Lapsus Psikotik Amril

download Lapsus Psikotik Amril

of 17

description

laporan psikotik

Transcript of Lapsus Psikotik Amril

LAPORAN KASUS PSIKOTIKSkizofrenia Paranoid (F20.0)

I. IDENTITAS PASIENNama:Ny. AJenis Kelamin:PerempuanUmur:38 tahun ( 1-12-1976)Agama:IslamSuku Bangsa:MakassarStatus Pernikahan: MenikahPekerjaan:Ibu Rumah TanggaAlamat:MakassarMasuk RS Wahidin Sudirohusodo untuk pertama kalinya pada tanggal 23 September 2014, diantar oleh suami pasien. Ini merupakan pertama kalinya pasien masuk ke rumah sakit dengan gangguan jiwa.

II. RIWAYAT PSIKIATRIDiperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 13 September 2014 dari :Nama :Tn. ABPekerjaan: PNSPendidikan: S1Alamat:MakassarHubungan dengan pasien: SuamiA. Keluhan UtamaGelisah

B. Riwayat gangguan sekarang1. Keluhan dan GejalaPasien perempuan, usia 37 tahun MRS dengan keluhan gelisah. Bila pasien gelisah, pasien sulit untuk tidur dan seringkali berbicara sendiri. Gejala ini memberat sejak 1 minggu SMRS. Menurut keluarga, pasien juga kadang mengamuk. Bila pasien mengamuk, pasien menendang kursi dan memukuli suaminya. Pasien juga sering memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia mendengarkan bisikan-bisikan Tuhan. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.Menurut keluarga, perubahan tingkah aku pasien dialami sejak tahun 2010 setelah pasien melahirkan anak keempatnya. Pasien sering terlihat murung dan kadang berbicara sendiri. Pasien gelisah setelah suaminya memasukkan anak pertamanya ke pesantren di Bandung tanpa sepengetahuannya. Semenjak itu pasien merasa stress dan gejala memberat seperti sekarang.2. Hendaya atau disfungsi Hendaya sosial (+) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya penggunaan waktu senggang (+) 3. Faktor stress psikososialStressor tidak jelas4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya Trauma (-) Ineksi (-) Kejang (-) NAPZA : Narkotika(-) Alkohol(-) Psikotropika(-) Zat adiktif lainnya seperti rokok,dll (-)

C. Riwayat Gangguan SebelumnyaPasien kelihatan murung dan berbicara sendiri setelah melahirkan anak yang keempatnya.

D. Riwayat kehidupan pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)Pasien lahir di pada 1 Desember 1976 secara normal di RS dibantu oleh bidan,2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak lainnya. Tidak banyak informasi yang diperoleh saat itu.3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) dan menyelesaikan sampai selesai.4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien melanjutkan pendidikannya dan menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama (SMP) dan tingkat menengah atas (SMA). Pasien sempat berkuliah di jurusan pertanian Universitas Hasanuddin tapi tidak selesai.5. Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat PekerjaanPasien sehari-harinya hanya sebagai ibu rumah tangga.b. Riwayat PernikahanPasien telah menikah dan memiliki 4 orang anak.c. Riwayat Kehidupan Sosial Pasien sering bersosialisasi dengan baik pada tentangganya sebelum menderita gangguan jiwa.d. Riwayat Kehidupan SekarangPasien sekarang tinggal di Makassar bersama suami dan anak-anaknya.E. Riwayat kehidupan keluarga Pasien merupakan anak ke empat dari enamt bersaudara (,,,,,). Hubungan dengan keluarga baik. Ada riwayat penyakit serupa dalam keluarga (Alm. ayah pasien)F. Situasi SekarangPasien sekarang tinggal bersama suami dan anaknya.G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannyaPasien tidak mengakui bahwa dirinya sakit dan harus berobat.

