Latar Belakang 2
-
Upload
kiki-mustaf -
Category
Documents
-
view
768 -
download
2
Transcript of Latar Belakang 2
A. Latar Belakang
Rusia merupakan sebuah negara federasi yang membentang dengan luas
di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah seluas 17.075.400
km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua
kali wilayah Republik Rakyat Cina (Tiongkok; RRT), Kanada atau Amerika
Serikat. Penduduknya menduduki peringkat ketujuh terbanyak di dunia
setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Pakistan.
Negara ini dahulu pernah menjadi negara bagian terbesar Uni Soviet.
Rusia adalah ahli waris utama Uni Soviet; negara ini mewarisi 50% jumlah
penduduk, 2/3 luas wilayah, dan kurang lebih 50% aset-aset ekonomi dan
persenjataannya. Saat ini Rusia berusaha keras untuk meraih status
sebagai negara adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara penting,
tetapi statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Soviet dulu.1
Rusia memiliki perindustrian yang cukup maju yang merupakan warisan
dari masa pemerintahan Stalin. Industri yang dikenal antara lain industri
perlengkapan dan peralatan militer, misalnya industri pesawat tempur yang
menghasilkan MiG dan Sukhoi serta helikopter, pesawat terbang, tank,
rudal dan persenjataan ringan seperti senapan Kalashnikov. Selain itu ada
pula industri berat seperti industri baja, pertambangan mineral, batu bara
dan minyak bumi. Rusia juga memiliki industri pertanian yang digalakkan
Stalin dengan pertanian kolektifnya. Sekalipun merupakan negara industri
1 https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/rs.html
yang tergabung dalam G-8, Rusia masih berusaha mengatasi masalah
ekonominya agar mampu menjadi negara adikuasa kembali seperti ketika
masa Uni Soviet.
Akan tetapi rusia sempat mengalami resesi ekonomi pada akhir dekade
1990-an , dimana korupsi makin merebak dan organisasi kriminal makin
bermunculan, puluhan juta rakyat Rusia jatuh dalam kemiskinan bahkan
memasuki kondisi paling kritis.
Krisis ekonomi Rusia pun dikatakan sebagai krisis yang lebih buruk dari
depresi besar ( Great Depression ) yang pernah menimpa Amerika Serikat
pada periode 1929-1938. Kemerosotan ekonomi Rusia mencapai hingga
40 Persen, jauh lebih besar dari kemerosotan selama Depresi Besar
(malaise) pada tahun 1929 di AS, dengan kemerosotan Ekonomi sekitar 25
persen selama lima tahun.2
Jatuhnya Rusia pada akhir dekade 1990-an disebakan karena kesediaan
Rusia ,mengikuti konsesus Washington dan juga dikarenakan pada masa
pemerintahan terpilih Borits Yeltsin mencanangkan bahwa Rusia akan
menjalankan reformasi reformasi ekonomi menuju mekanisme pasar
secara radikal. Didalamnya termasuk program privatisasi atas aset-aset
dan perusahaan-perusahaan negara.
Lalu pada kemudian hari, seorang pakar Uni Soviet asal negara paman
Sam (Amerika Serikat) , Marshall I Goldman menyebut privatisasi itu
2 Saragih Simon, Bangkitnya Rusia peran Putin dan Eks KGB, Jakarta 2008, hal 3
sebagai “ Insider Buy Out”pembelian Aset-Aset negara oleh orang dalam di
Rusia dan Orang-Orang Luar yang turut berkolaborasi . Privatisasi di Rusia
juga dijuluki sebagai insider Privatization” atau “Oligarch Privatization”.
Setelah oktober 1991, diluncurkanlah program-program yang kemudian
dikenal dengan terapi kejut (shock theraphy), sesuai rekomendasi
IMF .padahal perubahan sistem ekonomi dari sistem terencana menuju
mekanisme pasar membutuhkan waktu lama dan bertahap . pola bertahap
inilah yang dipilih Cina dan beberapa negara di Eropa Timur , Eks Blok
Komunis.
