Latar Belakang

10
Ringkasan Latar Belakang . Pada keadaan Skizofrenia sering mengalami gangguan untuk mengidentifikasi ekspresi wajah dan gangguan dalam prosodi (melodi saat mengucapkan kalimat). Penelitian terbaru tentang emosi wajah menunjukan bahwa mudah untuk menganenali peningkatan defisit yang relatif muncul pada Skizofrenia dengan cara memberikan rangsangan emosi. Masih belum jelas apakah effek ini hanya spesifik pada proses pembentukan ekspresi wajah ataukah merupakan bentuk defisit dalam mengenali bentuk emosi secara umum. Metode . kami menggunakan rangsangan prosodi murni tanpa menganduk unsur semnatik, kemudian diujikan pada 25 pasien denganSkizofrenia, 25 peserta sehat sebagai kontrol, serta 25 pasien dengan depresi. Kontrol pada penelitian ini menggunakan identifikasi ekspresi wajah. Hasil . pasien dengan skizofrenia paranoid menunjukan hasil yang lebih buruk dalam mengidentifikasi ekspresi prosodi dibandingkan kedua kelompok kontrol , tanpa menunjukan defisit yang khusus dalam setiap kategori emosi. Defisit ini muncul pada pemberian stimuli yang tinggi namun defisit ini tidak muncul pada pemberian stimulis rendah. Kinerja kontrol wajah juga terganggu, dengan identifikasi ekpresi wajah menjadi prediktor yang lebih baik pada identifikasi prosodi dibandingkan faktor penyakit yang berhubungan. Dari hasil tersebut, gejala negatif muncul sebagai prediktor terbaik untuk mengidentifikasi prosodi. Kesimpulan . penelitian ini menunjukan defisit secara umum dalam mengidentifikasi emosi pada stimulan yang tinggi. Penemuan ini sesuai dengan hipotesis pada Skizofrenia yang ditandai dengan kebisingan yang tinggi dalam merepresentasikan dan peningkatan fluktuasi dalam jaringan otak. Diterima 18 September 2008 ; Pertama kali diterbitkan secara online tanggal 12 November 2008.

description

l

Transcript of Latar Belakang

RingkasanLatar Belakang . Pada keadaan Skizofrenia sering mengalami gangguan untuk mengidentifikasi ekspresi wajah dan gangguan dalam prosodi (melodi saat mengucapkan kalimat). Penelitian terbaru tentang emosi wajah menunjukan bahwa mudah untuk menganenali peningkatan defisit yang relatif muncul pada Skizofrenia dengan cara memberikan rangsangan emosi. Masih belum jelas apakah effek ini hanya spesifik pada proses pembentukan ekspresi wajah ataukah merupakan bentuk defisit dalam mengenali bentuk emosi secara umum. Metode . kami menggunakan rangsangan prosodi murni tanpa menganduk unsur semnatik, kemudian diujikan pada 25 pasien denganSkizofrenia, 25 peserta sehat sebagai kontrol, serta 25 pasien dengan depresi. Kontrol pada penelitian ini menggunakan identifikasi ekspresi wajah.Hasil . pasien dengan skizofrenia paranoid menunjukan hasil yang lebih buruk dalam mengidentifikasi ekspresi prosodi dibandingkan kedua kelompok kontrol , tanpa menunjukan defisit yang khusus dalam setiap kategori emosi. Defisit ini muncul pada pemberian stimuli yang tinggi namun defisit ini tidak muncul pada pemberian stimulis rendah. Kinerja kontrol wajah juga terganggu, dengan identifikasi ekpresi wajah menjadi prediktor yang lebih baik pada identifikasi prosodi dibandingkan faktor penyakit yang berhubungan. Dari hasil tersebut, gejala negatif muncul sebagai prediktor terbaik untuk mengidentifikasi prosodi. Kesimpulan . penelitian ini menunjukan defisit secara umum dalam mengidentifikasi emosi pada stimulan yang tinggi. Penemuan ini sesuai dengan hipotesis pada Skizofrenia yang ditandai dengan kebisingan yang tinggi dalam merepresentasikan dan peningkatan fluktuasi dalam jaringan otak. Diterima 18 September 2008 ; Pertama kali diterbitkan secara online tanggal 12 November 2008.Kata kunci : prosodi Afektif , isyarat emosional , ekspresi wajah emosional , prosodi emosional , mempengaruhi wajah, gejala negatif .