III. AUTOANAMNESISAutoanamnesis pasien dilakukan pada tanggal 13 September 2014 di Pakis RSWS pukul 17.00 WITA.DM : Assalamualaikum bu, selamat sore. Perkenalkan saya Rahim dokter muda yang bertugas disini. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada ibu. Apakah boleh bu?P: Waalaikumsalam. Iye, boleh dok.DM: Namanya siapa bu?P: namaku Amanda. DM: Ibu masih ingat lahir tanggal berapa?P: Tanggal 1 Bulan 12 Tahun 1976 Masehi.DM: Ibu tinggal dimana dan dengan siapa?P: Di Makassar ji. Sama suamiku malaikat jibril. Dia jadi imam toh di malaikatnya.DM: Kalau boleh tau setiap harinya ibu berkerja sebagai apa?P: Saya? Rasul.DM: Bagaimana ibu bisa menjadi rasul?P: Allah ji yang ngomong langsung sama saya. Biodatanya minta disebarkan kemana-mana. Allah ji yang langsung datang begitu.DM: Datang bagaimana maksudnya bu?P: Datang ji terus mau ji dia tau perkembangannya tiap hari. Apakah adaji Allah dikepalanya setiap orang tiap harinya. Sampaikan saya. Allah kan mau dekat sama semua orang.DM: Sejak kapan Allah angkat ibu menjadi rasul?P: Tahun 2010.DM: Sedang melakukan apa ibu saat Allah datang sama ibu?P: Tidakji. Berdoa aja. Saya mengemis sama dia minta dikasihani. Tidak ada uangku saya, oh kodong saya orang termiskin sedunia. Terus dia jawab, saya orang terkaya sedunia. Maksudnya orang itu bukan saya tapi Allah.DM: Terus apakah doa ibu terkabul?P: Terus dia bilang sampaikan saja sama semua orang setiap harinya bahwa saya ada. Rata-rata orang mati itu kalau dia marah.DM: Kenapa bisa Allah marah ibu?P: Banyak orang berzinah dulu toh. Itumi yang dia basmi. Kali ini baru-baru dia bilang sama saya baru itu na basmi semua. Usiaku satu detik ji loh.DM: Usianya ibu cuma satu detik? Maksudnya?P: Usia hidup ku cuma satu detik. Suka begini ditembak ka dari jauh. Kepala.DM: Kalau begitu mengapa ibu masih hidup?P: Karena saking bagusnya dia (Allah) makanya saya bisa hidup juga. Saya ditembak mati persatu detiknya. Kemarin persaksiannya semua orang. Tawwa hebatnya satu detik ji umurnya.