Rusia memilih jalur cepat. Namun , yang terjadi adalah hasil reformasi
yang tak kunjung membuahkan hasil. Bahkan hal yang lebih buruk terjadi
yakni hancurnya sendi-sendi kelembagaan . Ekonomi Rusia memasuki
krisis, hingga kebangkrutan negara . sebagaimana, diungkapkan oleh
ekonom AS peraih hadih nobel Ekonomi 2001 Joseph E.Stiglitz di dalam
bukunya Globalistion and Its Discontent bahwa rusia adalah salah satu
korban IMF dengan alasan yang cukup signifikan yakni ; reformasi
ekonomi yang dilakukan Rusia serampangan dan tidak beraturan.3
Kebanyakan Karakteristik pemimpin dan Pembuat Kebijakan Rusia selalu
berfokus pada dua tujuan Fundamental : 1) keinginan Rusia untuk
meningkatkan pengaruhnya pada tatanan global dan, 2) untuk
mengembangkan pertumbuhan ekonominya.4
3 Ibid, hal 44 Oliker Olga, Keith Crane , Lowell H. Schwartz , Yusupov Catherine, Russian Foreign Policy : Sources and Implication , RAND , United States, 2009, Hal 83.
Setelah mengalami keterpurukan yang luar biasa pasca runtuhnya Uni
Soviet, kebangkitan Rusia sungguh mencengangkan dunia. Rusia pada
era Boris Yeltsin, mengalami kemunduran ekonomi akibat dominasi kaum
oligarki yang merampok kekayaan negara. Skandal ini diperparah dengan
indikasi keterlibatan AS, IMF, dan World Bank yang tetap memberikan
pinjaman meski mengetahui bahwa pinjaman ini jatuh ke tangan kaum
oligarki. Tidak hanya itu, orang-orang terdekat dan bahkan Yeltsin sendiri
ditenggarai turut terlibat dalam kemunduran Rusia. Kemunduran ini pada
akhirnya membawa implikasi yang sangat buruk bagi kehidupan penduduk
Rusia. Tentara Rusia bahkan pernah digaji dengan sayur-mayur karena
kekosongan kas negara.5
Semenjak Kepemimpinan Putin , Rusia mengalami Kemajuan di bidang
Ekonomi ,, dan hal dibuktikan dengan terdapatnya sebuah laporan yang
dikeluarkan oleh World Bank pada 8 Februari 2005 dengan judul “Russian
Federation Reducing Poverty Through Growth and Social Policy Reform ,
yang menyatakan tentang kesuksesan dalam menangani kemiskinan.
Pada harian Russia Today edisi 23 Januari 2007 , Presiden Putin
mengatakan, bahwa Rusia memperjuangkan dunia dengan multikutub dan
Negara-negara yang hidup saling berdampingan .dan maksud dari
perkataan ini, bahwa Rusia Bertujuan Melepaskan Kli-Klik Perang Dingin.
5 http://sylvietanaga.wordpress.com/2008/08/16/book-review-%E2%80%93-bangkitnya-rusia-peran-putin-dan-eks-kgb/rabu 20 januari 2010 , pkl 21:55
Putin Mengatakan keberadaan Rusia sebagai salah satu kekuatan bukan
dalam terminology kekuatan era perang dingin, dimana Rusia menjadi
kekuatan menakutkan . rusia membutuhkan sebuah dunia yang tidak
saling bermusuhan . Rusia membutuhkan multikutub untuk pemeliharaan
demokrasi , dan untuk terciptanya sistem Internasional.
Dikarenakan Rusia sedang tertimpa krisis ekonomi semenjak tahun 1990
dan kemudian disusul kembali dengan krisis perekonomian di tahun 1998,
maka tujuan utama Rusia dalam melakukan segala aktifitasnya adalah
membangun perekonomiannya guna memperbaiki tatanan sosial dan
perekonomian Rusia agar tercipta rusia yang jaya seperti halnya Uni Soviet
Negara ( rusia dahulunya ) yang pada era perang dingin pernah Berjaya.