Latar Belakang .Kemampuan dalam mengidentifikasi emosi yang diekspresikan orang lain secara tepat merupakan hal yang sangat penting untuk memahami maksud antara satu orang dengan orang yang lain. Kampuan ini sering terganggua pada Skizofrenia . Sebuah literatur telah mengumpulkan penelitian mengenai masalah ini, dan kebanyakan penelitian telah memfokuskan pada mengenal ekspresi wajah dalam sebagian kegiatan sehari-hari ( Edwards et al 2002; . Kohler & Martin , 2006). Meskipun banyak penelitian namun belum ada yang melaporan bagaimana kinerja wajah pada gangguan ini, namun didapatkan bahwa emosi berupa kebahagiaan, terkejut, takut, dan kesedihan merupakan lebih buruk dibandingkan kategori emosi yang lain. ( Edwards et al 2002; . Kohler & Martin , 2006).MetodeDesain penelitian Desain studi Uji Identifikasi prosodi emosional menggunakan desain three-way ANOVA yaitu faktor within-subjek , Faktor kategori emosi dan emosi yang jelas, serta faktor antar kelompok subjek . uji yang direncanakan adalah untuk membandingkan pasien skizofrenia dengan kedua kelompok lainnya. Seperangkat stimuli prosodi yang digunakan di sini terdiri kategori emosi dengan tingkatan emosi yang jelas dan emosi yang tidak jelas, analisis pertama dilakukan pada semua enam kategori emosi yang ternilai tidak jelas, dan analisis kedua pada empat kategori emosi yang ternilai jelas.Uji identifikasi ekspresi wajang menggunakan desain two-way ANOVA yaitu faktor within-subject kategori emosi, dan faktor antar kelompok subjek. Tiga uji kendali wajah lainnya menggunakan desain one-way ANOVA dengan faktor antar kelompok subjek.Peserta 25 pasien dengan skizofrenia paranoid ,dan 25 peserta sehat sebagai kontrol, serta 25 pasien dengan unipolar depression sebagai kelompok kontrol klinis. Kriteria eksklusi dari seluruh peserta yaitu psikiatrik comorbid, gangguan organik pada otak, retradasi mental, epilepsi, pengguna obat terlarang dan alkohol, dan tidak fasih menerima perintah dalam bahasa jerman.Pasien diambil dari pasien yang ada di rumah sakit pendidikan psikiatri Switzerland. Diagnosis ditegakan berdasarkan pengobataan secara klinis dan disetujui oleh anggota kelompok peneliti yang terlatih.pasien dengan skizofrenia paranoid harus didiagnosis berdasarkan ICD-10 (WHO 2004) seperti yang didominasi dengan waham dan atau halusinasi auditori. Untuk meyakinkan diagnosis tetap stabil maka perlu dipastikan bahwa ini merupakan onset pertama kali dan dinilai gejala muncul lebih dari satu tahun yang lalu. Pasien dengan gejala depresi unipolar ditegakan berdasarkan ICD-10 (WHO 2004), Beck Depression Inventory, dan Hamilton Depresi Rating scale. Seluruh pasien didekati oleh dokter segera setelah dokter mengobati dan memberikan inform consent , waktu yang digunakan yaitu 2 jam 15 menit untuk mempertahankan perhatian pasien. Peserta sehat diambil dari populasi umum yang menerima iklan dan tidak diberi imbalan atas keikutsertaan mereka. Tiga kelompok yang memenuhi kriteria untuk jenis kelamin dan usia dengan rentan perbedaan maksimum 5 tahun pada setiap kelompok. Tercantum dalam tabel 1. Seluruh peserta mendapatkan inform concents secara tertulis dan disetujui oleh komite lokal.Uji prosodi emosi Untuk uji identifikasi prosodi, stumuli yang digunakan menggunakan stimuli yang sudah valid milik Banse & Scherer. Stimuli asli ini memiliki profil dalam ekspresi emosi vokal berupa emosi takut, sedih, marah, jijik, kebahagiaan , dan netral. Dalam set asli, bentuk emosi dilakukan oleh 12 aktor profesional. Ada dua kalimat untuk setiap jenis emosi dan setiap tingkatan. Kalimat diucapkan dua kali dalam dua sekenario berbeda. Dari seluruh set item yang terpilih atas dasar penilaian dari para ahli dari terhadap 12 aktor tersebut. Item tersebut kemudian dimasukan dalam recognition study with nave participants. didalam study recognition tersebut , dimasukan juga beberapa stimuli yang dilakukan tidak cukup baik oleh para aktor namun hanya beberapa saja. Untuk