DM: Siapa yang menembak ibu?P: Allah. Persatu detik. Kan dia juga usianya 1,2,3,4,5. Allah begitu mudanya. Jadi dia saingi ka. Dari angka 1,2,3. Sukaka dikasih begitu. Enak kalau tidak mati langsung tolol. Amanda kau bodoh. Tolol.DM: Mengapa ibu dibilang tolol oleh Allah?P: Tidak mau digertak. Mudah ketakutan kalau digertak.DM: Siapa yang tidak mau digertak?P: Saya digertak ka sama Allah. Dibilang tolol. Tolol.DM: Setiap kapan ibu mendengarkan suara Allah?P: Setiap detik, ini baru-baru tadi datang yang nabunuh orang berzinah. Paling na benci itu kalau ada orang bermaksiat. Na hantam masuk. Mati.DM: Sebelumnya apakah ibu asma pernah melihat semacam bayangan?P: Bayangan? Iya. Bayangannyami Allah. Hitam warnanya. Allah dalam bentuk zat. Kan pernah na bilang Nabi Muhammad zat toh. Zat gaib bersemayam.DM: Ibu Amanda tau sekarang sedang ada di mana?P: Di rumah sakit jiwanya wahidinDM: Siapa yang membawa ibu ke sini?P: Suami. Malaikat jibril suamiku.DM: Ada kejadian apa sebelumnya sehingga ibu di bawa kesini?P: Tidak ji sawa jiwa. Pernah ditantang sepupuku bukan Allah dia bilang. Bukan Allah yang datang. Dia paksaka minum obat-obatan jiwa. Gila mka disitu.DM: Apakah sebelumnya ibu juga sudah pernah dibawa ke rumah sakit?P: Tidak pernah.DM: Apakah hubungan ibu dengan keluarga yang lain baik-baik saja?P: Iya baik ji. Komplit ji. DM: Ibu, saya mau tanya sedikit hal lain ya. Ibu tau sekarang tanggal berapa?P: Tanggal bukan tanggal 13.DM: Bulan berapa?P: Bulan September, tahun 2014.DM: 100-7 berapa bu?P: emm 93.DM: Kalau 93-7?P: 93-7? Aduh tidak tauka menghitung saya paling kubenci berhitung.DM: Ibu, kita ingat ini 2 benda ya.P: Benda-benda? Allah saja sama saya sekalianDM: Bukan ibu. Bunga. Roti.P: Yang lain saya tidak boleh yang lain. Cuma ituji boleh. Allah. Satuji. Pokoknya Allah saja. Amin dia bilang. DM: Kalau panjang tangan ibu tau maksudnya apa?P: Panjang tangan? PencuriDM: Kalau artinya tong kosong nyaring bunyinya?P: Tidak ada otaknya itu.DM: Ibu kalau ulang kata yang saya bilang bunga, roti. Bisa?P: Nda boleh itu Allah. Amin. Tidak ada bunga. Tidak ada Roti.Tidak boleh seumpama. Selesai.DM: Kalau misalkan ibu menemukan uang dijalan, akan ibu apakan?P: Nda ji, kutanya ji uangnya siapa ini. Bukan milikku.DM: Oke bu, mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan. Terima kasih Bu. P: Iya, sama-sama dok.

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI Dilakukan pada tanggal 13 September 2014.1. Status InternusKeadaan umum: BaikTanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit Pernafasan : 16x/menit Suhu : 36,50CKonjungtiva: Anemis (-/-)Sklera: Ikterus (-/-)Jantung: Dalam batas normalParu: Dalam batas normalAbdomen: Dalam batas normalEkstremitas: Tidak tampak kelainan

2. Status NeurologisComposmentisGCS : 15 (E4M6V5)Rangsang Menings : Kaku Kuduk (-), Kernigs Sign (-/-)Nn. Cranialis : Pupil, bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm ODS RCL +/+, RCTL +/+Motorik : NormalRefleks Patologis : (-)

V. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum :1. Penampilan Tampak perempuan, berjilbab biru, baju biru lengan panjang, celana panjang, wajah sesuai umur, perawatan diri cukup.2. KesadaranBerubah3. Perilaku dan aktivitas psikomotorGelisah, sering mondar-mandir4. Verbalisasi Pasien menjawab pertanyaan dengan lancar, spontan, intonasi biasa