Dan Guna mencapai Itu maka diperlukan sebuah metode , sistem, cara ,
ataupun wadah untuk mempermudah Rusia dalam melakukan aksinya
dalam rangka memperbaiki perekonomiannya , dan BRIC ( Brazil, Rusia ,
India , dan China ) adalah merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi
Rusia dikarenakan perkembangan yang pesat yang telah dialami Negara-
negara tersebut , dan BRIC ini sangat disambut baik oleh Putin dan hal ini
ditandai dengan putin menasionalisasi Yukon sebuah perusahaan minyak
terbesar di Rusia, menutup akses barat khususnya Amerika, dan membuka
peluang investasi untuk Negara-negara BRIC.6
6 http//www.indiadaily.com/editorial/01-04f-05.asp/Putin leads BRIC Alliance and play oil trump card/4 maret 2010 pukul 8:48 WIB
B. Perumusan Masalah
Rusia sebagai salah satu negara besar yang memiliki tingkat
perekonomian yang cukup dipertimbangkan dalam kancah dunia politik
Internasional , dan Rusia sebagai Negara yang sebelumnya pernah
mengalami kemunduran baik dalam segi ekonomi maupun politik, maka
Rusia merasa harus bangkit dari keterpurukannya, untuk mengembalikan
kejayaan Rusia yang merupakan negara Eks Uni Soviet.
Dan usulan dari Goldman mengenai BRIC melalui penelitiannya , yang
menyatakan :
1. Over the next 50 years, Brazil, Russia, India and China—the BRICs
economies—could become a much larger force in the world
economy. We map out GDP growth, income per capita and
currency movements in theBRICs economies until 2050.
2. The results are startling. If things go right, in less than 40 years, the
BRICs economies together could be larger than the G6 in US dollar
terms. By 2025 they could account for over half the size of the G6.
Of the current G6, only the US and Japan may be among the six
largest economies in US dollar terms in 2050.
3. The list of the world’s ten largest economies may look quite
different in 2050.The largest economies in the world (by
GDP)mayno longer be the richest (by income per capita), making
strategic choices for firms more complex.7
Dari statement ini Rusia langsung merespon Baik usulan yang diajukan
Jim O’Neil dari lembaga Goldman Sach , dan langsung melakukan
tindakan-tindakan yang cukup baik dan juga melakukan banyak kunjungan
dengan Negara-negara Seperti India dan Cina dan Barazil.8
Dan hal ini menggambarkan betapa seriusnya Rusia menggalang kekuatan
untuk Arah terbentuknya Blok ekonomi BRIC, maka terlihat jelas terdapat
peranan dan motif yang dilakukan Rusia terhadap Negara-negara BRIC ini,
dikarenakan sebenarnya konsep BIC( Brazil, India, China ) ini merupakan
formula yang lebih disarankan ketimbang BRIC dikarenakan sektor
perekonomian Rusia tidak menawarkan banyak kesempatan menarik untuk
para investor Asing , sebagaiman diucapakan oleh Ian Bremmer Presiden
Group Eurasia.9
7 Global EconomicsPaper No: 99, DreamingWith BRICs: The Path to 2050, 1 oktober 20038 http://news.yahoo.com/s/nm/20091207/nm/4454529 http//money.cnn.com/magazine/fortune/Fortune Archive/2006/02/20/8369169/index.htm
Maka , dalam hal ini terlihat jelas bahwa adanya peran dan kepentingan
Rusia terhadap tiga negara Brazil , India , China (BIC) , maka dalam skripsi
ini akan menggambarkan perumusan masalah mengenai :
Peran dan Kepentingan Rusia Terhadap BRIC (Brazil, Rusia, India,China)
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan Judul Skripsi mengenai “Peran dan Kepentingan Rusia
Terhadap BRIC ( Brazil, Rusia , India , China ) , maka tujuan penelitiannya
adalah untuk :
1. mengetahui latar belakang dan perkembangan dan tujuan BRIC
2. menggambarkan dinamika hubungan Rusia dengan BIC (Brazil,
India , Cina).