membatasi variasi nada yang dihasilkan, kami hanya menggunakan stimuli dari dua aktor (1 laki-laki dan 1 perempuan) yang melakukan seluruh rangkaian emosi. Oleh karena itu set stimulus yang digunakan dalam penelitian ini terdiri hanya bagian-bagian dari set asli saja. Sembilan rangsangan tambahan dilakukan oleh aktor yang berbeda digunakan sebagai item praktek pada penelitian ini.Oleh karena itu ada 8 item untuk setiap tingkat emosi yang jelas dan emosi yang tidak jelas, dua aktor, dua kalimat, dan dua sekenario. Dengan demikian , uji prosodi emosi menggunakan 96 stimuli ungkapan terdiri dari rasa takut, sedih, marah, jijik,netral, dan bahagia. Untuk tingkatan emosi jelas dan emosi yang tidak jelas terdiri dari takut, sedih, marah , dan bahagia. Setiap stimulus berdurasi sekitar 2 detik. Stimuli ditampilkan secara acak. Peserta merespon dengan memilih kategori emosi yang sesuai. Responden memiliki banyak waktu untuk menanggapi stimuli, namun presentasi tidak bisa diulang. Sebagian besar peserta membutuhkan waktu sekitar 15 menit.Facial Affect Computer Task (FACT)Identifikasi eksprei emosi wajah adalah digunakan sebagai kontrol. Sebuah uji terkomputerisasi diadaptasi dari sebuah penelitian oleh Feinberg pada skizofrenia dengan gangguan afektif. Uji Fienberg asli terdiri dari 7 kategori emosi yang dalam penelitan ini digunakan sebagai pembanding. Walaubagaimanapun uji ekspresi wajah lebih sulit dibandingkan uji prosodi yangmana hanya terdiri dari 6 kategori emosi yang tersedia. Selain identifikasi emosional diwajah , FACT juga terdiri dari identifikasi ekspresi wajah secara terbalik. Identifikasi ini juga dilakukan dalam penelitian ini. 21 slide dari gambar wajah yang terpilih menunjukan foto-foto dari 3 aktor dengan pose standar takut, sedih, marah, jijik, netral, terkejut, dan bahagia. Semua wajah disajikan dengan visual vertikalpada latar belakang putih. Stimulus diberikan secara acak . Seperti dalam identifikasi prosodi, peserta memiliki banyak waktu untuk menanggapi slide, namun presentasi tidak dapat diulang. a. Fact 1 &2 uji ini dirancang untuk menguji diskriminasi identitas wajah tanpa mengandung unsur emosi. Pada percobaan ini 2 wajah ditampilkan secara berurutan . kedua wajah dilakukan oleh aktor perempuan dengan tampilan sangat mirip. Setiap emosi ditampilkan dengan emosi lainnya. Ada 10 pasang aktor dan 11 pasang pelaku dengan tamilan yang tidak mirip. Peserta menentukan apakah mereka melihat orang yang sama atau tidak. b. Fact 3 . ini adalah uji dikriminasi ekspresi wajah yang ditampilkan secara berurutan. Peserta melihat 42 kombinasi dari 3 perilaku ,yang 21 pasang memiliki emosi yang sama, dan 21 pasang memiliki emosi yang berbeda. Peserta memilih jika melihat emosi yang sama di kedua wajah atau tidak sama.c.Fact 4. Dalam uji ini peserta haru mengidentifikasi ekspresi wajah yang tepat, peserta dipresentasikan 21 slide dan harus memilih 1 kategori emosi yang tepat dari 7 kategori yang tersedia. Prosedur. Peserta melakuka uji prosodi emosi kemudian diikuti uji Fact 1-4.AlatSemua percobaan diprogram dalam e-prime versi 1.1.4.4 (Psikologi Software Tools, Pittsburgh PA, USA) dan dijalankan pada laptop menggunakan Windows XP dengan layar LCD 14-inch. Rangsangan pendengaran disajikan melalui headphone (SBC HP800, Philips, Amsterdam, Belanda). Dalam semua tugas, peserta memilih respon yang benar dengan mouse komputer.Analisis statistik Untuk menguji hipotesis bahwa pasien dengan paranoid skizofrenia melakukan lebih buruk dari kedua kontrol sehat peserta dan kelompok kontrol klinis, setelah kontras yang ditetapkan untuk Faktor kelompok dalam semua analisis dan diuji secara bersamaan: (1) peserta kontrol sehat dibandingkan pasien dengan skizofrenia paranoid, dan (2) pasien dengan depresi dibandingkan pasien dengan skizofrenia paranoid.Identifikasi prosodi emosi dianalisis menggunakan 3 kelompok dan 6 emosi Anova dalam prosedur GLMdari program SPSS v.12.0 untuk emosi dengan