5. Sikap terhadap pemeriksaKooperatifB. Keadaan afektif, mood, empati :1. Mood : Sulit dinilai2. Afek: Tumpul3. Empati: Tidak dapat dirabarasakan4. Keserasian: Tidak serasiC. Fungsi Intelektual :1. Taraf pendidikan: Pengetahuan sesuai taraf pendidikan pasien2. Daya konsentrasi: Cukup3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) Waktu: Baik Tempat: Baik Orang: Baik4. Daya ingat Jangka panjang: Baik Jangka pendek: Baik Jangka segera: Baik5. Pikiran abstrak : Terganggu6. Kemampuan menolong diri sendiri : CukupD. Gangguan Persepsi Halusinasi: Halusinasi auditorik (+), pasien mendengar suara Tuhan, sejak 4 tahun yang lalu. Isi : menyuruh pasien menyebarkan tentang Tuhan. Frekuensi : sangat sering. Halusinasi visual (+), melihat bayangan Tuhan berwarna hitam. Kadang-kadang. Ilusi: Tidak ada Depersonalisasi: Tidak ada Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berpikir1. Arus pikir Produktivitas: Cukup Kontinuitas: Cukup Relevan, Kadang Asosiasi Longgar Hendaya bahasa: Tidak ada2. Isi pikiran Pre okupasi: Tidak ada Gangguan isi pikir:Waham Kebesaran(+) meyakini bahwa dirinya adalah Rasul.F. Pengendalian Impuls : TergangguG. Daya nilai : TergangguH. Tilikan (Insight) : Derajat 1I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien perempuan, usia 37 tahun MRS dengan keluhan gelisah. Bila pasien gelisah, pasien sulit untuk tidur dan seringkali berbicara sendiri. Gejala ini memberat sejak 1 minggu SMRS. Menurut keluarga, pasien juga kadang mengamuk. Bila pasien mengamuk, pasien menendang kursi dan memukuli suaminya. Pasien juga sering memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia mendengarkan bisikan-bisikan Tuhan. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.Menurut keluarga, perubahan tingkah aku pasien dialami sejak tahun 2010 setelah pasien melahirkan anak keempatnya. Pasien sering terilhat murung dan kadang berbicara sendiri. Sebelum masuk rumah sakit untuk pertama kalinya, pasien makin gelisah setelah suaminya memasukkan anak pertamanya ke pesantren di Bandung tanpa sepengetahuannya. Semenjak itu pasien merasa stress dan muncul gejala seperti sekarang.Pasien pertama kali dirawat di RSKD Dadi pada bulan juli selama 2 hari. Karena tidak teratur minum obat, pasien masuk lagi pada bulan Agustus di RSKD Dadi selama 1 minggu. Pengobatan terakhir yang didapatkan pasien di RSKD Dadi berupa Haloperidol 5 mg, Chlorpromazine 100 mg, dan Triheksipenidil 2 mg.Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah sesuai umur, perawatan diri cukup, memakai jilbab dan baju biru serta lengan panjang.. Kesadaran berubah, mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan. Gangguan persepsi didapatkan halusinasi auditorik yaitu pasien sering mendengar suara Tuhan serta halusinasi visual yaitu melihat bayangan Tuhan berwarna hitam tapi tidak menonjol. Pikiran abstrak terganggu, cukup relevan dan kadang asosiasi longgar, konsentrasi cukup, serta daya ingat baik. Terdapat gangguan isi pikir yaitu waham kebesaran dimana pasien merasa dirinya Rasul. Pengendalian impuls terganggu, daya nilai terganggu. Tilikan grade 1, Pasien bisa dipercaya.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL1. Aksis IBerdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan gejala klinis berupa perubahan pola tingkah laku yaitu gelisah. Pasien sulit tidur dan seringkali berbicara sendiri. Kadang pasien mengamuk dan menendang kursi serta memukul suaminya. Ganggun tersebut menjadi distress bagi keluarga pasien berupa perasaan tidak nyaman dan tidak tentram. Gejala klinis juga menyebabkan disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik dan visual, serta ditemukan waham sehingga pasien digolongkan kedalam gangguan psikotik.Berdasarkan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan dan pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non organik.Berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosis skizofrenia (F.20) ditandai dengan satu gejala yaitu halusinasi auditorik dan telah berlangsung selama lebih dari 1 bulan. Halusinasi auditorik yang menonjol pada pasien memenuhi kriteria untuk Skizofrenia Paranoid (F.20.0)2. Aksis IIPasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul sebelum mengalami gangguan sehingga tidak ada diagnosis.3. Aksis IIITidak ada diagnosis.4. Aksis IVStressor psikososial tidak jelas5. Aksis VGAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41

VIII. DAFTAR MASALAH1. Organobiologik: Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga terdapat ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan farmakoterapi.2. Psikologi: Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dan waham kebesaran sehingga pasien memerlukan psikiater.3. Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang pekerjaan sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