3. Menjelaskan peranan dan kepentingan Rusia terhadap BIC
4. Menjelaskan apakah langkah-langkah startegis yang diambil oleh
Rusia untuk meng-goal-kan kepentingannya.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian mengenai peran dan kepentingan Rusia terhadap Negara-negara
BRIC memiliki keterkaitan dengan sistem perekonomian baru yang dianut
oleh Rusia dalam penulisan ini penulis akan menyinggung sedikit tentang
sejarah perekonomian Rusia mengenai jatuh dan bangkitnya Rusia , dan
ambisinya dalam rangka mengembalikan citra dan nama baiknya di kancah
internasional melalui buku Bangkitnya Rusia Peran Putin dab Eks KGB
karya simon saragih.
Yang mana pada bab I dari buku ini menjelaskan tentang bagaimana
runtuhnya -perekonomian Rusia pada akhir dekade 1990-an dikarenakan
dampak dari resep-resep perekonomian yang diberikan oleh Amerika
serikat, dan kemudian pada Bab IV diceritakan tentang proses bangkitnya
Rusia dari keterpurukan Ekonomi pada masa putin dan berambisi untuk
mengembalikan citra Rusia sebagai negara yang memiliki peran penting
terhadap kancah politik dan ekonomi dunia.
Kemudian untuk penelitian ini akan menggunakan Article BRIC Kelompok
Penekan Tata Ekonomi Dunia Baru : karya Zaenal Abidin seorang penulis
dari ANTARA, News.com yang menyatakan di dalamnya bahwa gabungan
dari keempat negara besar itu pada tahun 2050, dalam prediksi ekonom
Bank goldman Sach investasi tersebut akan mampu mengalahkan ekonomi
negara-negara makmur saat ini yang tergabung dalam G-7 (AS, Inggris,
Perancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Jepang ). Dan bagaimana peran
Rusia dalam memotori pergerakan BRIC di kancah Internasional.
Dan kemudian Buku yang akan dipergunakan selanjutnya adalah Buku
“Russian innovation system in international comparison– the BRIC countries
in focus” karya Valtteri Kaartemo yang dipublikasikan oleh Electronic
Publications of Pan-European Institute pada tahun 2009 , dimana dalam
buku ini dijelaskan bagaimana dinamika hubungan Rusia dengan Negara-
negara BRIC dan bagaimana peranan dan kepentingannya,dan bagaimana
juga perkembangan Ekonomi negara-negara BRIC secara signifikan, dan
juga diterangkan kendala-kendala yang dihadapi rusia , sehingga dapat
dijadikan salah satu pedoman untuk penulisan penelitian ini.
Dan untuk pedoman utama dalam memberikan pengertian dan pemahaman
mengenai BRIC dan tujuannya , maka penulis akan berpedoman pada Buku
Penelitian BRICs and Beyond yang dipublikasikan pada tahun 2007 oleh
Goldman Sachs Global Economics Group, yang pada buku ini diterangkan
kelebihan-kelebihan Negara-Negara BRIC dan masalah Kancah
perpolitikan Global mereka, dan juga alasan-alasan yang reasonable
mengapa kerjasama BRIC nantinya dapat mengubah sistem tatanan
Ekonomi Global, dan dibahas juga di dalamnya seputar perpolitikan Rusia
terhadap Blok ekonomi BRIC.
E. Kerangka Teori
Untuk membantu analisa , maka kerangka pemikiran yang digunakan
adalah kerangka pemikiran tentang kebijakan Luar Negeri,Kepentingan
Nasional, dan Teori Peran Negara.
