Latar Belakan1

6
A. Latar Belakang Perkembangan pembelajaran yang harus memperhatikan kebermaknaan bagi peserta didik. Siswa harus memiliki kemampuan berpikir logis, interaktif, kritis, kreatif dan inovatif. Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari, serta dapat mendeskripsikan gejala alam dan sosial. Keterampilan ini adalah keterampilan dasar yang termasuk ke dalam keterampilan generik sains (generic skills) yang perlu dikembangkan. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan pola- pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan generik juga merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan generik bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga fungsi mental yang bersifat kognitif. Kebiasaan siswa dalam belajar adalah sekedar membaca dan menghafal ketika akan ulangan. Akibatnya siswa kurang menguasai materi dan kurang terampil dalam mengaplikasikan konsep sains. Tentu saja berimbas pada keterampilan generik sains sebagai keterampilan dasar yang belum melekat dan berkembang dalam diri siswa. Pembelajaran konvensional seperti ceramah masih menjadi andalan, sehingga konsep materi yang dimiliki siswa sebatas hafalan yang tersimpan dalam memori jangka pendek.

description

Latar Belakan1

Transcript of Latar Belakan1

A. Latar BelakangPerkembangan pembelajaran yang harus memperhatikan kebermaknaan bagi peserta didik. Siswa harus memiliki kemampuan berpikir logis, interaktif, kritis, kreatif dan inovatif. Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mendeskripsikan gejala alam dan sosial. Keterampilan ini adalah keterampilan dasar yang termasuk ke dalam keterampilan generik sains (generic skills) yang perlu dikembangkan. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan generik juga merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan generik bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga fungsi mental yang bersifat kognitif. Kebiasaan siswa dalam belajar adalah sekedar membaca dan menghafal ketika akan ulangan. Akibatnya siswa kurang menguasai materi dan kurang terampil dalam mengaplikasikan konsep sains. Tentu saja berimbas pada keterampilan generik sains sebagai keterampilan dasar yang belum melekat dan berkembang dalam diri siswa. Pembelajaran konvensional seperti ceramah masih menjadi andalan, sehingga konsep materi yang dimiliki siswa sebatas hafalan yang tersimpan dalam memori jangka pendek.Pemahaman terhadap konsep-konsep kimia merupakan dasar untuk belajar kimia secara bermakna. Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik dalam kimia bukanlah suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap suatu konsep kimia dilakukan secara individual. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami konsep konsep kimia. Namun demikian peningkatan pemahaman konsep kimia perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalah tersebut,guru dituntut untuk profesional dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu mendesain pembelajaran kimia dengan metode, teori atau pendekatan yang mampu menjadikan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi objek belajar. Diantara konsep-konsep kimia materi pelajaran ilmu kimia di SMA, salah satu konsep yang dipelajari adalah reaksi redoks. Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang esensial secara umum. Isi materi yang terkandung di dalamnya merupakan aspek kimia yang sifatnya abstrak yang juga membutuhkan pemahaman konsep yang baik. Beranjak dari masalah tersebut, perlu adanya variasi dalam KBM yang mengarahkan siswa dalam mengembangkan kompetensi dan keterampilannya melalui pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Siswa harus dilatih berpikir tingkat tinggi sehingga mampu mengaplikasikan konsep materi dan mampu menyelesaikan permasalahan sains dalam kehidupan nyata sebagaimana prinsip pembelajaran kontekstual. Oleh karenanya, peneliti perlu mem-variasikan pembelajaran kimia dengan menerapkan pembelajaran Learning cycle 7E berbasis Brainstorming. Model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan pemahan konsep siswa pada materi kimia tentang Reaksi Redoks, tujuan dikolaborasikan dengan metode eksperimen adalah agar siswa dalam mengkaji ilmu kimia tidak hanya dalam teori saja namun juga bisa mengkajinya langsung dalam bentuk praktikum. Learning cycleadalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centere) yangmerupakanrangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupasehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif.Tahapan modelLearning Cycle7E adalah sebagai berikut :a. Elicit(mendatangkan pengetahuan awal siswa), yaitu fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh mudah yang diketahui siswa seperti kejadian sehari-hari secara umum memang terjadi.b. Engage(mempertunangkan), yaitu fase dimana siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tentang pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberikan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa.c. Explore(menyelidiki), yaitu fase yang membawa siswa untuk memperolehpengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya.d. Explain(menjelaskan), yaitu fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan konsep yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep dan definisi yang lebih formal.e. Elaborate(menerapkan), yaitu fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol-simbol, definisi-definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.f. Evaluate(menilai), yaitu fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilan untuk menilai tingkat pengetahuan dan kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya.g. Extend(memperluas), yaitu fase yang bertujuan untuk berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.Dari penjelasan diatas penulis merumuskan judul penelitian PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKSB. Rumusan Masalah1. Bagaimana penerapan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING terhadap keterampilan generik sains dan pemahaman konsep siswa pada materi Reaksi Redoks?2. Adakah perbedaan keterampilan generik sains dan pemahaman konsep siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING dengan siswa dikelas yang tidak menggunakan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING?3. Bagaimana respon siswa terhadap penyelenggaraan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING pada materi Reaksi Redoks?C. Tujuan1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING terhadap keterampilan generik sains dan pemahaman konsep siswa pada materi Reaksi Redoks2. Untuk mengetahui adanya perbedaan keterampilan generik sains dan pemahaman konsep siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN dengan siswa dikelas yang tidak menggunakan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penyelenggaraan model pembelajaran LEARNING CYCLE 7E DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING pada materi Reaksi Redoks