IX. PROGNOSISFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasienA. Faktor pendukung : Dukungan dari keluarga baik Tidak ditemukan kelainan organobiologikB. Faktor penghambat : Pasien tidak minum obat teratur Pasien merasa dirinya tidak sakitPrognosis : Dubia

X. DISKUSISkizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan berubah-ubah dan sangat mengganggu, sebuah kumpulan gejala psikopatologi yang melibatkan fungsi kognitif, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya. Gambaran manifestasinya tidak selalu sama pada tiap pasien dan pada setiap episode perjalanan penyakitnya, namun efek yang ditimbulkan gangguan ini selalu berat dan perlangsungannya dalam waktu lama. Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas , dan adanya efek yang tidak wajar dan tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik skizofrenia (F20) yaitu dengan memenuhi kriteria berikut: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelasa. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)c. Halusinasi Auditorikd. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak wajar Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa sajab. Arus pikiran yang terputusc. Perilaku katatonikd. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang menumpul. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurung waktu satu bulan atau lebih Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek perilaku pribadi.Pada pasien, temuan halusinasi yang didapatkan adalah berupa halusinasi auditorik. Pasien mengaku bahwa suara yang didengarnya adalah suara Tuhan. Selain itu, ditemukan pula waham kebesaran ditandai dengan pasien mengaku sebagai rasul. Gejala-gejala tersebut telah ada selama lebih dari satu bulan. Selain itu, pasien juga mengalami hendaya berat dalam menilai realitas dan berprilaku. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan mengalami Skizofrenia.Skizofrenia sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk seperti skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residual dan sebagainya.Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada umumnya, sebagai tambahan didapatkan: Halusinasi atau waham harus menonjol Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak menonjol.Pada pasien, ditemukan halusinasi auditorik sangat menonjol. Pasien mengaku setiap saat mendengarkan suara Tuhan yang sedang berbicara dengannya.Pada paisen gangguan psikotik, obat pilihan yang dapat diberikan adalah obat antipsikotik. Obat ini umunya diberikan pada pasien dengan sindrom psikosis (hendaya berat dalam menilai realitas, fungsi-fungsi mental, dan perilaku sehari-hari). Obat anti psikosis dibagi dalam dua golongan besar yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal. Keduanya memiliki mekanisme kerja menghabat reseptor dopamin (reseptor D2) hanya saja pada obat atipikal juga berafinitas terhadap reseptor serotonin. Obat tipikal lebih sering digunakan (first choice) dalam mengobati gejala psikotik karena harga yang lebih murah.Obat psikotik tipikal terbagi dalam 3 golongan yaitu :GolonganContoh Obat (Merk Dagang)

1 Phenothiazine Rantai Alipfatik

Rantai Piperazine

Rantai PiperidineChlorpromazine (Largactil)Levomepromazine (Nozinan)Perphenazine (Trilafon)Trifluoperazine (Stelazine)Thioridazine (Melleril)

2 ButyrophenoneHaloperidol (Haldol, Serenace, dll)

3 Diphenyl butylpiperidinePimozide (Orap)

Pemilihan jenis obat antipsikosis mempertimbangkan bgejala psikosi yang dominan serta efek samping dari obat. Pada pasien, gejala yang dominan adalah halusinasi dan wahamnya, sehingga obat yang dipertimbangkan untuk diberikan sebagai antipsikostik adalah haloperidol dengan dosis 5-15 mg per hari.

XI. RENCANA TERAPI1. Psikofarmakoterapi: Haloperidol 5 mg 3x12. Psikoterapi suportif: VentilasiMemberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega

KonselingMemberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.3. Sosioterapi :Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien.

XII. FOLLOW UPMemantau keadaan dan perkembangan pasien dan menilai efektivitas dari pengobatan serta kemungkinan terjadinya efek samping dari farmakoterapi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA1. Maslim R. Buku Saku: Diagnosis Gangguam Jiwa-Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001. p.46-522. Maslim R. Panduan Praktis : Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta:PT Nuh Jaya; 2007. p.14-21.