Dalam Hal ini, Kebijakan Luar Negeri menurut KJ.Holsti adalah ide-ide atau
tindakan yang dirancang oleh pembuat keputusan keputusan untuk
menghasilkan atau mendorong terjadinya perubahan kebijakan , sikap atau
tindakan suatu negara. Selain itu menurutnya kebijakan luar negeri adalah
kegiatan yang sarat maksud . meskipun beberapa kebijakan dibuat untuk
mengubah kondisi di luar negeri demi meraih kepentingan Negara pembuat
kebijakan , namun kebanyakan dibuat demi kepentingan dalam negeri.10
Holsti juga menyebutkan enam faktor utama yang sangat menentukan
kebijakan luar negeri dalam suatu negara, yaitu pertama, faktor pembuat
kebijakan dalam negeri . hal ini berkaitan dengan nilai-nilai , kepercayaan ,
personalitas dan kepentingan Politik dari mereka yang bertanggung jawab
dalam menentukan objek kebijakan yang harus didahulukan, serta
menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai objek
tersebut. Kedua ; adalah faktor internasional , yaitu struktur sistem
internasional , nilai-nilai yang dianut secara internasional seperti
menentukan nasib sendiri, kebebasan politik, situasi dan peristiwa diluar
negeri seperti runtuhnya suatu pemerintahan di negara lain atau terjadinya
perang. Menurut Holsti, kebijakan luar negeri dapat terpengaruh oleh
perkembangan di luar negeri karena kebijakan tersebut juga dianggap
10 K.J.Holsti International Politics : A Framework For Analysis , New Jersey: Prentice Hall International , 1992, hlm 269-271
sebagai tanggapan terhadap perkembangan tersebut. Ketiga, faktor
domestik . dan dalam hal ini terdapat dua jenis kebutuhan domestik, yang
pertama; kepentingan kelompok-kelompok tertentu di dalam negara seperti
kepentingan partai politik dan kepentingan Organisasi Ekonomi, dan yang
kedua berupa kebutuhan sosial ekonomi yang timbul karena adaan
geografi, demografi dan persediaan sumber daya alam negara yang
bersangkutan.ditambahkan oleh holsti bahwa, ketergantungan suatu
negara terhadap negara lain ditentukan oleh letak geografis , keadaan
alam, dan juga persediaan sumber-sumber kekayaan alam. Keempat
adalah faktor atribut dan prilaku nasional .dan hal ini dapat dilihat melaui
tingkat stabilitas negara, tipe pemerintahan , jumlah penduduk dan tingkat
kemajuan negara. Kelima, adalah faktor pendapat umum atau sikap-sikap,
nilai-nilai danpendapat masyarakat mengenai kebijakan luar negeri .
keenam, adalah faktor kepentingan, nilai-nilai dan mengenai tradisi
birikratis. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan dan prosedur birokratis
negara yang mempengaruhi seorang pembuat kebijakan dalam
merumuskan kebijakan negara pemerintah yang berkuasa sebagai aktor
pengambil kebijakan luar negeri. Dalam penelitian ini akan dilihat secara
khusus peran lembaga eksekutif , yaitu presiden dan Perdana Menteri serta
lembaga legislatif ( kremlin) sebagai bagian pemerintah yang juga berperan
dalam penetapan kebijakan luar negeri Rusia terhadap BRIC .selain itu juga
melibatkan kelompok internal seperti pengusaha dan warga Rusia.seperti
dikatakan Holsti bahwa dari faktor domestik terdapat dua jenis kebutuhan
domestik yang salah satunya kepentingan kelompok-kelompok tertentu di
dalam negara seperti kepentingan partai politik dan kepentingan organisasi
ekonomi. Faktor organisasi ekonomi diwakili oleh para kumpulan
Pengusaha yang dibawah pengawasan PM Vladmir Putin,dan kebutuhan
Warga serta tanggapan mereka juga juga termasuk dalam faktor public
opinion yang sangat berpengaruh dalam penentuan kebijakan Luar Negeri
Rusia terhadap BRIC.
