasa yang mana sangat banyak terdapat di Indonesia. Manusia, tumbuhan, hewan dan kotorannya merupakan material organik hidup. Karena ketersediaan limbah yang sangat banyak menyebabkan timbulnya permasalahan limbah biomassa yang tidak termanfaatkan secara optimal. (Amin Sulistyanto, 2006 dalam Syafril, 2014 ).

Dalam pemilihan jenis limbah biomassa sebagai sumber alternatif, haruslah yang memiliki ketersediaan yang cukup berlimpah, murah dan renewble. Seperti limbah batang ubi kayu yang dapat tumbuh diseluruh bagian di Indonesia. Tanaman ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan tanaman yang cukup potensial dan banyak di produksi di Indonesia. Batang ubi kayu mempunyai kulit serta lapisan kayu yang berbentuk bulat dan berongga; terisi oleh lapisan gabus. Pada tanaman yang telah dewasa batang ubi kayu mendominasi persentase bagian tops selain daun dan ranting yakni 89,1% (Antari dan Umiyasih, 2009). Tanaman ubi kayu termasuk dalam famili Euphorbiaceae dapat tumbuh WARTAZOA Vol. 19 No. 4 Th. 2009 192 dengan mudah hampir di semua jenis tanah dan tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Pada umumnya, umbi ubi kayu dimanfaatkan sebagai bahan pangan sumber karbohidrat (54,2%), industri tepung tapioka (19,70%), industri pakan ternak (1,80%), industri non pangan lainnya (8,50%) dan sekitar 15,80% diekspor (ANDRIZAL, 2003 dalam Antari, 2009).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, yang dilakukan adalah pemanfaatan batang ubi kayu dengan optimal yang difokuskan kepada pembuatan biopelet menggunakan limbah ubi kayu dengan judul proposal “optimalisasi limbah ubi kayu sebagai bahan dasar pembuatan energi alternatif terbarukan”

Page 2: Latar Belakang (Dari Ipeh)

Dapusnya :

Antari, Risa dan U.Umiyasih. 2009. Pemanfaatan Tanaman Ubi Kayu dan Limbahnya Secara Optimal Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA Vol. 19 No. 4 Th. 2009

Syafril, Syafril (2014) Efisiensi Pembakaran Biopelet Berbahan Ampas Kelapa Sebagai Energi Alternatif Dengan Menggunakan Metode Water Boiling Test (Wbt). Other thesis, Universitas Negeri Gorontalo