tingkat kejelasan tinggi dan tingkat kejelasan rendah , kedua tingkatan runtuh dalam analisis ini . Perbedaan kinerja di kategori emosi tunggal diuji dengan kontras priori deviasi dari kelomok rata-rata.Pengaruh kejelasan emosi pada prosodi emosional identifikasi dianalisis menggunakan 3 kelompok 4jenis emosi dan 2 tingkatan emosi. ANOVA, hanya menggunakan emosi dengan high stimulan emosi yang jelas dan low stimulan emosi yang jelas . Perbedaan kinerja di kedua tingkat kejelasan diuji secara terpisah sebagai kontras priori. Hasil Identifikasi prosodi Emosional Identifikasi prosodi emosional secara signifikan terganggu pada pasien dengan skizofrenia dibandingkan dengan baik peserta kontrol baik peserta sehat maupun pasien dengan depresi (Tabel 2 dan 3, Gambar. 1). Defisit kinerja tidak berbeda nyata untuk setiap kategori emosi tertentu dibandingkan dengan rata-rata semua kategori. Ada kecenderungan signifikansi untuk kontras antara pasien dengan skizofrenia dengan kinerja pasien depresi pada kebahagiaan dan identifikasi ketakutan. Deskriptif, yang perbedaan kinerja antara pasien dengan skizofrenia dan depresi tidak begitu besar untuk kebahagiaan seperti untuk kategori emosi yang lain, dan itu lebih besar untuk takut dibandingkan emosi lainnya. Dengan kata lain, meskipun pasien dengan depresi umumnya dilakukan lebih baik dibandingkan pasien dengan skizofrenia, mereka dilakukan jauh lebih baik dalam pengakuan rasa takut, sedangkan kinerja dari dua kelompok yang lebih mirip dalam identifikasi kebahagiaan. Dalam NOVA three-way termasuk kelompok, kategori emosi dan tingkat kejelasan emosi, terdapat interaksi kejelasan emosi yang kuat . artinya pengaruh kejelasan emosi pada identifikasi emosi prosodi itu kurang bisa dinyatakan oleh pasien dengan skizofrenia dibandingkan dengan kontrol sehat. Meskipun halsperti ini tidak jelas ditunjukan pada kemompok-kelompok dengan stimulan emosi yang rendah . pasien dengan skizofrenia menunjukan bahwa kelompok ini melakukan dengan buruk daripada kontrol sehat pada rangsangan emosi yang jelas pada tingkat rangsangan yang tinggi. Dengan kata lain defisit kinerja pasien dengan skizofrenia hanya hadir dalam stimuli emosi yang jelas dengan tingkat stimuli tinggi. Dan tidak muncul pada stimuli emosi dengan tingkat rangsangan rendah. Tidak ada perbedaan efek secara keseluruhan setelah pemberian stimuli emosi yang jelas antara pasien skizofrenia dengan pasien depresi pada . secara terpisah pada hight stimuli emosi yang jelas dengan low stimuli emosi yang jelas mengungkapkan bahwa bagaimanapun menunjukan kinerja yang lebih baik bagi pasien dengan depresi pada stimuli emosi yang jelas dibandingkan dengan pasien skizofrenia, dan tidak terdapat perbedaan pada low stimuli emosi yang .Identifikasi ekspresi wajah emosional Identifikasi ekspresi wajah emosional secara signifikan terganggu pada pasien dengan skizofrenia dibandingkan dengan kedua peserta kontrol sehat dan pasien dengan depresi (Tabel 4, Gambar. 3). dibandingkan dengan peserta kontrol sehat, defisit secara keseluruhan ini adalah secara signifikan lebih jelas untuk marah daripada untuk kategori lainnya. Untuk kesedihan, ada kecenderungan defisit yang lebih besar dibandingkan dengan kontrol yang sehat, dan defisit secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan pasien dengan depresi.Diskriminasi ekspresi wajah, dikriminasi wajah, dan diskriminasi wajah dengan posisi terbalik juga secara signifikan terganggu pada pasien dengan skizofrenia dibandingkan dengan kedua peserta kontrol sehat dan pasien dengan depresi (Gambar 4).Hubungan identifikasi prosodi emosional dengan parameter lain. Sebuah model multiple regresi pada prosodi emosional Identifikasi pada pasien dengan skizofrenia dihitung termasuk identifikasi ekspresi wajah, gender dan parameter-penyakit yang berhubungan sebagai prediktor.Model paling cocok yang dicapai dengan hanya menggunakan identifikasi ekspresi wajah sebagai prediktor (R=0,46, P