Setiap negara, dalam hal ini Rusia dalam melakukan Hubungan, tindakan
dan Interaksi Internasional selalu rasional dan berdasarkan pada
kepentingan Nasional, dan menurut Morgenthau kepentingan nasional
adalah hasil kompromi dari kepentingan-kepentingan politik yang saling
bertentangan ; ini bukan suatu ideal yang dicapai secara abstrak dan
saintifik , tetapi merupakan hasil dari persaingan politik internal yang
berlangsung terus menerus . dan menurutnya pemerintahlah, melaui
lembaganya yang pada akhirnya paling bertanggung jawab dalam
mendefinisikan dan menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
diarahkan untuk mencapai kepentingan nasional.11 Dan terlebih lagi
morgenthau menenkankan bahwa dalam menjalankan kepentingan
nasioanalnya di negara lain dibutuhkan seorang diplomat yang prudence
( mengerti kepentingan bangsanya dan tidak menonjolkan kepentingan
pribadi..) dan dalam menjalankan kebijakan BRICnya Rusia sangat
merepresentasikan kepentingan masyarakat pada umumnya dan hal ini
terbukti sebagaimana ditulis dalam antara news.com pada september 2009
11 Mas’oed , Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional disiplin dan Metodelogi,jakarta 1994, hal 141
terdapat perdebatan yang cukup alot antara Medmedev dan anggota
Kremlin mengenai BRIC dalam hal kesepakatan Kebijakan Privatisasi dan
Investasi asing terhadap perusahaan domestik Rusia.
Dan Selanjutnya , Rusia Sebagai Negara Yang mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan di kancah dunia Politik Internasional, maka secara tidak
langsung ia mempunyai peranan yang penting, maka dalam hal ini penulis
akan mengambil teori peran negara , beberapa teori tentang peran negara
telah dibahas oleh para ekonom dan teori-teori tersebut jauh melewati
seluruh aneka warna politik (political spectrum). Berbagai upaya telah
dilakukan dalam rangka mengklasifikasikan teori-teori negara. Douglas C.
North (1979) berpendapat bahwa semua teori negara dapat dikategorikan
ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: 1) teori kontrak (a contract theory) dan 2)
teori negara pemangsa atau eksploitatif (a predatory or exploitation theory).
Teori kontraktarian negara melihat kondisi rasionalitas individu-individu
yang masuk ke dalam kontrak sosial bersama indivudu-individu lain yang
membentuk sebuah masyarakat komunal (communal society). Buchanan
(1994) mengamati bahwa dalam kesepakatan untuk diperintah (agreeing to
be governed), secara eksplisit atau implisit, pertukaran kebebasan
individual dengan yang lain yang sama-sama menyerahkan kebebasannya
dalam pertukaran untuk mendapatkan manfaat yang ditawarkan oleh
sebuah rejim dicirikan oleh keterbatasan perilaku (behavioural limits). Di lain
pihak, teori negara eksploitatif atau pemangsa senantiasa melihat peluang
memperoleh keuntungan dan memfokuskan pada pergulatan transfer-
transfer kekayaan yang dibuat serba mungkin oleh eksistensi kewenangan
yang terpusat. Negara pemangsa akan menetapkan seperangkat hak milik
yang memaksimalkan pendapatan kelompok di dalam kekuasaan tanpa
memperhatikan dampaknya pada kemakmuran masyarakat secara
keseluruhan.
Sehubungan dengan hal tersebut, menarik kiranya pernyataan Alt dan
Chrystal yaitu bahwa negara bisa mempunyai peranan protektif atau netral,
bisa produktif dan positif tapi bisa juga eksploitatif atau negatif bagi
ekonomi2. Dalam teori liberal klasik, negara netral merupakan negara
minimalis dengan fungsi yang terbatas pada ketertiban masyarakat,
pertahanan dan keamanan. Negara produktif adalah welfare state yang
menjalankan kebijakan publik sebagai upaya memperbaiki market failure.
Sedangkan negara eksploitatif merupakan bentuk negara yang justru
menciptakan kegagalan birokrasi karena pasar kemauan politik
bertentangan dengan pasar ekonomi yang sebenarnya.
Masih sejalan dengan pemikiran ini, Chang (1994) mengusulkan sebuah
klasifikasi tiga pihak (a tripartite of classification) dalam teori negara, yaitu:
1) the autonomous-state approach, 2) the interest group approach, dan 3)
the self-seeking bureaucrats approach. The autonomous-state approach
memandang negara sebagai kekuatan yang terpisah dan independen
dalam masyarakat. Kedua, the interest group approach memandang negara
hanya sebagai medium bagi kelompok-kelompok kepentingan ekonomi dan
pergerakan sosial yang memperebutkan porsi kebijakan publik dan alokasi
yang dihasilkan fiscal reward di antara yang lain. Ketiga, the self-seeking
bureaucrats approach secara langsung menyerang konsepsi ‘benevolent
state’ dari paradigma kegagalan pasar dengan asumsi bahwa pegawai-
pegawai pemerintah berperilaku dalam kerangka asumsi homo
economicus3. Dengan kata lain birokrat mencari pemenuhan kebutuhan
mereka sendiri secara maksimal daripada kesejahteraan sosial pada
umumnya.12
F. Asumsi
1. BRIC merupakan Kendaraan Politik Rusia dalam melaksanakan
ambisinya untuk kembali berpengaruh di pentas Politik Internasional
2. BRIC yang merupakan Anggotanya Terdiri Atas Brazil, Rusia ,Cina ,
dan India, yang kesemuanya adalah Negara-negara yang sedang
berkembang pesat dalam perekonomiannya, dan terutama cina dan
india yang memiliki historis perekonomian dengan Rusia sehingga
memiliki celah yang cukup besar untuk meraih kembali kejayaan
Rusia .
3. Rusia Sebagai salah satu negara besar yang merupakan Eks negara
Besar pasti ingin menunjukan pada dunia eksistensinya mengenai
perannya .
12 Faozan, Haris, Peran Negara dan Birokrasi dalam Ekonomi Politik Baru, Artikel, hal 2-3
4. Rusia sebagai negara tentulah mempunyai kepentingan terhadap
BIC,yang notabenenya Negara yang memiliki perkembangan
ekonomi yang cukup signifikan.
G.Model Analisis
Variabel Bebas
Faktor InternalLembaga Eksekutif ( Presiden dan PM)Lembaga Legislatif ( Kremlin) Variabel TerikatOpini Publik Kepentingan Nasional Peran dan kepentingan Rusia terhadap BRIC (Brazil, Rusia, India, and China)
Faktor EksternalKebijakan Negara-Negara BRIC terhadap RusiaKebutuhan Negara-Negara BRIC terhadap Peranan MembangunSikap Lembaga-lembaga Internasional (lembaga Eurasia)Sikap Amerika Serikat
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini bersifat kualitatif dan metode yang digunakan adalah
deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang mengolah data-data yang
tersedia dari studi kepustakaan dari data-data sekunder seperti dokumen,
buku, jurnal , surat kabar , majalah ,situs-situs internet , publikasi resmi,
serta hasil penelitian dan seminar.
I. Sistimatika Penulisan
Sistimatika penulisan penelitian dimulai dengan Bab I, yang merupakan bab
pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
penelitian, Tinjauan Pustaka, kerangka Teori, Asumsi, Model , Analisis,
Metode Penelitian, dan Sistimatika Penulisan.
Selanjutnya Pada Bab II akan dibahas mengenai Mengenai Definisi BRIC
dan Dimensi Ekonomi Politiknya. Pada bagian ini tentang paparan kondisi
Riil perkembangan hubungan Negara-negara BRIC.
Pada Bab III akan dibahas mengenai Faktor-faktor Kebijakan Politik Luar
Negeri Rusia yang terhadap BRIC yang bersumber dari kepentingan
Nasional Rusia terhadap BRIC, serta Peranannya dalam Blok Ekonomi
BRIC
Pada bagian Terakhir, Bab IV yang berisi kesimpulan , dan Rekomendasi
mengenai peran dan kepentingan Rusia terhadap Blok Ekonomi BRIC.